Mekanisme Sedimentasi - 1
Oleh: Yuniarti Yuskar, ST.MT
Sedimentologi merupakan ilmu yang mempelajari klasifikasi, asal, dan
interpretasi sedimen dan batuan sedimen serta proses terbentuknya suatu
formasi atau lapisan batuan berdasarkan mekanisme sedimentasi yang
meliputi pelapukan, transportasi dan pengendapan suatu material yang
kemudian terakumulasi sebagai sedimen di lingkungan pengendapannya
baik di lingkungan benua maupun samudera.
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk di
permukaan pada tekanan dan temperatur yang rendah,
dihasilkan dari akumulasi dan litifikasi sedimen,
ditransportasi melalui air udara atau es.
Tiga kategori utama material yang menjadikan variasi tipe
batuan sedimen yaitu :
1. Fragmen silikat dan asosiasi butirannya
2. Presipitasi kimia dan biokimia, terutama material
karbonat
3. Allochems, fragmen yang berasal dari presipitasi yang
terjadi sebelumnya
Siklus dan Proses Sedimentasi
Diagenesis &
Uplift Lithification
Siklus
Sedimentary
P >> T>> Rocks
Solid
Igneous Metamorphic State
Rocks Rocks
P >> T>>
Melting
Oksidasi, merupakan proses mineral yang mengandung besi terlapukkan menghasilkan besi oksida.
Mineral silikat yang mengandung besi yang juga memiliki kandungan alumunium (seperti piroksen,
amfibol dan biotit) mengalami oksidasi dan hidrolisis, membentuk oksida besi dan lempung. Mineral
alumino-silikat yang mengandung besi terlapukkan menjadi tanah merah lempungan
Mineral dan Pelapukan Kimia
Pelapukan Biologi / Biological Weathering
2. Es • Erosi gletser
Keterangan : Dimana :
Udp
Re < 500, laminar R R = Reynolds Number
Re > 2000: turbulent U = kecepatan partikel
Re > 150,000: rough turbulent d = diameter partikel
500< Re < 2000, transitional p = densitas partikel
Particles: laminar/turb at Re < 2 = viskositas fluida
Aliran Laminar (Laminar Flow) R = rendah (<) sedangkan aliran
turbulen (turbulen flow) R = tinggi (>).
Laminar vs turbulent flow in BBL
Smooth turbulent flow
At low flow velocities with a smooth bed,
laminar conditions can be present in a
very thin layer along the bed called the
viscous sublayer, of order 0.1 mm thick
=f(shear stress and viscosity)
rough-turbulent flow
At high flow velocities and/or with a
rough bed (such as sand grains),
turbulence comes in direct contact with
the bed.
f fluid density
Molecular viscosity
10-2
g gravity
10-3
r particle radius
For larger Re, flow becomes 10-4
turbulent
10-5
1 10 100
q3 U
Fr = 3
= 1/ 2
gh ( gh)
(non-dimensional): where q=discharge per unit width of flow (m3 m-1 s-1), g is
the gravitational constant (9.8 m s-2), U =mean velocity of the flow, and h
=flow depth.
balance between inertial and gravitational force
Fr < 1: subcritical flow, gravity dominates
Fr > 1: supercritical flow, inertia dominates (standing waves in a river)
Bed forms and Sedimentary structure for different flow
regimes.
Proses – Proses Sedimentasi
a. Traction Current :
Unidirection of traction current : fluvial
Bidirection traction current : shallow marine
b. Turbidity / Density Current : Low and High Density Turbidity Currents
c. Gravitation
Debris Flow
Grain Flow
Fluidized Flow
Arus Turbidit
Arus turbidit merupakan campuran sedimen dan air, namun memiliki densitas (masa jenis)
yang lebih rendah dibandingkan dengan aliran debris dan memiliki angka Reynolds yang lebih
tinggi.
Arus turbidit bergerak pada kemiringan tertentu sehingga terdapat energi potensial yang
mendukung pergerakan fluida.
Suatu arus turbidit dapat kehilangan densitasnya ketika mulai terjadi pengendapan pada proses
pengalirannya (Allen,1997).
Pemilahan yang terjadi pada arus turbidit dapat membagi antara material kasar yang lebih dulu
terendapkan dengan material yang lebih halus yang tetap terbawa arus turbulen sampai
beberapa saat sampai akhirnya juga ikut terendapkan. Ciri endapan seperti ini disebut sebagai
endapan turbidit, dan umumnya menunjukkan lapisan yang bergradasi (Middleton, 1966).
Secara detil, karakteristik internal dari endapan turbidit menunjukkan pola gradasi yang tidak
sederhana, pola tekstur serta struktur sedimen yang terdapat pada endapan turbidit pertamakali
ditulis oleh (Bouma, 1962)
Divisi ‘a’ (Ta)
Sekuen Bouma
• Pada bagian terbawah dari sekuen Bouma
• batupasir yang terpilah buruk , tidak berstruktur.
• Terbentuk pada aliran yang semakin melemah dan pada zona yang lapisannya hampir
terendapkan seluruhnya, konsentrasi tinggi dan turbulensi berkurang. Pemilahannya
sedikit dan tidak terdapat struktur sedimen pada divisi ini.
Divisi ‘b’ (Tb)
• Pada lapisan ini terdapat laminasi dari batupasir
• Ukuran butir lebih halus daripada lapisan di divisi ‘a’ dan material sedimennya terpilah
lebih baik.
• Struktur sedimen pararel laminasi yang ada terbentuk melalui pemisahan butiran pada
proses transportasi rezim aliran atas.
Divisi ‘c’ (Tc)
Terdapat lapisan batupasir silang-siur, terdapat juga laminasi ripple
berbutir sedang sampai halus.
Struktur sedimen ripple yang berbutir halus-sedang
terbentuk pada kecepatan menengah dan mewakili penurunan kecepatan aliran jika
dibandingkan dengan divisi ‘b’ dibawahnya.
Divisi ‘d’ (Td)
• Batupasir halus dan lanau pada lapisan ini merupakan hasil dari arus turbidit yang
semakin melambat.
• Laminasi horizontal terbentuk ketika terjadi pemisahan butiran halus, namun laminasi
pada divisi ini lebih sulit ditentukan dibandingkan laminasi di divisi ‘b
Divisi ‘e’ (Te)
• Bagian teratas dari endapan turbidit sekuen Bouma
• Terdiri dari sedimen berbutir halus baik lanau maupun lempung.
• Material tersebut terendapkan melalui proses suspensi material seiring dengan
berhentinya arus turbidit.
Gravity Flow (Mass Flow)
Debris Flow
• Jenis aliran yang terdiri dari campuran material sedimen dan air yang bermasa jenis dan
kekentalan yang cukup tinggi, dimana volume dan masa sedimen yang ada melebihi
kandungan air (Leeder, 1982).
• Air <10% dari massa aliran dan Nilai Reynold Number rendah
• Tidak ada aliran turbulen dan tidak ada dinamika pemilahan butiran
• Pemilahan yang terbentuk karena adanya proses aliran yang perlahan ini dapat
menyebabkan lapisan mengalami gradasi yang terbalik (semakin kasar kebagian atas dari
lapisan) atau menyebabkan keterdapatan butiran yang beragam mulai berukuran lempung
sampai bongkah dalam lapisan tersebut.
• Debris flow terdapat pada daratan, di lingkungan yang beriklim arid (pasokan air sangat
sedikit) serta berkembang pada lingkungan bawah laut.
Gravity Flow (Mass Flow)
Grain Flow
• Proses terjunnya material ke bagian bawah dari suatu lereng yang curam (Leeder, 1982).
• Produk dari grain flow berciri khas mengalami reverse graded atau mengalami pembalikan
gradasi.
• Dapat terbentuk pada sedimen berbutir kasar yang bercampur dengan proses aliran lainnya
pada suatu kemiringan seperti pada kipas delta atau lingkungan transisi lainnya (Nichols,
1999).