Anda di halaman 1dari 110

MATERI PERKULIAHAN JURUSAN

MANAJEMEN/AKUNTANSI UNIVERSITAS
NASIONAL PASIM BANDUNG
Teduh Primandaru, S.Si, MM

Matematika Ekonomi
 ATURAN PERKULIAHAN
1. MEDSOS YANG DIPAKAI UNTUK KOMUNIKASI DGN
DOSEN WAJIB MENAMPILKAN FOTO IDENTITAS YANG
JELAS.
2. SELAMA IKATAN PERKULIAHAN, PALING LAMBAT HARI
JUMAT JAM 12.00, FOTO SUDAH HARUS DIMUNCULKAN.
APABILA LUPA ATAU SEBAB LAIN, TIDAK AKAN DIIJINKAN
MASUK RUANG PERKULIAHAN.
3. PERKULIAHAN DARING MENGGUNAKAN ZOOM DENGAN
2X JEDA.
4. MENGIKUTI SELURUH SESI PERKULIAHAN (16X
TERMASUK UTS DAN UAS), DAN HANYA
DIPERKENANKAN ABSEN MAKSIMAL 2X.
5. APABILA BERHALANGAN KULIAH WAJIB MEMBERITAHU
DOSEN PEMBINA.
6. DILARANG MENCONTEK, PLAGIAT, COPY-PASTE ATAS
SEMUA TUGAS, QUIZ, DAN TES YANG DIBERIKAN.2
APABILA KETAHUAN, MAKA DIBERIKAN SANGSI DARI
MULAI TUGAS LUAR BIASA HINGGA TIDAK MEMPEROLEH
NILAI
CAKUPAN MATERI PERKULIAHAN
1. MATRIKS
Ruang Lingkup Mata Kuliah
2. PERSAMAAN DAN FUNGSI LINEAR
3. FUNGSI NON-LINEAR
PENGERTIAN
4. LIMIT
DASAR
5. DERIVATIF
6. OPTIMASI FUNGSI
·Mengenal Himpunan
HIMPUNAN ·Hubungan Antar Himpunan
7. INTEGRAL
8. KALKULUS MULTIVARIABEL
·Fungsi Linier, Non Linier, Grafik Fungsi

9. OPTIMASI
FUNGSI FUNGSI
·MencariMULTIVARIABEL
Nilai Penyelesaian Dari Dua
Fungsi Atau Lebih

2
Kompetensi:
 Mampu menyelesaikan persoalan Manajemen dan
Keuangan dengan alat analisis Matematika.

Literatur
 Alpha C. Chiang, Kevin Wainwright, “Dasar-dasar
Matematika Ekonomi”, 2006, Penerbit Erlangga
 Nugroho, Yuliarto dkk, “Matematika Ekonomi dan
Bisnis, Rajawali Pers, Jakarta, 2014
 Haeussier, Paul, & Wood, “Pengantar Matematika
Ekonomi, Jilid 1, Edisi 13, Erlangga, Jakarta 2013

Matematika Ekonomi
Sistem Penilaian
3

KEHADIRAN 10% MAKS 2


TUGAS 20% 3X+1X
UTS 30% TEORI & STUDI KASUS
TEORI, SOAL CERITA,
UAS 40%
& STUDI KASUS
TOTAL 100%

Nilai Point Range


A 4 > 80
B 3 70 - 80
C 2 60 - 69
D 1 50 – 60
5
E 0 < 50
PENGANTAR

Kata "matematika" berasal dari kata


μάθημα (máthēma) dalam bahasa Yunani yang
diartikan sebagai "sains, ilmu pengetahuan, atau
belajar"

Berpikir matematis: (berikan contoh)


Seorang ibu yang baru pulang dari pasar
membawa banyak belanjaan memilih untuk:
• Naik Becak  Apa yang terjadi?
• Naik Ojek  Apa yang terjadi?
• Naik Angkot  Apa yang terjadi?
Berpikir matematis:
Untuk dapat mengendarai mobil, seseorang
wajib belajar menyopir. Agar menjadi sopir
yang baik, perlukah dia paham matematika?
Mengapa?

Matematika, merupakan sarana terjadinya


suatu analisa yang memberikan solusi atas
suatu masalah

Dengan mempelajari matematika, seseorang


dapat menyelesaikan sebuah persoalan
lebih cepat, efisien, dan tepat.
Matematika Ekonomi
Ekonomi dan Matematika
Analisis ekonomi tidak berbeda jika menggunakan
pendekatan matematis dibanding dengan tanpa
pendekatan matematis. Bedanya/keuntungannya:
a. Dengan pendekatan matematis, persoalan atau
pokok bahasan menjadi sederhana.
b. Dengan pendekatan matematis, berarti
mengaktifkan logika dengan asumsi-asumsinya.
c. Dapat memakai sebanyak n variabel dalam
menggambarkan sesuatu (hubungan antar
variabel)
Mis QdX = f(PX, I, PY, T) , QdX = Kuantitas
Permintaan (Demand), PX = Harga komoditas I =
Pendapatan Konsumen Py= Harga Komoditas
Terkait T = Rasa
Matematika Ekonomi
Tantangan Matematika:
a. Bahasa matematis tidak selalu mudah
dimengerti oleh ahli ekonomi sehingga
sering menimbulkan kesukaran.
Contoh Y = f(X), dalam ilmu ekonomi
bagaimana mengartikan persamaan
matematis tersebut, mis dalam: permintaan,
produksi, pendapatan nasional, dll. sehingga
ahli ekonomi sulit memetik keuntungan dari
matematika.
b. Seorang ahli ekonomi yang memiliki
pengetahuan dasar matematika, ada
kecenderungan:
(1) membatasi diri dengan hanya memecahkan
persoalan secara matematis
Matematika Ekonomi
(2) membuat beberapa asumsi yang kurang
tepat demi memudahkan pendekatan
matematis atau statistis. Artinya, lebih
banyak berbicara matematika dan statistika
dari pada prinsip/ teori ekonomi.
Kesimpulan dari bahasa adalah:
1. Matematika merupakan pendekatan bagi
ilmu ekonomi.
2. Pendekatan matematis merupakan “ mode
of transportation” yaitu membawa pemikiran
kepada kesimpulan dengan singkat (model)

Matematika Ekonomi
Matematika Ekonomi dan Ekonometrika
Ekonometrika adalah pengetahuan yang berkaitan
dengan penerapan statistika untuk menganalisa
data ekonomi.

Data Ekonometrika
Matematika
Ekonomi

- Deduksi - Induksi
- Model - Mengolah data
- Mengambil
kesimpulan

Matematika Ekonomi
Teori Ekonomi Fakta
deduktif
Model atau
Hipotesis Data Ekonomi

Satu
Persamaan
Teori Statistika Metode
Ekonometrika
Simultan

induktif

Teori Teori Teori


Diterima Ditolak Disempurnakan
Matematika Ekonomi
Model-Model Ekonomi

1. VARIABEL
 Variabel: sesuatu yang besarnya dapat berubah,
misalnya harga, laba, pendapatan, dsb
 Variabel dinyatakan dengan huruf tertentu,
misalkan: harga (P), laba (∂). Apabila variabel sudah
diberi nilai tertentu, misalkan harga (P) = 6, maka
harus ditetapkan demikian.

Matematika Ekonomi
Model-Model Ekonomi
2. KONSTANTA
 Konstanta: besaran yang tidak berubah. Misalkan
P+7, dimana P adalah variabel harga, dan 7 adalah
sebuah konstanta.

3. PARAMETER
 Parameter merupakan konstanta variabel, yaitu nilai
koefisien dari suatu variabel yang tidak dapat
ditentukan secara pasti saat itu, misalkan 3P + ∂,
yaitu suatu penentuan harga produk dengan
memperhitungkan laba. Perhatikan, bila angka “3”
kita ganti dengan sebuah simbol, misalkan ᾱ, maka
akan menjadi parameter.
Matematika Ekonomi
PERSAMAAN DAN IDENTITAS

1. Persamaan Definisi (Definitional Equation)


 Membentuk identitas antara dua pernyataan
yang mempunyai arti persis sama
 Contoh, Total laba adalah selisih antara total
pendapatan dan total biaya, π ≡ R - C

Matematika Ekonomi
PERSAMAAN DAN IDENTITAS

2. Persamaan Perilaku (Behavioral Equation)


 Menunjukkan perilaku suatu variabel sebagai
tanggapan terhadap perubahan variabel lain.
Semua keadaan perilaku dapat diformulasikan
dalam model matematika, misalkan perilaku
konsumen, daya beli, dsb
 Contoh, C = 75 + 10Q (C = biaya, Q = jumlah
output)

Matematika Ekonomi
PERSAMAAN DAN IDENTITAS

3. Persamaan Bersyarat (Conditonal Equation)


 Merupakan persamaan yang harus dipenuhi
bila suatu keadaan hendak dicapai
 Contoh, Qd = Qs (equilibrium, jumlah
penawaran sama dengan jumlah permintaan)

Matematika Ekonomi
 Kuliah selesai

Matematika Ekonomi
Fungsi Linier
Aplikasi dan Penerapan Ekonomi
FUNGSI

 DEFINISI FUNGSI,
 JENIS FUNGSI,
 PERSAMAAN SATU DAN DUA GARIS
•Fungsi adalah suatu hubungan antara dua
buah variabel atau lebih, dimana
masing-masing dari dua buah variabel
atau lebih tersebut saling pengaruh-
mempengaruhi.

• Sebuah Variabel adalah suatu jumlah


yang mempunyai nilai yang berubah-ubah
pada suatu soal.
• Variabel yang terdapat dalam suatu
fungsi dapat dibedakan atas varibel
bebas (independent variabel) dan
variabel yang dipengaruhi/tidak bebas
(dependent variabel).
Contoh :
a) Y = f (X) atau Y = f (X1, X2)
X, X1, X2 = variabel bebas
(independent variabel)
Y = variabel yang dipengaruhi
(dependent Variabel)
b) Y = a + bX
a dan b = Konstanta
Y = variabel yang
dipengaruhi (endogenous variable)
X = variabel bebas
(exogenous)
 Fungsi Eksplisit : adalah suatu fungsi
dimana antara variabel bebas dan tidak
bebas dengan jelas dibedakan.
Contoh : Y = f (X) Y = 2X + 4
Fungsi diatas merupakan fungsi eksplisit
dengan satu variabel bebas. Sedangkan
Y = 2X1 + 3X2 + 3 adalah fungsi eksplisit
dengan dua variabel bebas
 Fungsi Implisit : adalah fungsi dimana antara variabel
bebas dan variabel tidak bebas tidak dapat dengan
mudah/jelas dibedakan. Bentuk umum dari fungsi
implisit ini dinyatakan dengan :
f (X) =0 untuk satu variabel
f (X,Y) =0 untuk dua variabel
f (X, Y, Z) = 0 untuk tiga variabel, dstnya
contoh : 6X + 4Y – 7 = 0
X2 – 2XY + Y3 = 0
Fungsi Linier

Fungsi Linier/garis lurus adalah suatu fungsi


dimana variabel bebasnya paling tinggi
berpangkat satu.
Bentuk umum : Y = bX + a
a dan b = konstanta
Y = variabel tidak bebas
X = variabel bebas
Membentuk Persamaan Garis Linier Melalui Satu Titik dan Dua
Titik.

