Anda di halaman 1dari 51

Kebijakan Program TBC

Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah


STRATEGI NASIONAL
PENANGGULANGAN
TUBERKULOSIS
• Situasi nasional
• Target eliminasi
TOPIK
• Strategi percepatan penanggulangan

2
SITUASI TBC GLOBAL
– Secara Global, estimasi kasus TBC sebanyak
10.600.000 kasus dan angka kematian
TBC sebanyak 1.400.000 kasus.
– Penderita laki-laki 6.600.000 dan perempuan
4.000.000 kasus.
– Kasus TB di SEARO terbanyak yaitu 4.800.000.

SITUASI TBC INDONESIA


- Indonesia menempati posisi ke-2 kasus TBC terbanyak di dunia
setelah India dengan kasus sebanyak 969.000 dan kematian
sebanyak 144.000.
- Beban Kasus TBC tertinggi pada tahun 2022 terjadi di provinsi
Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara,
dan DKI Jakarta.
Peta jalan eliminasi TBC di Indonesia sesuai dengan target global

2022 2025 2030

Target Insidensi turun 50% Insidensi turun 80%


Nasional 163 per 100 ribu penduduk 65 per 100 ribu penduduk
Kematian turun menjadi
6 per 100 ribu*

Indikator • Treatment coverage 90% • Treatment coverage 90% • Treatment coverage ≥ 90%
• Success Rate 90% • Success Rate 90% • Success Rate ≥ 90%
• Terapi Pencegahan TBC (TPT) • Terapi Pencegahan TBC (TPT) • Terapi Pencegahan TBC (TPT)
kontak serumah 48% kontak serumah 70% kontak serumah ≥ 80%
Target Global • Insidensi turun 50% • Insidensi turun 80%
END TB • Kematian akibat TBC turun • Kematian akibat TBC turun
Strategy** 75% 90%

Catatan:
*Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2021 tentang Penanggulangan Tuberkulosis
**Baseline insiden tahun 2015: 325 per 100 ribu penduduk
Capaian Treatment Coverage sebesar 74%
*berdasarkan notifikasi kasus TBC dan estimasi beban TBC 969.000
INDONESIA 74%
JABAR 121%
BANTEN 108%
GORONTALO 103%
DKI 101%
JAKARTA
JATENG 82% Capaian Treatment
SULUT
SULSEL 71% 75%
81% Coverage yang belum
PAPUA
MALUT
JATIM
KALBAR
70%73% mencapai target
63%
63% dikarenakan dua
permasalahan utama
MALUK 60%
U 60%
SULBAR
SULTRA
59%
58%
yaitu masih adanya
Target : 90%
DIY
SULTENG
56%
56%
kasus yang belum
KALTARA
SUMBAR
56%
55%
ditemukan dan kasus
SUMSEL 55% yang sudah
SUMUT
KALTIM
54%
54% ditemukan tetapi
ACEH
LAMPUNG
50%
47%
belum dilaporkan
KALSEL 43%
NTB 43%
42%
RIAU
KEPRI
42%
41%
*jika berdasarkan data SITB
BABEL
Prov TC kalteng 39%
41%
KALTENG 40%
PAPUA BARAT 40%
BENGKULU 34%
NTT

Sumber data:
JAMBI Dashboard SITB 2022 per 30 Januari 2023
BALI
86%

Capaian Indikator
Treatment Succes Rate
Program TBC Tahun
Target : 2022(kohort 2021) Per
Provinsi
90%

83%

7
Data per 2 Februari 2022
Penurunan insiden tuberkulosis di Indonesia cenderung lebih
lambat dibanding beberapa negara lain

Indonesia Vietnam
Tertinggi #2 TB Dunia
Lambatnya penurunan
kasus dapat disebabkan
beberapa hal, antara lain:

1. Jumlah kasus baru di


Indonesia lebih tinggi.
2. Kecepatan penemuan
India China kasus di Indonesia
Tertinggi #1 TB Dunia Tertinggi #3 TB Dunia belum optimal.
3. Keberhasilan
pengobatan di
Indonesia < 90%.
4. Active case finding di
luar gedung baru
mulai tahun 2015.

Global TB Report tahun


2020
• Situasi nasional
• Target eliminasi
TOPIK
• Strategi percepatan penanggulangan
Pemerintah menargetkan eliminasi TB tahun 2030

Penurunan
angka kasus baru 65
(incidence rate) per 100,000
penduduk

Penurunan
angka kematian 6
per 100,000
10 penduduk
ELIMINASI TUBERKULOSIS 2030
[TARGET DAN STRATEGI PENCAPAIAN]

STRATEGI NASIONAL ELIMINASI TBC

1. Penguatan komitmen & kepemimpinan


pemerintah pusat dan pemerintah daerah
Penurunan Angka Target tahun 2030:
2. Peningkatan akses layanan tbc yang bermutu
Kejadian (Incidence 65 per 100.000 dan berpihak pada pasien
INDIKATOR Rate) : 312/100.000 penduduk
DAMPAK / 3. Intensifikasi upaya kesehatan dalam rangka
IMPACT Target tahun 2030: penanggulangan TBC
Penurunan Angka
Kematian : 34/100.000
6 per 100.000 4. Peningkatan penelitian, pengembangan dan
penduduk inovasi di bidang penanggulangan TBC
5. Peningkatan peran serta komunitas, pemangku
kepentingan dan multisektor lainnya dalam
penanggulangan TBC
6. Penguatan manajemen program

