KEPERAWATAN KRITIS
Anatomi dan Fisiologi
• Review Anatomi dan Fisiologi
Pernafasan !!!!!!
ANFIS
Gagal nafas
• Ketidakmampuan sistem pernafasan untuk
memasukan oksigen dan mengeluarkan
karbondioksida yang dapat terjadi secara
mendadak pada paru yang semula
seimbang
• Mengakibatkan gangguan kehidupan
Pengkajian
• Tanda dan gejala
• Data Subjek dan Data Objek
Berdasarkan Bukti
Pengkajian B6 (ICU)
• Breathing
• Blood/ darah/ kardiovaskular
• Brain/ otak/ GCS
• Blader/ Kandung Kemih
• Bowel/ Usus/ Gastrointestinal
• Bone/ tulang/ Muskuloskeletal
• penilaian nyeri
• Pemeriksaan penunjang.
Breathing (nafas)
• Jalan napas
• Napas spontan
• Adakah sekret
• Irama/ pola nafas
• frekuensi napas (12-20, 14-22)
• penggunaan otot bantu napas.
Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan berdasarkan pada masalah yang muncul pada saat pengkajian, meliputi:
• Diagnosis Aktual
– Penilaian klinis tentang pengalaman/tanggapan individu, keluarga, atau masyarakat
terhadap masalah kesehatan yang terjadi saat ini (Here and Now). Contoh diagnosis
keperawatan aktual ini : gangguan bersihan jalan napas.
• Diagnosis Risiko
– Diagnosis risiko mewakili kerentanan terhadap masalah kesehatan. Contoh diagnosis risiko
ini: risiko syok.
• Diagnosis Potensial
– diagnosis potensial adalah promosi kesehatan untuk mengidentifikasi bidang-bidang yang
dapat ditingkatkan mengenai kesehatan. Contoh diagnosis potensial ini : kesiapan
peningkatan kebutuhan nutrisi.
• Diagnosis Sindrom
– Diagnosis sindrom mengidentifikasi gangguan kesehatan yang tejadi secara bersamaan dan
melalui perencanaan yang sama. Contoh diagnosis sindrom : sindrom stres relokasi.
• Jika memungkinkan, diagnosis keperawatan mengintegrasikan keterlibatan pasien di
seluruh proses.
Diagnosa Keperawatan
• Risiko Aspirasi.
Resiko mengalami masuknya sekresi gastrointestonal, sekresi orofaring, benda cair atau padat
ke dalam saluran trakeobronkhial akibat disfungsi mekanisme protektif saluran napas.
• Pola Napas Tidak Efektif
Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat
• Gangguan Ventilasi Spontan
Penurunan cadangan energi yang mengakibatkan individu tidak mampu bernapas secara adekuat
• Ganguan Pertukaran Gas
Kelebihan atau kekurangan oksigenasi dan atau eleminasi karbondioksida pada membran
alveolus-kapiler
• Gangguan Penyapihan Ventilator
Ketidakmampuan beradaptasi dengan pengurangan bantuan ventilator mekanik yang dapat
menghambat dan memperlama proses penyapihan
• Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
• Ketidakmampuan membersihkan sekret atau obstruksi jalan nafas untuk mempertahankan jalan
nafas tetap paten
(SDKI)
Mengenali adanya sumbatan
jalan napas
• Penyebab utama jalan napas pada pasien tidak
sadar adalah hilangnya tonus otot tenggorokan
sehingga pangkal lidah jatuh menyumbat farink
dan epiglotis menutup larink.
• Bila pasien masih bernapas sumbatan partial
menyebabkan bunyi napas saat inspirasi
bertambah (snoring), sianosis (tanda lanjut) dan
retraksi otot napas tambahan. Tanda ini akan
hilang pada pasien yang tidak bernapas.
Alat Bantu Jalan Napas Orofaring
(Oropharyngeal Airway)
• Alat bantu jalan napas orofaring menahan pangkal lidah dari dinding belakang faring.
Alat ini berguna pada pasien yang masih bernapas spontan atau saat dilakukan
ventilasi dengan sungkup dan bagging dimana tanpa disadari penolong menekan
dagu ke bawah sehingga jalan napas tersumbat. Alat ini juga membantu saat
dilakukan pengisapan lendir dan mencegah pasien mengigit pipa endotrakheal (ETT).
• Cara pemasangan
– Bersihkan mulut dan faring dari segala kotoran
– Masukan alat dengan ujung mengarah ke chefalad
– Saat didorong masuk mendekati dinding belakang faring alat diputar 180
– Ukuran alat dan penempatan yang tepat menghasilkan bunyi napas yang nyaring
pada auskultasi paru saat dilakukan ventilasi
– Pertahankan posisi kepala yang tepat setelah alat terpasang
• Bahaya
– Cara pemasangan yang tidak tepat dapat mendorong lidah ke belakang atau
apabila ukuran terlampau panjang epiglotis akan tertekan menutup rimaglotis
sehingga jalan napas tersumbat
– Hindarkan terjepitnya lidah dan bibir antara gigi dan alat
– Jangan gunakan alat ini pada pasien dimana refleks faring masih ada karena
dapat menyebabkan muntah dan spasme laring
Alat bantu napas nasofaring
(nasopharyngeal airway)
• Biasanya digunakan pada pasien yang menolak menggunakan alat bantu jalan
napas orofaring atau apabila secara tehnis tidak mungkin. memasang alat bantu
jalan napas orofaring (misalnya trismus, rahang mengatup kuat dan cedera berat
daerah mulut).
• Cara pernasangan
– Pilih alat dengan ukurang yang tepat, lumasi dan masukkan menyusuri
bagian tengah dan dasar rongga hidung hingga mencapai daerah belakang
lidah
– Apabila ada tahanan dengan dorongan ringan alat diputar sedikit.
• Bahaya
– Alat vang terlalu panjang dapat masuk oesophagus dengan secgala
akibatnya
– Alat ini dapat merangsang, muntah dan spasme laring
– Dapat menyebabkan perdarahan akibat kerusakan mukosa akibat
pernasangan, oleh sebab itu alat penghisap harus selalu siap saat
pernasangan.
• Ingat !!
– Selalu periksa apakah napas spontan timbul setelah pemasangan alat ini.
– Apabila tidak ada napas spontan lakukan napas buatan dengan alat bantu napas yang
memadai.
– Bila tidak ada alat bantu napas yang memadai lakukan pernapasan dari mulut ke mulut
Pernapasan Buatan
• Pernapasan mulut ke mulut dan mulut ke
hidung
• Pernapasan mulut ke sungkup muka
(pocket facemask)
• Bantuan napas dengan menggunakan
bagging sungkup dan alat bantu jalan
napas lainnya.
Tahap Lanjut Membuka Jalan
Napas
• Permasangan Pipa Endotrakeal (ETT)
– Keuntungan :
• Terpeliharanya jalan napas
• Dapat memberikan oksigen dengan konsentrasi tinggi
• Menjamin tercapainya volume tidal yang, diinginkan
• Mencegah teriadinya aspirasi
• Mempermudah penghisapan lendir di trakea
• Merupakan jalur masuk beberapa obat-obat resusitasi
• Karena kesalahan letak pipa endotrakeal dapat menyebabkan
kematian maka tindakana ini sebaiknya dilakukan oleh penolong
yang terlatih
– Indikasi pemasangan :
• Henti jantung
• Pasien sadar yang tidak mampu bernapas dengan baik (edema paru,
Guillan-Bare syndrom, sumbatan jalan napas)
• Perlindungan jalan napas tidak memadai (koma, arefleksi)
• Penolong tidak mampu memberi bantuan napas dengan cara
konvensional
PERSIAPAN
• Laringoskop, lengkap dengan handle dan bladenya
• Pipa endotrakeal (ETT) dengan ukuran :
– Perempuan : No 7,0 ; 7,5 ; 8,0
– Laki laki : No 8,0 ; 8,5
– Keadaan emergensi : No 7,5
• Stilet (mandrin)
• Forsep margil
• Jeli
• Spuit 20 atau 10 cc
• Stetoskop
• Bantal
• Plester dan gunting
• Alat penghisap lendir (Suction aparatus)
Tekhnik Pemasangan
C
Tekhnik Pemasangan
Tekhnik Pemasangan
J
Tekhnik Pemasangan
Penekanan Krikoid
(Sellick Manuever)
• Perasat ini dikerjakan saat intubasi untuk mencegah distensi
lambung, regurgitasi isi lambung dan membantu dalam proses
intubasi. Perasat ini dipertahankan sampai balon ETT sudah
dikembangkan.