Anda di halaman 1dari 42

Uji Linieritas

dan Validitas
Data
Kelompok 8
Anggota

Alyu Witriamay Fhutu Neva (4212111016

Gloria Lumban Gaol (4213111099)

Murni Nova Ryanti (4213111092)


Uji
Jupiter Mars

Linieritas
Saturn Venus
PENGERTIAN UJI LINIERITAS

Uji linieritas adalah suatu prosedur yang digunakan untuk


mengetahui status linier tidaknya suatu distribusi data penelitian.
Uji linieritas dilakukan untuk membuktikan bahasa masing-masing
variabel bebas mempunyai hubungan yang linier dengan variabel
terikat. Hasil yang diperoleh melalui uji linieritas akan menentukan
teknik-teknik analisis data yang dipilih, dapat digunakan atau tidak.
Apabila dari hasil uji linieritas didapatkan kesimpulan bahasa
distribusi data penelitian dikategorikan linier maka data penelitian
dapat digunakan dengan metode-metode yang ditentukan.
Demikian juga sebaliknya apabila ternyata tidak linier maka
distribusi data harus dianalisis dengan metode lain.
LANGKAH UJI LINIERITAS

Langkah yang harus dilakukan untuk melakukan uji linieritas adalah


membuat pengelompokan skor prediktor yang nilainya sama menjadi satu
kelompok data dengan tetap memperhatikan pasangan data pada masing-
masing kriteria. Adapun dasar pengambilan keputusan uji linieritas melalui
SPSS dan perhitungan yaitu dengan melihat nilai signifikansi (Sig.) dan F
hitung pada hasil uji linieritas :
Jika signifikansi yang diperoleh > α dan F hitung < F tabel maka terdapat
hubungan yang signifikan antara variabel bebas dan variabel terikat.
Jika signifikansi yang diperoleh < α dan F hitung > F tabel, maka tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara variabel bebas dan variabel
terikat.

Dimana : α merupakan taraf signifikansi, misalnya α = 0,05


RUMUS LINIERITAS

Rumus linier sederhana adalah sebagai berikut.

Y’ = a + bX

Keterangan:
Y’ = variabel independen (nilai yang diprediksikan)
X = variabel independen
a = konstanta (nilai Y’ apabila X=0)
b = koefisien regresi (nilai peningkatan jika bernilai positif ataupun penurunan jika
bernilai negatif)
CONTOH SOAL
Berikut ini disajikan contoh tentang skor yang dihimpun dari jawaban
responden tentang Budaya Organisasi (X), dan Kinerja (Y) dalam suatu perusahaan .
PENYELESAIAN
PENYELESAIAN

Menghitung persamaan regresi dapat menggunakan bantuan program SPSS.

Y = a + bX

Y = 1,665 + 0,938X
PENYELESAIAN
Untuk menghitung jumlah data kelompok :
PENYELESAIAN
PENYELESAIAN
UJI REGRESI

Uji Keberartian Regresi Uji Linier Koefisien Regresi

Ho = Regresi tidak berarti Ho = Rgresi linier


Ha = Regresi berarti Ha = Regresi tidak linier

Bila F hitung > F tabel Ho ditolak Bila F hitung > F tabel Ho ditolak
Bila F hitung < F hitung Ho diterima Bila F hitung < F tabel Ho diterima

Ternyata F hitung > F tabel Ternyata F hitung < F tabel

=> 65,61 > 5,32 (α 5%) => 1,01 < 11,26 (α 1%)
Berarti Ho ditolak. Atau regresi berarti. Berarti Ho diterima, Regresi linier
Jupiter Mars

Validitas Data

Saturn Venus
01
Definisi Validitas
Validitas berasal dari kata valid (kata sifat) yang berarti
tepat, benar, shahih, dan abasah, yang selanjutnya
dibendakan menjadi validitas yang mempunyai arti
ketepatan, kebenaran, kesahihan, dan keabsahan

Dalam kaitannya dengan tes dan penilaian, Retno mengemukakan tiga pokok pengertian validitas yang biasa
digunakan sebagai berikut.
a. Validitas berkenaan dengan hasil dari suatu alat tes atau alat evaluasi, dan tidak menyangkut alat itu
sendiri. Tes intelegensi sebagai alat untuk melakukan tes kecerdasan hasilnya valid, tapi kalau digunakan
untuk melakukan tes hasil belajar tidak valid.
b. Validitas adalah persoalan yang menyangkut tingkat (derajat). Sehingga, istilah yang digunakan adalah
derajat validitas suatu tes, maka suatu tes ada yang bias disebut validitasnya tinggi, sedang, atau rendah.
c. Validitas selalu dibatasi pada pengkhususannya dalam penggunaan, dan tidak pernah dalam arti kualitas
yang umum. Suatu tes berhitung mungkin tinggi validitasnya untuk mengukur keterampilan menjumlah
angka, tetapi rendah validitasnya untuk mengukur berpikir matematis, dan sedang validitasnya untuk
meramal keberhasilan siswa dalam pelajaran matematik yang akan datang.
02
Macam-macam
Validitas
Didalam buku Encyclopedia of Educational Evaluation yang ditulis oleh Scarvia B. Anderson dan
kawan-kawan disebutkan: A test is valid if it measures what it purpose to measure. Atau jika diartiakan
lebih kurang demikian: sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak
diukur. Sebenarnya pembicaraan validitas ini bukan ditekankan pada tes itu sendiri tetapi pada hasil
pengetesan atau skornya.