11
• Situasi nasional
• Target eliminasi
TOPIK
• Strategi percepatan penanggulangan
STRATEGI PEMULIHAN PROGRAM TBC

PENGOBATAN DI
PENCEGAHAN PENEMUAN KASUS & DETEKSI
LAYANAN PRIMER & RUJUKAN
• Imunisasi BCG • Investigasi kontak (contact • Penyediaan sarana atau jejaring diagnosis TBC di
• TPT (Terapi tracing) semua layanan rujukan
Pencegahan TB) • Bidireksional skrining dan • Penyediaan logistik TBC dalam jumlah yang
Kontak Serumah testing TBC-Covid mencukupi dan berkesinambungan
• Penemuan aktif di populasi • Tatalaksana efek samping obat
umum dan populasi berisiko • Pemantauan minum obat
• Penyediaan akses untuk • Dukungan biaya transport pasien TB RO
skrining, sarana diagnosis • Peningkatan kapasitas nakes dalam pelayanan
laboratorium dan penunjang pencegahan, pengobatan dan perawatan kasus di
• Penyediaan SDM yang layanan, termasuk penanganan kasus TBC berat
memadai khususnya untuk layanan rujukan

PERUBAHAN PERILAKU

• Pola pencarian pengobatan pasien diarahkan ke fasyankes terdekat


• Peningkatan kesadaran masyarakat untuk berobat dengan benar dan melakukan kampanye perubahan perilaku
KEBIJAKAN PENDUKUNG PROGRAM TBC
SE Menkes
660/2020 tentang
Kewajiban Peraturan
Permenkes
Fasyankes Presiden Penyusunan
No 4 tahun
2019 Melaporkan Kasus Nomor 67 Permenkes
Pemenkes No Tentang TBC tentang
67 Tahun 2016
Tahun 2021
Standar Dikaitkan dengan Penyelengga
tentang Tentang ra-an
Pelayanan mekanisme Penanggulangan
Penanggulanga Minimal Sanatorium
reward/punishmen TBC
n TBC
t

2016 2018 2019 2020 2021 2022


Peraturan STRANAS
Permendagri No. 59 Proses
Pemerintah 2020-2024
Kepmenkes Tahun 2021 Revisi
No 2 Tahun
No No 755 Tentang Permenke
2018 Tentang Penerapan
tahun 2019 Penanggulanga s No 67
Tentang Standar Pelayanan
Tentang n TBC Tahun
Standar Minimal
PNPK TBC 2016
Pelayanan
Minimal
SE Dirjen P2P No. 936
tahun 2021
tentang Perubahan Alur &
Pengobatan Tuberkulosis
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 67 TAHUN 2021
TENTANG PENANGGULANGAN TUBERKULOSIS

Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2021 ini ditujukan


untuk memberikan acuan dalam melaksanakan
Penanggulangan TBC bagi :
Kementerian/Lembaga
Pemerintah Daerah Provinsi
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
Pemerintah Desa
Pemangku Kepentingan

Pemangku Kepentingan adalah orang perseorangan,


masyarakat, institusi pendidikan, organisasi profesi atau
ilmiah, asosiasi, dunia usaha, media massa, lembaga
swadaya masyarakat, dan mitra pembangunan yang
berperan aktif dalam pelaksanaan kegiatan
Penanggulangan TBC.
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 67 TAHUN 2021
TENTANG PENANGGULANGAN TUBERKULOSIS

Penguatan Jejaring Internal Layanan TBC di Fasyankes


Pasal 12 Ayat 1
optimalisasi upaya penemuan kasus TBC secara pasif intensif
berbasis Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan secara aktif berbasis
institusi dan komunitas.

Pasal 12 Ayat 2
Penemuan kasus TBC secara pasif intensif dilakukan melalui
pemeriksaan pasien dengan gejala TBC yang datang ke Fasilitas
Pelayanan Kesehatan dan terintegrasi dengan pelayanan
kesehatan lainnya.

Kewajiban Pelaporan (Mandatory Notification)


Pasal 12 Ayat 4
Setiap Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang menemukan pasien
TBC wajib melaporkan kepada dinas kesehatan kabupaten/kota.

Pasal 24 Ayat 2
Salah satu tanggung jawab Pemerintah Daerah adalah memastikan
semua orang yang terdiagnosis TBC tercatat dan terlaporkan
dalam sistem informasi TBC.
LANDASAN HUKUM WAJIB LAPOR

