Anda di halaman 1dari 8

ANALISI SELISIH BIAYA PRODUKSI DAN PERLAKUAN AKUNTANSI TERHADAP

SELISIHNYA
&
PERLAKUAN TERHADAP SELISIH BOP
1. Analisis Selisih Biaya Produksi dan Perlakuan Akuntansi Terhadap Selisihnya
Selisih biaya produksi merupakan hasil dari perbandingan antara anggaran dengan
realisasi pengeluaran biaya produksi. Nafarin (2000: 183) mengungkapkan bahwa antara
anggaran dengan realisasinya jarang terdapat kesamaan. Oleh sebab itu, dalam pelaksanaan
anggaran seringkali terjadi penyimpangan baik yang bersifat menguntungkan (favorable)
maupun tidak menguntungkan (unfavorable). Selisih biaya produksi yang bersifat
menguntungkan terjadi apabila realisasi biaya produksi lebih kecil dibandingkan dengan
anggarannya. Sementara selisih biaya produksi bersifat tidak menguntungkan apabila
realisasi biaya produksi lebih besar dibandingkan dengan anggaran yang telah disusun.
Penyimpangan atau selisih biaya produksi ini dapat disebabkan oleh volume atau unit yang
tidak sesuai dengan anggaran dan harga per unit tidak sama dengan harga yang ditetapkan
dalam anggaran.
Sehubungan dengan hal tersebut, untuk mencapai efisiensi biaya produksi diperlukan
analisis yang lebih tajam mengenai penyimpangan tersebut dengan menggunakan analisis
selisih biaya produksi. Shim dan Siegel (2001: 72) mengungkapkan bahwa analisis selisih
(varians) dilakukan dengan membandingkan kinerja standar dengan kinerja aktual. Kinerja
standar mengacu pada anggaran biaya produksi, sedangkan kinerja aktual yang dimaksudkan
adalah realisasinya. Analisis selisih biaya produksi dilakukan pada akhir periode, karena
angka aktual selama proses berlangsungnya kegiatan produksi belum dapat diketahui.
Untuk meminimalkan terjadinya selisih yang tidak menguntungkan, anggaran dapat
diubah pada tingkat volume operasional yang berbeda. Perubahan anggaran tersebut harus
dinilai secara berkala sehingga perusahaan dapat mengetahui sesuai tidaknya anggaran yang
ada dengan kondisi perusahaan. Anggaran yang tidak sesuai dengan kondisi perusahaan
dapat disebabkan oleh kejadian internal seperti rancangan produk atau kondisi eksternal
seperti persaingan (Shim dan Siegel, 2001: 73).
Nafarin (2000: 184) mengungkapkan bahwa analisis selisih harus dilakukan pada
masing-masing elemen biaya produksi sebagai berikut.
a. Selisih biaya bahan baku
Selisih biaya bahan baku terjadi apabila realisasi biaya bahan baku lebih besar atau
lebih kecil dari anggaran yang telah ditetapkan. Analisis selisih terhadap elemen biaya
produksi ini mencakup dua hal yaitu selisih harga bahan baku (SHBB) dan selisih
kuantitas bahan baku (SKBB). Untuk menghitung selisih biaya bahan baku dapat
digunakan rumus sebagai berikut.

SBBB = (HSt x KSt) – (HS – KS)


Keterangan:
HSt = Harga standar
KSt = Kuantitas standar
HS = Harga sesungguhnya
KS = Kuantitas sesungguhnya
Sementara untuk mengetahui selisih harga bahan baku dan selisih kuantitas bahan baku dapat
digunakan formulasi sebagai berikut.
1) Selisih harga bahan baku (SHBB)
SHBB = (HSt – HS) x KS
Keterangan:

HSt = Harga standar


HS = Harga sesungguhnya
KS = Kuantitas sesungguhnya

Kriteria yang digunakan untuk mengukur efisien tidaknya harga bahan baku adalah
sebagai berikut.
a) HSt > HS = favorable (selisih menguntungkan)
b) HSt < HS = unfavorable (selisih tidak menguntungkan)

2) Selisih kuantitas bahan baku (SKBB)


SKBB = (KSt – KS) x HSt
Keterangan:

KSt = Kuantitas standar


KS = Kuantitas sesungguhnya
HSt = Harga standar
Kriteria yang digunakan untuk mengukur efisien tidaknya pemakaian bahan
baku yaitu :
a) KSt > KS = favorable (selisih menguntungkan)
b) KSt < KS = unfavorable (selisih tidak menguntungkan)

b. Selisih biaya tenaga kerja langsung


Analisis selisih biaya tenaga kerja langsung mencakup dua hal yaitu tarif upah
langsung dan efisiensi upah langsung atau berdasarkan jam kerja. Shim dan Siegel (2001:
84) menjelaskan sistem upah mempengaruhi tingkat biaya standar pada penghitungan
selisih biaya tenaga kerja langsung. Tingkat biaya standar tersebut didasarkan pada tiga
hal yaitu harian atau jam, tarif per potong langsung, dan tarif per beberapa potong atau
sistem bonus. Penghitungan selisih biaya tenaga kerja langsung (SBTKL) dapat
menggunakan rumus sebagai berikut.
SBTKL = (TUSt x JKSt) – (TUS x JKS)
Keterangan:
TUSt = Tarif upah standar
JKSt = Jam kerja standar
TUS = Tarif upah sesungguhnya
JKS = Jam kerja sesungguhnya
Sementara selisih tarif upah dan selisih efisiensi upah dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut.
1) Selisih tarif upah (STU)
STU = (TUSt – TUS) x JKS
Keterangan:
TUSt = Tarif upah standar
TUS = Tarif upah sesungguhnya
JKS = Jam kerja sesungguhnya