Contoh: Skor yang diperoleh dari hasil mengukur kemampuan mekanik akan menunjukkan
kemampuan seseorang dalam memegang dan memperbaiki mobil, bukan pengetahuan
orang tersebut dalam hal yang berkaitan dengan mobil. Tes yang mengukur pengetahuan
tentang mobil bukanlah tes yang sahih untuk mekanik. Validitas sebuah tes dapat diketahui
dari hasil pemikiran dan dari hasil pengalaman. Hal yang pertama akan diperoleh validitas
logis (logical validity) dan hal yang kedua diperoleh validitas empiris (empirical validity). Dua
hal inilah yang dijadikan dasar pengelompokkan validitas tes. Secara garis besar ada dua
macam validitas, yaitu validitas logis dan validitas empiris.
Validitas logis Istilah “validitas logis” mengandung kata “logis” berasal dari kata “logika”, yang berarti
penalaran. Dengan makna demikian maka validitas logis untuk sebuah instrument evaluasi menunjuk pada
kondisi bagi sebuah instrument yang memenuhi persyaratan valid berdasarkan hasil penalaran. Kondisi valid
tersebut dipandang terpenuhi karena instrument yang bersangkutan sudah dirancang secara baik, mengikuti
teori dan ketentuan yang ada. Sebagaimana pelaksanaan tugas lain misalnya membuat sebuah karangan, jika
penulis sudah mengikuti aturan mengarang, tentu secara logis karangannya sudah baik.

Validitas empiris Istilah “validitas empiris” memuat kata “empiris” yang artinya
“pengalaman”. Sebuah instrument dapat dikatakan memiliki validitas empiris apabila sudah
diuji dari pengalaman. Sebagai conyoh sehari-hari, seseorang dapat diakaui jujr oleh
masyarakat apabila dalam pengalaman dibuktikan bahwa seseorang tersebut memang jujr.
Contoh lain, seseorang dapat dikatakan kreatif apabila dari pengalamn dibuktikan bahwa
orang tersebut sudah banyak menghasikan ide-ide baru yang diakui berbeda dari hal-hal yang
sudah ada.
03
Fungsi dan
Koefisien
validitas
Validitas dikatakan tinggi bila alat ukur dapat menjalankan fungsi ukurnya yaitu : 1.
Memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukan pengukuran tersebut 2.
Dapat memberikan gambaran perbedaan Pernyataan valid harus diikuti dengan keterangan
yang menunjuk kepada tujuan pengukuran, yaitu :
1. Valid untuk mengukur apa
2. Valid untuk mengukur pada kelompok yang mana

Koefisien validitas dinyatakan oleh korelasi antara distribusi skor tes yang bersangkutan
dengan distribusi skor suatu kriteria yang relevan. Validitas pengukuran memiliki nilai dari
rendah ke tinggi. Makin tinggi tingkat validitas makin baik pengukuran itu. Validitas
pengukuran rendah mengandung kekeliruan sistematis. Bila skor pada tes diberi lambang x
dan skor pada kriterianya mempunyai lambang y maka koefisien antara tes dan kriteria itu
adalah rxy inilah yang digunakan untuk menyatakan tinggi-rendahnya validitas suatu alat
ukur.
04
Cara Mengetahui
Validitas Alat
Ukur
Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah teknik korelasi product moment yang
dikemukakan oleh Pearson. Rumus korelasi product moment ada dua macam, yaitu

a. Korelasi product moment dengan simpangan, dan


b. Korelasi product moment dengan angka kasar.