“Setiap fasilitas pelayanan


kesehatan (termasuk Dokter
Praktik Mandiri dan Klinik)
terlibat dalam jejaring layanan
TBC/jejaring Public Private Mix
untuk memberikan diagnosis dan
pengobatan TBC standar serta
wajib melakukan pencatatan dan
Peraturan Menteri SE Menteri pelaporan untuk semua kasus TBC
Peraturan Presiden
Kesehatan RI No. 67 Kesehatan No.
No. 67 Tahun 2021
Tahun 2016 HK.02.01/MENKES/660/2020 yang ditemukan dan/atau diobati
tentang Penanggulangan Tuberkulosis di fasyankes masing – masing”
Surat Edaran Dirjen Yankes No.HK.02.02/1/2270/2022
tentang Kewajiban Klinik dan DPM untuk Melakukan Registrasi
Fasyankes dan Pelaporan Penanganan Kasus Tuberkulosis
melalui Sistem Informasi Tuberkulosis
Mencakup:
1. Registrasi Klinik Dan Tempat Praktik Mandiri Dokter
• Melalui link http://registrasifasyankes.kemkes.go.id/.
• Pemenuhan kewajiban registrasi menjadi pertimbangan perpanjangan
izin operasional
2. Pelaporan Kasus Tuberkulosis
• Kewajiban melaporkan seluruh terduga dan pasien TB yang
ditemukan dan/atau diobati melalui SITB (utama) atau WIFI TB
(alternatif)
• Pemberian SKP OP terhadap DPM dan Klinik yang berkontribusi
dalam pelaporan TB
3. Peran Dinas Kesehatan
• Dinkes Prov/Kab/Kota memberikan akses pemeriksaan TCM dan
OAT Program bagi DPM/Klinik
• Dinkes Prov/Kab/Kota berperan dalam pembinaan dan pengawasan
terhadap pelaksanaan registrasi fasilitas pelayanan kesehatan dan
pelaporan TB
Kasus Undetected dan Under-reporting TB
(Studi Inventory, 2017)

Kasus Estimasi
Estimasi Insidens TBC : Ditemukan & Undereporting Jumlah Kasus Total Kasus 2017
Jenis Faskes Dilaporkan (Inventory Study, Undereporting (SITT+Under-
844.000 reporting)
(SITT) 2017)
Puskesmas 15% 41.273
251.215 (30%) kasus 275.151 316.424
undetected
Rumah Sakit* 158.832 62%* 98.476 257.308
DPM/Klinik/
Balai 9.721 96% 9332 19.053
DPM/Klinik/Balai
Pengobatan
Pengobatan; 9,721 Total 443.704   149.081 592.785
Rumah
Sakit; Jumlah Kasus Kasus Under reporting
Ditemukan & Dilaporkan
158,832 (SITT):
443.704 • Hasil survey inventory tahun 2017; estimasi kasus underreporting di
Puskesmas puskesmas (15%), RS (62%), DPM/Klinik/Balai Pengobatan (96%).
; 275,151

• Jika semua kasus TBC underreporting di fasyankes berhasil


ditemukan pada tahun 2017, maka total kasus TBC sebanyak
592.785 atau masih ada selisih sebanyak 251.215 (30%) kasus
yang belum ditemukan (undetected cases) dari estimasi insidens
TBC.
Sumber: SITT, 2017 &Survey Inventory,2017
Latar Belakang PPM
Pola Penemuan Kasus TB dan
Kontribusi Faskes

Patient Pathway Analysis, Inventory Study Penelitian Sektor Swasta


2017 oleh Balitbangkes, 2017 oleh BCG/USAID, 2018
74% masyarakat dengan 62% Kasus TB tidak 65% kasus TB
gejala TB dalam hal dilaporkan oleh Rumah mendapatkan diagnosis di
mencari pengobatan awal Sakit fasilitas pelayanan
lebih memilih fasyankes  kasus TB yang dilaporkan yang kesehatan primer
dilaporkan hanya 38% dari estimasi
swasta total kasus
 44% di puskesmas
Rasio pencarian
96% Kasus TB yang tidak 82% kasus TB
pengobatan di fasyankes menyelesaikan
swasta paling besar ada di dilaporkan dari
DPM/Klinik/Lab pengobatan di rumah
farmasi/apotek (52%),  kasus TB yang dilaporkan yang sakit
DPM (19%) dan RS (3%). dilaporkan hanya 4% dari estimasi  79% rumah sakit swasta
total kasus
TBC DALAM AKREDITASI FASYANKES (FKTP)

1.Pencegahan dan penurunan stunting


2.Penurunan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi
(AKB)
3.Peningkatan cakupan dan mutu imunisasi
4.Program penanggulangan tuberkulosis  indikator mutu
nasional: angka keberhasilan pengobatan
5.Pengendalian penyakit tidak menular dan faktor risikonya
Update Kebijakan terkait Akreditasi
FKTP per tahun 2023
Keputusan Dirjen Yankes No. HK.02.02/I/105/2023
tentang Instrumen Survei Akreditasi Klinik

1. Klinik melakukan pelayanan promotif, preventif,


kuratif dan rehabilitatif termasuk Program
Nasional (salah satunya adalah tuberkulosis) sesuai
standar dan disesuaikan dengan pelayanan di klinik
2. Klinik melakukan Pencatatan dan
Pelaporan
Program TBC melalui SITB secara mandiri
3. Klinik menetapkan kebijakan dan prosedur PPI di
klinik
SE No. HK.02.02/C/405/2023 tentang Kewajiban
Klinik untuk Melakukan Pelayanan TBC secara
Komprehensif dan Pelaporan Penanganan Kasus TBC
melalui SITB
• Seluruh klinik wajib melakukan registrasi melalui system
informasi melalui link : http://registrasifasyankes.kemkes.go.id
• Seluruh klinik agar dapat memberikan pelayanan TBC tanpa
penyulit secara komprehensif mulai dari penegakan diagnosis
sampai dengan pengobatan TBC
• Keterlibatan klinik dalam mendukung program TBC
dengan menyediakan pelayanan kesehatan promotive, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif menjadi salah satu standar penilaian
akreditasi klinik (PKP 6).
• Salah satu elemen penilaian akreditasi di klinik dibuktikan
dengan adanya pelaporan penemuan dan penanganan
kasus TBC melalui SITB
• Seluruh klinik yang menangani kasus TBC wajib menyampaikan
laporan melalui SITB (mencakup penemuan terduga, penegakkan
diagnosis, dan/atau pengobatan kasus TBC)
Keputusan Menkes RI Nomor
HK.01.07/Menkes/1936/2022
 Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di FKTP

1) Terdapat Panduan Praktik Klinis Penyakit TBC SO,


RO, anak, mulai dari penemuan terduga,
penegakan diagnosis, pengobatan, hingga
evaluasi hasil akhir pengobatan
2) Penyakit Tuberkulosis masuk dalam
kelompok
Tingkat Kemampuan 4A
3) Terduga TBC diidentifikasi dari proses skrining
sistematis maupun pemeriksaan radiologis pada
pengunjung FKTP
4) Pencatatan informasi kontak erat pasien
TBC
untuk mempermudah Investigasi Kontak
5) Penegakan diagnosis TBC yang utama
dengan
Pemberian Reward SKP IDI untuk Dokter dalam
Penatalaksanaan Pasien Tuberkulosis
SK PB IDI No.0748/PB/A.4/09/2022 tentang Pemberian SKP bagi Dokter Praktik Mandiri,
Klinik, Puskesmas, dan Rumah Sakit dalam Penatalaksanaan Pasien TBC

Sosialisasi
Dokter dan dokter spesialis
Sasaran Praktik Mandiri, Klinik, (22 –
Puskesmas, dan Rumah Sakit 24 Nov
2022)
1-10 terduga : 1 SKP
Penemu
TBC : 2 SKP
an
11-30 terduga TBC : 3 SKP Besama PB IDI dan KOPI TB
Terdug
a >30 terduga melakukan kegiatan
TBC sosialisasi
Penegakan 1-10 terduga : 2 SKP
Diagnosis TBC : 3 SKP dengan materi : 1)Kebijakan
bagi
11-30 terduga TBC : 4 SKP program TBC, 2)Update
Terduga
>30 terduga
TBC
TBC tatalaksana
Dokter, anggota ID
Setiap pasien TB baru Cabang/Wilayah, I
yang telah TBC 3)Mekanisme pemberian
Pengobatan menyelesaikan SKPProvinsi
IDI bagi serta
DokterKab/Kota
terkaitDinkes
di
pasien TBC pengobatan : 2 SKP seluruh Indonesia
(Sembuh, Pengobatan Lengkap, Penatalaksanaan Pasien TBC
Keberhasilan Rujukan Peserta kegiatan
Pengobatan)
SISTEM INFORMASI ALTERNATIF (ATAU ANTARA???)

Sistem informasi alternatif diperlukan karena keterbatasan infrastruktur dan sumber daya
manusia yang menggunakan SITB, terutama untuk Klinik dan Dokter Praktik Mandiri (DPM),
serta dalam rangka percepatan penemuan kasus.

NAR-TB

Mobile SITB
IDENTIFIKASI KONTRIBUSI PELAYANAN TUBERKULOSIS
TINGKAT PENEMUAN PENEGAKAN INISIASI PENGOBATAN SAMPAI
TERDUGA DIAGNOSIS PENGOBATAN SELESAI
1 TB.05*, TB.06 melalui WIFI TB**
2 TB.05, TB.06 melalui SITB/WIFI TB
3 TB.05, TB.06, TB.01, TB.03, TB.09 melalui SITB/WIFI TB**
4 TB.05, TB.06, TB.01, TB.03 melalui SITB/WIFI TB

Puskesmas Tingkat 4 •Catatan:


RS Pemerintah Tingkat 4, 3, 2 1. Seluruh fasyankes didorong memberikan tatalaksana TBC secara komprehensif sa
RS Swasta Tingkat 4, 3, 2 dengan selesai pengobatan (tingkat 4);
Klinik Pemerintah Tingkat 4, 3, 2 2. Fasyankes yang belum mampu melaksanakan sampai tingkat 4, dapat diidentifikasi
Klinik Swasta Tingkat 4, 3, 2 maksimal lainnya untuk kontribusi awal. Secara bertahap, opsi kontribusi fasyankes p
ditingkatkan;
Dokter Praktik Mandiri Tingkat 4, 3, 2, 1 3. Seluruh fasyankes wajib mencatat dan melaporkan seluruh
terduga/kasus TBC ke sistem informasi TBC;
4. Secara ideal, seluruh kasus TBC tanpa penyulit dapat ditatalaksana di FKTP;
SITB 5. Kasus TBC tanpa penyulit perlu dirujuk balik dari FKRTL ke FKTP dengan
Sistem pencatatan dan mempertimbangkan preferensi pasien
pelaporan untuk TBC, 6. Mulai Feb 2023, seluruh Klinik melapor menggunakan SITB, WIFI TB hanya
Diperuntukkan untuk seluruh untuk DPM**
fasyankes (termasuk klinik).
Tersedia dalam versi mobile (*) Formulir pencatatan manual
dan website. (**) WiFi TB hanya digunakan untuk DPM dengan kontribusi utamanya sampai tingkat 1 dan memiliki
keterbatasan SDM dan sarana prasarana
Kebijakan Public-Private Mix dalam Penanggulangan TBC
Penerapan PPM di Indonesia Pelaksanaan kegiatan DPPM yang
dikoordinasikan oleh Dinas
1
menitikberatkan pada pelaksanaan
di tingkat kab/kota yang disebut
District-based Public Private
2 Kesehatan Kab/Kota dengan
melibatkan seluruh pemangku
Mix (DPPM); kepentingan terkait;
Layanan TBC yang diberikan oleh
fasyankes meliputi: penemuan terduga
Kegiatan DPPM harus melibatkan
4 TBC, penegakan diagnosis, pengobatan
3 semua fasyankes yang
memberikan layanan TBC di
dan pemberian terapi pencegahan
tuberkulosis yang sesuai dengan standar;
masing-masing kabupaten/kota

Semua fasyankes wajib terlibat dalam


jejaring DPPM dengan melaporkan hasil
5 kegiatan layanan TBC yang diberikan
melalui sistem informasi TBC yang
ditetapkan;
Fokus Intervensi PPM Tahun 2023
Berdasarkan Rekomendasi External Evaluation
on DPPM Intervention in Indonesia 2022
Memperluas engagement/ pelibatan Melakukan pemetaan dan inisiasi
fasyankes khususnya RS Swasta koordinasi dengan Organisasi Profesi dan
dan DPM/Klinik dalam program TBC Asosiasi Fasyankes untuk melibatkan
apotek dan lab swasta (standalone)
Mendorong peningkatan keterlibatan berperan dalam penemuan kasus TBC
dan kontribusi fasyankes minimal
sampai dengan penegakkan Penguatan jejaring layanan TBC melalui
diagnosis pendekatan big chain hospitals swasta dan
pemerintah. Diantaranya adalah MPKU PP
Mensosialisasikan dan memantau Muhammadiyah, Hermina, Pertamedika
implementasi pemberian SKP IDI IHC, Mitra Keluarga, Siloam, dan Primaya,
bagi dokter dan melakukan serta RS milik TNI dan POLRI
koordinasi inisiasi pemberian
reward untuk profesi
lainnya Meningkatkan dukungan organisasi
komunitas untuk pendampingan pasien TBC,
Meningkatkan kualitas layanan TBC di investigasi kontak dan pelacakan LFTU sebelum
fasyankes melalui kegiatan Coaching dan selama pengobatan TBC di fasyankes
Tuberkulosis dan RS pemerintah dan swasta
Pengampuan
PENANGGULANGAN TB
DI KALIMANTAN TENGAH
Treatment coverage menggunakan estimasi beban TB
terbaru
100 DI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2017 s.d 2021
Per 100.000 penduduk
90
86
80
75
70 70
60 60 60
50
40 30 32 41 39
30 27 31
30
20
10
0
2017 2018 2019 2020 2021 2022
Capaian CDR (%) Target CDR (%)
Treatment Coverage 2021 vs 2022

Kabupaten/Kota Estimasi Incidence Jumlah Pasien Persentase Estimasi Incidence Jumlah Pasien
2021 Diobati Kabupaten/Kota Persentase
2022 Diobati
Kotawaringin Barat 1017 454 44.6% Kotawaringin Barat 1279 596 46.6%
Kotawaringin Timur 1556 499 32.1% Kotawaringin Timur 1823 660 36.2%
Kapuas 1222 286 23.4% Kapuas 1370 390 28.5%
Barito Selatan 457 186 40.7% Barito Selatan 517 260 50.3%
Barito Utara 454 109 24.0% Barito Utara 506 232 45.8%
Sukamara 216 75 34.7% Sukamara 254 75 29.5%
Lamandau 346 104 30.1% Lamandau 314 204 65.0%
Seruyan 638 167 26.2% Seruyan 840 234 27.9%
Katingan 627 153 24.4% Katingan 692 186 26.9%
Pulang Pisau 438 55 12.6% Pulang Pisau 466 72 15.5%
Gunung Mas 438 118 26.9% Gunung Mas 457 84 18.4%
Barito Timur 403 116 28.8% Barito Timur 470 151 32.1%
Murung Raya 402 194 48.3% Murung Raya 449 327 72.8%
Palangka Raya 1154 434 37.6% Palangka Raya 1261 693 55.0%
Kalimatan Tengah 9368 2950 31.5% Kalimantan Tengah 10698 4164 38.9%
Treatment Coverage 2023 per April 2023

Kabupaten/Kota Estimasi Incidence Jumlah Pasien Persentase


2023 Diobati
Kotawaringin Barat 1279 235 18%
Kotawaringin Timur 1823 151 8%
Kapuas 1370 117 9%
Barito Selatan 517 64 12%
Barito Utara 506 71 14%
Sukamara 254 13 5%
Lamandau 314 24 8%
Seruyan 840 63 8%
Katingan 692 49 7%
Pulang Pisau 466 9 2%
Gunung Mas 457 47 10%
Barito Timur 470 26 6%
Murung Raya 449 108 24%
Palangka Raya 1261 191 15%
Kalimantan Tengah 10698 1168 11%
Treatment Coverage 2023 per April 2023

