Anda di halaman 1dari 24

ANALISIS GAS BUANG

MOTOR BENSIN
GAS BUANG
 Gas buang dan gas bekas kadang-kadang terbaur istilahnya.
 Gas bekas umumnya terdiri dari gas tidak beracun.
 Gas tidak beracun : dan
 Gas beracun : , dan
GAS BUANG
 Atmosfer bumi atau udara terdiri dari dua gas utama yaitu sekitar 21% dan
sekitar 78%, serta sisanya 1% terdiri dari bermacam-macam unsur gas
diantaranya adalah .
 Disamping , masih banyak gas/zat yang dihasilkan manusia seperti Carbon
Monoksida (CO), Hidro karbon (HC), Nitrogen Oksida (NOx), dan Sulfur dioksida
(SOx)
 Sedangkan zat yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor (mobil) dapat dibagi
menjadi 3 macam, yaitu : CO, HC, Nox. Gas ini sangat mengganggu pernafasan,
dan berbahaya terhadap manusia, binatang, dan tanaman.
 Ada 3 sumber CO, HC, dan Nox, yaitu : gas buang dan uap bahan bakar
A. Karbon Monoksida (CO : Carbon Monoxide)
 Substansi CO merupakan gabungan karbon dan oksigen, dimana
gabungan tersebut tidak mencukupi untuk membentuk CO2
(Karbon dioksida)
 CO dihasilkan manakala terjadi pembakaran yang tidak sempurna
yang diakibatkan oleh kurangnya Oksigen pada proses pembakaran
dalam motor (campuran gemuk)
 Emisi CO tidak beraroma dan tidak berwarna, namun sangat
beracun
 Enisi CO diukur dalam satuan % volume
Gas Carbon Monoksida
 Gas CO dihasilkan pada pembakaran awal (campuran gemuk).
Walaupun secara teori tidak terdapat CO pada campuran kurus
tetapi pada kenyataannya CO juga terbentuk pada pembakaran
campuran kurus dikarenakan tidak meratanya campuran bahan
bakar yang terdistribusi.
 Konsentrasi (perbandingan volumetrik) dari CO dalam gas buang
pada umumnya ditentukan oleh perbandingan udara dan bahan
bakar. Dibawah ini ditunjukkan perubahan konsentrasi dengan
perubahan perbandingan udara
Gas Carbon Monoksida
 Rata-rata emisi CO pada motor
4 tak dalam kondisi normal :

 Engine dengan Karburator :


1,5 – 3,5%
 Engine dengan sistem EFI :
0,5 – 1,5%
 Engine sistem EFI dengan
Catalic Converter : 0,0 – 0,2%
Analisis CO dalam motor bensin
 Pada umumnya emisi CO yang berebihan diakibatkan oleh beberapa hal :
1) Putaran Idle terlalu rendah
2) Sistem Choke rusak/menutup terus
3) Air jet karburator tersumbat
4) Saringan udara kotor
5) Penyetelan campuran terlalu kaya
6) Kerusakan Karburator (posisi pelampung terlalu tinggi)
7) Penyetelan celah katup tidak tepat
8) Tekanan bahan bakar terlalu tinggi
9) Injektor tidak menutup dengan sempurna
Pengaruh pada motor jika CO berlebihan
 Pembentukan deposit karbon yang berlebihan pada katup,
ruang bakar, kepala piston, dan busi
 Deposit yang ditimbulkan tersebut mengakibatkan
terjadinya (self igniton /dieseling)
 Emisi CO berlebihan banyak disebabkan udara campuran
udara dan bahan yang akan masuk kedalam silinder
B. Hidrokarbon (HC : Hydrocarbon)
 Hidrokarbon adalah bahan bakar mentah yang tidak terbakar selama
proses pembakaran di ruang bakar.
 Hidrokarbon berasal dari :
1) Bahan bakar mentah yang tersisa dekat dengan dinding silinder
setalah terjadinya pembakaran dan dikeluarkan saat langkah buang.
2) Gas yang tidak terbakar dalam ruang bakar setelah terjadi
pengapian yang gagal (Misfiring), saat engine ber akselerasi
ataupun deselerasi
Gas Hydrocarbon
 Bila uap bensin dipanaskan pada temperatur tinggi, akan terjadi oksidasi.,
akibatnya adalah pembakaran yang tidak sempurna bahkan ada bagian
bensin yang tidak terbakar ini keluar dari ruang bakar berupa gas HC :
1) Bensin yang tidak terbakar karena Overlap katup
2) Gas sisa didinding silinder dan terbuang pada saat langkah buang
3) Gas yang tidak terbakar yang tertinggal dibelakang ruang bakar setelah
misfiring ketika jalan menurun atau saat engine brake
4) Gas yang tidak terbakar akibat pembakaran terlalu singkat atau
campuran terlalu gemuk
Gas Hydrocarbon
 Emisi HC beraroma bensin dan terasa perih di mata serta
menyebabkan iritasi mata, hidung, paru-paru dan saluran
pernapasan (mengganggu kesehatan)
 Emiis HC berlebihan juga mengakibatkan fenomena
Photochemical smog/kabut
 Karena HC merupakan sebagian bensin yang tidak terbakar,
makin tinggi emisi HC berarti tenaga motor makin
berkurang dan konsumsi bahan bakar semakin meningkat
Penurunan kadar emisi HC dapat dilakukan dengan cara :