Rumus korelasi product moment dengan simpangan;

Dimana:
= koefisien korelasi antara variable X dan variable Y, dua variable yang dikorelasikan x = dan y = )
= jumlah perkalian x dengan y
= kuadrat dari x
= kuadrat dari y
Contoh perhitungan
Misalnya akan menghitung validitas tes prestasi belajar matematika. Sebagai kriterium diambil rata-
rata ulangan yang akan dicari validitasnya diberi kode X dan rata-rata nilai harian diberi kode Y.
kemudian dibuat table persiapan sebagai berikut:
dibulatkan 6,4
x=
y=

Rumus korelasi product moment dengan angka kasar:

𝑟 𝑥𝑦 =𝑁 ∑ 𝑋𝑌 −¿¿
Contoh perhitungan
= koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, variabel yang dikorelasikan. Dengan
menggunakan data hasil tes prestasi matematika diatas kini dihitung dengan rumus korelasi product
moment dengan angka kasar yang tabel persiapanya sebagai berikut.
Jika, diperbandingkan dengan validitas soal yang dihitung dengan rumus simpangan, ternyata terdapat
perbedaan sebesar 0,003 lebih besar yang dihitung dengan rumus simpangan. Hal ini wajar karena
dalam mengerjakan perkalian atau penjumlahan jika diperoleh 3 atau angka di belakang koma
dilakukan pembulatan ke atas. Perbedaan ini sangat kecil sehingga dapat diabaikan.
Untuk memperjelas pengertian tersebut dapat disampaikan keterangan sebagai berikut.

Korelasi positif menunjukkan adanya hubungan sejajar antara dua hal. Misalnya hal pertama nilainya
naik, hal kedua ikut naik. Sebaiknya jika hal pertama turun. Contoh korelasi positif antara nilai IPA dan
Matematika.

IPA :2357432
Matematika : 4 5 6 8 5 4 3

Kondisi nilai matematika sejajar dengan IPA karena naik dan turunnya nilai matematika mengikuti naik
dan turunnya nilai IPA. Coba perhatikan. - Korelasi negatif menunjukkan adanya hubungan kebalikan
antara dua hal. Misalnya hal pertama nilainya naik, justru yang kedua turun. Sebaliknya jika yang
pertama turun, yang kedua naik. Contoh korelasi negatif antara nilai Bahasa Indonesia dengan
Matematika.

Bahasa Indonesia : 5 6 8 4 3 2
Matematika :875123
Koefisien korelasi selalu terdapat antara -1,00 sampai +1,00. Namun karena dalam menghitung sering
dilakukan pembulatan angka-angka, sangat mungkin diperoleh koefisien lebih dari 1,00. Koefisien negative
menunjukkan hubungan kebalikan sedangkan koefisien positif menunjukkan adanya kesejajaran untuk
mengadakan interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi adalah sebagai berikut:
 antara 0,800 samapi dengan 1,00 : sangat tinggi
 antara 0,600 sampai dengan 0,800 : tinggi
 antara 0,400 sampai dengan 0,600 : cukup
 antara 0,200 sampai dengan 0,400 : rendah
 antara 0,00 sampai dengan 0,200 : sangat rendah

Penafsiran harga koefisien korelasi ada dua cara yaitu:


• Dengan melihat harga r dan diinterpretasikan misalnya korelasi tinggi, cukup, dan sebagainya.
• Dengan berkonsultasi ke table harga kritik r product moment sehingga dapat diketahui signifikan tidaknya
korelasi tersebut. Jika harga r lebih kecil dari harga kritik dalam table, maka korelasi tersebut tidak
signifikan. Begitu juga arti sebaliknya.:
05
Validitas Butir
Soal atau
Validitas Item
Jika seorang peneliti atau seorang guru mengetahui bahwa validitas soal tes misalnya
terlalu rendah atau rendah saja, maka selanjutnya ingin mengetahui butir-butir tes
manakah yang menyebabkan soal secara keseluruhan tersebut jelek karena memiliki
validitas rendah. Untuk keperluan inilah dicari butir soal.

Pengertian umum untuk validitas item adalah demikian sebuah item dikatakan valid
apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total. Skor pada item
menyebabkan skor total menjadi tinggi atau rendah. Dengan kata lain dapat dikemukakan
di sini bahwa sebuah item memiliki validitas yang tinggi jika skor pada item mempunyai
kesejajaran dengan skor total.
TABEL ANALISIS ITEM UNTUK PERHITUNGAN VALIDITAS ITEM
Misalnya akan dihitung validitas item nomor 6, maka skor item tersebut disebut variabel X dan skor total disebut variabel Y.
Untuk menghitung validitas item nomor 6, dibuat terlebih dahulu persiapannya sebagai berikut.

