Anda di halaman 1dari 30

LOGIKA DASAR

PEMROGRAMAN
PENDAHULUAN
 Sebuah program dibangun dari tiga buah logika
dasar pemrograman, yaitu :
1. Logika Urut / Runtunan (Sequence)
2. Logika Percabangan / Pemilihan /
Penyeleksian Kondisi (Selection)
3. Pengulangan / Looping (Repetition)
LOGIKA URUT
 Logika pemrograman yang paling sederhana.
 Digunakan pada program sederhana yang hanya
berupa runtunan satu atau lebih perintah.
 Konsep logika urut :
1. Tiap perintah dikerjakan satu per satu.
2. Tiap perintah dilaksanakan tepat sekali.
3. Urutan pelaksanaan perintah sama dengan
urutan penulisan algoritma/program.
LOGIKA PERCABANGAN
 Digunakan jika di dalam program, sebuah
perintah dikerjakan jika persyaratan atau
kondisi tertentu dipenuhi.
 Contoh penggunaan :
 Menentukan suatu bilangan bulat termasuk
genap atau ganjil.
 Menentukan siswa yang lulus atau tidak
berdasarkan nilai rata-rata yang diperoleh.
 Dll.
LOGIKA PERCABANGAN
 Jenis-jenis logika percabangan :
1. Percabangan If Tunggal
2. Percabangan If Ganda
3. Percabangan If Majemuk
4. Percabangan If Tersarang
5. Percabangan Case
PERCABANGAN IF TUNGGAL
 Digunakan jika pemilihan hanya memberikan
satu pilihan yang dilaksakan bila kondisi
(persyaratan) dipenuhi (bernilai benar), dan
tidak memberikan pilihan lain yang
dilaksanakan bila kondisi bernilai salah.
 Kondisi berupa suatu ekspresi boolean yang
menggunakan operator pembanding atau
operator logika.
 Contoh kondisi :
 (Bunga < 0.2)
 (Nilai >= 90) and (Nilai <= 100)
PERCABANGAN IF TUNGGAL
 Notasi Pseudocode :
if <Kondisi> then
<Pernyataan-1>
<Pernyataan-2>
…………………
<Pernyataan-n>
endif
 Pernyataan sesudah Then hanya akan dilaksanakan
bila <kondisi> bernilai benar (true). Bila <kondisi>
bernilai salah (false), maka tidak ada pernyataan
yang dilaksanakan.
PERCABANGAN IF TUNGGAL
 Notasi Flowchart :

Salah
Kondisi

Benar
Pernyataan
PERCABANGAN IF TUNGGAL
 Notasi Delphi jika hanya ada satu
pernyataan yang dilaksanakan :
if <Kondisi> then
<Pernyataan>;
 Contoh :
if (nilai >= 60) then
status = ‘Lulus’;
PERCABANGAN IF TUNGGAL
 Notasi Delphi jika ada lebih dari satu
pernyataan yang dilaksanakan :
if <Kondisi> then
begin
<Pernyataan-1>;
<Pernyataan-2>
…………………
<Pernyataan-n>
end;
PERCABANGAN IF TUNGGAL
 Contoh :
if (nilai >= 60) then
begin
status = ‘Lulus’;
indeks = ‘C’;
end;
PERCABANGAN IF GANDA
 Digunakan jika pemilihan memberikan dua
alternatif pilihan.
 Notasi Pseudocode :
if <Kondisi> then
<Pernyataan-1>
else
<Pernyataan-2>
endif
 Pernyataan-1 akan dilaksanakan jika kondisi
bernilai benar, tetapi jika kondisi bernilai salah,
maka Pernyataan-2 yang akan dilaksanakan.
PERCABANGAN IF GANDA
 Notasi Flowchart :

Salah
Kondisi

Benar
Perintah-1 Perintah-2
PERCABANGAN IF GANDA
 Notasi Delphi jika hanya ada satu pernyataan yang
dilaksanakan :
if <Kondisi> then
<Pernyataan-1>
else
<Pernyataan-2>;
 Contoh :
if (nilai >= 60) then
status = ‘Lulus’
else
status = ‘Tidak Lulus’;
PERCABANGAN IF GANDA
 Notasi Delphi jika ada lebih dari satu Pernyataan
yang dilaksanakan :
if <Kondisi> then
begin
<Pernyataan-1>;
<Pernyataan-2>;
end
else
begin
<Pernyataan-3>;
<Pernyataan-4>;
end;
PERCABANGAN IF MAJEMUK
 Digunakan jika pemilihan memberikan lebih dari
dua alternatif pilihan.
 Notasi Pseudocode (4 pilihan) :
if <Kondisi-1> then
<Pernyataan-1>
else if <Kondisi-2> then
<Pernyataan-2>
else if <Kondisi-3> then
<Pernyataan-3>
else
<Pernyataan-4>
endif
PERCABANGAN IF MAJEMUK
 Notasi Flowchart :

