Anda di halaman 1dari 41

EVALUASI TEBAL PERKERASAN LENTUR PADA PEKERJAAN TAMBAHAN

DENGAN METODE ANALISA KOMPONEN BINA MARGA (1987)


(Kasus akses jalan masuk Surikmas,DIT dan UNPAZ)
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Disusun Oleh :
Nama : Jose Cardoso
Nim : 08.01. 01. 51
Semester : IX
Jurusan : Teknik Sipil
SCHOOL OF SCIENCE AND ENGINEERING
DILI INSTITUTE OF TECHNOLOGY
2013
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang

Fenomena yang terjadi di lapangan sebelum proyek rehabilitasi jalan Surikmas-


DIT dan UNPAZ yakni pada tahun lalu adalah dengan ketebalan perkerasan jalan
dengan ukuran 3 centimeter adalah ketidakmampuan perkerasan aspal untuk
menerima perubahan temperatur kedalam lapisan perkerasan jalan karena model atau
bentuk desain struktur lapisan perkerasannya kurang memadai dan pengaruh ruang-ruang
kosong tanah terhadap struktur tanah dasar. Terjadi perubahan akibat beban eksternal
berulang (truck, bis, container, dan kendaraan lain) mudah menimbulkan retak dan
hancur pada fisik struktur pembangunan jalan Surikmas – DIT dan UNPAZ, Dili, Timor
Leste.

Timor Leste merupakan negara yang baru merdeka tentu menghadapi berbagai
masalah di bidang Infrastruktur, salah satunya konstruksi Jalan raya, dengan demikian
untuk mengingat Negara baru ini yang masih dalam segala proses rekonstruksi,
kemajuan teknologi dan perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin berkembang
pesat di berbagai segi kehidupan
Dari uraian latar belakang, Penulis terinspirasi untuk menulis laporan ini atau karya
ilmiah ini, Penulis melakukan perbandingan perhitungan dengan judul “EVALUASI
TEBAL PERKERASAN LENTUR PADA PEKERJAAN TAMBAHAN DENGAN
METODE ANALISA KOMPONEN BINA MARGA (1987)”
Maksud dan Tujuan
Maksud
Sebagai salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan pendidikan Strata satu (S1) pada
Dili Institute of Technology.
Sebagai aplikasi dari ilmu-ilmu teoritis yang diperoleh dipekuliahan terhadap realitas
sebenarnya yang ada di lapangan.
Tujuan
•Sebagai salah satu usaha untuk mendapatkan pengalaman kerja di lapangan dalam
pelaksanaan pekerjaan bangunan.
•Merupakan syarat untuk menyelesaikan kurikulum program Strata Satu (S1) pada jurusan
Teknik Sipil di DIT.
Batasan masalah

•Evaluasi perhitungan tebal perkerasan lentur pada lapisan pondasi bawah,pondasi atas
dan lapisan permukaan.
•Study kasus yang disajikan adalah akses jalan masuk Surikmas,DIT dan UNPAZ
dengan data yang di dapat adalah volume lalu lintas,kondisi lingkungan dan data jenis
perkerasan.

Manfaat PKL

Pelaksanaan penulisan laporan ini pun memiliki manfaat terhadap pengembangan


bidang ilmu dan teknologi dan sebagai salah satu bentuk pengaplikasian materi
perkuliahan.
Penulisan laporan dimaksudkan untuk pembentukan individu yang matang selama
perkuliahan dan siap dalam dunia kerja. Dengan adanya penyusunan laporan ini,
penulis akan dihadapkan dengan berbagai permasalahan yang berkaitan dengan materi
praktek. Permasalahan inilah yang dapat dijadikan oleh penulis sebagai modal untuk
menghadapi dunia kerja
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sejarah jalan

Pada awalnya jalan hanya jejak manusia untuk mencari kebutuhan hidup
atau sumber air.Setelah manusia hidup berkelompok jejak-jejak itu
berubah menjadi jalan setapak.Dengan mulai dipergunakan hewan-hewan
sebagai alat transportasi,jalan mulai dibuat rata sampai diperkera
Fungsi perkerasan jalan raya yaitu :

•Untuk memberikan permukaan rata/halus bagi pengendara.


•Untuk mendistribusikan beban kendaraan di atas formasi tanah secara memadai
sehingga melindungi tanah dari tekanan yang berlebihan.
•Untuk melindungi formasi tanah dari pengaruh buruk perubahan cuaca.
Srtuktur lapisan perkerasan lentur

Lapisan permukaan (Surface Course) adalah lapisan yang terletak paling atas dari
struktur perkerasan jalan raya
Tebal minimum lapis permukaan (LP)
Kelompok Jenis lapis permukaan (lp) Tebal lapis (cm) Koefisien kekuatan Kekuatan bahan
relatif (a1)
1 Penetrasi macadan 5 0.25 mekanis
0.20 manual
2 LASTON 4 0.40 744
0.35 590
0.32 454 MS/kg
0.30 340
3 Aspal buton(Lasbutag) 3 0.31 590
0.25 454 MS/kg
0.26 340
 Lapisan pondasi atas ( Base Course ) adalah lapisan perkerasan yang
terletak diantara lapis pondasi bawah dan lapis permukaan

Tebal minimum lapis pondasi atas (LPA)


Jenis lapis pondasi atas(LPA) Tebal LPA Koefisien kekuatan Kekuatan bahan
(cm) relative (a2)
Laston atas 8 0.24 340
0.26 454 MS/kg
0.28 590
Stabilisasi tanah dengan semen 14 0.13 18 KT Kg/cm2
0.15 22
Stabilisasi tanah dengan kapur 14 0.13 18
0.15 22
Pondasi macadam(basah) 14 0.14 100
Pondasi macadam(kering) 15 0.12 60
Batu pecah kelas A 13 0.14 100 CBR
Batu pecah kelas B 14 0.13 80
Batu pecah kelas C 15 0.12 60
Lapisan Pondasi Bawah ( Subbase Course ) adalah lapis perkerasan yang
terletak antara lapisan pondasi atas dan tanah dasar.

Tebal minimum lapis pondasi bawah


Tebal minimum Bahan
ITP (cm)

< 3.00 15 Batu pecah; Stabilitas tanah dengan semen; stabilitas tanah,
dengan kapur.

3.00 – 7.49 20 Batu pecah; Stabilitas tanah dengan semen; stabilitas tanah
10 dengan kapur.
Laston atas

7.50 – 9.99 20 Batu pecah; Stabilitas tanah dengan semen; stabilitas tanah
15 dengan kapur; pondasi macadam.
Laston atas

10. – 12.24 20 Batu pecah; Stabilitas tanah dengan semen; stabilitas tanah
dengan kapur; pondasi macadam; lapen; Laston atas.

>12.25 25 Batu pecah; Stabilitas tanah dengan semen; stabilitas tanah


dengan kapur; pondasi macadam; lapen; Laston atas.
Lapisan tanah dasar (Sub grade) adalah lapisan terbawah suatu
konstruksi perkerasan yang dibuat secara berlapis-lapis seperti yang
biasa dipergunakan dalam konstruksi jalan raya.karakteristik tanah
dasar (Sub grade) akan banyak berpengaruh terhadap lapisan
perkerasan di atasnya

Tabel Faktor Regional ( R )


  Kelandaian II (6 - 10
Kelandaian I (< 6 %) %) Kelandaian II (˃ 12 %)
  % kendaraan Berat % kendaraan Berat % kendaraan Berat

    ˃ 30 ˃ 30
  ≤ 30 % %   ≤ 30 % ˃ 30 %  ≤ 30 %  % 
Iklim I ˂ 900 1.5 –
0.5 1.0 – 1.5 1.0 1.5 2.0 – 2.5
mm / thn 2.0
Iklim II ˃ 900 2.5 –
1.5 2.0 – 2.5 2.0 2.5 3.0 – 3.5
mm / thn 3.0
Volume Lalulintas
Yang dimaksud dengan Lalu - lintas adalah semua kendaraan yang
melewati jalan raya.Lalu - lintas yang beragam terdiri ( mix traffic )
bervariasi baik ukuran, berat total, konfigurasi, dan beban sumbunya
Lalu lintas harian rata – rata tahunan ( LHRT ), yaitu volume lalu lintas harian
yang diperoleh dari nilai rata – rata jumlah kendaraan selama satu tahun penuh.
LHRT =

LHRT dinyatakan dalam kendaraan / hari / dua arah untuk jalan dua arah tanpa
median atau kendaraan / hari / arah untuk jalan dua jalur dengan median.

Lalu lintas harian rata – rata ( LHR ), yaitu volume lalu lintas harian yang
diperoleh dari nilai rata – rata jumlah kendaraan selama beberapa hari pengamatan.
LHR =
Daftar Angka
Ekivalen
Beban Satu Sumbu Angka Ekivalen
Kg Lbs Sumbu Tunggal Sumbu Ganda
1000 2205 0.0002
2000 4409 0.0036 0.0003
3000 6614 0.0183 0.0016
4000 8818 0.0577 0.0050
5000 11023 0.1410 0.0121
6000 13228 0.2923 0.0251
7000 15432 0.5415 0.0466
8000 17637 0.9238 0.0794
8160 18000 1.0000 0.0860
9000 19841 1.4798 0.1273
10000 22046 2.2555 0.1940
11000 24291 3.3022 0.2840
12000 26455 4.6770 0.4022
13000 28660 6.4419 0.5540
14000 30864 8.6647 0.7452
15000 33069 11.4184 0.9820
16000 35276 14.7815 1.2721
Indeks Permukaan
Tabel indeks permukaan (IPo)

Jenis lapis perkerasan IPo (Roughness*) [ mm/km]

LASTON ≥4 ≤ 1000
3.9 – 3.5

Abuston/HRA 3.9 – 3.5 > 1000


3.4 – 3.0

BURDA 3.9 – 3.5 ≤ 2000

BURTU 3.4 - 3.0 > 2000

LAPEN 3.4 – 3.0 ≤ 2000


2.9 – 2.5

Lapis pelindung 2.9 – 2.5 > 2000

Jalan Tanah ≤ 2.4 ≤ 3000

Jalan kerikil ≤ 2.4 > 3000


Tabel Komposisi Roda dan Unit Ekivalen 8,16 ton Beban As
Tunggal
Umur Rencana

Umur rencana perkerasan jalan adalah jumlah tahun dari saat jalan
tersebut dibuka untuk lali-lintas kendaraan sampai diperlukan suatu
perbaikan struktural atau sampai diperlukan overlay lapisan
perkerasan (Sukirman, 1999).

Faktor Umur Rencana ( N )

Faktor Umur Rencana adalah angka yang dipergunakan untuk


menhitung repetisi lalulintas selama umur rencana dari awal umur
rencana
Umur Faktor Pertumbuhan Lalulintas, Persen ( i )
Rencana 0 2 4 5 6 7 8 10
tahun

1 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00


2 2.00 2.02 2.04 2.05 2.06 2.07 2.08 2.10
3 3.00 3.06 3.12 3.15 3.18 3.21 3.25 3.31
4 4.00 4.12 4.25 4.31 4.37 4.44 4.51 4.64
Tabel Faktor
5 5.00 5.20 5.42 5.53 5.64 5.75 5.87 6.11
Umur 6 6.00 6.31 6.63 6.80 6.98 7.15 7.34 7.72
Rencana ( N ) 7 7.00 7.43 7.90 8.14 8.39 8.65 8.92 9.49
8 8.00 8.58 9.21 9.55 9.90 10.26 10.64 11.44
9 9.00 9.75 10.58 11.03 11.49 11.98 12.49 13.58
10 10.00 10.95 12.01 12.58 13.18 13.82 14.49 15.94
11 11.00 12.17 13.49 14.21 14.97 15.78 16.65 18.53
12 12.00 13.41 15.03 15.92 16.87 17.89 18.98 21.38
13 13.00 14.68 16.63 17.71 18.88 20.14 21.50 24.52
14 14.00 15.97 18.29 19.60 21.02 22.55 24.21 27.97
15 15.00 17.29 20.02 21.58 23.28 25.13 27.15 31.77
16 16.00 18.64 21.82 23.66 25.67 27.89 30.32 35.95
17 17.00 20.01 23.70 25.84 28.21 30.84 33.75 40.54
18 18.00 21.41 25.65 28.13 30.91 34.00 37.45 45.60
19 19.00 22.84 27.67 30.54 33.76 37.38 41.45 51.16
20 20.00 24.30 29.78 33.07 36.79 41.00 45.76 57.27
Tabel Koefisien Kekuatan
Relatif
Koefisien Kekuatan Kekuatan bahan
MS (Kg) Kg (Kg/cm3) Jenis Perkerasan
Relatif CBR %

a1 a2 a3

0.40 - - 744 - -
0.35 - - 590 - - LASTON
0.32 - - 454 - -
0.30 - - 340 - -
0.35 - - 744 - -
0.31 - - 590 - - LABUSTAG
0.28 - - 454 - -
0.26 - - 340 - -
0.30 - - 340 - - HRA
0.26 - - 340 - - Penetrasi macadam
0.25 - - - - - Lapen (mekanis)
0.20 - - - - - Lapen (manual)
- 0.28 - 590 - -
- 0.26 - 454 - - Laston atas
- 0.24 - 340 - -
- 0.23 - - - - Lapen (mekanis)
- 0.19 - - - - Lapen (manual)
- 0.15 - - 22 - Stabilitas dengan Semen
- 0.13 - - 18 -
- 0.15 - - 22 - Stabilitas dengan Kapur
- 0.13 - - 18 -
- 0.14 - - - 100 Batu pecah (Kelas A)
- 0.13 - - - 80 Batu pecah (Kelas B)
- 0.12 - - - 60 Batu pecah (Kelas C)
- - 0.13 - - 70 Sirtu/Pitrun (Kelas A)
- - 0.12 - - 50 Sirtu/Pitrun (Kelas B)
- - 0.11 - - 30 Sirtu/Pitrun (Kelas C)
- - 0.10 - - 20 Tanah/lempug kepasiran
Catatan : kuat tekan stabilisasi tanah dengan semen diperiksa pada hari ke - 7
kuat tekan stabilisasi tanah dengan kapur diperiksa pada hari ke – 21
Tabel Jumlah Jalur ditentukan dari lebar
Perkerasan
Lebar Perkerasan Jumlah Kendaraan ringan * Kendaraan berat **
(L) Jalur ( n )
1 arah 2 arah 1 arah 2 arah

L < 5.50 m 1 Jalur 1.00 1.00 1.00 1.00


5.50 m ≤ L < 8.25 2 Jalur 0.60 0.50 0.70 0.50
m
8.25 m ≤ L < 11.25 3 Jalur 0.40 0.40 0.50 0.475
m
11.25 m ≤ L < 4 Jalur - 0.30 - 0.45
15.00 m
15.00 m ≤ L < 5 Jalur - 0.25 - 0.425
18.75 m
18.75 m ≤ L < 6 Jalur - 0.20 - 0.40
22.00 m
Tabel Indeks Permukaan pada Akhir Umur Rencana (IP)

LER=Lintas Klasifikasi jalan


Ekivalen Rencana*)

Lokal Kolektor Arteri Tol

< 10 1.0 – 1.5 1.5 1.5 - 2.0 -

10 – 100 1.5 1.5 – 2.0 2.0 -

100 – 1000 1.5 -2.0 2.0 2.0 – 2.5 -

> 1000 - 2.0 – 2.5 2.5 2.5


Metode Analisa Komponen

•Menentukan daya dukung tanah dasar (DDT) dengan mempergunakan


pemeriksaan CBR.
•Menentukan Umur Rencana (UR) dari jalan yang hendak direncanakan.
Pada perencanaan jalan baru umumnya menggunakan umur rencana 10 tahun.
•Menentukan faktor pertumbuhan lalu lintas (i%) selama masa pelaksanaan
dan selama umur rencana.
•Menentukan Faktor Regional (FR). Hal – hal yang mempengaruhi nilai
FR antara lain :

Menentukan lintas Ekivalen


Menentukan lalulintas ra-rata/hari

LHRj = LHRj .( 1+ i )UR

Menetukan Lintas Ekivalen Permukaan (LEP)

Menentukan Lintas Ekivalen Tenggah (LET)


LET =

Menentukan Lintas Ekivalen Rencana (LER)


LER = LET X UR/10
Menentukan Indeks Permukaan (IP)
Menentukan Indeks Tebal Perkerasan (ITP) dengan menggunakan
rumus dasar metode AASTHO 1972
Menentukan Indeks Tebal Perkerasan
ITP = a1D1 + a2D2 + a3D3 + ………anDn
BAB III
METODOLOGY PRAKTEK KERJA LAPANGAN
Lokasi praktek kerja lapangan
waktu praktek kerja lapangan

Penulis melakukan praktek kerja lapangan (PKL) selama tiga bulan


dihitung mulai dari bulan februari tanggal 24-08-2012 berakhir pada
bulan 24-12-2012. Dengan site survey di lapangan sesuai dengan jam kerja
masuk pagi jam 8.00-17.00 sore waktu Timor Leste (WTL).

Metodologi Penilitian

Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk


memperoleh data yang diperlukan,data yang dikumpulkan dan diolah
sendiri oleh penulis lansung dari lapangan disebut data primer
Metode yang digunakan dalam mengevaluasi tebal
perkerasan tambahan adalah;

Metode analisa komponen (Bina Marga 1987) dengan perhitungan secara


manual yaitu mengunakan microsoft Excel 2007.Dalam pembahasan data
untuk evaluasi struktur perkerasan lentur pada ruas jalan Surikmas,DIT
dan UNPAZ rumus-rumus dan tabel yang digunakan untuk perhitungan
yang bersumber dari Metode Analisa Komponen (Bina Marga 1987).
struktur perusahaan JONIZE

DIRECTOR
I JIN FILIPE

PROJECT MANAGER
SYAHRUL AKBAR

ADMINISTRATION FINANCE
HIDY/ANGEL CARLITO RODRIGUES

SITE MANAGER
EDGAR T.CIRILO

MATERIAL ENGINEER QUANTITY SURVEYOR GEODETHIC ENGINEER


I DEWA PUTU WARDIANTA BRYAN BARNES ASEP RASJUM

CINSTRUCTION SUPERVISOR LOGISTIC


AMILCAR/CARLOS JAKA

PLANT & MATERIAL EQUIPMENTS TRANSPORTATION


ANDI ISTIQLAL/MAHMUD SAPRIANTO GINTING LUIS PINTO
Flow Chart Penulisan
Kontraktor membuat permintaan
Inspeksi sebelum pengaspalan

Konsultan dan PU mengadakan inspeksi

Setuju atau tidak jika suda sesuai


standar maka dimulai

Ya Tidak
Sesuai Gambar

Persiapan untuk Pengaspalan


pengaspalan

Tes kepadatan Lapangan

Tes kepadatan Laboratorium

Sertifikasi hasil tes

Pengaspalan
Star

Perkerasan lentur

Data yang diperlukan


•Umur rencana.
•Indeks permukaan (IP).
•Nilai CBR
•Factor Regional (FR).
Bagan alir perhitungan •Data teknis jalan.
•Frekuensi bus trans.pakuan
tebal perkerasan jalan lentur dalam1-9 hari ,material.

