Anda di halaman 1dari 24

STANDAR PELAYANAN MINIMUM

BIDANG KESEHATAN
MASYARAKAT
LANDASAN HUKUM
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 100 TAHUN 2018
INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2019

• Pemerintah Daerah Provinsi dan • Pemerintah Daerah menerapkan SPM


Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota untuk pemenuhan Jenis Pelayanan
wajib menerapkan Standar Pelayanan Dasar dan Mutu Pelayanan Dasar yang
Minimal bidang Kesehatan. berhak diperoleh setiap Warga Negara
• Standar Pelayanan Minimal bidang secara minimal.
Kesehatan yang selanjutnya disebut SPM
Kesehatan merupakan ketentuan
• Penerapan SPM sebagaimana
mengenai Jenis dan Mutu Pelayanan dimaksud diprioritaskan bagi Warga
Dasar yang merupakan Urusan Negara yang berhak memperoleh
Pemerintahan Wajib yang berhak Pelayanan Dasar secara minimal
diperoleh setiap Warga Negara secara sesuai dengan Jenis Pelayanan Dasar
minimal. dan Mutu Pelayanan Dasarnya.
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2019 Pasal 2
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 100 TAHUN 2018
Pasal 3
Jenis Pelayanan Dasar untuk daerah kab/kota terdiri
atas:
a. pelayanan kesehatan ibu hamil;
b. pelayanan kesehatan ibu bersalin;
Jenis pelayanan dasar pada SPM Kesehatan c. pelayanan kesehatan bayi baru lahir;
Daerah Provinsi terdiri atas: d. pelayanan kesehatan balita;
a. pelayanan kesehatan bagi penduduk e. pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar;
terdampak krisis kesehatan akibat bencana f. ipelayanan kesehatan pada usia produktif;
dan/atau berpotensi bencana provinsi; dan g. pelayanan kesehatan pada usia lanjut;
b. pelayanan kesehatan bagi penduduk pada h. pelayanan kesehatan penderita hipertensi;
kondisi kejadian luar biasa provinsi. i. pelayanan kesehatan penderita diabetes melitus;
j. pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa
berat;
k. pelayanan kesehatan orang terduga tuberkulosis;
l. pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi
virus yang melemahkan daya tahan tubuh manusia
(Human Immunodeficiency Virus);
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2019

• Pelayanan dasar pada SPM Kesehatan dilaksanakan pada PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK
fasilitas pelayanan kesehatan baik milik pemerintah INDONESIA NOMOR 100 TAHUN 2018
pusat, pemerintah daerah, maupun swasta.
• Pelayanan dasar dilaksanakan oleh tenaga kesehatan
sesuai dengan kompetensi dan kewenangan. • Menteri melalui Direktur Jenderal Bina
• Selain oleh tenaga kesehatan untuk jenis pelayanan Pembangunan Daerah berwenang
dasar tertentu dapat dilakukan oleh kader kesehatan mengoordinasikan pelaksanaan penerapan SPM
terlatih di luar fasilitas pelayanan kesehatan di bawah secara nasional.
pengawasan tenaga kesehatan • Gubernur berwenang mengoordinasikan
• Pemerintah Daerah wajib memenuhi mutu pelayanan pelaksanaan penerapan SPM di daerah provinsi.
setiap jenis pelayanan dasar pada SPM bidang
Kesehatan. • Bupati/Wali Kota berwenang mengoordinasikan
• Mutu pelayanan setiap jenis pelayanan dasar pada SPM pelaksanaan penerapan SPM di daerah
bidang Kesehatan sebagaimana dimaksud ditetapkan kabupaten/kota.
dalam standar teknis yang terdiri atas
a. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa;
b. standar jumlah dan kualitas personel/sumber daya
manusia kesehatan; dan
c. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar.
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2019 INDONESIA NOMOR 100 TAHUN 2018

