Anda di halaman 1dari 25

BIAYA STANDAR

Delvianti, SE,MM
BIAYA STANDAR
 Biaya Standar adalah:
 Biaya yang telah ditentukan sebelumnya untuk memproduksi
satu unit atau sejumlah tertentu produk selama suatu periode
tertentu.
 Biaya yang direncanakan untuk suatu produk dalam kondisi
operasi sekarang atau yang diantisipasi.
 Dua komponen biaya standar;
 Standar fisik, yaitu kuantitas standar dari input per unit
output.
 Standar harga, yaitu biaya standar atau tarif standar per unit
input.
 Kegunaan Biaya Standar:
1. Untuk menetapkan anggaran
2. Mengendalikan biaya dengan cara memotivasi
karyawan dan mengukur efisiensi operasi.
3. Menyederhanakan prosedur perhitungan biaya dan
mempercepat laporan biaya.
4. Membebankan biaya ke persediaan bahan baku,
barang dalam proses dan barang jadi.
5. Menetapkan tawaran kontrak dan harga jual.
MENETAPKAN STANDAR
 Menghitung biaya standar memerlukan standar fisik.
 Dua jenis standar fisik:
1. Standar dasar, adalah tolak ukur yang digunakan untuk
membandingkan kinerja yang diperkirakan dengan kinerja aktual
(serupa dengan angka indeks yang digunakan untuk mengukur
hasil-hasil berikutnya).
2. Standar sekarang, terdiri atas tiga jenis:
a. Standar aktual yang diperkirakan : mencerminkan tingkat aktivitas dan
efisiensi yang diperkirakan. Standar ini merupakan estimasi yang paling
dekat dengan hasil aktual.
b. Standar normal: mencerminkan tingkat aktivitas dan efisiensi normal.
Standar ini mencerminkan hasil yang menantang namun dapat dicapai.
c. Standar teoritis: mencerminkan tingkat aktivitas dan efisiensi maksimum.
Standar ini merupakan cita-cita yang dituju dan bukannya kinerja yang
dapat dicapai sekarang.
Prosedur penentuan biaya standar

Biaya produksi standar dibagi atas


tiga bagian, yaitu:
Biaya Bahan Baku Standar
Biaya Tenaga Kerja Standar
Biaya Overhead Pabrik Standar
BIAYA BAHAN BAKU
STANDAR
 Terdiri atas:
 Masukan fisik yang diperlukan untuk memproduksi sejumlah
keluaran fisik tertentu  kuantitas standar
 Harga per satuan masukan fisik tersebut  harga standar

 Kuantitas standar bahan baku dapat ditentukan dengan


menggunakan:
1. Penyelidikan teknis
2. Analisis catatan masa lalu dalam bentuk:
 Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku uantuk produk atau
pekerjaan yang sama dalam periode tertentu di masa lalu.
 Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku dalam pelaksanaan
pekerjaan yang paling baik dan yang paling buruk di masa lalu.
 Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku dalam pelaksanaan
pekerjaan yang paling baik
 Harga standar pada umumnya ditentukan dari : daftar harga
pemasok, katalog atau informasi yang sejenis dan informasi lain
yang tersedia yang berhubungan dengan kemungkinan perubahan
harga-harga tersebut di masa depan.

 Harga yang dipakai sebagai harga standar dapat berupa:


a. Harga yang diperkirakan akan berlaku di masa yang akan datang,
biasanya untuk jangka waktu satu tahun.
b. Harga yang berlaku pada saat penyusunan standar
c. Harga yang diperkirakan akan merupakan harga normal dalam jangka
panjang.

 Harga standar bahan baku digunakan untuk:


a. Mengecek pelaksanaan pekerjaan Departemen Pembelian
b. Mengukur akibat kenaikan atau penurunan harga terhadap laba
perusahaan.
Biaya Tenaga Kerja Standar
 Biaya tenaga kerja standar terdiri dari dua unsur, yaitu: jam tenaga
kerja standar dan tarif upah standar.