LER = LET x FP
LET = ½ (LEP + LEA)
FP = UR/10
LEA = LEP (1+r)2
LEP = Σ LHRi x ESALi x Ci x (1+a)n’

Itp =a1d1+a2d2+a3d3

Selesai
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

data lalu lintas maksimum Surikmas,DIT dan UNPAZ

No Type kendaraan Jumlah kendaraan hari/dua arah


1 Kendaraan ringan 4564
2 Kendaraan bus 8 ton 5
Kendaraan truck 2 AS (12
3 TON) 50
Kendaraan truck 3 AS (20
4 TON) 14
Kendaraan truck 4 AS (25
5 ton) 4

Data curah hujan yang diguanakan yaitu curah hujan tahun 2011 diambil
intensitas curah hujan rata – rata 582.50 mm/Tahun (diambil data data hasil
pengamatan Meterologi)
Bahan-bahan perkerasan
•Sub –Base Course dengan CBR 60 % (Sirtu/ Pitru, batu pecah Kelas B ).
•Base Course dengan CBR 86 % ( batu pecah, Kelas B ).
•Surface ( LASTON, MS 744 ).

Umur rencana yaitu


10 tahun.
perhitungan LHR awal rencana (Initial Average Daily Traffic Design)

Jumlah kendaraan /2
No Type kendaraan (1 + i)n arah
1 Kendaraan ringan 4564 x (1 + 8 % )2 5323.4496
2 Kendaraan bus 8 ton 5 x (1+8 % )2 5.832
Kendaraan truck 2AS (12
3 TON) 50 x (1+8 % )2 58.32
Kendaraan truck 3 AS (20
4 TON) 14 x (1+8 %)2 16.3296
Kendaraan truck 4 AS (25
5 ton) 4 x (1+8 % )2 4.6656
Perhitungan LHR Akhir Umur Rencana ( FinalAverage Daily Traffic Design)
No Type kendaraan (1 + i) n Jumlah kendaraan /2 arah
1 Kendaraan ringan 2 ton 5323.4496 x 1+10)10  13807.65726
2 Kendaraan bus 8 ton 5.832 x 1+10)10  15.12670603
Kendaraan truck 2AS (12
3 TON) 58.32 x (1+10)10  151.2670603
Kendaraan truck 3 AS (20
4 TON) 16.3296x (1+10)10   42.35477688
Kendaraan truck 4 AS (25
5 ton) 4.6656x (1+10)10   12.10136482
Angka Ekivalen
No. Tipe kendaraan Angka Ekivalen
1 Kendaraan ringan 2 ton (1 + 1) 0.0004
2 Kendaraan Bus 8 ton ( 3 + 5) 0.1593
3 Kendaraan Truk 2 AS 12 ton ( 4 + 8) 0.9815
4 Kendaraan Truk 3 AS 20 ton (6 + 7 + 7) 1.3753
5 Kendaraan Truk 4 AS 25 ton (6 + 7 + 7 + 5) 1.5163
Perhitungan LEP= LHR awal umur rencana ( LHR 2013 ) x C xE
No. Tipe kendaraan LHR 2011 x C x E Jumlah
1 Kendaraan ringan 2 ton 5323.4496x 1.000 x 0.0004 2.12937984
2 Kendaraan Bus 8 ton 5.832x 1.000 x 0.1593 0.9290376
3 Kendaraan Truk 2 AS 12 ton 58.32x 1.000 x 0.9815 57.24108
4 Kendaraan Truk 3 AS 20 ton 16.3296x 1.000 x 1.0375 22.45809888
5 Kendaraan Truk 4 AS 25 ton 4.6656x 1.000 x 1.5163 7.07444928
Total LEP = 89.8320456

Perhitungan LEA = LHR akhir Umur rencana (LHR 2021 ) x C xE

No. Tipe kendaraan LHR 2021 x C x E Jumlah


1 Kendaraan ringan 2 ton 13807.65726 x 1.000 x 0.0004 0.2908
2 Kendaraan Bus 8 ton 15.126x 1.000 x 0.1593 48.75
3 Kendaraan Truk 2 AS 12 ton 151.267 x 1.000 x 0.9815 188.45
4 Kendaraan Truk 3 AS 20 ton 42.35 x 1.000 x 1.0375 143.18
5 Kendaraan Truk 4 AS 25 ton 12.10x 1.000 x 1.5163 52
Total LEP =432.67
•LINTAS EKIVELEN TENGAH ( LET )
= 161.416

