SESI – 5
SISTEM BIAYA STANDAR
Biaya standar merupakan biaya yang telah ditentukan sebelumnya untuk memproduksi satu unit
atau sejumlah tertentu produk selama satu periode tertentu. Sistem biaya standar dirancang untuk
mengendalikan biaya. Biaya standar yang ditentukan secara realistis akan merangsang pelaksana
dalam melaksanakan pekerjaannya dengan efektif karena telah mengetahui bagaimana pekerjaan
seharusnya dilaksanakan dan pada tingkat biaya berapa pekerjaan tersebut seharusnya dilaksanakan.
Sistem biaya standar akan memberikan pedoman kepada manajemen mengenai besarnya biaya yang
seharusnya dikeluarkan untuk melaksanakan kegiatan tertentu, sehingga memungkinkan mereka
untuk melakukan pengurangan biaya dengan cara perbaikan metode produksi, pemilihan tenaga
kerja, dan kegiatan lainnya yang relevan. Sistem biaya standar juga menyajikan analisis
penyimpangan biaya sesungguhnya dan biaya standar.
PROSEDUR PENENTUAN BIAYA STANDAR
Dalam prosedur penentuan biaya standar, biaya standar dapat dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu:
1. Biaya bahan baku standar adalah biaya bahan baku yang seharusnya terjadi untuk membuat satu
satuan produk tertentu.
2. Biaya tenaga kerja standar adalah biaya tenaga kerja langsung (direct labor cost) yang seharusnya
terjadi untuk membuat satu satuan poduk tertentu.
3. Biaya overhead pabrik standar terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut:
a. Jam (kuantitas) standar.
b. Harga (tarif) standar yang terlebih dahulu harus ditetapkan besarnya biaya tetap dan biaya
variabel
sebagai standar. Dalam hal ini, standar untuk biaya overhead pabrik adalah menggunakan flexible
budget.
ANALISIS PENYIMPANGAN BIAYA SESUNGGUHNYA DARI
BIAYA STANDAR
Penyimpangan biaya sesungguhnya dari biaya standar disebut sebagai selisih (variance). Selisih biaya
sesungguhnya dengan biaya standar ini perlu untuk dianalisis dan diselidiki penyebab terjadinya untuk kemudian
dicari jalan untuk mengatasi terjadinya selisih yang merugikan. Secara umum, penyebab-penyebab terjadinya
selisih antara lain sebagai berikut.
1. Adanya hari libur nasional yang menyebabkan penambahan waktu jam lembur.
2. Adanya kerusakan peralatan (mesin-mesin) pada saat tingkat produksi tinggi.
3. Adanya kesalahan dalam pembuatan produk, sehingga produk perlu diperbaiki dan membutuhkan biaya
tambahan.
4. Adanya keterlambatan penggunaan bahan baku yang akan digunakan dalam proses produksi, sehingga
menyebabkan banyaknya waktu menganggur.
5. Adanya karyawan yang sakit dan digantikan dengan karyawan lain, sehingga terjadi penambahan upah lembur.
6. Ada atau tidaknya pekerjaan lembur.
7. Karyawan yang baru diterima tidak dibayar sesuai upah lembur.
8. Adanya kenaikan atau penurunan pangkat yang menyebabkan perubahan tarif upah.
Analisis selisih biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja berbeda dengan analisis
selisih biaya overhead pabrik. Dalam hal ini, analisis penyimpangan biaya
sesungguhnya dari biaya standar dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Analisis selisih biaya produksi langsung yang terdiri dari biaya bahan baku
langsung dan biaya tenaga kerja langsung;
2. Analisis selisih biaya overhead pabrik.
ANALISIS SELISIH BIAYA PRODUKSI LANGSUNG
Terdapat tiga model analisis selisih biaya produksi langsung yang dapat digunakan, yaitu:model satu selisih
(the one-way model), model dua selisih (the two-way model), dan model tiga selisih (the three-way model).
SH = (HSt – HS) x
Dalam model tiga selisih, rumus perhitungan selisih harga dan kuantitas dapat dilakukan dengan tiga cara tergantung
dari kondisi sebagai berikut.
1) Apabila harga standar dan kuantitas standar masing- masing lebih tinggi atau lebih rendah daripada harga
sesungguhnya dan kuantitas sesungguhnya, maka model tiga selisih dinilai lebih teliti dalam membebankan selisih
harga kepada manajer fungsi pembelian dan selisih kuantitas kepada manajer fungsi produksi dibandingkan dengan
model dua selisih.
a) Dalam kondisi harga dan kuantitas standar masing-masing lebih tinggi dibandingkan dengan harga dan kuantitas
sesungguhnya, model dua selisih akan membebankan selisih kuantitas lebih banyak kepada manajer fungsi
produksi karena rumus perhitungan selisih kuantitas adalah: (KSt- KS) x HSt, sehingga sebagian selisih harga
akan dibebankan sebagai bagian dari selisih kuantitas.
b) Dalam kondisi harga dan kuantitas standar masing-masing lebih rendah dibandingkan dengan harga dan kuantitas
sesungguhnya, model dua selisih akan membebankan selisih harga lebih banyak kepada manajer fungsi
pembelian karena rumus perhitungan selisih harga adalah: (HSt-HS) x KS, sehingga sebagian selisih kuantitas
akan dibebankan sebagai bagian dari selisih harga.
c) Model tiga selisih membebankan selisih harga yang memang benar-benar menjadi tanggungjawab manajer
fungsi pembelian dan membebankan selisih kuantitas yang benar-benar menjadi tanggungjawab manajer fungsi
produksi, karena selisih gabungan yang merupakan selisih harga/kuantitas dipisahkan tersendiri.
2) Apabila harga standar lebih rendah daripada harga sesungguhnya, namun sebaliknya kuantitas
standar lebih tinggi pada dari kuantitas sesungguhnya, maka perhitungan selisih harga dengan model
tiga selisih akan dilakukan menggunakan rumus sebagai berikut.
SH = (HSt - HS) x KS
SK = (KSt - KS) x HSt
SHK = nol
Dalam kondisi harga standar lebih rendah daripada harga sesungguhnya, namun sebaliknya kuantitas
standar lebih tinggi daripada kuantitas sesungguhnya, perhitungan selisih harga dan kuantitas dengan
model dua selisih akan dilakukan dengan menggunakan rumus yang sama dengan yang digunakan
dalam model tiga selisih tersebut.
3) Apabila harga standar lebih tinggi daripada harga sesungguhnya, namun sebaliknya kuantitas
standar lebih rendah daripada kuantitas sesungguuhnya, maka perhitungan selisih harga dan
kuantitas dengan model tiga selisih dapat dilakukan menggunakan rumus sebagai berikut:
Dalam model dua selisih, selisih harga dan selisih kuantitas dihitung menggunakan rumus berikut
ini:
SH = (HSt - HS) x KS
SK = (KSt - KS) x HSt
ANALISIS SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK