Anda di halaman 1dari 18

Pertemuan ke tiga

Peradaban pada masa sahabat Abu bakar r.a


Pada masa khalifah Abu bakar sebagaimana pada masa
Rasululla itu bersifat sentral yang berarti bahwa
kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif terpusat
ditangan khalifah. Selain menjalankan roda
pemerintahan, Abu Bakar juga menjalankan hukukm.
Meskipun demikian, Abu Bakar selalu mengajak para
sahabat untuk bermusyawarah. Secara umum, kebijakan
internal Abu Bakar tidak jauh berbeda dengan kebijakan
Nabi Muhammad.Konten ini telah tayang di
Kompasiana.com dengan judul "Peradaban Islam pada
Masa Khalifah Abu Bakar As Shiddiq
O Sementara itu, terdapat banayak permasalahna yang
dihadapi oleh Abu Bakar , salah satunya adalah perang
melawan kaum Murtad. Orang-orang arab yang
murtad dan memisahkan diri dari jam'ah kaum muslim
menjadi persoalan yang sangat penting, sebab jika
terus dibiarakan akan memunculkan keraguan dan
kekacauan hati umat muslim nantinya. Kareana itulah
Abu Bakar menyiapkan pasukannya untuk menyerang
orang-orang yang enggan kembali dalam pelukan
Islam. Selain iyu, terdapat pula perang Ummu Zamal
dan perang Fajjah'ah. 
Pada saat itu sekelompok besar pengikut
Thullaih dari bani Ghatafah berkumpul
menemani Ummu Zamal para hari perang
Bazakhah. Wanita bernama Salma binti Malik
bin Hudzalifah mengobarkan semnagat mereka
untuk berperag melawan Khalid bin Walid. Ia
juga mengajak kabilah lain, ia mengumpulan
pasukan banyak dan memimpin sendiri
pasukknnya. 
Selain Ummu Zamal, ada sosok lain yang ikut mencecoki
kedamaian umat Islam. Dikisahkan bahwa Abu Bakar
sedang berada di Baqi., seorang laki-laki bernama Iyas ibn
Abd Yalail ibn Khaffaf dari bani Sulaim, menemui abu
Bakar. Ia menyatakan keislamannya dihadapan Abu Bakar.
Utntuk membuktikan kestiaanya, Abu Bakar menyuruhnya
menyediakan pasukan untuk menyerangi kaum Murtad.
Namun, dalam perjalan, ia akan menghabisi siapaun yang
ia temui, baik yang muslim maupun murtad, lalu merampas
harta benda mereka. Ketika mendengar hal tersebut abu
Bakar langsung meminta pasukaknnya untuk
A. Kehidupan Abu Bakar

Abu Bakar dilahirkan dengan nama Abdullah ibn Abi Qahafah dari seorang
ayah bernama Abu Qahafah yang semula bernama Utsman ibn Amir.
Sedangkan ibunya bernama Ummu al-Khair yang semula bernama salma
binti sakhr ibn Amir. Sebelum ia memeluk Islam , Ia mendapat julukan
dengan nama Abdul Ka’bah. Setelah masuk Islam, ia diberi nama oleh
Rasulullah SAW dengan sebutan Abdullah. Sebutan lain baginya adalah Atik
(artinya lolos/lepas). Asal mula julukan namanya sebagai Abdul Ka’bah
berawal dari kenyataan bahwa ibunya setiap melahirkan anak lelaki, pasti
meninggal dunia. Begitu Abu Bakar lahir dan dikaruniai kehidupan, orang
tuanya sangat gembira. Serta merta dijulukinya anak lelaki mereka dengan
sebutan Abdul Ka’bah. Ketika anak itu tumbuh menjadi remaja, namanya
bertambah dengan julukan Atik yang menandakan seolah-olah ia lepas dari
kematian. Tetapi menurut para Ahli Sejarah, “Atik”, bukanlah nama
baginya, melainkan sekedar julukan karena kulitnya yang putih bersih.
Sejak kecil Abu Bakar hidup seperti layaknya anak-anak lainnya di kota
Mekah. Tatkala usianya menginjak masa dewasa, dia berdagang sebagai
penjual kain. Sebagai seorang pedagang kain, Abu Bakar sangat berhasil
dalam usahanya. Pada awal mudanya ia menikah dengan Kutailah binti
Abdul Uza. Perkawinan ini membuahkan ketirunan Abdullah dan Asma.
Kelak setelah masuk Islam. Dan perkawinannya dengan Ummu Ruman
binti Uwaimir, Abu Bakar memperoleh dua orang anak, yaitu
Abdurrahman dan Aisyah. Ketika berada di Madinah, Abu Bakar dengan
Habibah binti Kharijah serta Asma Binti Umais. Dari istrinya yang
terakhir ini, Abu Bakar dikaruniai seorang anak, yaitu Muhammad. Tidak
hanya itu, dagangan Abu Bakar pun sangat maju dan memperoleh
keuntungan sangat besar. Keberhasilan usaha dagangnya, barangkali di
sebabkan oleh kepribadian dan akhlaknya yang mulia, sehingga sangat
disenangi orang.
Karena pergaulannya yang luas ditambah dengan
keramah-tamahannya, Abu Bakar mampu
mengajak orang lain untuk mengikuti jejaknya
untuk memeluk agam Allah SWT, Berkat
ajakannya beberapa orang kemudian masuk islam .
Mereka antara lain adalah Abdurrahman ibn Auf,
Utsman ibn Affan, Thalhah ibn Ubaidillah, Sa’ad
ibn Abi Waqqash dan Zubair ibn Awwam.
Menyusul kemudian Abu Ubaidah ibn Jarrah serta
beberapa orang penduduk Mekah lainnya.
Hubungannya dengan Nabi
Muhammad SAW
Tempat tinggal Abu Bakar terletak di daerah pemukiman pedagang
Quraisy yang kaya. Dari daerah itulah para pedagang Quraisy biasa
mengirimkan barang dagangannya yang akan dijual di daerah Syam
dan Yaman. Khadijah binti khuwailid yang kelak akan menjadi istri
Nabi SAW juga tinggal di daerah tersebut. Karena tempat tinggal
mereka berdekatan Abu Bakar menjalin persahabatan dengan
Muhammad SAW setelah beliau menikah dengan khadijah dan
menempati rumah istrinya itu. Usianya lebih muda dari usia
Muhammad SAW, sekitar dua tahun lebih beberrapa bulan.
Barangkali karena kesetaraan usia dan usaha dagangnya, Abu Bakar
lebih memiliki keserasian dalam hal akhlak dan ketenangan jiwa
dengan Rasulullah SAW. Demikian pula dengan keinginannya
untuk meninggalkan adat-istiadat dan kepercayaan suku Quraisy.
B. Pembaitan Abu Bakar
Sesudah Rasulullah wafat,kaum Ansar menghendaki agar orang yang
akan jadi Khalifah dipilih dari kalangan mereka.Dalam pada itu Ali
bin Abi Talib menginginkan agar beliaulah yang diangkat menjadi
Khalifah, berdasarkan kedudukan beliau dalam Islam, apalagi beliau
adalah menantu dan karib Nabi SAW. Tetapi bahagian terbanyak dari
kaum Muslimin menghendaki Abu bakar, maka dipilihlah beliau jadi
Khalifah,Orang-orang yang tadinya untuk memberikan bai’at kepada
Abu bakar pun turut jejak langkah golongan terbanyak dari kaum
Muslimin dan segera pula memberikan baiatnya.
Sesudah Abu Bakar dilantik menjadi Khalifah , beliau pun berpidato.
Dalam pidatonya itu dijelaskan nya siasah pemerintahan yang akan
belau jalankan. Dibawah ini kita kutip beberapa prinsip-prinsip yang
diucapkannya dalam pidatonya itu.
Pidato Abu Bakar
Setelah selesai Orang membaiat itu, Abu Bakar pun
berpidatolah, sebagai sambutan atas kepercayaan Orang
banyak kepada dirinya itu, penting dan ringkas : ‘Wahai
Manusia, sekarang aku telah menjabat pekerjaan kami ini,
tetapi tdaklah aku Orang yang lebih baik daripada kamu.
Maka jika aku telah berlaku baik dalam jabatanku,
dukunglah aku. Tetapi kalo aku bersalah, tegakkanlah aku
kembali. Kejujuran adalah suatu amanat, kedusataan
adalah suatu khianat. Orang yang kuat di antara kamu,
pada sisiku hanyalah lemah, sehingga hak si lemah aku
tarik daripadanya. Orang lemah di sisimu, pada sisiku
kuat, sebab akan ku ambilkan daripada si kuat akn haknya,
insya Allah. Taatlah kepadaku selama aku taat kepada
Allah SWT dan rasulnya..
C. Pemerintahan Khalifah Abu
Bakar
Pada saat dibai’at, Abu Bakar dipanggil oleh seseorang
dengan “Ya Khalifatullah”, maka ia memutus kata-kata
orang itu dengan berseteru, “Aku bukan khalifah Allah
tetapi khalifah Rasulullah SAW”.
Yang dimaksud dengan khalifah Rasulullah SAW tudak
lain bahwa dia hanyalah pengganti Rasulullah SAW dalam
memimpin muslimin serta mengarahkan kehidupan
mereka agar tidak keluar dari batas-batas hokum Allah
SWT, agar mereka melaksanakan perintah-perintah-Nya
dan meninggalkan larangan-larangan-Nya. Menurutnya
khalifah Allah hanyalah dikhususkan bagi Rasulullah
SAW
pemerintahan Abu Bakar sebenarnya bersifat
Demokratis. Terpilihnya Abu Bakar adalah
berdasarkan pemilihan umum. Ia di bai’at karena sifat
dan kedudukannya di sisi Rasulullah SAW, bukan
Karena keluarganya atau kefanatikan terhadap
sukunya. Abu Bakar tidak minta agar dirinya dibai’at.
Bahkan ia mencalonkan Umar bin Khattab dan Abu
Ubaidah bin Jarraah agar kaum Muslimin membai’at
salah satu dari keduanya Yang mereka inginkan
Administrasi dan Organisasi Pemerintaha Abu Bakar.
Pembagian tugas pemerintah kian hari semakin
tampak kelihatan dan lebih nyata dari zaman
pemerintahan Rasulullah, ketentuan pembagian
tersebut adalah sebagai berikut :
a. Urusan Keuangan.
Urusan keuangan di pegang oleh Abu Ubaidah
Amir bin jarrah yang mendapatkan nama julukan
dari Rasulullah SAW “Orang kepercayaan
Ummat”.
Sumber-sumber keuangan yang utama di Zaman Abu Bakar
adalah :
1.Zakat
2.Rampasan
3.Upeti
b. Urusan Kehakiman.
Sebagaiman kita ketahui bahwa Abu BAkar adalah seorang
kepala Negara yang bertanggung jawab langsung (Presidentil
Kabinet), maka pembantu-pembantunya (Menteri-menteri)
adalah atas pertunjukannya sendiri. Dari itu untuk mengurus
soal kehakiman di tunjuknyalah Umar bin Khattab.
Hal-hal yang Pertama kali Dilakukan Oleh Abu Bakar.
Diantaranya ialah : Dia Orang yang pertama kali masuk Islam,
yang pertama kali menghimpun Al Qur’an, yang pertama kali
menamakan Al Quran sebagai Mushaf. Dan dia juga adalah yang
pertama kali dinamakan Khalifah.
Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Bakar bin Abi Mulaikah
dia berkata, dikatakan kepada Abu Bakar : Wahai Khalifah
Allah!Abu Bakar menjawab, “Saya Khalifah Rasulullah”, dan
saya ridha dengannya.
Dia adalah Orang yang memangku jabatan Khalifah sedangkan
Ayahnya masih hidup. Dia juga adalah Khalifah yang rakyatnya
memberi dana.
E. Wafatnya Abu Bakar.
Wafatnya Abu Bakar pada tahun 13 H malam
selasa, 7 Jumadil Akhir pada usia 63 tahun, dan
kekhalifahannya berjalan selama 2 tahun 3 bulan
dan 10 hari, dan dimakamkan di rumah ‘Aisyah
disamping makam Nabi Muhammad SAW.
KESIMPULAN
Dengan keramahan dan kelembutannya Abu Bakar menerima ajakan dan
ajaran Nabi Muhammad SAW dan bisa mengajak beberapa temannya
untuk memeluk Islam. Peran Abu Bakar dalam sejarah sangatlah
menentukan sebab saat-saat itulah sejarah memasuki masa transisi dari
kepemimpinan seorang Rasul ketangan manusia biasa. Disinilah letak
spesifikasi Abu Bakar yang tak bisa disamai oleh pemeran sejarah lainnya.
Dengan ciri khasnya yang cerdas dan berkepribadian lembut, Abu Bakar
menjadi “Aktor” paling tepat menghadapi periode kepemimpinan umat
sepeninggal Rasulullah SAW. Periode ini sungguh sangat sulit dan rumit.
Tetapi nampaknya isyarat pengkanderan “dirinya sebagai khalifatu-
rasulillah telah dipersiapkan oleh zaman sejak awal. Peran-perannya
sebagai imam shalat menggantikan tugas Rasulullah SAW penyerta hijrah
Nabi dan pedamping setia sepak terjang Rasulullah, merupakan “ayat-
ayat”akan perannya sebagai khalifatu-rasulillah

Anda mungkin juga menyukai