 Syarat mutlak berlakunya jam tenaga kerja standar adalah:


1. Tata letak pabrik yang efisien dengan peralatan modern, sehingga dapat
dilakukan produksi yang maksimum dengan biaya yang minimum.
2. Pengembangan staf perencanaan produksi, routing dan scheduling agar
aliran proses produksi lancar tanpa terjadi penundaan dan
kesimpangsiuran.
3. Pembelian bahan baku direncanakan dengan baik, sehingga tersedia
pada saat dibutuhkan untuk produksi.
4. Standardisasi kerja karyawan dan metode kerja dengan instruksi dan
latihan yang cukup bagi karyawan, sehingga proses produksi dapat
dilaksanakan di bawah kondisi yang paling baik.
 Jam tenaga kerja standar dapat ditentukan dengan cara:
a. Menghitung rata-rata jam kerja yang dikonsumsi dalam suatu pekerjaan dari
kartu harga pokok periode yang lalu.
b. Membuat test-run operasi produksi di bawah keadaan normal yang diharapkan.
c. Mengadakan penyelidikan gerak dan waktu dari berbagai kerja karyawan di
bawah keadaan nyata yang diharapkan.
d. Mengadakan taksiran yang wajar yang didasarkan pada pengalaman dan
pengetahuan operasi produksi dan produk.

 Penentuan tarif upah standar memerlukan pengetahuan mengenai


kegiatan yang dijalankan, tingkat kecepatan tenaga kerja yang diperlukan
dan rata-rata tarif upah per jam yang diperkirakan akan dibayar.

 Tarif upah standar dapat ditentukan atas dasar:


1. Perjanjian dengan organisasi karyawan
2. Data upah masa lalu (rata-rata hitung, rata-rata tertimbang atau median dari
upah karyawan masa lalu)
3. Penghitungan tarif upah dalam keadaan operasi normal.
BIAYA OVERHEAD PABRIK STANDAR

 Tarif overhead standar dihitung dengan membagi jumlah


biaya overhead yang dianggarkan pada kapasitas normal
dengan kapasitas normal.
 Untuk pengendalian biaya overhead pabrik dalam sistem
biaya standar, perlu dibuat anggaran fleksibel, yaitu
anggaran biaya untuk beberapa kisaran (range) kapasitas.
 Anggaran fleksibel memisahkan faktor-faktor biaya tetap
dan variabel dan memperlakukan biaya overhead tetap
sebagai biaya yang jumlah totalnya tetap dalam volume
tertentu.
ANALISIS VARIANS
 Penyimpangan biaya sesungguhnya dari biaya standar
disebut dengan selisih (Variance).

 Dalam analisis varians biaya bahan baku dan biaya


tenaga kerja langsung hanya dikenal dua macam
kapasitas, yaitu: kapasitas sesungguhnya dan kapasitas
standar.

 Dalam analisis varians biaya overhead pabrik dikenal


tiga macam kapasitas, yaitu: kapasitas sesungguhnya,
kapasitas standar dan kapasitas normal.
ANALISIS SELISIH BIAYA PRODUKSI
LANGSUNG

Terdapat tiga model analisis varians


biaya produksi langsung:
1. Model Satu Selisih (The
One Way Model)
2. Model Dua Selisih (The Two
Way Model)
3. Model Tiga Selisih (The Three
Way Model)
MODEL SATU SELISIH (THE ONE WAY
MODEL)
 Rumus untuk biaya bahan baku:

TS = (HSt x KSt) – (HS x KS)


 Rumus untuk biaya tenaga kerja:

TS = (TUSt x JKSt) – (TUS x JKS)


dimana:
TS = Total Selisih
HSt= Harga Standar TUSt = Tarif upah standar
KSt= Kuantitas Standar JKSt = Jam Kerja Standar
HS = Harga Sesungguhnya TUS = Tarif upah sesungguhnya
KS = Kuantitas Sesungguhnya JKS = Jam Kerja Sesungguhnya

 Hasil perhitungan selisih diberi tanda L untuk selisih laba atau selisih yang
menguntungkan dan tanda R untuk selisih rugi.
MODEL DUA SELISIH (THE TWO WAY
MODEL)
 Dipecah menjadi dua macam selisih, yaitu selisih harga dan
selisih kuantitas atau efisiensi.
 Rumus perhitungan selisih harga:
STU = (TUSt – TUS) x
SH = (HSt – HS) x KS
Untuk biaya bahan baku JKS
Untuk biaya tenaga kerja langsung
dimana: SH = Selisih Harga STU = Selisih Tarif Upah
 Rumus perhitungan selisih kuantitas:
SK = (KSt – KS) x SEU = (JKSt – JKS) x
HSt TUSt
dimana : SK = Selisih Kuantitas SEU = Selisih Efisiensi Upah
 Dalam pembelian bahan baku selisih harga yang timbul
menjadi tanggung jawab manajer fungsi pembelian.
Sedangkan selisih kuantitas menjadi tanggung jawab manajer
fungsi produksi.
MODEL TIGA SELISIH (THE THREE WAY
MODEL)
 Dipecah menjadi tiga macam selisih, yaitu: selisih harga,
selisih kuantitas dan selisih harga/kuantitas.
 Tiga kemungkinan dari hubungan harga dan kuantitas
standar dengan harga dan kuantitas sesungguhnya:
1. Harga dan kuantitas standar masing-masing lebih tinggi
atau lebih rendah dari harga sesungguhnya dan kuantitas
sesungguhnya.
2. Harga standar lebih rendah dari harga sesungguhnya, namun
sebaliknya kuantitas standar lebih tinggi dari kuantitas
sesungguhnya.
3. Harga standar lebih tinggi dari harga sesungguhnya, namun
kuantitas standar lebih rendah dari kuantitas sesungguhnya.
1. Harga & kuantitas standar lebih tinggi atau lebih
rendah dari harga & kuantitas sesungguhnya

 Kondisi 1: Harga standar dan kuantitas standar


masing-masing lebih rendah dari harga dan kuantitas
sesungguhnya, rumus:

SH = (HSt – HS) x KSt STU = (TUSt – TUS) x JKSt


SK = (KSt – KS) x HSt SEU = (JKSt – JKS) x TUSt
SHK = (HSt – HS) x (KSt – STEU = (TUSt – TUS) x (JKSt –
KS) JKS)
Untuk biaya bahan baku Untuk biaya tenaga kerja langsung
 Kondisi 2: Harga & kuantitas standar lebih tinggi
dari harga & kuantitas sesungguhnya, rumus:

SH =(HSt – HS) x KS STU =(TUSt – TUS) x JKS


SK =(KSt – KS) x HS SEU =(JKSt – JKS) x TUS
SHK =(HSt – HS) x (KSt – STEU =(TUSt – TUS) x (JKSt –
KS) JKS)
Untuk biaya bahan baku Untuk biaya tenaga kerja
2. Harga standar lebih rendah dari harga sesungguhnya,
sebaliknya kuantitas standar lebih tinggi dari kuantitas
sesungguhnya.

 Pada kondisi ini selisih gabungan yang merupakan


selisih harga/kuantitas tidak akan terjadi.
 Rumus:
STU = (TUSt - TUS) x
SH = (HSt - HS) x KS JKS
SK =(KSt - KS) x HSt SEU =(JKSt - JKS) x
SHK = 0 TUSt
Untuk biaya bahan baku STEU = 0
Untuk biaya tenaga kerja
3. Harga standar lebih tinggi dari harga sesungguhnya, sebaliknya
kuantitas standar lebih rendah dari kuantitas sesungguhnya.

 Pada kondisi ini selisih gabungan yang merupakan


selisih harga/kuantitas tidak akan terjadi.
 Rumus:

STU = (TUSt - TUS) x


SH = (HSt – HS) x KSt JKSt
SK = (KSt – KS) x HS SEU = (JKSt – JKS) x
SHK = 0 TUS
Untuk biaya bahan baku STEU = 0
Untuk biaya tenaga kerja
Contoh:
PT Rimendi menggunakan sistem biaya standar. Data
biaya standar dan biaya sesungguhnya dalam bulan
Januari adalah sbb:
Biaya Kuantitas Kuantitas Harga Harga
standar Sesungguhnya Standar Sesungguhnya