50%
45%
40%
35%
30%
25% 24%
20% 18%
15% 14%
15% 12% 11%
10%
10% 9% 8% 8% 8% 7% 6% 5%
5% 2%
0%
ya t ya ra an as as ur au an an ur ra au
a ara a ta t M u m d y g m a is g ah
a ap Ti Ti
n gR in
B
k aR to
U
S el n g K in m
an
S eru a tin o k am
n gP Ten
i u K t
ur
u
r in
g
la ng ar r ito u n ing La a ri Su u la tan
a B Ba G r B P n
M
aw Pa w
a
im
a
t ta l
Ko Ko Ka
Treatment Coverage 2021 vs 2022
80.00%
72.80%
70.00% 65.00%
60.00% 55.00%
50.30% 46.60%
50.00%48.30% 44.60% 45.80%
40.70% 38.90%
40.00% 37.60% 36.20% 34.70% 27.90%
30.10% 32.10% 32.10% 26.90% 31.50%
28.80% 29.50% 28.50%
30.00% 26.20% 26.90%
24.00% 23.40% 24.40%
18.40%
20.00% 15.50%
12.60%
10.00%

0.00%

as

as
t

ah
a

a
u

an

n
ur

ur
ra

ar
ay

ar
ay

isa
da

ya

ga

M
pu
Tim

Tim
lat

ng
Ba

Ut

m
gR

aR

tin
ru
an

gP
Ka

ng

Te
Se

ka

Se
gin

o
m

Ka
o
gin
un

gk

lan
nu
rit

Su
rit

an
o
La

in
lan

rit
ur

in
Ba

Gu
Ba

Pu

at
ar

ar
M

Ba
Pa

lim
w

w
ta

ta

Ka
Ko

Ko

TC 2021 TC 2022
* Sukamara dan gumas tahun 2022 penemuan
kasus menurun dari 2021, kenapa???
SPM 2021 vs 2022
100.00% 93.97%
91.13% 90.37%
88.48%
90.00%85.76%
81.05%
80.00%
70.64% 68.02%
70.00% 67.13% 64.96%
62.80% 61.68% 61.80%
60.00% 54.54% 52.33%
50.00% 48.13% 47.43% 46.64%
44.28% 43.18%
39.36% 37.64% 38.79%
40.00% 34.06% 33.48% 32.21% 31.71%
30.00%
20.97% 20.48%
20.00% 17.03%

10.00%
0.00%
a n a u r at tan ur a ya a ra a ya as a ra u as s au ur y an ah
ti ng a nd Ba ela Tim
gR am aR g M U t
ap P i
Tim ru en
g
a m in S o n k k n to . K n g in S e T
b .K . La r in
g
r ito arit u ru . Su a ng u nu a ri a b u la ing b. tan
B l B K r a n
Ka Ka
b w
a
. Ba b . .M K ab Pa b .G b. b .P w
a K
m
a
ta b K a ab ta a K a a t a li
. Ko Ka K Ko
K K
Ko Ka
b b .
Ka Ka

Capaian SPM 2021 Capaian SPM 2022


SPM 2023 per April 2023

50.00%
45.00%
40.00% 38.22%

35.00%
30.63%
30.00% 29.11%
26.79%
25.00% 22.14% 22.93%
19.95% 19.17%
20.00% 18.21% 17.17% 17.05%
16.94%
15.00% 13.92% 13.86%

10.00% 7.96%

5.00%
0.00%
a au a t a n a as n as ur u ur an ah
ay ay ra ar a ar ta u s a
g R a nd a R Ba U t
ti ng am g M Sela ap Tim P i
Tim r uy eng
K g Se
ru
n
La
m
ng
k gin rit
o Ka Su
k
nu
n
ito rit
o
lan gin n
T
u la ir n Ba u r a u in ta
M Pa a G Ba B P ar an
taw ta
w lim
o a
K Ko K
Analisis masalah dan strategi penyelesaian penemuan kasus
No. Masalah Solusi PIC Waktu
Penyelesaian

1. Penemuan Kasus masih di bawah target Nasional Optimalisasi penemuan kasus TB, penguatan Dinkes Kab/ 2023
sebesar 75% TC (39%), SPM suspek TB masih di surveilans, investigasi kontak Fasyankes
angka 65%
2. Keterampilan petugas fasyankes dalam entry SITB Refreshment dan OJT SITB ke PKM terutama Dinkes Kab/ 2023
masih terkonsentrasi di PKM yang dekat dengan pengelola program baru dan pengelola program Fasyankes
ibukota dan lengkap sarana prasarana, namun yang sudah berumur
PKM di daerah yang jauh masih kurang karena
tidak diasah secara regular soft skill penanganan
aplikasi SITB

3. Tenaga Kesehatan terutama dokter Sebagian Memberlakukan TB sebagai screening melalui IK Dinkes 2023
besar masih berpatokan kepada gejala utama TB dan program pemberian TPT baru yang di motori Prov/Kab/Fasya
batuk 2minggu sehingga screening suspek masih oleh Dokter di Fasyankes nkes/PPM
terlalu ketat

38
Keberhasilan pengobatan TB 2021 ( Kohort 2020)
1.2

99% 98% 98% 98%


1 90%
86% 84% 83% 84%
82% 80%
0.8 74%
70% 70% 68%
59%
0.6
kalteng
0.4
Keberhasilan
pengobatan
0.2
Target 90%
0
ur at ta
n a ur
au g an yan uas
a
ay isau tar Ray Ma
a a s
en
g
im Ba
r
la ar d
im p R T
Se m n n ru Ka P U l
n
T
gi
n ka ito T ama Kati Se ka ng i to ng ung Ka
gi ir n arit
o Su r L ng la Ba r ur
u n
r in
a a B Ba Pa
la Pu M Gu
w
taw ota
Ko K
Keberhasilan pengobatan TB 2022 ( Kohort 2021)
1.2