• Perhitungan pembiayaan pelayanan dasar pada • Pembiayaan Penerapan SPM oleh Pemerintah Daerah
SPM Kesehatan memperhatikan berbagai dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja
sumber pembiayaan agar tidak terjadi Daerah Provinsi, Anggaran Pendapatan dan Belanja
duplikasi anggaran. Daerah Kabupaten/Kota, dan sumber lainnya yang sah
• Pelaksanaan pelayanan dasar sebagaimana dan tidak mengikat.
dimaksud dicatat dan dilaporkan kepada • Menteri melalui Direktur Jenderal Bina Pembangunan
pemerintah daerah kabupaten/kota, Daerah melakukan pembinaan secara umum dan
pemerintah daerah provinsi, dan Menteri menteri teknis yang membidangi Urusan Pemerintahan
Kesehatan secara berjenjang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Wajib Pelayanan Dasar melakukan pembinaan secara
teknis terhadap Penerapan SPM daerah provinsi.
• Menteri Kesehatan, Pemerintah Daerah • Menteri melalui Inspektorat Jenderal melakukan
Provinsi, dan Pemerintah Daerah pengawasan terhadap Penerapan SPM daerah provinsi.
Kabupaten/Kota melakukan monitoring dan
• Gubernur melakukan pembinaan dan pengawasan
evaluasi serta pembinaan dan pengawasan
secara berjenjang sesuai dengan kewenangan Penerapan SPM daerah kabupaten/kota.
masing-masing. • Bupati/Wali Kota melakukan pembinaan dan
pengawasan penerapan SPM daerah kabupaten/kota.
1 Pelayanan kesehatan ibu hamil
PERNYATAAN STANDAR STANDAR KUANTITAS
Setiap ibu hamil Standar kuantitas adalah Kunjungan 4 kali selama periode kehamilan (K4)
mendapatkan dengan ketentuan:
pelayanan antenatal 1. Satu kali pada trimester pertama.
sesuai standar. 2. Satu kali pada trimester kedua.
Pemerintah Daerah 3. Dua kali pada trimester ketiga
tingkat kabupaten/kota
wajib memberikan STANDAR KUALITAS
pelayanan kesehatan Standar kualitas yaitu pelayanan antenatal yang memenuhi 10 T, meliputi:
ibu hamil sesuai standar 1. Pengukuran berat badan.
kepada semua ibu hamil 2. Pengukuran tekanan darah.
di wilayah kerja tersebut 3. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA).
dalam kurun waktu satu 4. Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri).
tahun. 5. Penentuan Presentasi Janin dan Denyut Jantung Janin (DJJ).
6. Pemberian imunisasi sesuai dengan status imunisasi.
Pelayanan antenatal 7. Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet.
sesuai standar meliputi: 8. Tes Laboratorium.
1. Standar kuantitas. 9. Tatalaksana/penanganan kasus.
2. Standar kualitas. 10. Temu wicara (konseling).
2 Pelayanan kesehatan ibu bersalin
PERNYATAAN STANDAR
Setiap ibu bersalin 1. Penetapan sasaran ibu bersalin di wilayah kabupaten/kota
mendapatkan pelayanan dalam satu tahun menggunakan data proyeksi BPS atau data
persalinan sesuai standar. riil yang diyakini benar, dengan mempertimbangkan estimasi
Pemerintah Daerah tingkat
dari hasil survei/ riset yang terjamin validitasnya, yang
Kabupaten/Kota wajib
memberikan Pelayanan
ditetapkan oleh Kepala Daerah.
Kesehatan Ibu Bersalin sesuai 2. Standar persalinan normal adalah Acuan Persalinan Normal
standar kepada semua ibu (APN) sesuai standar.
bersalin di wilayah kerja a) Dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan.
kabupaten/kota tersebut b) Tenaga penolong minimal 2 orang, terdiri dari:
dalam kurun waktu satu •Dokter dan bidan, atau
tahun. •2 orang bidan, atau
•Bidan dan perawat.
Pelayanan persalinan sesuai 3. Standar persalinan komplikasi mengacu pada Buku Saku
standar meliputi:
Pelayanan Kesehatan Ibu di fasilitas pelayanan kesehatan
1)Persalinan normal.
2)Persalinan komplikasi
Dasar dan Rujukan.
3 Pelayanan kesehatan bayi baru lahir
STANDAR KUANTITAS
PERNYATAAN STANDAR Kunjungan minimal 3 kali selama masa periode neonatal dengan ketentuan :
Setiap bayi baru lahir 1. Kunjungan Neonatal 1 (KN1) 6 - 48 jam
mendapatkan pelayanan 2. Kunjungan Neontal 2 ( KN2) 3-7 hari
kesehatan neonatal esensial 3. Kunjungan Neonatal 3 (KN3) 8-28 Hari
sesuai standar. Pemerintah
daerah tingkat kabupaten/kota STANDAR KUALITAS
wajib memberikan pelayanan 1. Pelayanan neonatal esensial saat lahir (0-6 Jam) meliputi :
kesehatan bayi baru lahir a. Pemotongan dan perawatan tali pusat
sesuai standar kepada semua b. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
bayi usia 0-28 hari di wilayah c. Pencegahan perdarahan (injeksi vitamin K1)
kerjanya dalam kurun waktu d. Pemberian salep/tetes mata antibiotik
e. Pemberian imunisasi (injeksi vaksin Hepatitis B0)
satu tahun. 2. Pelayanan Neonatal Setelah Lahir ( 6-28 Hari) meliputi:
a. Konseling perawatan bayi baru lahir dan ASI eksklusif
