Anda di halaman 1dari 24

PENDAPATAN NASIONAL DALAM

PENDEKATAN EKONOMI ISLAM


Asep Nurimam Munandar, SE.Sy., M.Si(c)
Materi
Kuliah
1. Pendapatan Nasional
2. Metode Perhitungan Pendapatan Nasional
3. Manfaat Perhitungan Pendapatan Nasional
4. Pendapatan Nasional Dalam Perspektif
Islam

www.ibm.ac.id pmb@ibm.ac.id (021) 8269345 ibmbekasi IBM TV


0
APA ITU PENDAPATAN
NASIONAL?
Pendapatan Nasional adalah nilai total produksi barang
dan jasa akhir yang dihasilkan suatu perekonomian
selama periode tertentu yang dihasilkan dari sebuah
proses interaksi antar berbagai komponen pelaku
ekonomi.

www.ibm.ac.id pmb@ibm.ac.id (021) 8269345 ibmbekasi IBM TV


0
METODE PERHITUNGAN PENDAPATAN
NASIONAL
1. Pendekatan Produksi (Production Approach)
2. Pendekatan Pengeluaran (Expenditure Approach)
3. Pendekatan Pendapatan (Income Approach)

www.ibm.ac.id pmb@ibm.ac.id (021) 8269345 ibmbekasi IBM TV


0
Pendapatan Nasional Dengan Pendekatan
Produksi (Gross Domestic Product/ GDP)
• Menjumlahkan nilai tambah bruto dari semua sektor produksi
• Y = Σ nilai tambah
• Nilai tambah = Harga Jual – Harga Bahan Pokok/Modal
• Yang dihitung dalam pendapatan nasional hanya barang (final
jadi
• goods)
Ada 11 sektor produksi atas dasar International
Industrial Classification (ISIC)  9 sektor

www.ibm.ac.id pmb@ibm.ac.id (021) 8269345 ibmbekasi IBM TV


0
www.ibm.ac.id pmb@ibm.ac.id (021) 8269345 ibmbekasi IBM TV
0
Harga Konstan
Harga Berlaku 2000
No Lapangan Usaha 2007 2008 2007 2008
Pertanian, Peternakan, Kehutanan &
1 Perikanan 541,6 713,3 271,4 284,3
2 Pertambangan dan Penggalian 441,0 543,4 171,4 172,3
3 Industri Pengolahan 1068,7 1380,7 538,1 557,8
4 Listrik, Gas dan Air Bersih 34,7 40,8 13,5 15,0
5 Konstruksi 305,2 419,3 121,9 130,8
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 589,3 692,1 338,8 363,3
7 Pengangkutan dan Komunikasi 264,3 312,5 142,3 166,1

8 Keuangan, Real estat dan Jasa Persh. 305,2 368,1 183,7 198,8
9 Jasa-jasa 399,3 483,8 182,0 193,7
Produk Domestik Bruto (PDB) 3949,3 4954,0 1963,1 2082,1
PDB Tanpa Migas 3532,8 4426,4 1820,5 1939,3
Sumber: www.BPS.go.id
www.ibm.ac.id pmb@ibm.ac.id (021) 8269345 ibmbekasi IBM TV
0
Pendapatan Nasional Dengan Pendekatan
Pengeluaran (Gross National Product/ GNP)
• Menjumlahkan dari semua pengeluaran yang dilakukan oleh semua pelaku
ekonomi (rumah tangga, perusahaan, pemerintah dan masyarakat luar
negeri) di suatu negara selama satu tahun.
• Y = C+I+G+(X-M)
Keterangan:
Y = Pendapatan Nasional
C = Konsumsi Rumah Tangga
I = Investasi
G = Pengeluaran Pemerintah (Konsumsi dan Investasi)
X-M = Ekspor neto (Nilai ekspor – nilai impor)

www.ibm.ac.id pmb@ibm.ac.id (021) 8269345 ibmbekasi IBM TV


0
• Perekonomian tertutup tanpa peranan pemerintah:
Y = C + I
• Perekonomian tertutup dengan peranan pemerintah:
Y = C + I + G
• Perekonomian terbuka
Y = C + I + G + X-M

www.ibm.ac.id pmb@ibm.ac.id (021) 8269345 ibmbekasi IBM TV


0
Harga Berlaku Harga 2000

Lapangan Usaha 2007 2008 2007 2008

Konsumsi Rumah Tangga 2510,5 3019,5 1130,8 1191,2

Konsumsi Pemerintah 329,8 416,9 153,3 169,3

Penanaman Modal Tetap 986,2 1369,6 441,6 493,2

Perubahan Inventori -1,1 7,7 -0,2 3,9

Diskrepansi Statistik -35,8 83,9 52,1 25,4

Ekspor 1163,0 1474,5 942,4 1031,9

Dikurangi: Impor 1003,3 1418,1 756,9 832,8

Produk Domestik Bruto (PDB) 3949,3 4954,0 1963,1 2082,1


Sumber: www.BPS.go.id
www.ibm.ac.id pmb@ibm.ac.id (021) 8269345 ibmbekasi IBM TV
0
Adakah Perbedaan GDP dengan
GNP?
• PDB/GDP (Produk Domestik Bruto/Gross Domestic Product)
PDB/GDP adalah jumlah produk berupa barang dan jasa yang
dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu Negara
selama satu tahun. Dalam perhitungannya, termasuk juga hasil
produksi dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang
beroperasi diwilayah yang bersangkutan.
• PNB/GNP (Produk Nasional Bruto/Gross Nasional Product)
PNB/GNP adalah seluruh nilai produk barang dan jasa yang
dihasilkan masyarakat suatu Negara dalam periode tertentu, biasanya
satu tahun, termasuk didalamnya barang dan jasa yang dihasilkan oleh
masyarakat Negara tersebut yang berada di luar negeri

www.ibm.ac.id pmb@ibm.ac.id (021) 8269345 ibmbekasi IBM TV


0
Tiga Kondisi Yang
Terjadi
•GDP > GNP
•GDP < GNP
•GDP = GNP

www.ibm.ac.id pmb@ibm.ac.id (021) 8269345 ibmbekasi IBM TV


0
Pendapatan Nasional Dengan Pendekatan
Pendapatan
• Menjumlahkan dari semua pendapatan yang diterima pemilik
faktor produksi di suatu negara dalam satu tahun, yaitu:
1. Wage (W), pendapatan yang diterima pemilik factor produksi tenaga kerja
2. Interest (i), pendapatan yang diterima pemilik factor produksi modal
3.Rent (r), pendapatan yang diterima pemilik factor produksi tanah, gedung,
dan harta tetap lainnya
4.Profit (P), pendapatan yang diterima pemilik factor
produksi kewirausahaan
Y=W+i+r+P
• Hasil perhitungan pendekatan ini sering disebut dengan
pendapatan nasional (National Income=NI)

www.ibm.ac.id pmb@ibm.ac.id (021) 8269345 ibmbekasi IBM TV


0
GDP Riil dan GDP
Nominal
• GDP nominal mengukur nilai output atau pendapatan
menurut
nasional harga pasar yang berlaku (current price)
• GDP riil mengukur nilai output atau pendapatan nasional berdasarkan
harga yang ditentukan (harga pada tahun dasar atau harga konstan)

www.ibm.ac.id pmb@ibm.ac.id (021) 8269345 ibmbekasi IBM TV


0
Tahun Produk Jumlah Harga GDPnominal GDPriil

2000 X 10 10 100 100=(10X10)


2001 X 20 15 300 200=(10X20)
2002 X 25 17 425 250=(10X25)
2000 Y 15 5 75 75=(5X15)
2001 Y 30 6 180 150=(5X30)
2002 Y 50 6,5 325 250=(5X50)
2000 Z 30 2 60 60=(2X30)
2001 Z 60 2,5 150 120=(2X60)
2002 Z 70 3 210 140=(2x70)
GDPnominal = tahun 2000 = 100+75+60 = 235
tahun 2001 = 300+180+150 = 630
tahun 2002 = 425+325+210 = 960
GDPriil = tahun 2000 = 100+75+60 = 235
tahun 2001 = 200+150+120 = 470
tahun 2002 = 250+250+140 =640
www.ibm.ac.id pmb@ibm.ac.id (021) 8269345 ibmbekasi IBM TV
0
Manfaat Perhitungan Pendapatan Nasional
1. Mengetahui dan menelaah struktur dan susunan
perekonomian
2. Membandingkan perekonomian dari waktu ke
waktu
3. Membandingkan perekonomian antar daerah
4. Merumuskan kebijakan pemerintah

www.ibm.ac.id pmb@ibm.ac.id (021) 8269345 ibmbekasi IBM TV


0
Pendapatan Nasional Perspektif
Islam
• Adanya parameter Falah
• Falah adalah kesejahteraan yang hakiki, kesejahteraan yang sebenar-
benarnya, di mana komponen-komponen kerohanian masuk dalam
pengertian falah ini
• Instrumen wakaf, zakat, infak dan sedekah  meningkatkan
kesejahteraan umat
• Ekonomi Islam harus mampu menyediakan suatu cara
mengukur kesejahteraan ekonomi dan kesejahteraan untuk
berdasarkan system moral dan social Islam (Mannan, 1984) social

www.ibm.ac.id pmb@ibm.ac.id (021) 8269345 ibmbekasi IBM TV


0
Pendapatan Nasional Perspektif
Islam
• 4 hal yang bisa diukur dengan pendekatan pendapatan
nasional berdasarkan ekonomi Islam:
1. Pendapatan nasional harus dapat mengukur penyebaran
pendapatan individu rumah tangga
2. Pendapatan nasional harus dapat mengukur produksi di sektor pedesaan
3. Pendapatan nasional harus dapat mengukur kesejahteraan
ekonomi islam
4. Penghitungan pendapatan nasional sebagai ukuran dari
kesejahteraan sosial islami melalui pendugaan nilai santunan
antarsaudara dan sedekah

www.ibm.ac.id pmb@ibm.ac.id (021) 8269345 ibmbekasi IBM TV


0
Peran Pemerintah dalam Perspektif Islam

www.ibm.ac.id pmb@ibm.ac.id (021) 8269345 ibmbekasi IBM TV


0
Pendahuluan
Kegiatan ekonomi pada masa Rasulullah dan Khulafaur Rasyidin
menunjukkan adanya peranan pasar dalam pembentukan masyarakat Islam
pada masa itu. Rasulullah sangat menghargai harga yang dibentuk oleh
mekanisme pasar sebagai harga yang adil. Beliau menolak adanya intervensi
harga seandainya perubahan harga terjadi karena mekanisme pasar yang
wajar yaitu hanya karena pergeseran permintaan dan penawaran. Namun,
pasar di sini mengharuskan adanya moralitas dalam kegiatan ekonominya,
antara lain persaingan yang sehat dan adil, kejujuran, keterbukaan, dan
keadilan. Jika nilai ini telah ditegakkan, maka tidak ada alasan dalam ekonomi
Islam untuk menolak harga yang terbentuk oleh mekanisme di pasar.

www.ibm.ac.id pmb@ibm.ac.id (021) 8269345 ibmbekasi IBM TV


0
Instrumen Kebijakan Peran Pemerintah
1. Manajemen produksi dan ketenagakerjaan di sektor publik. Pemerintah dapat berperan efektif dalam
mengelola kekayaan publik. Mengatur produksi dan ketenagakerjaan pada sektor ini dapat mempunyai
pengaruh besar dalam perekonomian secara keseluruhan.

2. Instrumen yang berkaitan dengan upaya mendorong kegiatan sektor swasta, misalnya menetapkan regulasi
bagi sektor swasta, melakukan redistribusi faktor produksi, alhisbah, perlindungan bagi masyarakat lemah.

3. Pricing policy, di mana negara meregulasi harga dengan cara intervensi pasar, penetapan harga, atau
mendorong kebijakan diskriminasi harga untuk kelompok masyarakat, daerah, atau sektor tertentu yang
dipandang merupakan kepentingan publik. Pricing policy ini juga perlu dilakukan
ketika pasar tidak dapat bersaing sempurna sehingga harga yang dihasilkan tidak merugikan masyarakat.

4. Kebijakan fiskal, yaitu pengelolaan APBN disesuaikan dengan prinsip-prinsip keuangan publik Islam.

5. Kebijakan pembiayaan dan moneter.

6. Investasi kekayaan dan surplus sektor publik.

www.ibm.ac.id pmb@ibm.ac.id (021) 8269345 ibmbekasi IBM TV


0
Mekanisme Pasar Masa Rasulullah
Pada saat awal perkembangan Islam di Makkah, Rasulullah SAW dan masyarakat Muslim mendapat gangguan
dan teror yang sangat berat dari masyarakat Kafir Mekkah (terutama suku Quraisy, suku Rasulullah sendiri)
sehingga perjuangan dan dakwah merupakan prioritas. Ketika masyarakat Muslim telah berhijrah ke Madinah,
peran Rasulullah bergeser menjadi pengawas pasar (al-Muh}tasib). Beliau mengawasi jalannya mekanisme
pasar di Madinah dan sekitarnya agar tetap dapat berlangsung secara Islam. Pada saat itu, mekanisme pasar
sangat dihargai. Beliau menolak untuk membuat kebijakan penetapan harga manakala tingkat harga di Madinah
pada saat itu tiba-tiba naik sepanjang kenaikan terjadi karena kekuatan permintaan dan penwaran yang murni,
yang tidak dibarengi dengan dorongan-dorongan monopolistik dan monopsonistik, maka tidak ada alasan untuk
tidak menghormati harga pasar. Pada saat itu para sahabat berkata
“Wahai Rasulullah tentukanlah harga untuk kami!”. Beliau menjawab, “Allah itu sesungguhnya adalah penentu harga,
penahan, pencurah, serta pemberi rizki. Aku mengharapkan dapat menemui Tuhanku di mana salah seorang dari kalian
tidak menuntutku karena kezaliman dalam hal darah dan harta”

www.ibm.ac.id pmb@ibm.ac.id (021) 8269345 ibmbekasi IBM TV


0
Mekanisme Pasar menurut Abu Yusuf

Dalam literatur kontemporer, fenomena yang berlaku pada masa Abu Yusuf dapat dijelaskan dalam teori
permintaan. Teori ini menjelaskan hubungan antara harga dengan banyaknya barang yang diminta. Jika harga
komoditi naik maka akan direspon oleh penurunan jumlah komoditi yang dibeli. Begitu juga jika harga komoditi
turun maka akan direspon oleh konsumen dengan meningkatkan jumlah komoditi yang dibeli. Abu Yusuf
membantah pemahaman seperti itu, karena pada kenyataannya tidak selalu terjadi bahwa jika persediaan
barang sedikit maka harga akan mahal, dan jika persediaan barang melimpah, harga akan murah. Ia
menyatakan (Amalia, 2010: 131):
“Kadang-kadang makanan berlimpah, tetapi tetap mahal dan kadang-kadang makanan sangat sedikit tetapi
tetap murah”

www.ibm.ac.id pmb@ibm.ac.id (021) 8269345 ibmbekasi IBM TV


0
Dalam kitabnya Ihya’ ‘Ulumuddin, al-Ghazali juga membahas topik ekonomi, termasuk pasar. Ia telah
membicarakan barter dan permasalahannya, pentingnya aktivitas perdagangan dan evolusi terjadinya pasar,
termasuk bekerjanya kekuatan permintaan dan penawaran dalam memengaruhi harga. Dalam penjelasannya
tentang proses terbentuknya suatu pasar, ia menyatakan (Karim, 2006: 323- 324): “Dapat saja petani hidup di
mana alat-alat pertanian tidak tersedia. Sebaliknya, pandai besi dan tukang kayu hidup di mana lahan pertanian
tidak ada. Namun, secara alami mereka akan saling memenuhi kebutuhan masing-masing. Dapat saja terjadi
tukang kayu membutuhkan makanan, tetapi petani tidak membutuhkan alatalat tersebut. Keadaan ini
menimbulkan masalah. Oleh karena itu, secara alami pula orang akan terdorong untuk menyediakan tempat
penyimpanan alat-alat di satu pihak, dan penyimpanan hasil pertanian di pihak lain. Tempat inilah yang
kemudian didatangi pembeli sesuai kebutuhannya masing-masing sehingga terbentuklah pasar. Petani, tukang
kayu dan pandai besi yang tidak dapat langsung melakukan barter juga terdorong pergi ke pasar. Bila di pasar
juga tidak ditemukan orang yang mau melakukan barter, maka ia akan menjual kepada pedagang dengan harga
yang relatif murah, untuk kemudian disimpan sebagai persediaan. Pedagang kemudian menjualnya dengan
suatu tingkat keuntungan. Hal ini berlaku untuk setiap jenis barang.”
www.ibm.ac.id pmb@ibm.ac.id (021) 8269345 ibmbekasi IBM TV
0

Anda mungkin juga menyukai