99% 97%
1 94% 93%
85% 90%
83%
81%
0.8 74% 71%
69% 68% 67%

0.6 57% 57% 54%


kalteng

0.4 Keberhasilan
pengobatan
0.2
Target 90%
0
r at ta
n ra ur ur as yan dau gan a ya sau a ya a ra as e ng
Ba l a a i m m pu R i R t M T
in Se kam o T Ti Ka er
u an atin ka g
P
ng to
U
ng Ka
l
g to u i t i n S m K g n u r i u
ri n ar i S ar in
g La la
n ul
a ur Ba un
a B B a r P a P M G
w
ota t aw
K Ko
Hasil Pengobatan TB RO
Kohort 2021
100% 00 00 00 00 00
90% 2 5
80%
1 1 1 1 1
70% 1
5
60% 4 1
50% 1 1 1 00 0
40%
30% 12
1 1 1 1 4
20%
10% 1
0% 0 00 00 0 0 00 0 00 00 0 0 00 0 1
an r ra s s an t r au ya au an ra ya ng
a t m
u
ta M
a ua g a ra m
u d a is y a a te
l i p tin i an R u R al
Se to
T
to
U
u ng . Ka a in
B
in
T
m n g n gP S er k am k a K
o i i K g ru Su ng
rit B ar B ar un K ab b. r in r ing . La u u la
ab. . la
a G a a ab P b
.B a b. a b. b. K
aw w
a
K b .M b.
K
Ka a Pa
b a t a a
Ka K K K Ko K ot Ka K
K ot
.
b b.
Ka K a

Dalam Pengobatan Sembuh & PL Meninggal


Gagal Putus berobat (lost to follow up)
Analisis masalah dan strategi penyelesaian hasil pengobatan

No. Masalah Solusi PIC Waktu


Penyelesaian
1. Pasien diagnosis oleh RS dan dikembalikan ke Pelacakan kasus mangkir, bekerjasama Dinkes 2023
PKM untuk pengobatan banyak yang tidak dengan kader dan komunitas Kab/faskes/ko
datang ke PKM sehingga dianggap loss to munitas
follow up

2. Akses pengobatan pasien dan perilaku masih Refreshment komunikasi motivasi Dinkes Kab 2023
menjadi faktor penghambat kepatuhan Provinsi/Kab
pengobatan TB terutama di daerah dengan
geografis sulit seperti kab murung raya dan
Kapuas, untuk daerah kota terdapat pola
perilaku sering berganti2 dokter sehingga
pemantauan pengobatan tidak selesai di satu
faskes

3. Beberapa Petugas Kesehatan menganggap Refreshment dan OJT SITB ke PKM terutama Dinkes Kab/ 2023
kalau pasien tidak datang mengambil obat pengelola program baru dan pengelola Fasyankes
dan sitb tidak diupdate pengobatan maka di program yang sudah berumur
SITB akan loss to follow up dengan sendirinya
secara otomatis

Dst.