LET = = = 161.416

•LINTAS EKIVALEN RENCANA ( LER )

LER = = 161.416

= 161.416
INDEKS PERMUKAAN ( IP )
Klasifikasi jalan Kabupaten ( Lokal )
LER = 161.416 diantara 100 – 1000 ( Tabel 2.12 )
IPT = 1.00-1.5 maka diambil nilai 1.5
Lapisan Permukaan ( LP ) yaitu LASTON, jadi IPo = ( ≥ 4 )
Maka diambil IPo = 4 ( tabel 2.7 )
Persentase ( % ) jumlah kendaraan berat terhadap kendaraan ringan
x 100 % = 1.58 %

FAKTOR REGIONAL ( FR )
Kelandaian perkarasan jalan raya relative datar < 6 % dengan intensitas
curah hujan 582.50 mm/ tahun, persentase kendaraan berat ≤ 30 %,
maka :FR = 0.5 ( tabel 2.5 )
Korelasi monogram 1 ITP
Korelasi ITP
IPt = 1.5 ; IPo = 4 Maka ITP = 7.2 (dari hasil korelasi Nomogram)
DDT = 4.7 LER = 161.416
FR = 0.5

ITP = 6.4 diantara 3.00 -6.70 (tabel 2.2)

Maka, D1 = 5 cm ( Laston )

ITP = 6.4 diantara 3.00 – 7.49 (tabel 2.4 )


Maka, D2 = 20 cm ( Batu pecah )
Korelasi relative kekuatan bahan ( a )
•Lapisan Permukaan ( LP ) : Laston ( MS 744 ) maka, a 1 = 0.40

•Lapisan Pondasi Atas ( LPA ) : Batu pecah kelas B CBR 86 %, maka a 2 = 0.13

•Lapisan Pondasi Bawah ( LPB ) : Sirtu / pitrun Kelas B CBR 60 % , maka a 3 = 0.12

Menghitung Tebal Lapisan perkerasan jalan raya


ITP = ( a1 x D1 ) + ( a2 x D2 ) + ( a3 x D3 )
6.4 = ( 0.40 x 5 ) + ( 0.13 x 20 ) + ( 0.12 x D3 )
6.4 = 2 + 2.6 + 0.12D3
0.12D3 = 6.4 – ( 2 + 2.6 ) =
D3 =

D3 = = 15 cm
Gambar
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan Re-analisis pada proyek pekerjaan tambahan
untuk hasil perhitungan Lapis tebal perkerasan jalan raya dengan
panjang total 2.8 km di kampus DIT Surikmas dan UNPAZ bahwa:

•Total Tebal lapis perkerasan untuk umur rencana 10 tahun yaitu


lapisan permukaan (Surface Laston MS 744) dengan tebal 5 cm
Lapisan pondasi atas (Batu pecah kelas B,CBR 68 %) dengan tebal
20 cm dan Lapisan Pondasi bawah (Sirtu atau Pitru kelas B CBR
60 %) dengan tebal 15 cm.
Gambar hasil perhitungan
Saran
Untuk menjamin kualitas Perkerasan Jalan Raya yang berhubungan
dengan hasil evaluasi laporan ini maka Penulis sarankan kepada :

Pemerintah sebagai pemilik proyek harus memperhatikan hal – hal


berikut:
1.Penegakan aturan – aturan jalan raya dan membuat tanda khusus
untuk tipe kendaraan yang akan melewati jaran tersebut dengan tidak
melebihi beban desain ( batasan Bobot kendaraan sesuai beban desain)
2.Sosialisasi fungsi dan penggunaan jalan raya perlu di tingkatkan
3.Kontrol kualitas jalan raya perlu diditingkatkan, dengan
pemelihaharaan yang rutin.
Pengangkutan muatan Lebih (over Loading ) oleh Para pengguna jalan
perlu di sadari.
OBRIGADO….!!!

Anda mungkin juga menyukai