1) Bentuk ruang bakar semakin sempurna sehingga pembakaran


lebih baik
2) Pengapian harus bagus dan tepat waktu
3) Penempatan catalitic converter pada saluran gas buang
Analisis emisi HC dalam Motor

 Emisi HC dapat diukur dalam satuan ppm (part per million)


 Hubungan antara persentase campuran dengan ppm HC, sebagai
berikut :
1) Jika 0,1% campuran tidak terbakar, menghasilkan 20 ppm HC
2) Jika 1% campuran tidak terbakar, menghasilkan 200 ppm
3) Jika 10% campuran tidak terbakar, menghasilkan 2.000 ppm
4) Jika 100% campuran tidak terbakar, menghasilkan 20.000 ppm
Gas Hydrocarbon

 Rata-rata emisi HC pada motor 4 tak


dalam kondisi normal :

 Motor karburator :
200 – 400 ppm
 Motor dengan sistem EFI :
50 – 200 ppm
 Motor EFI dengan Catalitic Converter
0 – 5 ppm
Sebab-sebab tingginya emisi HC :
1) Kerusakan pada sistem pengapian (koil, distributor, kabel
tegangan tinggi)
2) Celah busi tidak tepat atau elektroda busi rusak
3) Saat pengapian terlalu advance/maju/awal
4) Penyetelan celah katup tidak tepat
5) Ring piston aus
6) Seat katup bocor
Nitrogen Oksida (Nox : Nitrogen Oxide)
 Nitrogen okside tejadi karena reaksi molekul nitrogen dengan oksigen pada
temperatur tinggi (). Dengan demikian Nox terbentuk pada saat terjadi
pembakaran sempurna, karena menghasilka suhu tinggi.
 Bila temperatur tidak naik sampai diatas , kemudia nitrogen dan oksigen
dibuang tanpa bergabung membentuk Nox
 Dengan demikian faktor yang mempengaruhi terjadinya NOx adalah
suhu/temperatur yang tinggi, serta perbandingan bahan bakar dan udara.
 Jalan terbaik mengurangi Nox adalan dengan mengurangi capaian suhu
(dibawah ), atau dengan memperpendek dalam mencapai suhu tinggi
 Konsentrasi Nox dihasilkan maksimal pada campuran 16:1, sehingga
perbandingan diatas atau dibawah akan menghasilkan Nox yang lebih rendah.
Nitrogen Oksida
 Rata-rata emisi Nox pada motor
dalam kondisi normal :
 Engine dengan Karburator :
2.000 – 3.000 ppm
 Engine dengan EFI :
1.500 – 2.500 ppm
 Engine EFI dengan catalitic
converter :
0 – 1.000 ppm
Karbon Dioksida (CO2: Carbon Dioxide)
 Gas CO2 sangat berguna bagi tumbuhan pada proses asimilasi,
dimana substansi CO2 berubah menjadi O2 setelah proses
asimilasi.
 CO2 bersifat menyerap panas sehingga apabila berlebihan
akan meningkatkan suhu yang ada di permukaan bumi
CO2

 Semakin tinggi substansi CO2 dalam gas buang


mengidentifikasikan bahwa semakin tinggi pembakaran dalam
motor
 Sebaliknya semakin rendah kadar CO2 dalam gas buang
menandakan bahwa efisiensi pembakaran tidak bagus dan
berarti kinerja mesin tidak bagus, akibat lainnya kadar CO dan
HC meningkat dan konsumsi bahan bakar akan meningkat
 Kadar CO2 diukur dengan satuan % volume
CO2
 Rata-rata kadar CO2 pada motor 4 tak dalam kondisi normal :

 Motor dengan karburator : 12 – 15 % vol


 Motor dengan EFI : 12 – 16% vol
 Motor EFI dengan katalitic converter : 12 – 17% vol
Oksigen (O2 : Oxigen)
 Oksigen yang berada dalam gas buang merupakan sisa
oksigen yang tidak ikut terbakar selama proses pembakaran
akibat dari proses pembakaran yang tidak sempurna
 se,makin tinggi kadar O2 dalam gas buang
mengidentifikasikan bahwa pembakaran miskin (lean
combustion) dan sebaliknya
CO2
 Pipa knalpot yang bocor juga mempengaruhi komposisi O2
dalam yang terukur.
 Kadar O2 yang berlebihan dalam satuan % Volume.
 Kadar O2 yang berlebihan dalam ruang gas buang
mengidentifikasikan bahwa pembakaran terjadi dalam kondisi
campuran miskin, berarti hanya sebagian kecil oksigen yang
terbakar dan sebagian kecil pula bahan bakar yang terbakar.
Keadaan seperti ini menyebabkan rendahnya kadar CO2 dalam
gas buang
CO2
 Rata-rata kadar O2 pada motor 4 tak dalam kondisi normal :

 Motor dengan karburator : 0,5 – 4% vol


 Motor dengan EFI : 0,5 – 2% vol
 Mootr EFI dengan catalitic converter : 0% vol
Kesimpulan :
 Urutan pembacaan hasil pengukuran FOUR GAS ANALYZER :
1. CO2 :Informasi efisiensi motor
2. Λ (Lamda) : Rich or Lean
3. CO : Informasi Mixture
4. HC : Informasi Burning
5. O2 : Informasi lean Mixture, kebocoran knalpot

Anda mungkin juga menyukai