42
PENGGUNAAN TCM UNTUK
DIAGNOSIS TBC

 SuratEdaran Dirjen P2P No. 936 tahun 2021 tentang Perubahan Alur dan Pengobatan Tuberkulosis
di Indonesia TCM sebagai alat diagnostic utama
Pemeriksaan TCM digunakan untuk mendiagnosis TBC, baik TBC paru maupun TBC ekstra paru,
baik riwayat pengobatan TBC baru maupun yang memiliki riwayat pengobatan TBC sebelumnya,
dan pada semua golongan umur termasuk pada ODHA.
Situasi pandemi COVID-19 menyebabkan tingkat penggunaan TCM menurun karena kunjungan
pasien ke fasyankes yang menurun
Persentase Terduga TB Didiagnosis Melalui TCM 2022
100.00%
90.00%
80.97%
80.00%
70.00% 64.93%
60.00%
50.00% 47.23%
43.41%42.77%
40.00% 32.89% 35.00%
28.75%28.28%
30.00%
20.00%
18.27%17.77%
13.86%
9.36% 8.16%
10.00% 5.45%
0.00%
a a as a u ur an t ra ur an an as au ng
ay ay u ar isa t ra a y g d e
a R g R
K ap Ut Pg Tim S ela
n
Ba
am o T im
eru tin n g M
an al
t
k o n i k a K
g un b .
ar
it a n g i o g Su it
b.
S
.K nu
La
m
lan ur Ka B P ul r in a rit r in
b . B ar a ab G u .
a a K ab
aP b.M a b. ab. a w
a
b .B a w Ka a b. K
a b. K
t K t
K o K a K
K ot Ka K o K K
. b .
b
Ka Ka
Update Feb 2023
Diagnosis TB Menggunakan TCM 2022
Tidak dilakukan Persentase Terduga
Kabupaten/Kota Jumlah Terduga BTA Mikroskopis Periksa TCM pemeriksaan Lab TB Didiagnosis
TB Melalui TCM 2022
Kab. Barito Selatan 1882 1252 541 89 28.7%
Kab. Barito Timur 1756 916 312 528 17.8%
Kab. Barito Utara 1115 540 484 91 43.4%
Kab. Gunung Mas 1286 982 105 199 8.2%
Kab. Kapuas 2778 1395 1312 71 47.2%
Kab. Katingan 2811 2268 263 280 9.4%
Kab. Kotawaringin Barat 4448 2485 1258 705 28.3%
Kab. Kotawaringin Timur 3226 1000 1061 1165 32.9%
Kab. Lamandau 1468 1210 80 178 5.4%
Kab. Murung Raya 1554 461 1009 84 64.9%
Kab. Pulang Pisau 996 425 426 145 42.8%
Kab. Seruyan 1299 1054 180 65 13.9%
Kab. Sukamara 706 352 129 225 18.3%
Kota Palangka Raya 3704 42 2999 663 81.0%
Kalteng 29029 14382 10159 4488 35.0%
Diagnosis TB Menggunakan TCM 2023
Tidak dilakukan Persentase Terduga
Kabupaten/Kota Jumlah Terduga BTA Mikroskopis Periksa TCM pemeriksaan Lab TB Didiagnosis
TB Melalui TCM 2022
Murung Raya 1217 99 1047 71 86.03%
Palangka Raya 2606 133 2053 420 78.78%
Kotawaringin Barat 2470 203 1819 448 73.64%
Kapuas 1598 433 1044 121 65.33%
Barito Selatan 596 84 384 128 64.43%
Sukamara 160 67 77 16 48.13%
Pulang Pisau 488 84 217 187 44.47%
Barito Utara 880 373 383 124 43.52%
Barito Timur 615 213 236 166 38.37%
Kotawaringin Timur 1637 769 478 390 29.20%
Gunung Mas 487 260 109 118 22.38%
Seruyan 483 329 102 52 21.12%
Katingan 952 729 119 104 12.50%
Lamandau 577 278 17 282 2.95%
Kalimantan Tengah 14766 4054 8085 2627 54.75%
Tren Penemuan Kasus, Pengobatan & Enrolment TB RO 2020-2023
Update Mei 2023
60 120%
56
Pasien 100%
Tahun terkonfirmasi Pasien Diobati Enrolment 50 100%
TB RO 93%
89% 45
80%
2020 8 8 100.0% 40 80%
2021 26 23 88.5%
2022 56 45 80.3% 30 60%
26
23
2023 14 13 92.8%
20 40%
1413
Target Enrolment
10 8 8 20%
2022 93%
2023 94%
0 00%
2024 95% 2020 2021 2022 2023

Pasien terkonfirmasi TB RO Pasien Diobati


Enrollment Rate
Utilisasi TCM 2022
100.00
90.00 86.25
80.00
70.00
60.92
60.00
50.00
40.95
40.00
30.00 24.09 21.64
20.00
18.46 18.38
12.79 11.79 10.88
7.97 7.58
10.00 3.99 2.50
0.00
ay
a
aya ua
s ur tan r at sau ur g an a ra au y an a ra as
m a i m t d M
n g R
kaR Ka
p
n
Ti S ela in
B g P
o
Ti a tin o
U an eru ka
m
ng
u g . g i o g a n it K it m S u u
ur lan K ab r in rit r in ul ar b. B ar . La a b. .S un
a a a P B a b K b G
b .M a P w
a
b .B aw a b. a b. K
ab. K a Ka b.
t a t a
Ka Ko Ko
t Ka Ko K K K K
. b .
b
Ka Ka

Rerata Utilisasi 2022 (%)


Update Maret 2023
Utilisasi TCM 2023
100.00 92.92
90.00
80.00
69.67 65.83
70.00
60.00
49.29
50.00
40.00
30.00 27.25 24.50
20.50
20.00 14.00 11.17
9.17 8.00 8.00
10.00 2.75 0.00
0.00
a ya t s n a ur n ur n a as au u
ay a ra ua ta ar a a ar sa
R
aR Ba p la U t
Tim ng Tim uy am gM an
d P i
g
gk gin Ka S e o o a ti er k n g
ru
n
b. ito rit rit .K gin . S
Su un
u
La
m an
u n ir n Ka a a in b
b. ul
.M ala a ar
b.
B B Ka
b
ar Ka .G b. P
aP aw .B a b. aw Ka b K a
ab
.
K ab o t ot Ka
b K Ka ot Ka K
K
b .K .K
b
Ka Ka

Rerata Utilisasi 2022 (%)


Update Mei 2023
Kesimpulan
• Capaian penemuan kasus TB Kalteng meningkat dari 31% menjadi 39%, namun proyeksi
masih di bawah target Provinsi sebesar 45% dan di bawah target Nasional 75%

• Capaian SPM Kabupaten seharusnya di angka 100%, namun capaian 2022 berada di angka
65% sehingga seharusnya masih ada potensi untuk penemuan suspek TB yang lebih baik.

• Lokus Prioritas KalTeng adalah Palangkaraya, Kotawaringin barat, Kotawaringin Timur dan
Kapuas, diharapkan mampu mengangkat pencapaian program penanggulangan TB
Kalimantan Tengah, terutama kabupaten Kapuas

• Penegakan diagnosis TB dengan TCM berbanding BTA masih 35:65, dimana target adalah
60 : 40
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai