Pengendali K3L - Uid (Avatar) : 23 OKTOBER 2020
Pengendali K3L - Uid (Avatar) : 23 OKTOBER 2020
JUMLAH
KORBAN
KECELAKAAN
KERJA
www.pln.co.id
02|
Angka Kecelakaan Kerja UID Jabar 2015 sd. 2020
TAHUN Luka Luka Meninggal Total Data Korban Keterangan
Berat Ringan
2015 1 0 1 2 Petugas Yantek & Petugas Har APD Tidak ada SOP dan APD
2016 2 0 1 3 Petugas Har APD & Siswa OJT Tidak ada Pengawas, APD
2020 2 0 2 4 Petugas Yantek 3, Petugas Jaskon 1 Anomali Alat, SOP tdk dilaksnakan, APD tdk
dipakai, Pemasangan material tdk lengkap
www.pln.co.id 04|
www.pln.co.id |
Quick Wins Zero Accident
QUICK WINS ZERO ACCIDENT PLN PUSAT
1 2 3 4 5
Pembentukan Penyusunan Revisi Perdir 0219 Penyusunan Pemantauan
Panitia Pembina Edaran Direksi “Penyerahan Metode Progress
Keselamatan Penerapan Sebagian Pemberian Quick Wins
dan Kesehatan Sanksi Pelaksanaan Sanksi Disiplin Zero Accident
Kerja (P2K3) Kecelakaan Kerja Pekerjaan Kepada Pegawai Unit
Kantor Pusat pada Penyedia Perusahaan Lain di terhadap
Barang dan Jasa Lingkungan PT PLN
pelanggaran K3
(Persero)” dengan
menambahkan
ON Klausul K3 dan SLA ON ON
DONE PROGRESS ON PROGRESS PROGRESS PROGRESS
QUICK WINS ZERO ACCIDENT UNIT (Seluruh Unit Telah Menetapkan Program Zero Accident)
1 2 3 4 5 6 7
Melakukan Risk Melakukan Mapping Menerapkan Standarisasi Peningkatan Pengawasan
Assessment Assessment jumlah pekerja sanksi SOP antara Pengawasan dengan sistem
pada tiap jenis K3 Kontraktor dan kecelakaan PLN dan Mitra Kerja pelaporan
pekerjaan kompetensi kerja pada Mitra kerja bahaya dan
Mitra Kerja kerja risiko (Aplikasi
Korporat
Inspekta)
www.pln.co.id 06 |
Prosedur K3 (HIRARC, JSA, WP, DP3, SOP)
Potensi Bahaya, Nearmiss, SWA, CMC, Walk Down, Edukasi Mitra Kerja
Pengawas yang berkompetens dan berintegritas tinggi
www.pln.co.id |
K3 MASIH DIPANDANG DENGAN SEBELAH MATA
Melihat dengan satu
mata, membuat orang
mudah menilai hanya
dari permukaan saja,
hanya melihat dari layer
pertama saja, sementara
ada banyak lapis layer
lagi dibawahnya yang
ditutupi untuk
menampilkan sebuah
“figur” sebuah
“kejadian” yang bisa
menipu mata kita sebagai
pemirsa
www.pln.co.id |
DAMPAK APABILA
TERJADI
KECELAKAAN
KERJA
Listrik untuk Kehidupan yang Lebih Baik
Akibat Kecelakaan Kerja
5 jenis kerugian, yaitu: Kerusakan, kekacauan organisasi, keluhan dan kesedihan,
kelalaian dan cacat, dan kematian BPJS :
Heinrich (1959) dalam ILO (1989:11) • Kerugian Finansial yang a) Penggantian biaya pengangkutan c) Santunan Kecacatan
menyusun daftar kerugian akibat peserta yang mengalami kecelakaan • Cacat Sebagian Anatomis
kecelakaan sebagai berikut: harus dikeluarkan : kerja/penyakit akibat kerja, ke rumah sebesar = % sesuai tabel x
1. Kerugian akibat hilangnya waktu karyawan - Kerusakan Asset sakit dan/atau kerumahnya, termasuk 80 x upah sebulan.
biaya pertolongan pertama pada
yang luka, - Berhentinya Produksi kWh • Cacat Sebagian Fungsi = %
kecelakaan;.
2. Kerugian akibat hilangnya waktu karyawan - Penggantian Peralatan yang • Angkutan darat/sungai/danau diganti
berkurangnya fungsi x %
lain yang terhenti bekerja karena rasa ingin rusak maksimal Rp1.000.000,- (satu juta sesuai tabel x 80 x upah
tahu, rasa simpati, membantu menolong rupiah). sebulan.
- Material darurat & Pembersihan • Cacat Total Tetap = 70% x
karyawan yang terluka, • Angkutan laut diganti maksimal
3. Kerugian akibat hilangnya waktu bagi para Lokasi Rp1.500.000 (satu setengah juta 80 x upah sebulan.
mandor, penyelia atau para pimpinan lainnya - Biaya Investigasi rupiah).
- Prosedur dan Biaya Hukum • Angkutan udara diganti maksimal d) Santunan kematian dan
karena membantu karyawan yang terluka,
menyelidiki penyebab kecelakaan, mengatur - Denda-denda, kewajiban masa Rp2.500.000 (dua setengah juta biaya pemakaman
agar proses produksi ditempat karyawan rupiah). • Santunan Kematian
depan. sebesar = 60 % x 80 x upah
yang terluka tetap dapat dilanjutkan oleh - moral dan motivasi pekerja dan
karyawan lainnya dengan memilih dan b) Sementara Tidak Mampu Bekerja sebulan, sekurang
melatih ataupun menerima karyawan baru. karyawan baru. (STMB), dengan perincian kurangnya sebesar Jaminan
4. Kerugian akibat pelaksanaan sistem - Kehilangan reputasi, Citra dan penggantian, sebagai berikut: Kematian.
kesejahteraan dan maslahat bagi karyawan, peluang bisnis • 6 (enam) bulan pertama diberikan • Biaya Pemakaman
5. Kerugian akibat keharusan untuk sebesar 100% dari upah. Rp3.000.000,-.
meneruskan pembayaran upah penuh bagi • 6 (enam) bulan kedua diberikan • Santunan berkala selama
karyawan yang dulu terluka setelah mereka Pengurangan nilai kinerja 2,5 sebesar 75% dari upah. 24 bulan yang dapat
• 6 (enam) bulan ketiga dan dibayar sekaligus= 24 x
kembali bekerja, walaupun mereka (mungkin point sehingga UID Jabar
belum penuh sepenuhnya) hanya seterusnya diberikan sebesar 50% Rp200.000,- =
menghasilkan separuh dari kemampuan
masuk ke K2 Pada Semester 2 dari upah. Rp4.800.000,-.
normal tahun 2019
www.pln.co.id |
FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN
KERJA DAN POTENSI BAHAYA
PEKERJAAN BIDANG DISTRIBUSI
www.pln.co.id |
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN & POTENSI
BAHAYA
JENIS POTENSI BAHAYA YG SERING
Faktor Pribadi Faktor Kerja JADI PENYEBAB KECELAKAAN
o Kurang Pengetahuan o Pengawasan
KERJA DI PLN
a. Struck Against : menabrak/bentur benda diam/ bergerak
o Kurang keahlian o Pengadaan (Purchasing) b. Struck By : terpukul /tabrak oleh benda bergerak
o Kurang Peralatan
c. Fall to : jatuh dari tempat
yang lebih tiggi
d. Fall on : jatuh di tempat yang datar
e. Caught in : tusuk, jeot, cubit benda runcing
Perilaku Tidak Aman Kondisi Tidak Aman f.
g.
Caught on : terjepit, tangkap, jebak diantara obyek besar
Caught between : terpotong, hancur, remuk
o Alat pengaman tidak difungsikan o APD kurang, tidak layak
o Pakai alat rusak
h. Contact with : listrik, kimia,
o Peralatan Rusak
o Pakai APD tidak layak o Sistem peringatan kurang
radiasi, panas, dingin
i. Overstress : terlalu berat, cepat, tinggi, besar
o Terlalu Percaya Diri o Lingkungan tidak aman
o Gagal mengikuti Prosedur
j. Equipment failure :
kegagalan mesin, peralatan
k. Environmental Release : terlepas pada lingkungan
www.pln.co.id |
POTENSI BAHAYA MAL FUNCTION
HEAD BOOM ……!!!!!!
www.pln.co.id |
POTENSI BAHAYA KARENA ANOMALI
ALAT
www.pln.co.id |
POTENSI BAHAYA KARENA MATERIAL TDK
LENGKAP
b) memastikan kebijakan K3 dan tujuan K3 yang terkait ditetapkan dan kompatibel dengan arah
strategis organisasi;
www.pln.co.id |
Kepemimpinan dan komitmen (2)
www.pln.co.id |
HIRARKI PENGENDALIAN BAHAYA
www.pln.co.id |
PRINSIP DASAR SAFETY DI ORGANISASI
Safety buat diri sendiri (Self Assessment)
Selalu bekerja aman dan lingkungan yang sehat
Selalu waspada dan tidak kompromi akan BAHAYA
Safety buat orang lain (Fungsi Pengawasan)
Mencegah orang lain dalam keadaan berbahaya
Selalu mengingatkan ‘Keselamatan Bekerja’ antar sesama
Mengkomunikasikan keadaan Bahaya dan menghilangkannya
Safety buat Perusahaan & Lingkungan
Melaporkan setiap ada potensi bahaya, kerugian dan keadaan NYARIS terjadinya
kecelakaan
www.pln.co.id |
5 Elemen Pembentuk Budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang Kuat
1. Budaya untuk Mencari Informasi (Informed Culture)
Tetap mendapatkan informasi dapat membantu organisasi untuk mencegah ketidakwaspadaan dalam ketiadaan kecelakaan kerja.
Organisasi dengan budaya K3 yang kuat selalu waspada dan percaya bahwa kondisi yang aman dapat bermasalah.Jika orang-orang tidak
melihat apapun yang bermasalah.
2. Budaya Melaporkan (Reporting Culture)
Organisasi dalam industri yang beresiko tinggi sedang meningkatkan kepemahaman mereka tentang keselamatan kerja
melalui laporan dan investigasi kecelakaan. Keengganan untuk menyelidiki dan berdiskusi tentang kecelakaan dapat
mengakibatkan kehilangan peluang untuk mencegah bencana di masa depan dan dapat diterjemahkan sebagai tanda bahwa
produksi dihargai lebih daripada keselamatan kerja.
3. Budaya Belajar (Learning Culture)
Budaya belajar adalah sebuah perpanjangan alami dari budaya pelaporan karena sebuah laporan
tidak akan bisa efektif kecuali apabila organisasi belajar dari pelaporan yang karyawan buat.
www.pln.co.id |
Prinsip Menegur Dalam Inspeksi Safety
1. Sapa namanya terlebih dahulu
Nama adalah lagu terindah bagi setiap orang. Dengan menyapa namanya, berarti ada niat dari kita untuk mengetahui lebih jauh dirinya
2. Hindari Menyalahkan
Kita adalah professional K3 bukan seorang polisi ataupun hakim yang akan memvonis orang yang bersalah. Tugas kita dalah menumbuhkan
kesadaran akan pentingnya K3 bagi mereka.Dengan Menyalahkan orang lain, orang tersebut akan akan mengalami penurunan motivasi. Oleh
karena itu, sebisa mungkin kita mengendalikan emosi yang muncul ketika menegur.
3. Berikan pertanyaan yang tepat
Kadang kita menegur dengan alasan yang benar, tapi alasan yang benar ternyata tidak cukup untuk menimbulkan kesadaran. Berikanlah mereka
pertanyaan terbuka tentang risiko yang bisa terjadi akibat perilaku yang mereka lakukan. Biarkan mereka menyimpulkan sendiri sehingga
mereka bisa lebih menemukan alasan logis dari mereka sendiri untuk mereka berlaku aman.
4. Berikan fakta.
Bawalah data berupa grafik, tabel, gambar, cerita atau bahkan video yang menunjukkan kecelakaan yang bisa terjadi akibat tindakan tidak
aman yang mereka lakukan. Hal ini akan memberikan mereka gambaran yang lebih jelas mengenai risiko tindakan mereka dan cara untuk
mengendalikan risiko tersebut.
5. Ingatkan tentang keluarga mereka
Setiap pekerja pasti mencintai keluarga mereka. Mereka pasti ingin kembali ke rumah untuk bertemu orang yang mereka cintai. Ingatkanlah
mereka bahwa ada orang-orang yang selalu menunggu mereka pulang dari tempat kerja. Orang-orang itu mencintai dia dan berharap ia dapat
pulang dengan selamat. Prinsip ini bisa kita pakai jika pekerja tersebut tetap keras kepala dan tidak mau menerima nasihat kita. Coba saja
bilang kepada pekerja tersebut “Berapa nomor hp istri atau anak Anda? Saya ingin mencatat sehingga apabila Anda kecelakaaan, saya tidak
kesulitan lagi menghubungi keluarga Anda”
www.pln.co.id |
Kenapa Perlu menerapkan SMK3 / ISO 45001 ?
www.pln.co.id |
TAHAP
PELAKSANAAN PEKERJAAN
BERDASARKAN ASPEK K3
Listrik untuk Kehidupan yang Lebih Baik
Bagaimana Tahap Pelaksanaan Pekerjaan yang
berdasarkan Aspek K3 ?
www.pln.co.id |
Apa yg dilakukan pada saat Safety breafing
www.pln.co.id |
HIRARC & JSA
JSA
suatu dokumen yang memberikan pedoman dalam “Documen JSA tidak akan membuat KITA selamat dari kecelakaan kerja tapi
mengidentifikasi secara jelas bahaya-bahaya dan pelaksanaan dan pengawasan selama proses pekerjaan tersebut yang
insiden potensial berkaitan dengan setiap langkah menentukan KITA selamat.”
tugas/pekerjaan, dan mengembangkan solusi untuk
menghilangkan, mengurangi dan mengontrol
bahaya/risiko dan insiden
- JSA yang dinilai adalah langkah langkah setiap
pekerjaan yang akan dilakukan dari mulai sampai
selesai.
- Langkah tersebut digunakan untuk pengendalian
yang sifatnya ke personal yang melakukan
Pekerjaan.
- Karena pengendalian lebih ke personalnya maka
rata rata JSA fokusnya pada pengendalian bahaya
lebih ke APD dan alat keselamatan.
- Titik permasalahan atau fokus pada JSA adalah
untuk mengurangi dampak dari Unsafe Act.
“Keefektifan dari sebuah JSA adalah pada
penentuan dari langkah kerja tersebut JIKA kita
salah dalam menentukan atau ada yang kurang
dalam membuat langkah kerja maka akan
beresiko terhadap kegagalan JSA ketika
diterapkan dilapangan”.
www.pln.co.id |
HIRARC / IBPPR
merupakan proses mengidentifikasi bahaya yang dapat terjadi dalam aktifitas rutin ataupun non rutin dalam
perusahaan, untuk selanjutnya dilakukan penilaian risiko dari bahaya tersebut.
Akibat Penjelasan
Peluang
1 2 3 4 5 Ket Akibat Ket Peluang Ket Tingkat Resiko
a H H E E E 1 = tidak ada cedera, kerugian materi kecil a = hampir pasti akan terjadi/almost certain E = Extreme Risk
b M H H E E 2 = cedera ringan/P3K, kerugian materi sedang b = cenderung untuk terjadi/likely H = High Risk
c L M H E E 3 = hilang hari kerja, kerugian cukup besar c = mungkin dapat terjadi M = Moderate Risk
d L L M H E 4 = cacat, kerugian materi besar d = kecil kemungkinan terjadi/unlikely L = Low Risk
e L L M H H 5 = kematian, kerugian materi sangat besar e = jarang terjadi/rare
Bandung, 31 Desember 2013
DIBUAT OLEH DIPERIKSA OLEH DISETUJUI OLEH
TIM SET UP SMK3 DM DALSISOP MB DISTRIBUSI
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA BARAT
MUHAMMAD FIRMANSYAH AGUS KUSWARDOYO
www.pln.co.id |
WORKING PERMIT
Izin kerja (working permit) untuk pekerjaan yang berisiko moderat, tinggi dan ekstrem. Izin kerja dibuat
oleh pelaksana pekerjaan, diverifikasi oleh Ahli K3 dan disetujui oleh pejabat yang berwenang (risk
owner).
Izin kerja (working permit) minimal memuat
informasi tentang:
a. Jenis pekerjaan
b. Lokasi pekerjaan
c. Jangka waktu pekerjaan
d. Surat Perintah Kerja (SPK)
e. Nama pengawas K3 pekerjaan
a. Prosedur/instruksi kerja
b. JSA pekerjaan yang sudah diverifikasi oleh pengawas
K3 PLN
c. Daftar APD sesuai JSA
d. Daftar peralatan yang digunakan
e. Daftar pelaksana pekerjaan dan kompetensi sesuai
jenis pekerjaan.
www.pln.co.id |
DOKUMEN PENGAMANAN PELAKSANAAN PEKERJAAN (DP3)
Formulir Dokumen Pengamanan Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) dipersiapkan sebelum
pelaksanaan pekerjaan, yang terdiri dari:
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA
BARAT
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3)
www.pln.co.id |
Contoh DP3
www.pln.co.id |
Contoh DP3
PEMBAGIAN TUGAS DAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI BAGI PELAKSANA PEKERJAAN
Pekerjaan : PEMELIHARAAN KUBIKEL
Lokasi : P. BUNGA
Unit : RAYON BOGOR TIMUR
Waktu : 21/12/2016
FK3-04-70 FORM 3
ALAT PELINDUNG DIRI YANG DIGUNAKAN
Tester Tegangan *)
Grounding Lokal
Sepatu Panjat *)
Pakaian Kerja
Tugas Pokok yang harus
Jas Hujan
No. Nama Pelaksana
dilaksanakan
www.pln.co.id |
Tugas & Tanggung Jawab Pengawas Tugas & Tanggung Jawab
K3 PLN Pengawas K3 Mitra Kerja
Pengawas K3 dari Mitra Kerja bertugas memastikan
Pengawas K3 dari Pegawai PLN bertugas memastikan
pelaksanaan pekerjaan sesuai prosedur K3 dan
pelaksanaan pekerjaan sesuai prosedur K3 dan mengendalikan
mengendalikan keselamatan pekerjaan yang diantaranya keselamatan pekerjaan dari awal sampai pekerjaan selesai,
meliputi: meliputi:
Memeriksa penerapan prosedur/instruksi kerja - Memastikan ketersediaan prosedur/instruksi kerja
Memeriksa pelaksanaan pengendalian IBPPR - Menyusun informasi terdokumentasi dari IBPPR
Memeriksa ketersediaan JSA - Menyusun JSA
Memeriksa ketersediaan, kualitas dan kuantitas APD - Memastikan ketersediaan APD dan peralatan kerja sesuai
dan peralatan kerja
Memeriksa ketersediaan Izin Kerja (Working Permit)
standar berdasarkan JSA
Memastikan kondisi kesehatan personil (pelaksana - Mengurus Izin Kerja (Working Permit)
pekerjaan) - Memeriksa kondisi kesehatan personil (pelaksana
Memastikan kondisi/tempat pelaksanaan pekerjaan pekerjaan)
sudah aman (safe condition) - Memeriksa/mengawasi kondisi/tempat pelaksaan pekerjaan
Memastikan personil melaksanakan pekerjaan dengan yang berpotensi bahaya (unsafe condition)
aman (safe action) - Memeriksa/mengawasi tingkah laku/sikap personil
Memastikan penggunaan perlengkapan keselamatan
(pelaksana pekerjaan) yang berpotensi bahaya (unsafe
kerja sudah aman
Menghentikan pekerjaan apabila tidak memenuhi action)
ketentuan/prosedur K3 dengan mengisi formulir SWA - Memeriksa/mengawasi penggunaan perlengkapan
(Stop Work Authority) keselamatan kerja
www.pln.co.id |
REGULASI
DAN ATURAN
K3
www.pln.co.id |
Undang-Undang No.1 tahun 1970
Pasal 9 ayat (1) :
Pasal 11 ayat (1) :
Pengurus diwajibkan menunjukan dan menjelaskan pada
tiap tenaga kerja baru tentang : Pengurus wajib melaporkan setiap kecelakaan yang terjadi dalam tempat kerja
a. kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya serta yang dapat yang dipimpinnya, pada pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga kerja
timbul dalam tempat kerjanya.
b. semua pengaman dan alat-alat perlindungan yang Pasal 12 : Hak dan Kewajiban Tenaga Kerja
diharuskan dalam tempat kerjanya. a. Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai pengawas dan atau ahli
c. Alat-alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang keselamatan dan kesehatan kerja.
bersangkutan. b. Memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan.
d. Cara-cara dan sikap yang aman dalam c. Memenuhi dan mentaati semua syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang
melaksanakan pekerjaannya. diwajibkan.
d. Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan dimana syarat-
Pasal 9 ayat (3) : syarat keselamatan dan kesehatan kerja serta alat-alat
perlindungan diri yang diwajibkan, diragukan olehnya,
Pengurus diwajibkan menyelenggarakan pembinaan bagi
semua tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya
kecuali dalam hal-hal khusus ditentukan oleh pegawai
dalam pencegahan kecelakaan dan pemberantasan pengawas dalam batas-batas yang masih dapat
kebakaran serta peningkatan keselamatan dan kesehatan dipertanggungjawabkan.
kerja, pula dalam pemberian pertolongan pertama pada e. Meminta pada pengurus agar dilaksanakan semua syarat keselamatan
kecelakaan. dan kesehatan kerja yang diwajibkan.
www.pln.co.id |
Undang-Undang No.1 tahun 1970
Undang-Undang No.13
Pasal 13 :
tahun 2003
Pasal 86
Barangsiapa akan memasuki suatu tempat kerja, (1) Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh
diwajibkan mentaati semua petunjuk Keselamatan perlindungan atas:
dan Kesehatan Kerja dan memakai alat-alat a. keselamatan dan kesehatan kerja;
b. moral dan kesusilaan; dan
perlindungan yang diwajibkan. c. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia
Pasal 14 ayat (2) : serta nilai-nilai agama.
(2) Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna
(c) Menyediakan secara cuma-cuma, semua alat perlindungan mewujudkan produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan
diri yang diwajibkan pada tenaga kerja yang berada upaya keselamatan dan kesehatan kerja.
dibawah pimpinannya dan menyediakan bagi setiap orang (3) Perlindungan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat
lain yang memasuki tempat kerja tersebut, disertai petunjuk- (2) dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-
petunjuk yang diperlukan menurut petunjuk pegawai pengawas undangan yang berlaku.
atau ahli keselamatan dan kesehatan kerja.
Pasal 87
Pasal 15 ayat (2) : Sangsi dan Pidana
(1) Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem
Peraturan Perundangan tersebut pada ayat (1) dapat manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang
memberikan ancaman pidana. terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan.
(2) Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen
a. Hukuman kurungan selama-lamanya 3 bulan, atau keselamatan dan kesehatan kerja sebagaimana dimaksud
b. Denda setinggi-tingginya Rp. 100.000,- (seratus ribu dalam ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
rupiah).
www.pln.co.id |
SANGSI UNDANG-2 NO. 13
TAHUN 2013 KEWAJIBAN
PENERAPAN SMK3
Pasal 190
(1) Menteri atau pejabat yang ditunjuk mengenakan • UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
sanksi administratif atas pelanggaran ketentuan- khususnya pada pasal 87 yaitu bahwa setiap perusahaan
ketentuan sebagaimana diatur dalam Pasal 5, Pasal wajib menerapkan SMK3.
6, Pasal 15, Pasal 25, Pasal 38 ayat (2), Pasal 45
• Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang
ayat (1), Pasal 47 ayat (1), Pasal 48, Pasal 87, Penerapan SMK3 pada pasal 5 yaitu :
Pasal 106, Pasal 126 ayat (3), dan Pasal 160 ayat
(1) dan ayat (2) undang-undang ini serta peraturan a. Mempekerjakan pekerja/buruh paling sedikit 100 (seratus)
orang: atau
pelaksanaannya.
(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam b. Mempunyai tingkat potensi bahaya tinggi
ayat (1) berupa:
a. teguran; • Pada saat Peraturan Pemerintah telah berlaku,
b. peringatan tertulis; perusahaan yang telah menerapkan SMK3, wajib
c. pembatasan kegiatan usaha; menyesuaikan dengan ketentuan Peraturan Pemerintah
d. pembekuan kegiatan usaha; ini paling lama 1 (satu) tahun
e. pembatalan persetujuan;
f. pembatalan pendaftaran;
g. penghentian sementara sebagian atau seluruh
alat produksi;
h. pencabutan ijin.
www.pln.co.id |
STANDAR PT PLN (PERSERO)
SPLN U1.006: 2015
Lampiran Peraturan Direksi PT PLN (Persero) No.
0254.P/DIR/2016 TUJUAN CSMS :
Tentang Contractor Safety Management System Untuk meyakinkan bahwa kontraktor yang bekerja di
(CSMS) lingkungan perusahaan telah memenuhi standar
Kerangka kerja CSMS meliputi 6 tahapan sebagai berikut: dan kriteria K3 yang ditetapkan perusahaan.
1. Penilaian risiko; Sebagai alat untuk menjaga dan meningkatkan
2. Assesmen K3 Kontraktor; kinerja Keselamatan di lingkungan kontraktor.
3. Proses pelelangan; Untuk mencegah dan menghindarkan kerugian
4. Kegiatan pra-kerja; yang timbul akibat aktivitas kerja kontraktor
5. Pekerjaan sedang berlangsung;
6. Evaluasi akhir dari penyelesaian pekerjaan
MANFAAT CSMS : Kewajiban penerapan SMK3
CSMS menjembatani SMK3 Perusahaan dengan
SMK3 Kontraktor – Perusahaan memberikan
adalah amanat Undang-undang
persyaratan yang harus dipenuhi oleh SMK3 dan dilanjutkan dengan Perdir
Kontraktor.
Pendekatan melalui OHSAS 18001 dan ISO 45001
PLN mitra kerja harus siap dari
dimana CSMS adalah bagian dari elemen 4.4.6. sekarang juga
Operational Control.
Operational Control memiliki korelasi dengan
keseluruhan elemen dalam OHSAS 18001, tidak
berdiri sendiri. www.pln.co.id |
CONTRACTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
Tahapan CSMS
www.pln.co.id | 07
PENERAPAN ASPEK K3
Peraturan Sub Kontrak
Peraturan Direksi Nomor 022.P/DIR/2020
Tentang Pedoman Pengadaan Barang/Jasa PT PLN (Persero)
www.pln.co.id |
Undang-Undang No. 30 tahun 2009
Pasal 44 : Ketehnikan Pasal 51 : Ketentuan Pidana
(1) Setiap kegiatan usaha ketenagalistrikan wajib memenuhi (1) Setiap orang yang tidak memenuhi keselamatan
ketentuan keselamatan ketenagalistrikan. ketenagalistrikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat
(4) Setiap instalasi tenaga listrik yang beroperasi wajib memiliki (1) sehingga mempengaruhi kelangsungan penyediaan
sertifikat laik operasi. tenaga listrik dipidana dengan pidana penjara paling lama 3
(5) Setiap peralatan dan pemanfaat tenaga listrik wajib memenuhi (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima
ketentuan standar nasional Indonesia. (6) Setiap tenaga teknik ratus juta rupiah).
dalam usaha ketenagalistrikan wajib memiliki sertifikat
kompetensi. (2) Apabila perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mengakibatkan terputusnya aliran listrik sehingga
Pasal 50 : Ketentuan Pidana merugikan masyarakat, dipidana dengan pidana penjara
paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak
(1) Setiap orang yang tidak memenuhi keselamatan ketenagalistrikan Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah).
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat (1) yang mengakibatkan
matinya seseorang karena tenaga listrik dipidana dengan pidana penjara
paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
(2) Apabila perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh
Sudah siapkah temen2
pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik atau pemegang izin
operasi dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun semua dengan sangsi di
dan denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
(3) Selain pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (2), pemegang izin usaha atas ???
penyediaan tenaga listrik atau pemegang izin operasi juga diwajibkan
untuk memberi ganti rugi kepada korban. .
www.pln.co.id |
SAFETY QUOTE
Keselamatan dimulai dari :
PEDULI pada keselamatan diri sendiri, rekan kerja, dan pekerja yang kita awasi...
#safetyfirstpriority
#pedulitaattanggap
#lovefamilydosafety
www.pln.co.id |
TERIMA KASIH
HATUR NUHUN