• Persamaan sebuah garis yang menelusuri/melewati


satu buah titik (X1,Y1) yaitu :

Y  Y1
tg  b 
X  X1
Y  Y1  b X  X 1 
Y  bX  Y1  bX 1 
Membentuk Persamaan Garis Linier Melalui Satu
Titik dan Dua Titik.
 Persamaan sebuah garis yang menelusuri/melewati dua
buah titik (X1,Y1) dan (X2,Y2) yaitu :

Y  Y1 Y2  Y1
tg   b  
X  X1 X 2  X1
Y2  Y1
Y  Y1   X  X 1 
X 2  X1
Membentuk Persamaan Garis Linier Berimpit, Sejajar,
Tegak Lurus dan Berpotongan
 Dua garis linier dapat berimpit, sejajar, tegak lurus dan berpotongan.
Dengan persamaan garis linier :
g1 : Y = bX + a
g2 : Y’= b’X + c maka,
 Dua garis (g1 dan g2) akan sejajar bila tg α kedua garis tersebut sama atau b = b’
 Dua garis akan tegak lurus bila tg α kedua garis pertama dikalikan tg β garis kedua
sama dengan minus 1 atau b.b’ = -1
 Dua garis akan berimpit bila kedua persamaan garis tersebut identik
 Dua garis akan berpotongan bila b ≠ b’
Contoh

1. Gambarkan grafik fungsi: Y = 3X + 2


2. Sebuah garis melewati titik A(2,1) dan B(3,4). Ditanyakan persamaan
garisnya!
Kuliah selesai 120621

Matematika Ekonomi
Penerapan
Ekonomi

Fungsi Linier
Penerapan Fungsi Linear Dalam
Teori Ekonomi Mikro
1. Fungsi permintaan, fungsi penawaran dan
keseimbangan pasar
2. Pengaruh pajak-spesifik terhadap keseimbangan
pasar
3. Pengaruh pajak-proporsional terhadap
keseimbangan pasar
4. Pengaruh subsidi terhadap keseimbangan pasar
5. Keseimbangan pasar kasus dua macam barang
6. Fungsi biaya dan fungsi penerimaan
7. Keuntungan, kerugian dan pulang-pokok
8. Fungsi anggaran
FUNGSI PERMINTAAN, FUNGSI PENAWARAN DAN
KESEIMBANGAN PASAR

 Bentuk umum fungsi permintaan

Q  a  bP a
b
atau
a 1 Kurva
P  Q Permintaan
b b

0 a Q
Fungsi Penawaran

Q   a  bP
atau
a 1 Kurva
P  Q Penawaran
b b a
b
a 0 Q
Keseimbangan Pasar

Qd  Qs P

Qs

Pe
E

Qd
0 Qe Q
Contoh Kasus 1 :
Diketahui : Fungsi Permintaan ; Q = 15 – P , Fungsi Penawaran ; Q = - 6 + 2P
Ditanyakan : Pe dan Qe ?...
Jawab : keseimbangan pasar; Qd = Qs

P 15 – P = - 6 + 2P
21 = 3P, P=7
15
Q = 15 – P
Qs = 15 – 7 = 8

E
7 Jadi, Pe = 7
3 Qe = 8
Qd

0 8 15
Q
PENGARUH PAJAK-SPESIFIK TERHADAP
KESEIMBANGAN PASAR

 Pengaruh Pajak.
Pajak yang dikenakan atas penjualan suatu barang menyebabkan harga jual
barang tersebut naik. Sebab setelah dikenakan pajak, produsen akan berusaha
mengalihkan (sebagian) beban pajak tersebut kepada konsumen.
 Pengenaan pajak sebesar t atas setiap unit barang yang dijual menyebabkan
kurva penawaran bergeser ke atas, dengan penggal yang lebih tinggi pada
sumbu harga. Jika sebelum pajak persamaan penawarannya
 P = a + bQ maka sesudah pajak ia akan menjadi P = a + bQ + t = (a + t) +
bQ.
Contoh Kasus 2 :
Diketahui : permintaan; P = 15 – Q
penawaran; P = 3 + 0,5 Q
pajak; t = 3 per unit.
Ditanyakan : berapa P dan Q keseimbangan
sebelum dan sesudah pajak ?...
Penyelesaian :
Dimisalkan sebelum pajak, Pe = 7 dan Qe = 8 .
Sesudah pajak, harga jual yang ditawarkan oleh
produsen menjadi lebih tinggi, persamaan
penawarannya berubah dan kurvanya bergeser keatas.

Penawaran sebelum pajak : P = 3 + 0,5 Q


Penawaran sesudah pajak : P = 3 + 0,5 Q + 3 = 6 +
0,5 Q
Sedangkan permintaan tetap : P = 15 – Q
Keseimbangan Pasar : Pd = 15 – Q = 6 +0,5Q  -
1,5Q = -9
Q=6P=9

Jadi, sesudah pajak ; P’e = 9 dan Q’e = 6


Jadi, Kurvanya adalah sebagai berikut :

P
15
Q's (sesudah
pajak)
Qs (sebelum
E' pajak)
9
E
7
6
3 Qd

0 6 8 15 Q
Beban Pajak
 Beban pajak yang ditanggung konsumen (tk)
Rumus : tk = P’e – P
Dalam contoh kasus diatas, tk = 9 – 7 = 2

 Beban pajak yang ditanggung produsen (tp)


Besarnya bagian dari beban pajak yang ditanggung oleh
produsen (tp) adalah selisih antara besarnya pajak per unit barang
(t) dan bagian pajak yang menjadi tanggungan konsumen (tk).
Rumus : tp = t – tk
Dalam contoh kasus 2, tp = 3 – 2 = 1

 Jumlah pajak yang diterima oleh pemerintah (T)


Rumus : T = Q’e X t
Dalam contoh kasus 2, T = 6 X 3 = 18
PENGARUH PAJAK-PROPORSIONAL TERHADAP
KESEIMBANGAN PASAR

Pajak Proporsional ialah pajak yang besarnya


diterapkan berdasarkan persentase tertentu dari
harga jual; bukan diterapkan secara spesifik
(misalnya 3 rupiah) per unit barang. Meskipun
pengaruhnya serupa dengan pengaruh pajak
spesifik, menaikan harga keseimbangan dan
mengurangi jumlah keseimbangan, namun
analisisnya sedikit berbeda.
PENGARUH PAJAK-PROPORSIONAL TERHADAP
KESEIMBANGAN PASAR

Jika persamaan penawaran semula P = a + bQ (atau


Q = -a/b + 1/b P) maka, dengan dikenakannya pajak
proporsional sebesar t% dari harga jual, persamaan
penawaran yang baru akan menjadi :

P = a + bQ + tP t : pajak proporsional dalam %


P – tP = a + bQ
(l – t)P = a + bQ

a b a l  t 
P  Q atau Q    P
l  t  l  t  b b
Contoh Kasus 3 :
Diketahui : permintaan; P = 15 – Q
penawaran; P = 3 + 0,5 Q t=
25%
Ditanyakan : berapa P dan Q keseimbangan
sebelum dan sesudah pajak ?...
Penyelesaian :
Sebelum pajak, Pe = 7 dan Qe = 8 , sesudah
pajak, persamaan penawarannya akan
berubah, sementara permintaannya tetap
P = 15 – Q atau Q = 15 – P .
Penawaran sesudah pajak, dengan t = 25% =
0,25 :
P = 3 + 0,5 Q + 0,25 Q
P = 3 + 0,75 Q

Keseimbangan Pasar : Pd = Ps
15 - Q = 3 +0,75Q
-1,75Q = -12
Q = 6,6
Jadi, sesudah pajak : P’e = 8,4 dan Q’e = 6,6
Pajak yang diterima oleh pemerintah dari
setiap unit barang adalah :
t x P’e = 0,25 x 8,4 = 2,1
Kurvanya adalah :

P Q's

E'
8,4 Qs
E
7

Qd

0 6,6 8 Q
 Besarnya pajak yang ditanggung oleh konsumen untuk setiap barang yang dibeli adalah tk = P’e
– Pe = 8,4 – 7 = 1,4
 Sedangkan yang ditanggung produsen adalah :
tp = t – tk = 2,1 – 1,4 = 0,7
 Jumlah pajak yang diterima oleh pemerintah adalah :
T = Q’e x t = 6,6 x 2,1 = 13,86.
PENGARUH SUBSIDI TERHADAP
KESEIMBANGAN PASAR

Subsidi merupakan kebalikan atau lawan dari


pajak, oleh karena itu ia sering juga disebut
pajak negatif. Seiring dengan itu, pengaruhnya
terhadap keseimbangan pasar berbalikan dengan
pengaruh pajak, sehingga kita dapat
menganalisisnya seperti ketika menganalisis
pengaruh pajak. Subsidi dapat bersifat spesifik
dan dapat juga bersifat proporsional.
PENGARUH SUBSIDI TERHADAP
KESEIMBANGAN PASAR

 Pengaruh Subsidi. Subsidi yang diberikan atas produksi/penjualan sesuatu barang


menyebabkan harga jual barang tersebut menjadi lebih rendah. Dengan adanya
subsidi, produsen merasa ongkos produksinya menjadi lebih kecil sehingga ia
bersedia menjual lebih murah.
 Dengan subsidi sebesar s, kurva penawaran bergeser sejajar kebawah, dengan penggal
yang lebih kecil (lebih rendah) pada sumbu harga.

Jika sebelum subsidi persamaan penawarannya P = a + bQ,


maka sesudah subsidi akan menjadi P’ = a + bQ – s = (a –
s) + bQ.
Contoh Kasus 4 :
Diketahui : permintaan; P = 15 – Q
penawaran; P = 3 + 0,5 Q
subsidi; s = 1,5 per unit.
Ditanyakan : berapa P dan Q keseimbangan
sebelum dan sesudah subsidi ?...
Penyelesaian :
Tanpa subsid, Pe = 7 dan Qe = 8 . Dengan
subsidi, harga jual yang ditawarkan oleh
produsen menjadi lebih rendah, persamaan
penawaran berubah dan kurvanya bergeser
turun.
Penawaran tanpa subsidi : P = 3 + 0,5 Q
Penawaran dengan subsidi : P = 3 + 0,5 Q – 1,5
P = 1,5 + 0,5 Q  Q = -3 + 2P
Permintaan tetap : P = 15 – Q  Q = 15 – P
Maka, keseimbangan pasar : Qd = Qs
15 – P = -3 + 2P  18 = 3P, P=6

Jadi dengan adanya subsidi : P’e = 6 dan Q’e = 9


 Jadi kurvanya sebagai berikut :

P
15

Qs (tanpa
subsidi)
E Q's (dengan
subsidi)
7
E'
6
3 Qd
1,5
0 89 15 Q
Bagian Subsidi yang Dinikmati

Bagian subsidi yang dinikmati konsumen.


Besarnya bagian dari subsidi yang diterima,
secara tidak langsung, oleh konsumen (sk)
adalah selisih antara harga keseimbangan tanpa
subsidi (Pe ) dan harga keseimbangan dengan
subsidi (P’e )
Dalam contoh kasus diatas, sk = 7 – 6 = 1.
Bagian Subsidi yang Dinikmati

 Dalam contoh kasus diatas, sk = 7 – 6 = 1.


 Bagian subsidi yang dinikmati produsen.
 Dalam contoh kasus diatas, sp = 1,5 – 1 = 0,5.
 Jumlah subsidi yang dibayarkan oleh pemerintah.
Besarnya jumlah subsidi yang diberikan oleh
pemerintah (S) dapat dihitung dengan mengalikan
jumlah barang yang terjual sesudah subsidi (Q’e)
dengan besarnya subsidi per unit barang (s).
 Dalam contoh kasus diatas, S = 9 x 1,5 = 13,5.
Kuliah selesai 030721

Matematika Ekonomi
KESEIMBANGAN PASAR KASUS DUA MACAM BARANG

 Bentuk Umum :

Qdx  f Px , Py 
Qdx : jumlah permintaan akan X
Qdy : jumlah permintaan akan Y
Px : harga X per unit Qdy  g Py , Px 
Py : harga Y per unit

 Contoh Kasus 5 :

Diketahui : permintaan akan X; Qdx = 10 – 4Px + 2Py


penawarannya; Qsx = -6 + 6Px
permintaan akan Y; Qdy = 9 – 3 Py + 4 Px
penawarannya; Qsy = -3 + 7 Py
Ditanyakan : Pe dan Qe untuk masing-masing barang tersebut ?...
Penyelesaian :
1)Keseimbangan pasar barang X
Qdx = Qsx
10 – 4Px + 2Py = -6 + 6Px
10Px – 2Py = 16
2)Keseimbangan pasar barang Y
Qdy = Qsy
9 – 3Py + 4Px = -3 + 7 Py
4Px – 10 Py = - 12
Penyelesaian :
1)Dari 1) dan 2) :

10 Px  2 Py  16 1 10 Px  2 Py  16
4 Px  10 Py  12  2,5 10 Px  25Py  30  
23Py  46
Py  2

Py = 2 , masukkan ke 1) atau 2), diperoleh Px = 2


Masukkan kedalam persamaan semula, sehingga didapat nilai
Qxe = 6, dan nilai Qye = 11.
FUNGSI BIAYA DAN FUNGSI PENERIMAAN

 Fungsi Biaya. Biaya total (total cost) yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan dalam
operasi bisnisnya terdiri atas biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variable cost).

FC  k
VC  f Q   vQ
C  g Q   FC  VC  k  vQ
C
FC : biaya tetap
C  k  vQ
VC : biaya variabel
VC  vQ C : biaya total
k : konstanta
k FC  k v : lereng kurva VC
dan kurva C
0 Q
Contoh Kasus 6 :
Diketahui : FC = 20.000 , VC = 100 Q
Ditanyakan : Tunjukkan persamaan dan kurva totalnya !!!
Berapa biaya total yang dikeluarkan jika diproduksi
500 unit barang ???
Penyelesaian :
C = FC + VC  C = 20.000 + 100 Q
Jika Q = 500, maka ; C = 20.000 + 100 (500) = 70.000

C C  20.000  100Q

70.000 VC  100Q

50.000

20.000 FC

0 500 Q
FUNGSI PENERIMAAN
 Fungsi Penerimaan. Penerimaan sebuah perusahaan dari hasil penjualan barangnya
merupakan fungsi dari jumlah barang yang terjual atau dihasilkan.

Semakin banyak barang yang diproduksi dan terjual, semakin besar pula
penerimaannya. Penerimaan total (total revenue) adalah hasilkali jumlah barang
yang terjual dengan harga jual per unit barang tersebut. Secara matematik,
penerimaan merupakan fungsi jumlah barang, kurvanya berupa garis lurus berlereng
positif dan bermula dari titik pangkal.

R  Q  P  f Q 
Contoh Kasus 7: Harga jual produk yang dihasilkan oleh sebuah
perusahaan Rp. 200,00 per unit. Tunjukkan persamaan dan kurva
penerimaan total perusahaan ini !!!
Berapa besar penerimaannya bila terjual barang sebanyak 350 unit ???
Penyelesaian :
R = Q X P = Q X 200 = 200 Q
Bila Q = 350, maka ; R = 200 X 350 = 70.000

R R  200Q
70.000

40.000

0 Q
200 350
ANALISIS PULANG-POKOK

 Keuntungan (profit positif, ╥ > 0)


 akan didapat apabila R > C .
 Kerugian (profit negatif, ╥ < 0) akan dialami apabila R < C .

 Konsep yang lebih penting berkenaan dengan R dan C adalah


konsep pulang-pokok (break-even), yaitu suatu konsep yang
digunakan untuk menganalisis jumlah minimum produk yang harus
dihasilkan atau terjual agar perusahaan tidak mengalami kerugian.
Keadaan break-even (profit nol, ╥ = 0) terjadi apabila R = C;
perusahaan tidak memperoleh keuntungan tetapi tidak pula
mengalami kerugian. Secara grafik, hal ini ditunjukkan oleh
perpotongan antara kurva R dan kurva C.
Gambar Kurvanya :

C, R
R  r Q 
 0
C  cQ 
Q : jumlah produk
R : penerimaan total
TPP   0 C : biaya total
╥ : profit total ( = R
–C)
TPP : (break-even
 0 point / BEP)

0 Q
Q'
Contoh Kasus 8 :

Diketahui : C = 20.000 + 100 Q , R = 200 Q


Ditanyakan : Berapakah tingkat produksi pada saat
BEP ???.. Apa yang terjadi pada saat produksinya sebanyak
300 unit ???...
Penyelesaian :
 = R–C jika Q = 300, maka :
BEP ;  = 0,  R – C = 0 R = 200 (300) = 60.000
R = C C = 20.000 + 100 (300)
200 Q = 20.000 + 100 Q = 50.000
100 Q = 20.000
Q = 200 Keuntungan ;  = R–C
= 60.000 – 50.000 = 10.000
Gambar Kurvanya adalah :

C , R, 

C
60.000
}
50.000
VC
40.000 TPP

20.000 FC

0 Q
100 200 300
 KULIAH SELESAI 180120
FUNGSI NON
LINIER
Fungsi non linier

9/16/2008
FUNGSI NON LINIER DAPAT BERUPA

slide Mat. Ekonomi Unnar


FUNGSI KUADRAT DAN FUNGSI RASIONAL
(FUNGSI PECAH)

GRAFIK FUNGSI KUADRAT BERUPA


PARABOLA
GRAFIK FUNGSI RASIONAL BERUPA
HIPERBOLA
FUNGSI KUADRAT

FUNGSI UMUM

9/16/2008
slide Mat. Ekonomi Unnar
DISKRIMINAN
TITIK PUNCAK (D)

Titik potong dg sumbu X, atau Y=0


MACAM-MACAM PARABOLA

I II III
KARAKTERISTIK
I a > 0 ; D>0
II a> 0 ; D = 0
III a> 0 ; D < 0
IV a < 0 ; D > 0
V a<0;D=0
V VI VI a< 0 ; D < 0
IV
Kasus 1
Koordinat Titik Puncak
Fungsi Kuadrat
Y = X2 – 8X + 12

Carilah
koordinat titik puncak dan GambarkanX = - -8/2*1 = 4
Parabolanya

Y =-((-8)2 – 4*1*12)/4*1
= -(64 – 48)/4
= -4
Titik puncak (4, -4)
Untuk X=0 , Y = 12
Titik Potong dengan sumbu X, Y = 0

0,12

X1 = 12/2 = 6 dan X2 = 4/2 =2

(2,0) 4 (6,0)
Latihan
1. Y = X2 -4
2. Y = X2 - 6x + 2
FUNGSI PANGKAT TIGA

FUNGSI POLINOMIAL PANGKAT TIGA DENGAN SATU VARIABEL


BEBAS DISEBUT FUNGSI KUBIK
KURVA MEMPUNYAI DUA LENGKUNG (CONCAVE) YAITU
LENGKUNG KEATAS DAN LENGKUNG KE BAWAH
BENTUK UMUM

Y = a0 + a1X + a2X2 + a3X3


Bentuk Umum Grafik Fungsi Kubik

CONTOH:
X3 + X2 - 6X
FUNGSI RASIONAL

KURVA FUNGSI RASIONAL BERBENTUK HIPERBOLA DAN MEMPUNYAI


SEPASANG SUMBU ASIMTOT
SUMBU ASIMTOT ADALAH SUMBU YANG DIDEKATI KURVA HIPERBOLA
TETAPI TIDAK PERNAH MENYINGGUNG
FUNGSI RASIONAL ISTIMEWA YANG SERING DIPAKAI DALAM EKONOMI
FUNGSI “ XY = a “ KURVANYA ADALAH HIPERBOLA SEGIEMPAT DAN
MEMPUNYAI SUMBU ASIMTOT, YANG SATU TEGAK BERIMPIT DENGAN
SUMBU “Y” DAN SATU DATAR BERIMPIT DENGAN SUMBU “X”
FUNGSI (X-h)(Y-k) = C
MAKA
h = SUMBU ASIMTOT TEGAK
k = SUMBU ASIMTOT DATAR
(h,k) = PUSAT HIPERBOLA
C = KONSTANTA POSITIF
 Kuliah Selesai

Matematika Ekonomi
 B. Penerapan Ekonomi

 1. Permintaan, Penawaran dan Keseimbangan Pasar


 Selain berbentuk fungsi linier, permintaan dan penawaran dapat
pula berbentuk fungsi non linier. Fungsi permintaan dan fungsi
penawaran yang kuadratik dapat berupa potongan lingkaran,
potongan elips, potongan hiperbola maupun potongan parabola.
Cara menganalisis keseimbangan pasar untuk permintaan dan
penawaran yang non linier sama seperti halnya dalam kasus yang
linier. Keseimbangan pasar ditunjukkan oleh kesamaan Qd = Qs,
pada perpotongan kurva permintaan dan kurva penawaran.

Matematika Ekonomi
 Keseimbangan Pasar:
 Qd = Qs
 Qd = jumlah permintaan
 Qs = jumlah penawaran
 E    = titik keseimbangan
 Pe = harga keseimbangan
 Qe = jumlah keseimbangan

Matematika Ekonomi
 Analisis pengaruh pajak dan subsidi terhadap keseimbangan pasar
juga sama seperti pada kondisi linier. Pajak atau subsidi
menyebabkan harga jual yang ditawarkan oleh produsen berubah,
tercermin oleh berubahnya persamaan penawaran, sehingga harga
keseimbangan dan jumlah keseimbangan yang tercipta di pasarpun
berubah. Pajak menyebabkan harga keseimbangan menjadi lebih
tinggi dan jumlah keseimbangan menjadi lebih sedikit. Sebaliknya
subsidi menyebabkan harga keseimbangan menjadi lebih rendah
dan jumlah keseimbangan menjadi lebih banyak.

Matematika Ekonomi
 Contoh Soal:
 Fungsi permintaan akan suatu barang ditunjukan oleh
persamaan Qd = 19 – P2 , sedangkan fungsi penawarannya 
adalah Qs =  –8 + 2P2 . Berapakah harga dan jumlah
keseimbangan yang tercipta di pasar ?

Matematika Ekonomi
Jawab :
Keseimbangan Pasar
Qd =     Qs
19 – P2 =  –8 + 2P2
P2 =     9
P        =      3  ≡  Pe
Q        =  19 – P2
=  19 – 32
Q        =  10   ≡ Qe
Harga dan jumlah keseimbangan pasar adalah E ( 10,3 )
Jika misalnya terhadap barang yang bersangkutan
dikenakan pajak spesifik sebesar 1 (rupiah) per unit, maka
persamaan penawaran sesudah pengenaan pajak
menjadi :
Qs‘ = –8 + 2(P–1)2 = –8 + 2(P2–2P+1) = –6 –4P+ 2P2
Keseimbangan pasar yang baru :
Qd = Qs‘
19 – P2 = –6 – 4P + 2P2
3P2 – 4P – 25 = 0
Matematika Ekonomi
 Dengan rumus abc diperoleh P1= 3,63 dan P2 = –2,30, P2 tidak
dipakai karena harga negative adalah irrasional.
 Dengan memasukkan P = 3,63 ke dalam persamaan Qd atau Qs‘
diperoleh Q = 5,82.
 Jadi, dengan adanya pajak : Pe‘ = 3,63 dan Qe‘ = 5,82
 Selanjutnya dapat dihitung beban pajak yang menjadi tanggungan
konsumen dan produsen per unit barang, serta jumlah pajak yang
diterima oleh pemerintah, masing-masing:
 tk = Pe‘ ­– Pe = 3,63 – 3 = 0,63

 tp = t – tk = 1 – 0,63 = 0,37

 T = Qe‘ x t = 5,82 x 1 = 5,82

Matematika Ekonomi
 Kuliah selesai 170721

Matematika Ekonomi
 2 Fungsi Biaya
 Selain pengertian biaya tetap, biaya variable  dan biaya total, dalam
konsep biaya dikenal pula pengertian biaya rata-rata (average cost)
dan biaya marjinal (marginal cost). Biaya rata-rata adalah biaya yang
dikeluarkan untuk menghasilkan tiap unit produk atau keluaran,
merupakan hasil bagi biaya total terhadap jumlah keluaran yang
dihasilkan. Adapun biaya marjinal ialah biaya tambahan yang
dikeluarkan untuk menghsilkan satu unit tambahan produk

Matematika Ekonomi
 Biaya tetap                        :     FC = k
 Biaya variable                  :     VC = f(Q) = vQ
 Biaya total                         :       C = g (Q) = FC + VC = k +
vQ
 Biaya tetap rata-rata     :

Matematika Ekonomi
 Biaya variable rata-rata:

Matematika Ekonomi
 Biaya rata-rata:

Matematika Ekonomi
 Biaya marjinal:

Matematika Ekonomi
 Bentuk non linier dari fungsi biaya pada umumnya berupa fungsi kuadrat parabolic
dan fungsi kubik. Hubungan antara biaya total dan bagian-bagiannya secara grafik
dapat dilihat sebagai berikut:

Biaya total merupakan fungsi kuadrat parabolik

Andaikan C = aQ2 – bQ + c  maka  dan


 Maka

Matematika Ekonomi
 Biaya total merupakan fungsi kubik
 Andaikan C = aQ3 – bQ2 + cQ + d, maka

Matematika Ekonomi
 dan FC=D

 Maka

Matematika Ekonomi
KULIAH SELESAI 061020

Matematika Ekonomi
 Contoh Soal:
 Biaya total yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan ditunjukkan
oleh persamaan
 C = 2Q2 – 24 Q + 102. Pada tingkat produksi berapa unit biaya
total ini minimum? Hitunglah besarnya biaya total minimum
tersebut. Hitung pula besarnya biaya tetap, biaya variable, biaya
rata-rata, biaya tetap rata-rata dan biaya variable rata-rata pada
tingkat produksi tadi. Seandainya dari kedudukan ini produksi
dinaikkan dengan 1 unit, berapa besarnya biaya marjinal?

Matematika Ekonomi
Jawab:
Berdasarkan rumus titik ekstrim
parabola, C minimum terjadi
pada kedudukan

Matematika Ekonomi
Besarnya C minimum = 2Q2 – 24 Q + 102
= 2(6)2 – 24(6) + 102 = 30
Atau C minimum dapat juga dicari dengan
rumus ordinat titik ekstrim parabola, yaitu

Matematika Ekonomi
 Selanjutnya, pada Q = 6

Matematika Ekonomi
 Jika Q = 7, C =  2(7)2 – 24(7) + 102 = 32

Berarti untuk menaikkan produksi dari 6 unit menjadi 7


unit diperlukan biaya tambahan (biaya marjinal)
sebesar 2.

Matematika Ekonomi
 2 Fungsi Penerimaan
 Bentuk fungsi penerimaan total (total revenue, R) yang non linear
pada umumnya berupa sebuah persamaan parabola terbuka ke
bawah.
 Penerimaan total merupakan fungsi dari jumlah barang , juga
merupakan hasilkali jumlah barang dengan harga barang per unit.
Seperti halnya dalam konsep biaya, dalam konsep penerimaanpun
dikenal pengertian rata-rata dan marjinal. Penerimaan rata-rata
(average revenue, AR) ialah penerimaan yang diperoleh per unit
barang, merupakan hasilbagi penerimaan total terhadap jumlah
barang. Penerimaan marjinal (marginal revenue, MR) ialah
penerimaan tambahan yang diperoleh dari setiap tambahan satu unit
barang yang dihasilkan atau terjual.

Matematika Ekonomi
 Penerimaan total               R = Q x P = f (Q)
 Penerimaan rata-rata
 AR = R/Q
 Penerimaan marjinal

 MR =

Matematika Ekonomi
 Contoh :
 Fungsi permintaan yang dihadapi oleh seorang produsen
monopolis ditunjukkan oleh P = 900 – 1,5 Q. Bagaimana
persamaan penerimaan totalnya? Berapa besarnya penerimaan
total jika terjual barang sebanyak 200 unit, dan berapa harga
jual perunit? Hitunglah penerimaan marjinal dari penjualan
sebanyak 200 unit menjadi 250 unit. Tentukan tingkat
penjualan yang menghasilkan penerimaan total maksimum,
dan besarnya penerimaan maksimum tersebut.

Matematika Ekonomi
 Jika Q = 250 ,  R = 900 (250) – 1,5(250)2 = 131.250
 R = 900 Q – 1,5 Q2
 R maksimum pada

Besarnya R maksimum = 900 (300) – 1,5(300)2 =


135.000

Matematika Ekonomi
 3 Keuntungan, Kerugian dan Pulang Pokok
 Analisis Pulang Pokok (break-even) yaitu suatu konsep yang
digunakan untuk menganalisis jumlah minimum produk yang
harus dihasilkan atau terjual agar perusahaan tidak mengalami
kerugian. Keadaan pulang pokok (profit nol, π = 0 ) terjadi
apabila R = C ; perusahaan tidak memperoleh keuntungan tetapi
tidak pula menderita kerugian.  Secara grafik hal ini ditunjukkan
oleh perpotongan antara kurva R dan kurva C.

Matematika Ekonomi
 Tingkat produksi Q1 dan Q4 mencerminkan keadaan pulang pokok,
sebab penerimaan total sama dengan pengeluaran (biaya) total, R
= C. Area disebelah kiri Q1 dan sebelah kanan Q4 mencerminkan
keadaan rugi, sebab penerimaan total lebih kecil dari pengeluaran
total, R < C. Sedangkan area diantara Q1 dan Q4 mencerminkan
keadaan untung, sebab penerimaan total lebih besar dari
pengeluaran total, R > C. Tingkat produksi Q3 mencerminkan
tingkat produksi yang memberikan penerimaan total maksimum.
Besar kecilnya keuntungan dicerminkan oleh besar kecilnya
selisih positif antara R dan C. Keuntungan maksimum tidak selalu
terjadi saat R maksimum atau C minimum.

Matematika Ekonomi
 Contoh soal:
 Penerimaan total yang diperoleh sebuah perusahaan
ditunjukkan oleh persamaan R = -0,1Q2 + 20Q,
sedangkan biaya total yang dikeluarkan C = 0,25Q3 –
3Q2 + 7Q + 20. Hitunglah profit perusahaan ini jika
dihasilkan dan terjual barang sebanyak 10 dan 20 unit ?
 Jawab ;
 π  =  R – C = -0,1Q2 + 20Q – 0,25Q3 + 3Q2 – 7Q – 20
 π  =  – 0,25Q3 + 2,9Q2 + 13Q – 20
 Q  =  10  π  =  – 0,25(1000) + 2,9(100) + 13(10) – 20
 =   –250 + 290 +130 – 20 = 150 (keuntungan )
 Q  =  20  π  =  – 0,25(8000) + 2,9(400) + 13(20) – 20
 =   –2000 + 1160 +260 – 20 = – 600 (kerugian )

Matematika Ekonomi
 Contoh Soal:
 Penerimaan total yang diperoleh suatu perusahaan ditunjukkan
oleh fungsi R =  – 0,1Q2 + 300Q, sedangkan biaya total yang
dikeluarkannya C = 0,3Q2 – 720Q + 600.000. Hitunglah :
 Tingkat produksi yang menghasilkan penerimaan total
maksimum ?
 Tingkat produksi yang menunjukkan biaya  total minimum ?
 Manakah yang lebih baik bagi perusahaan, berproduksi
menguntungkan berproduksi pada tingkat produksi yang
menghasilkan penerimaan total maksimum atau biaya total
minimum ?

Matematika Ekonomi
 Jawab :
 R =  – 0,1Q2 + 300Q
 C = 0,3Q2 – 720Q + 600.000
 R maksimum terjadi pada

Matematika Ekonomi
 C minimum terjadi pada

π pada R maksimum

Matematika Ekonomi
 Q = 1500   π = – 0,4Q2 + 1020Q – 600.000
 = – 0,4(1500)2 + 1020(1500) – 600.000
 =  30.000
 π pada C minimum
 Q = 1200   π = – 0,4Q2 + 1020Q – 600.000
 = – 0,4(1200)2 + 1020(1200) – 600.000
 =  48.000

Matematika Ekonomi

Anda mungkin juga menyukai