Bahan Baku 4.000 unit 5.000 unit Rp 20 Rp 15

Tenaga kerja 1.000 jam 2.000 jam Rp 10 Rp 20

Perhitungan varians dari berbagai model adalah sbb:


a. Model satu selisih:
TS = (HSt x KSt) – (HS x KS) TS = (TUSt x JKSt) – (TUS x JKS)
 Selisih biaya bahan baku:
TS = (Rp 20 x 4.000 unit) – (Rp 15 x 5.000 unit) = Rp 5.000 L
 Selisih biaya tenaga kerja :
TS = (Rp 10 x 1.000 jam) – (Rp 20 x 2.000 jam) = Rp 30.000R
 TS biaya bahan baku & tenaga kerja = Rp 25.000 R

b. Model dua selisih:


 Selisih biaya bahan baku:

SH = (HSt – HS) x KS SK = (KSt – KS) x HSt

SH = (RP 20 – Rp15) x 5.000 unit = Rp 25.000 L


SK = (4.000 unit-5.000unit) X Rp 20 = Rp 20.000 R
TS biaya bahan baku = Rp 5.000 L
 Selisih biaya tenaga kerja:
STU = (TUSt – TUS) x JKS SEU = (JKSt – JKS) x TUSt
STU = (Rp 10 – Rp 20) x 2.000 jam = Rp 20.000 R
SEU = (1.000 jam – 2.000 jam)xRp10 = Rp 10.000 R
TS biaya tenaga kerja = Rp 30.000 R
TS biaya bahan baku & tenaga kerja = Rp 25.000 R

a. Model tiga selisih


 Selisih Biaya Bahan Baku
SH = (HSt – HS) x KSt
SK = (KSt – KS) x HS
SHK = 0

SH = (Rp 20- Rp 15) x 4.000 unit = Rp 20.000 L


SK = (4.000 unit – 5.000 unit) x Rp 15 = Rp 15.000 R
TS Biaya Bahan Baku = Rp 5.000 L
 Selisih Biaya Tenaga Kerja
STU= (TUSt – TUS) x JKSt
SEU= (JKSt – JKS) x TUSt
STEU = (TUSt – TUS) x (JKSt – JKS)

STU = (Rp 10- Rp 20) x 1.000 jam = Rp 10.000 R


SEU = (1.000 jam–2.000 jam)x Rp 10 = Rp 10.000 R
STEU= (Rp10 – Rp 20) x (1.000-2.000) = Rp 10.000 R
TS biaya tenaga kerja = Rp 30.000 R
TS biaya bahan baku & tenaga kerja = Rp 25.000 R
SELISIH BIAYA OVERHEAD
PABRIK
 Terdapat lima model analisis selisih biaya overhead pabrik,
yaitu:
1. Model satu selisih: mengurangi biaya overhead pabrik dengan
tarif standar pada kapasitas standar dengan BOP sesungguhnya.
TS = BOP sesungguhnya – BOP dibebankan

2. Model dua selisih: dipecah menjadi:


 Selisih terkendalikan : perbedaan BOP sesungguhnya dengan dengan
BOP dianggarkan pada kapasitas standar.
TS = (BOP sesungguhnya – BOP tetap kapasitas normal)-BOP
variabel pada jam tenaga kerja standar
 Selisih volume : perbedaan BOP dianggarkan pada jam standar dengan
BOP dibebankan kepada produk ( kapasitas standar dengan tarif standar).
TS = (Jam tenaga kerja kapasitas normal – jam tenaga kerja
standar) x tarif BOP tetap
3. Model tiga selisih, terdiri atas:
 Selisih pengeluaran: perbedaan BOP sesungguhnya dengan BOP
dianggarkan pada kapasitas sesungguhnya.
TS = (BOP sesungguhnya – BOP tetap kapasitas normal )– BOP
variabel dianggarkan pd jam sesungguhnya dicapai.
 Selisih kapasitas: perbedaan BOP dianggarkan pada kapasitas
sesungguhnya dengan BOP yang dibebankan pada kapasitas
sesungguhnya(kapasitas sesungguhnya dengan tarif standar).
TS = (Kapasitas normal-kapasitas sesungguhnya) x tarif BOP tetap
 Selisih efisiensi: tarif BOP dikalikan dengan selisih antara kapasitas
standar dengan kapasitas sesungguhnya.
TS = (Jam standar –Jam sesungguhnya) x tarif BOP

4. Model empat selisih, dalam model ini selisih efisensi dalam model
tiga selisih dipecah lagi menjadi:
 Selisih efisiensi variabel
 Selisih efisiensi tetap

Anda mungkin juga menyukai