Kriteria yang digunakan untuk mengukur efisien tidaknya tarif upah langsung adalah sebagai
berikut.
a) TUSt > TUS = favorable (selisih menguntungkan)
b) TUSt < TUS = unfavorable (selisih tidak menguntungkan)

2) Selisih efisiensi upah (SEU)


SEU = (JKSt – JKS) x TUSt
Keterangan:
JKSt = Jam kerja standar
JKS = Jam kerja sesungguhnya
TUSt = Tarif upah standar

Kriteria yang digunakan untuk mengukur efisien tidaknya pemakaian jam tenaga kerja
langsung adalah sebagai berikut.
a) JKSt > JKS = favorable (selisih menguntungkan)
b) JKSt < JKS = unfavorable (selisih tidak menguntungkan)

c. Selisih biaya overhead pabrik


Penghitungan selisih biaya overhead pabrik dapat menggunakan dua metode yaitu
variable costing dan full costing. Dalam penelitian ini, penghitungan selisih biaya
overhead pabrik didasarkan pada metode full costing. Pada metode ini terdapat dua dasar
penghitungan selisih biaya yaitu berdasarkan selisih terkendali dan selisih volume. Untuk
menghitung selisih biaya overhead pabrik total dapat menggunakan formulasi seperti
berikut.
Selisih BOP total = BOP sesungguhnya – BOP standar
Keterangan:
BOP = Biaya overhead pabrik
Sementara untuk menghitung selisih biaya overhead pabrik berdasarkan selisih
terkendali dengan selisih volume dapat menggunakan rumus sebagai berikut.
1) Selisih terkendali
Selisih terkendali = (BOP sesungguhnya – BOP tetap pada kapasitas normal) – BOP
variabel pada kapasitas standar
Kriteria yang digunakan untuk menentukan BOP sudah efisien atau belum
adalah sebagai berikut.
a) BOP standar > BOP sesungguhnya= favorable (selisih menguntungkan)
b) BOP standar < BOP sesungguhnya = unfavorable (selisih tidak
menguntungkan)
2) Selisih volume
Selisih volume = (Kapasitas normal + kapasitas standar) x tarif BOP tetap
Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:
a) BOP standar > anggaran BOP yang disesuaikan dengan jam standar =
favorable (selisih menguntungkan)

b) BOP standar < anggaran BOP yang disesuaikan dengan jam standar =
unfavorable (selisih tidak menguntungkan)

2. Perlakuan Terhadap Selisih BOP


Perlakuan Terhadap Selisih Biaya Overhead Pabrik - Setiap akhir bulan biaya
overhead pabrik yang kurang atau lebih dibebankan dipindahkan dari rekening biaya
overhead pabrik sesungguhnya ke rekening selisih biaya overhead pabrik. Rekening
Selisih Biaya Overhead pabrik dicantumkan dalam neraca sebagai beban yang
ditangguhkan (deferred charges) atau deferred credits.
Hal ini dilakukan dengan alasan bahwa selisih biaya overhead pabrik yang terjadi dalam
bulan tertentu akan diimbangi dengan selisih biaya overhead pabrik pada bulan
berikutnya. Pada Gambar 6.1 berikut ini memperlihatkan pemindahan selisih biaya
overhead pabrik dari rekening biaya overhead pabrik sesungguhnya ke rekening selisih
biaya overhead pabrik
Perlakuan terhadap selisih biaya overhead pabrik pada akhir tahun tergantung pada
penyebab terjadinya selisih tersebut. Jika selisih tersebut disebabkan karena kesalahan
dalam penghitungan tarif biaya overhead pabrik, atau keadaan-keadaan yang tidak
berhubungan dengan efisiensi operasi seperti karena perubahan harga bahan penolong dan
tarif upah tenaga kerja tidak langsung maka selisih tersebut dibagi rata ke dalam rekening-
rekening Persediaan Produk dalam Proses, Persediaan Produk Jadi, dan Harga Pokok
Penjualan. Sebagai akibatnya, harga pokok produksi yang semula berisi biaya overhead
pabrik yang diperhitungkan berdasarkan taksiran dan disesuaikan menjadi biaya overhead
pabrik yang sesungguhnya terjadi.

Jika selisih biaya overhead pabrik disebabkan karena ketidakefisienan pabrik atau kegiatan
perusahaan di atas atau di bawah kapasitas normal, maka selisih tersebut harus
diperlakukan sebagai pengurang atau penambah rekening Harga Pokok Penjualan. Tidak
ada alasan yang kuat untuk menaikkan harga pokok persediaan hanya karena ketidak-
efisienan atau adanya kapasitas yang tidak terpakai

Metode perlakuan terhadap selisih biaya overhead pabrik ini seringkali digunakan tanpa
memperhatikan penyebab terjadinya selisih itu sendiri dengan alasan sebagai berikut:
a) Manajemen tidak pernah mencoba menentukan penyebab terjadinya selisih biaya
overhead pabrik 
b) Jumlah selisih tersebut relatif kecil bila dibandingkan dengan saldo rekening-
rekening yang akan dibebani dengan pembagian selisih tersebut. 
c) Saldo rekening-rekening Barang Dalam Proses dan Persediaan Produk Jadi
biasanya relatif kecil bila dibandingkan dengan Harga Pokok Penjualan. 
Penyajian selisih biaya overhead dalam laporan rugi-laba diilustrasikan pada contoh
sebagai berikut :

Contoh Perlakuan Selisih BOP


Contoh perlakuan biaya overhead pabrik akan menimbulkan masalah keuntungan dan
kerugian proses pembuatan produk. Bagaimana mekanisme pengawasan biaya overhead
pabrik dilaksanakan dengan menggunakan sistem pengendalian internal atas persediaan dan
proses produksi.
Contoh biaya selisih biaya overhead pabrik terjadi karena penggunaan tarif yang
direkapitulasi dalam akun pengendali biaya. Kapasitas produksi yang diinginkan akan dapat
diterapkan guna mengindari adanya kecurangan pembuatan produk seperti kapasitas teoritis,
kapasitas normal dan kapasitas sesungguhnya yang diharapkan.
Penyebab terjadinya selisih biaya overhead pabrik adalah ketidaksesuaian penggunaan
anggaran yang ditetapkan dalam setiap proyek produksi. Pertanyaan tentang biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik bertujuan untuk menetapkan harga pokok
penjualan per unit produk yang dibuatnya.
Metode Perlakuan Selisih Biaya Overhead Pabrik
Metode selisih biaya overhead pabrik harus dilaksanakan setiap periodenya guna menentukan
terjadinya kurang dibebankan atau lebih dibebankan. Menutup biaya overhead dibebankan ke
bop sesungguhnya harus didasarkan pada tingkat keuntungan yang diharapkan.
Perlakuan selisih biaya overhead pabrik sesungguhnya dan biaya overhead pabrik dibebankan
harus didasarkan pada buku pembantu persediaan. Penyebab terjadinya selisih BOP aktual
dengan BOP adalah kesalahan dalam menentukan tarif dan ketidakefisiensian kegiatan
produksi barang dagangan.
Contoh soal dan jawaban selisih biaya overhead pabrik yang terjadi pada PT Masraffi yang
menetapkan tarif bop dibebankan sebesar Rp 900 untuk 70.000 unit produksi. Bila diketahui
BOP aktual yang terjadi sebesar Rp 70.000.000. Berapakah jumlah bop aktual yang kurang
dibebankan pada periode tersebut.
Cara Menghitung Selisih BOP Kurang Dibebankan atau Lebih Dibebankan
Cara selisih nilai bop kurang dibebankan atau lebih dibebankan pada kebijakan
perusahaan. Bagaimana mekanisme pengawasan biaya overhead pabrik akan menentukan
efektifitas kegiatan produksi setiap hari yang dilaksanakan guna memenuhi pesanan
pelanggan.
Contoh perhitungan selisih biaya overhead pabrik harus menerapkan guna menetapkan biaya
produksi. Besarnya harga pokok penjualan pada biaya bahan dan biaya konversi yang
dilaporkan pada laporan laba rugi komprehensif. Adapun selisih selisih bop sebagai berikut:
BOP Berlaku = Tarif BOP x Unit Produksi
BOP Berlaku = Rp 900 x 70.000 unit produksi
BOP Berlaku = Rp 63.000.000
Pengumpulan biaya overhead pabrik sesungguhnya akan dijadikan dasar dalam menentukan
BOP Aktual. BOP aktual adalah biaya yang dikeluarkan pabrik untuk membuat barang
jadi. Adapun transaksi jurnal tarif BOP akuntansi biaya yaitu:
tanggal Keterangan Debet Kredit
03/02/2021PDP - BOP Rp 63.000.000
BOP Diterapkan Rp 63.000.000
(Jurnal Anggaran BOP)
13/02/2021BOP Aktual Rp 70.000.000
Kas Rp 14.000.000
Persediaan Bahan Penolong Rp 17.500.000
Hutang Gaji dan Upah Rp 24.500.000
Akumulasi Penyusutan Rp 14.000.000
(Jurnal BOP Sesungguhnya)
28/02/2021BOP Diterapkan Rp 63.000.000
Selisih BOP Rp 7.000.000
BOP Aktual Rp 70.000.000
(Jurnal Perlakukan Selisih
BOP)

Anda mungkin juga menyukai