PELAYANAN BAYI BARU LAHIR b. Memeriksa kesehatan dengan menggunakan pendekatan MTBM
SESUAI STANDAR MELIPUTI : c. Pemberian vitamin K1 bagi yang lahir tidak di fasilitas Pelayanan kesehatan atau belum
1. Standar Kuantitas mendapatkan Vitamin K
2. Standar Kualitas d. imunisasi Hepatitis B injeksi untuk bayi usia < 24 jam yang lahir tidak ditolong tenaga
kesehatan
e. Penanganan dan rujukan kasus neonatal komplikasi
4 Pelayanan kesehatan balita
Pelayanan kesehatan balita sehat
PERNYATAAN STANDAR
Setiap balita mendapatkan 1. Pelayanan Kesehatan Balita Usia 0-11 bulan
pelayanan kesehatan sesuai 2. Pelayanan Kesehatan balita Usia 12-23 Bulan
standar. Pemerintah Daerah 3. Pelayanan Kesehatan Balita Usia 24- 59 bulan
Tingkat Kabupaten/Kota wajib Pelayanan Balita sakit adalah Pelayanan balita mengunakan pendekatan Manajemen
memberikan pelayanan Terpadu Balita Sakit (MTBS)
kesehatan sesuai standar kepada
Pelayanan kesehatan Balita usia 0 -11 bulan:
semua balita di wilayah kerja
1)Penimbangan minimal 8 kali setahun
kabupaten/kota tersebut dalam 2)Pengukuran panjang/tinggi badan minimal 2 kali /tahun
kurun waktu satu tahun. Setiap 3)Pemantauan perkembangan minimal 2 kali/tahun.
balita (0-59 Bulan) mendapatkan 4)Pemberian kapsul vitamin A pada usia 6-11 bulan 1 kali setahun
5)Pemberian imunisasi dasar lengkap
pelayanan kesehatan sesuai
standar. Pelayanan kesehatan Balita usia 12-23 bulan:
1)Penimbangan minimal 8 kali setahun (minimal 4 kali dalam kurun waktu 6 bulan)
2)Pengukuran panjang/tinggi badan minimal 2 kali/tahun
PELAYANAN KESEHATAN 3)Pemantauan perkembangan minimal 2 kali/ tahun
BALITA BERUSIA 0-59 BULAN 4)Pemberian kapsul vitamin A sebanyak 2 kali setahun
5)Pemberian Imunisasi Lanjutan
MELIPUTI
1. Pelayanan Balita Sehat Pelayanan kesehatan Balita usia 24-59 bulan:
2. Pelayanan Balita sakit 1)Penimbangan minimal 8 kali setahun (minimal 4 kali dalam kurun waktu 6 bulan)
2)Pengukuran panjang/tinggi badan minimal 2 kali/tahun
3)Pemantauan perkembangan minimal 2 kali/ tahun
4)Pemberian kapsul vitamin A sebanyak 2 kali setahun
5 Pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar
PERNYATAAN STANDAR
SKRINING KESEHATAN
Setiap anak pada usia pendidikan dasar Pelaksanaan skrining kesehatan anak usia pendidikan dasar
mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
dilaksanakan di satuan pendidikan dasar (SD/MI dan
standar. Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
wajib melakukan pelayanan kesehatan sesuai SMP/MTS) dan di luar satuan pendidikan dasar seperti di
standar pada anak usia pendidikan dasar di
pondok pesantren, panti/LKSA, lapas/LPKA dan lainnya,
dalam dan luar satuan pendidikan dasar di
wilayah kerja kabupaten/kota dalam kurun meliputi:
waktu satu tahun ajaran.
a. Penilaian status gizi.
PELAYANAN KESEHATAN USIA PENDIDIKAN b. Penilaian tanda vital.
DASAR SESUAI STANDAR MELIPUTI :
c. Penilaian kesehatan gigi dan mulut.
1. Skrining kesehatan.
2. Tindaklanjut hasil skrining kesehatan. d. Penilaian ketajaman indera.
TINDAK LANJUT SKRINING KESEHATAN meliputi:
Keterangan: Dilakukan pada anak kelas 1
sampai dengan kelas 9 di sekolah minimal e. Memberikan umpan balik hasil skrining kesehatan
satu kali dalam satu tahun ajaran dan usia 7
f. Melakukan rujukan jika diperlukan
sampai 15 tahun diluar sekolah.
g. Memberikan penyuluhan kesehatan
6 Pelayanan kesehatan pada usia produktif
PERNYATAAN STANDAR Pelayanan kesehatan usia produktif
Setiap warga negara usia 15 tahun sampai 59 1. Pelayanan edukasi pada usia produktif adalah Edukasi
tahun mendapatkan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
sesuai standar. Pemerintah Daerah dan/atau UKBM.
Kabupaten/Kota wajib memberikan pelayanan 2. Pelayanan Skrining faktor risiko pada usia produktif
kesehatan dalam bentuk edukasi dan skrining adalah skrining yang dilakukan minimal 1 kali dalam
kesehatan sesuai standar kepada warga
setahun untuk penyakit menular dan penyakit tidak
negara usia 15-59 tahun di wilayah kerjanya
menular meliputi:
a. Pengukuran tinggi badan, berat badan dan lingkar
dalam kurun waktu satu tahun.
perut.
PELAYANAN KESEHATAN USIA PRODUKTIF SESUAI
b. Pengukuran tekanan darah.
STANDAR MELIPUTI :
c. Pemeriksaan gula darah.
1) Edukasi kesehatan termasuk keluarga d. Anamnesa perilaku berisiko.
berencana. 3. Tindaklanjut hasil skrining kesehatan meliputi:
2) Skrining faktor risiko penyakit menular dan a) Melakukan rujukan jika diperlukan.
penyakit tidak menular. b) Memberikan penyuluhan kesehatan.
7 Pelayanan kesehatan pada usia lanjut

PERNYATAAN STANDAR Pelayanan kesehatan usia lanjut


Setiap Warga Negara usia 60 tahun ke atas 1.Pelayanan edukasi pada usia lanjut adalah Edukasi yang
mendapatkan pelayanan kesehatan usia lanjut dilaksanakan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan/atau UKBM
dan/atau kunjungan rumah.
sesuai standar. Pemerintah Daerah Tingkat
2.Pelayanan Skrining faktor risiko pada usia lanjut adalah skrining
Kabupaten/Kota wajib memberikan pelayanan
yang dilakukan minimal 1 kali dalam setahun untuk penyakit
kesehatan dalam bentuk edukasi dan skrining menular dan penyakit tidak menular meliputi:
usia lanjut sesuai standar pada Warga Negara a. Pengukuran tinggi badan, berat badan dan lingkar perut
usia 60 tahun ke atas di wilayah kerjanya b. Pengukuran tekanan darah
dalam kurun waktu satu tahun.
c. Pemeriksaan gula darah
d. Pemeriksaan kolesterol
e. Pemeriksaan gangguan mental
PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT SESUAI f. Pemeriksaan gangguan kognitif
STANDAR MELIPUTI : g. Pemeriksaan tingkat kemandirian usia lanjut
1. Edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. h. Anamnesa perilaku berisiko
2. Skrining faktor risiko penyakit menular dan
3. Tindaklanjut hasil skrining kesehatan meliputi:
i. Melakukan rujukan jika diperlukan
penyakit tidak menular
j. Memberikan penyuluhan kesehatan
PENETAPAN TARGET SPM
AY O H I D U P S E H AT – S E H AT D I AWA L I D A R I S AYA
S A L A M S E H AT

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai