CEGAH STUNTING
- TIM KUKERTA INTEGRASI SELAT PANJANG 2021 -
REPUBL
IK
PERMASALAHAN GIZI
INDONE
SIA
22,2% balita di
dunia Obesitas Penduduk Usia 18+
(150,8 juta) 7,5% 5,6% tahun
(50,5 juta) (38,3 juta)
2013 2018
Stunting
Overwe
ight
14,8 21,8
Wasting
% %
Sumber: Global Nutrition Report, 2018 Sumber: Riskesdas, 2013 dan 2018
3
PERMASALAHAN GIZI
PERMASALAHAN GIZI
Konsumsi pangan penduduk Indonesia masih Pola makan merupakan faktor risiko nomor 1 yang
didominasi oleh padi-padian. Konsumsi bahan pangan berkontribusi pada kematian dan kecacatan di Indonesia
hewani dan sayur dan buah masih rendah.
25%
Padi-
padian
21,74%
Sayur
2017
dan Buah 15,49%
Pangan
9,81% Hewani
Kacang-
kacangan
Sumber: Kementerian
Pertanian
Penduduk usia ≥ 5
tahun kurang
konsumsi sayur dan Sumber: IHME Data
Visualization
buah
Sumber: Riskesdas, 2018 7
STUNTING
ADALAH
Kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan
gizi kronis dan stimulasi psikososial serta
paparan infeksi berulang terutama dalam
1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) -
biasa disebut perawakan pendek
1
2
7
Stunting adalah keadaan dimana balita memiliki
panjang atau tinggi badan yang kurang jika
dibandingkan dengan umur sebayanya.
Sebaliknya, anak yang pendek pada usia dini dan berhasil mengejar
pertumbuhannya pada usia Balita, sebanyak 84% akan tumbuh normal
pada usia pra-pubertas (Aryastami, 2015)
PENCEGAHAN PENANGANAN
18
PENYELAMATAN MELALUI 1000
HARI PERTAMA KEHIDUPAN (HPK)
730 hari
270 hari
kehidupan
selama pertama bayi
kehamilan setelah dilahirkan
20
PENCEGAHAN STUNTING PEMBERDAYAAN
ORANG TERDEKAT
Program 1000 HPK
(SUAMI, ORANG TUA,
INTERVENSI SENSITIF :
INTEGRASI KEGIATAN
3. Pendidikan dan KIE Gizi Masyarakat Keluarga Berencana
1. Pendidikan Kespro di Sekolah
4. Pemberian Pendidikan dan Pola Asuh 2. Pemberian edukasi gizi remaja 2.Penyediaan Bantuan Sosial dari
dalam Keluarga Pemda untuk Keluarga Tidak Mampu
3. Pembentukan konselor sebaya untuk
(Keluarga Miskin)
5. Pemantapan Akses dan Layanan KB membahas seputar perkembangan
6. Penyediaan Jaminan Kesehatan remaja TERSIER
Nasional (JKN) dan Jaminan Persalinan
7. Pemberian Edukasi Kespro PEMBERDAYAAN ORANG
SEKUNDER TERDEKAT (SUAMI, ORANG
PRIMER TUA, GURU, REMAJA
PUTRA)
PROGRAM 1000 HPK KUALITAS REMAJA
PUTRI INTERVENSI KESEHATAN :
INTERVENSI SPESIFIK : 1. Konsultasi perencanaan kehamilan
1. Suplementasi Tablet Besi Folat pada Bumil INTERVENSI KESEHATAN : dengan melibatkan suami dan
2. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Bumil 1. Suplementasi Tablet Tambah Darah keluarga (orang tua)
KEK pada Remaja Putri 2. Pelayanan kontrasepsi bagi Suami
3. Promosi dan Konseling IMD dan ASI Eksklusif 2. Pemberian obat cacing pada Remaja untuk penundaan kehamilan
4. Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA) Putri
3. Bimbingan konseling ke Bidan
5. Pemantauan Pertumbuhan di Posyandu 3. Promosi Gizi Seimbang
bersama dengan suami untuk
6. Pemberian Imunisasi 4. Pemberian Suplementasi Zink penentuan tempat dan penolong
7. Pemberian Makanan Tambahan Balita Gizi 5. Penyediaan akses PKPR (Pelayanan persalinan
Kurang Kesehatan Peduli Remaja) di
Puskesmas 4. Pendidikan Kespro bagi Remaja
8. Pemberian Vitamin A Putra
9. Pemberian Taburia pada Baduta
5. Mempersiapkan konseling Calon
10. Pemberian Obat Cacing pada Bumil 21
Pengantin
KERANGKA PENANGANAN
STUNTING
Intervensi yang ditujukan kepada anak dalam
INTERVENSI GIZI 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
SPESIFIK Kegiatan ini umumnya dilakukan oleh sektor
(BERKONTRIBUS kesehatan. Intervensi bersifat jangka pendek.
I 30%) Sasaran intervensi ibu hamil, ibu menyusui
dan balita.
Intervensi yang diberikan secara spesifik pada sektor kesehatan, khususnya pada 1000 Hari Pertama
Kehidupan (HPK) anak.
Pemberian Tablet Tambah Promosi ASI Eksklusif tambahan
Darah (TTD) dan suplemen Pemberian MP-ASI Imunisasi dasar
vitamin A bagi Ibu Hamil
Pemberian makanan
Merupakan bantuan tunai bersyarat yang diberikan pada Ibu atau Wanita pada
keluarga miskin yang memiliki anak bersekolah, balita , dan Ibu hamil, bertujuan
untuk memutus rantai kemiskinan antar generasi.
Tokoh Pendampi
Agama Jurnalis Kader
ng PKH
Sumber: Studi Evaluasi Penanganan Stunting (Bappenas, 2017) 27
Gerakan Sehat Cerdas sebagai salah satu upaya lintas sektoral
penanganan stunting
Tujuan
Tugas (spesifik 1. Fasilitasi masyarakat Desa dalam 1. Memotivasi ibu/keluarga untuk memberikan
isu stunting) diagnosa penyebab stunting makanan bergizi seimbang pada balita dan
2. Fasilitasi dan advokasi peningkatan belanja melakukan pemantuan pertumbuhan dan
APBDes untuk kegiatan kesehatan dan perkembangan di posyandu.
pendidikan
3. Koordinasi dengan petugas lapangan 2. Jika menemukan balita stunting, pendamping
dalam pemberian 5 layanan utama melaporkan ke petugas kesehatan dan
4. Memonitor pelaksanaan 5 paket menyarankan ibu untuk memberikan makanan
pelayanan utama bergizi seimbang.
5. Meningkatkan kapasitas dan peran
Kecamatan dalam koordinasi penanganan
stunting
Cakupan 1 orang Kader Pembangunan Manusia per Desa 1. Pendamping: Di level keluarga
wilayah kerja 2. Korcam : Di level Kecamatan
3. Korkab : Di level Kabupaten
Lingkup Pelatihan pra tugas dan dilanjutkan dengan 1. Bimbingan teknis pendamping
belajar/pelatih “pelatihan di tempat tugas” dalam mekanisme 2. Diklat SDM PKH
an supervisi dan pembimbingan yang dilakukan
oleh fasilitator GSC.
Modul terkait Modul Peningkatan Kapasitas Kader Modul pendampingan Pertemuan Peningkatan
penanganan Pembangunan Manusia (dari Pusat) Kapasitas Keluarga (P2K2): Modul kesehatan dan
stunting gizi
Dibutuhkan strategi penguatan pendampingan dan integrasi antara GSC dan PKH di
lokasi intervensi untuk mendukung penurunan stunting
YUK, BERSAMA KITA CEGAH STUNTING
TERIMAKASIH