Epidural Block (Simple Version)
Epidural Block (Simple Version)
DEFINISI
Epidural block salah satu jenis neuraxial anesthesia, dimana obat anestesi lokal diberikan pada ruang epidural
Neuroaxial anesthesia merupakan suatu bentuk teknik anestesia, dimana obat-obatan anesthesia (terutama
agen anestesi lokal) diberikan di sekitar sistem saraf pusat (khususnya medulla spinalis)
Yang termasuk neuroaxial anesthesia
Subarachnoid block (SAB) atau spinal anesthesia
Epidural block
Caudal block (blok epidural pada level sacral)
KLASIFIKASI
Kateter epidural
Singlehole
Multihole paling sering digunakan (risiko incomplete block lebih rendah dibandingkan singlehole)
Spuit LOR
FUNCTIONAL ANATOMY
• Posisikan pasien tentukan lokasi puncture (misalkan L3-L4) berikan tanda tindakan asepsis
• Berikan lokal anestesi menggunakan lidocaine (skin wheal) tunggu lidocaine bekerja
• Puncture dengan median atau paramedian approach menggunakan Jarum Epidural (Touhy) perkirakan dengan SED
• Sebelum menembus ligamentum flavum, keluarkan mandrin Touhy, arahkan bevel ke cranial, kemudian sambungkan dengan
spuit 20 atau 10 cc cari LOR atau lakukan Hanging Drop Technique
• Jika telah mendapatkan LOR cabut spuit dari Touhy kemudian masukkan kateter epidural LOR ditambah 4 sampai 6
(sebab jika kurang dari 4 cm, risiko dislodge besar, sedangkan jika lebih dari 6cm, risiko malposisi besar) Tarik perlahan
Touhy keluar sambil tetap memasukkan kateter hingga berada pada titik yang ditentukan
• Sambung kateter dengan alligator & filter Lakukan test dose jika positif, cabut kateter dan pasang ulang, jika negative
aspirasi jika darah, coba flush, jika gagal, lepas dan pasang ulang jika tampak garis putus-putus berhasil
• Fixasi kateter masukkan regimen obat (anestesi atau epidural) Monitoring hemodinamik
MEDIAN APPROACH
Tentukan lokasi puncture (misalkan L3-L4) palpasi 1 cm lateral ke bawah interspace yang ditentukan beri
tanda
Puncture pada lokasi yang telah diberikan tanda 10-15o angulasi ke medial
Masukkan Touhy hingga mencapai ligamentum flavum tanda jika Touhy sudah berada pada ligamnetum flavum
adalah Touhy akan terfixir (tidak akan mudah mengalami deviasi arah) jarak dari kulit ke ligamentum flavum
bervariasi dari 4-6 cm
Lepas mandrin cari LOR atau lakukan Hanging Drop Technique
Taylor’s Approach
Ketika Touhy sudah berada pada ligamentum flavum sambungkan spuit LOR
Tangan nondominan fiksasi hub Touhy terhadap punggung pasien ibu jari tangan dominan
memberi pressure pada pendorong spuit LOR (secara continuous atau intermittent) jika masih
berada pada ligamentum flavum, maka akan terasa resistansi terhadap udara atau salin
(masuknya sulit)
Secara perlahan, majukan Touhy sambil tetap memberi tekanan pada spuit LOR jika menemui
tulang, maka tarik mundur Touhy hingga mencapai ligamentum flavum dan arahkan lebih ke
cranial
Jika Touhy telah masuk ke ruang epidural akan terasa Loss of Resistance dan udara atau saline
akan masuk dengan mudah
HANGING DROP TECHNIQUE
Dosis obat yang dimasukkan untuk memastikan bahwa lokasi kateter atau Touchy tidak berada pada
subarachnoid dan intravascular
Kombinasi antara 3ml lidocaine 1.5% (45mg) dengan 15μg epinefrin (atau epinefrin 1:200.000)
Jika 45mg masuk ke dalam subarachnoid akan timbul blok motoric
Jika 15μg masuk ke dalam intravascular terjadi peningkatan HR sebanyak 20% atau lebih atau peningkatan 10-
25x/menit
Jika tidak terjadi blok motoric atau peningkatan HR test dose negatif
DERMATOM
T10 Umbilikus
T8 Arcus costa
T6 Proceccus xiphoideus
T4 Nipple
Viscerotome
Osteotome
EFEK FISIOLOGIS EPIDURAL
SSP
Mengurangi MAC
Kardiovaskular
Hipotensi vasodilatasi akibat blok simpatis pada saraf yang menginervasi otot polos vaskular berhubungan dengan
luasnya segmen yang terblok, sebab makin luas segmen yang terblok, maka makin banyak vaskular yang mengalami
vasodilatasi
Bradikardi jika block mengenai saraf T1 sampai T4
Respirasi
Tergantung ketinggian block jika mencapai T4, fungsi pulmoner akan menurun akibat block pada diafragma dan otot-otot
aksesoris pernapasan
EFEK FISIOLOGIS EPIDURAL
GI Tract
Innervasi simpatis GI tract berasal dari T5-T12 (dapat diblock oleh TEA), sedangkan parasimpatis berasal dari nervus Vagus
(N.X) simpatotectomy akan menyebabkan tonus vagal meningkat (parasimpatis dominan) peningkatan peristaltic
(motilitas), peningkatan sekresi GI, relaksasi sphincter mencegah post-operative ileus (POI)
Secara teori, peningkatan motilitas dapat merusak anastomosi namun belum terbukti secara literature
TEA meningkatkan perfusi intestinal (akibat vasodilatasi splanik, blood flow
EFEK FISIOLOGIS EPIDURAL
Urogenital
Blok pada T10-L2 (innervasi simpatis yang jika terstimulasi akan menyebab kan terbukanya sfingter uretra internal)
menyebabkan sfingter tidak dapat terbuka retensi urin
Blok pada S2-4 (innervasi parasimpatis yang mengatur pengosongan bladder) menyebabkan pengosongan bladder
terganggu retensi urin
Thermoregulasi
Hipotermia akibat vasodilatasi vascular perifer heat loss
Sistem koagulasi
Risiko DVT menurun pada pasien yang diberikan blok epidural
SIFAT BLOK EPIDURAL
• Tentukan segmen yang akan di blok (berdasarkan target dematom, viscerotom dan
osteotomy bila ada)
• Tentukan volume
• Tinggi > 160cm + 2 ml per segment
• Tinggi < 160cm + 1ml per segment
• Tentukan lokasi puncture (sesuai dengan spreading 60% ke cranial, 40% ke kaudal
• Tentukan konsentrasi
• Konsentrasi rendah untuk blok sensorik (Analgesia)
• Konsentrasi tinggi untuk blok sensomotorik (Anesthesia)
ANALGESIA VS ANESTHESIA
Bupivacain
0.125-0.25% untuk analgesia
0.5-0.75% untuk anestesia
Ropivacain
0.1-0.2% untuk analgesia
0.5-1.0% untuk anestesia
KOMPLIKASI
a. Pungsi Dural
Intra b. Komplikasi Kateter
Operatif c. Injeksi Subarachnoid yang tidak disengaja
d. Injeksi Intravaskular
e. Overdosis anestesi lokal
f. Kerusakan spinal cord
g. Perdarahan
KOMPLIKASI
Hematoma Epidural
TERIMA KASIH