TABEL PERSIAPAN UNTUK MENGHITUNG VALIDITAS ITEM NOMOR 6

No: Nama X Y

1. Ina 1 8
Keterangan:
2. Ita 0 5 X = skor Item nomor 6
Y = skor total
3. Ifa 1 3
Dari perhitungan kalkulator diperoleh
4. Nira 1 5 data sebagai berikut:
∑X = 6
5. Rani 1 6 Xt = 5,57
∑Y = 46
6. Salsa 0 4 Xp = 6,17
∑XY = 37 p = 6 = 0,75
7. Fira 1 7
∑X2 = 6 8
8. Azriel 1 8 ∑Y2 = 288 q = 2 = 0,25
Koefisian validitas item
nomor 6 yakni salsa
adalah 0,421.
Masih ada cara-cara lain untuk menghitung validitas item. Salah satu cara yang terkenal adalah
menggunakan rumus γpbi yang rumus lengkapnya adalah sebagai berikut:

Ypbi =
Keterangan:
Ypbi = koefisien korelasi biserial
Mp = rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari validitasnya
Mt = rerata skor total
St = standart deviasi dari skor total
p = proporsi siswa yang menjawab benar ( p = banyaknya siswa yang benar ) Jumlah seluruh siswa
q = proporsi siswa yang menjawab salah ( q = 1 – p )
06
Tes Terstandar
sebagai Kriterium
dalam Menentukan
Validitas
Tes terstandar adalah tes yang telah dicobakan berkali-kali sehingga dapat dijamin kebaikannya. Di Negara-negara berkembang biasa
tersedia tes semacam ini, dan dikenal dengan nama standardized test. Sebuah tes terstandar biasanya memiliki identitas antara lain:
sudah dicobakan berapa kali dan di mana, berapa koefisien validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, daya pembeda dan lain-lain keterangan
yang dianggap perlu. Cara menentukan validitas soal yang menggunakan tes terstandar sebagai kriterium dilakukan dengan mengalikan
koefisien validiatas yang diperoleh dengan koefisien validitas tes terstandar tersebut.

Jika seandainya dari tes terstandar diketahuio bahwa validitasnya 0,89 maka bilangan 0,108 ini
belum meruoakan validitas soal Matematika yang dicari. Validitas tersebut harus dikalikan dengan
0,89 yang hasilnya 0,108 x 0,89 = 0,096
07
Validitas
Faktor
Selain validitas soal secara keseluruhan dan validitas butir atau item masih ada lagi yang perlu
diketahui validitasnya, yaitu factor-faktor atau bagian keseluruhan materi. Setiap keseluruhan materi
pelajran terdiri dari pokok-pokok bahsan atau mungkin sekelompok pokok bahasan yang merupakan
satu kesatuan.

Contoh: Guru akan menevaluasi penguasaan siswa untuk tiga pokok bahasan, yaitu: Bunyi, Cahaya,
dan Listrik. Untuk keperluan ini guru tersebut membuat 30 butir soal, untuk Bunyi 8 butir, untuk
Cahaya 12 butir, dan untuk Listrik 10 butir. Apabila guru ingin mengetahui validitas factor, maka ada
3 faktor dalam soal ini. Seperti halnya pengertian validitas butir, pengertian validitas factor adalah
sebagai berikut; butir-butir soal dalam factor dikatakan valid apabila mempunyai dukungan yang besar
terhadap soal-soal secara keseluruhan. Sebagai tanda bahwa butir-butir factor tersebut mempunyai
dukungan yang besar terhadap seluruh soal, yakni apabila jumlah skor untuk butir-butir factor tersebut
menunjukkan adanya kesejajaran dengan skor total. Cara mengetahui kesejajaran tersebut digunakan
juga rumus korelasi product moment.
08
Factor-faktor yang
mempengaruhi
validitas
1. Faktor di dalam tes itu sendiri 3. Faktor dalam
1.1. Petunjuk pengerjaan tes yang 2. Faktor respons siswa, ini
tidak jelas. berfungsinya isi dan terjadi jika :
1.2. Istilah/kata-kata dan susunan prosedur mengajar 3.1. Siswa
kalimat dalam item (soal) terlalu mengalami
sukar. gangguan emosional
1.3. Tingkat kesukaran dari item- dalam menjawab tes.
item tes yang tidak memenuhi 3.2. Siswa hanya
syarat . 4. Faktor dalam cenderung menerka-
1.4. Susunan item tes yang kurang mengadministrasi tes dan nerka dalam
baik. pembijian menjawab tes.
1.5. Kekaburan dalam statemen 4.1. Karena kekurangan
(pernyataan/ungkapan) yang waktu
menyebabkan salah tafsir. 4.2. Karena Karena siswa
1.6. Kualitas dari item-item tes mendapat “pertolongan”
yang tidak memadai untuk yang tidak sah.
mengukur hasil belajar. 4.3. cara pembijian hasil 5. S
1.7. Tes terlalu pendek. tes yang tidak reliable. kelo tatus
1.8. Cara menyusun item-item tes mp dar
4.4. Gangguan situasi k ri t o k d a i
tidak runtut. sekitar pada saat tes. e ri u n
m
1.9. Dalam tes obyektif, pola
susunannya, urutan jawaban muah
ditebak.
Thanks!

Anda mungkin juga menyukai