Salah
Kondisi-1
Salah
Benar
Kondisi-2
Pernyataan-1
Benar Salah
Kondisi-3
Pernyataan-2
Benar
Pernyataan-1 Pernyataan-1
PERCABANGAN IF MAJEMUK
 Notasi Delphi jika hanya ada satu
pernyataan yang dilaksanakan :
if <Kondisi-1> then
<Pernyataan-1>
else if <Kondisi-2> then
<Pernyataan-2>
else if <Kondisi-3> then
<Pernyataan-3>
else
<Pernyataan-4>;
PERCABANGAN IF MAJEMUK
 Notasi Delphi jika ada lebih dari satu
Pernyataan yang dilaksanakan :
if <Kondisi-1> then
begin
<Pernyataan-1>;
<Pernyataan-2>;
end
else if <Kondisi-2> then
begin
<Pernyataan-3>;
<Pernyataan-4>;
end
PERCABANGAN IF MAJEMUK
else if <Kondisi-3> then
begin
<Pernyataan-5>;
<Pernyataan-6>;
end
else
begin
<Pernyataan-7>;
<Pernyataan-8>;
end;
PERCABANGAN CASE
 Digunakan sebagai alternatif dari percabangan
if majemuk namun strukturnya lebih
sederhana.
 Tidak semua bentuk percabangan if majemuk
dapat diubah menjadi percangan case, tetapi
semua bentuk percangan case dapat diubah
menjadi percabangan if.
 Hanya dapat digunakan pada penyeleksian
kondisi yang hanya tergantung pada satu
variabel penyeleksi.
PERCABANGAN CASE
 Hanya dapat digunakan pada penyeleksian
kondisi yang membandingkan sama atau tidak.
 Tidak dapat digunakan pada penyeleksian
kondisi yang membandingkan <, <=, >, atau >=.
 Dapat memakai beberapa konstanta dalam
sebuah perbandingan.
 Dapat menyeleksi kondisi yang berupa range
(jangkauan nilai).
PERCABANGAN CASE
 Notasi (jika hanya ada satu pernyataan yang
dilaksanakan) :
case (selectorExpression) of
caseList_1: statement_1;
caseList_2: statement_2;
...
caseList_n: statement_n;
else
statements;
end;
 Ekspresi yang akan dibandingkan
(selectorExpression) harus bertipe integer,
karakter, atau boolean.
PERCABANGAN CASE
 Notasi (jika ada lebih dari satu pernyataan
yang dilaksanakan) :
case (selectorExpression) of
caseList_1: begin
statement_11;
statement_12;
end;
caseList_2: begin
statement_21;
statement_22;
end;
PERCABANGAN CASE
...
caseList_n: begin
statement_n1;
statement_n2;
end;
else
begin
statements1;
statements2;
end;
end;
PERCABANGAN CASE
 Contoh 1 :
Case Nilai of
‘A’ : ket := ‘Bagus Sekali’;
‘B’ : ket := ‘Bagus’;
‘C’ : ket := ‘Cukup’;
‘D’ : ket := ‘Kurang’;
else
ket := ‘Tidak Lulus’;
end;
PERCABANGAN CASE
 Contoh 2 :
Case Nilai of
‘A’ : begin
ket := ‘Bagus Sekali’;
angka := 4;
end;
‘B’ : begin
ket := ‘Bagus’;
angka := 3;
end;
‘C’ : begin
ket := ‘Cukup’;
angka := 2;
end;
PERCABANGAN CASE
Case Nilai of
‘D’ : begin
ket := ‘Kurang’;
angka := 1;
end;
else
begin
ket := ‘Tidak Lulus’;
angka := 0;
end;
end;
PERCABANGAN CASE
 Contoh 3 :
Case Nilai Of
‘A’, ‘B’, ‘C’ : status := ‘Lulus’;
‘D’ : status := ‘Lulus Tapi Wajib Mengulang’;
else
status := ‘Tidak Lulus’;
end;
PERCABANGAN CASE
 Contoh 4 :
Case skor of
1..5 : ket := ‘Rendah’;
6..9 : ket := ‘Tinggi';
else
ket := ‘Skor diluar jangkauan nilai’;
end;

Anda mungkin juga menyukai