Anda di halaman 1dari 136

STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

BAB I
USULAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL
PUSKESMAS BLUD KABUPATEN NGAWI

Nama Puskesmas : Puskesmas Sine


Kode Puskesmas : P3521140201
Alamat Puskesmas : Jl. Pagerwojo Km 2 Sine Ngawi

1. UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT(UKM)

STANDAR
TARGET TARGET TARGET TARGET TARGET
No PELAYANAN Satuan
2017 2018 2019 2020 2021
MINIMAL
I MENINGKATNYA PELAYANAN KESEHATAN DASAR
Cakupan kunjungan
1 % 95% 95% 95% 95% 95%
Bumil K4
Cakupan komplikasi
2 % 90% 90% 90% 90% 90%
kebidanan yg ditangani
Cakupan pertolongan
persalinan oleh nakes
3 % 90% 90% 90% 90% 90%
yg memiliki kompetensi
kebidanan
Cakupan pelayanan
4 % 90% 90% 90% 90% 90%
nifas
Cakupan neonatal dg
5 % 90% 90% 90% 90% 90%
komplikasi yg ditangani
Cakupan kunjungan
6 % 90% 90% 90% 90% 90%
bayi
Cakupan desa /
7 % 100% 100% 100% 100% 100%
kelurahan UCI
Cakupan pelayanan
8 % 90% 90% 90% 90% 90%
anak balita
Cakupan pemberian
makanan pendamping
9 % 100% 100% 100% 100% 100%
ASI pd anak usia 6-24
bulan keluarga miskin

UPTD PUSKESMAS SINE Page 1


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

Cakupan balita gizi


10 buruk mendapat % 100% 100% 100% 100% 100%
perawatan
Cakupan penjaringan
11 kesehatan siswa SD % 100% 100% 100% 100% 100%
dan setingkat
Cakupan peserta KB
12 % 80% 80% 80% 80% 80%
aktif
Cakupan penemuan
13 dan penanganan
penderita penyakit
a. Cakupan
Per
penemuan kasus
100.000 <2 <2 <2 <2 <2
AFP per 100 ribu
anak
anak balita
b. Cakupan
penemuan
% 100% 100% 100% 100% 100%
penderita
Pneumonia balita
c. Cakupan
penemuan pasien
% 100% 100% 100% 100% 100%
baru TB BTA
positif
d. Cakupan penderita
DBD yang % 100% 100% 100% 100% 100%
ditangani
e. Cakupan
penemuan % 100% 100% 100% 100% 100%
penderita diare
Cakupan pelayanan
14 kesehatan dasar % 100% 100% 100% 100% 100%
masyarakat miskin

II MENINGKATNYA PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN


Cakupan pelayanan
kesehatan rujukan
15 % 100% 100% 100% 100% 100%
pasien masyarakat
miskin

III MENINGKATNYA PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI DAN PENANGGULANGAN KLB


Cakupan desa /
16 % 100% 100% 100% 100% 100%
kelurahan mengalami

UPTD PUSKESMAS SINE Page 2


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

KLB yg dilakukan
penyelidikan
epidemiologi < 24 jam

IV MENINGKATNYA PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT


Cakupan desa siaga
17 % 80% 80% 80% 80% 80%
aktif

2. STANDAR PELAYANAN MINIMAL INOVATIF

STANDAR
TARGET TARGET TARGET TARGET TARGET
No PELAYANAN Satuan
2017 2018 2019 2020 2021
MINIMAL
Cakupan Pelayanan
1 Kesehatan Remaja
100% 100% 100% 100% 100%

2 Cakupan Peserta KB Aktif 100% 100% 100% 100% 100%

Cakupan Pelayanan
3 Lansia
100% 100% 100% 100% 100%

4 Cakupan Pelayanan Gizi 100% 100% 100% 100% 100%

Cakupan pelayanan
5 Kusta
100% 100% 100% 100% 100%

6 Cakupan PHN 100% 100% 100% 100% 100%

7 Cakupan Pelayanan UKS 80% 80% 80% 80% 80%

8 cakupan Pelayanan UKK 80% 80% 80% 80% 80%

9 Cakupan Posyandu PURI 50% 55% 60% 65% 70%

Cakupan Managemen
10 Puskesmas
100% 100% 100% 100% 100%

Cakupan Penyehatan
Lingkungan

Cakupan Promkes

Cakupan pelayanan
posbindu

Cakupan pelayanan jiwa

Cakupan kecacingan

UPTD PUSKESMAS SINE Page 3


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

3. UPAYA KESEHATAN PERORANGAN (UKP) PUSKESMAS BLUD


2017-2021
Jenis
Pelayanan dan Target Target Target Target Target
No. Satuan
Indikator 2017 2018 2019 2020 2021
Kinerja
A. PELAYANAN DALAM GEDUNG
I. Pelayanan Loket
Waktu tunggu
1. pelayanan Menit ≤ 5 menit ≤ 5 menit ≤ 5 menit ≤ 5 menit ≤ 5 menit
pendaftaran
Visite Rate (%
2. jumlah % 15% 15% 15% 15% 15%
penduduk)
3. Pelayanan kasir Menit ≤ 10 menit ≤ 10 menit ≤ 10 menit ≤ 10 menit ≤ 10 menit
II Pengobatan Umum

Dokter pemberi
% dokter
1. pelayanan di poli 100% 100% 100% 100% 100%
umum
umum
2. Contact Rate % 1,5% 1,5% 1,5% 1,5% 1,5%
Jam buka
pelayanan
pengobatan
umum sesuai
ketentuan :
3. 1. Senin-Kamis: % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
jam 07.30-
12.00
2. Jumat-Sabtu:
jam 07.30-
11.00
Waktu tunggu
pelayanan
4. Menit ≤ 30 menit ≤ 30 menit ≤ 30 menit ≤ 30 menit ≤ 30 menit
pengobatan
umum
III Pengobatan Gigi
Dokter pemberi
% dokter
1. pengobatan gigi 100% 100% 100% 100% 100%
gigi
dan mulut
2. Contact Rate % 1,5% 1,5% 1,5% 1,5% 1,5%

UPTD PUSKESMAS SINE Page 4


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

Jam buka
pelayanan
pengobatan gigi
sesuai
ketentuan :
3. 1. Senin-Kamis: % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
jam 07.30-
12.00
2. Jumat-Sabtu:
jam 07.30-
11.00
Waktu tunggu
4. pelayanan Menit ≤ 30 menit ≤ 30 menit ≤ 30 menit ≤ 30 menit ≤ 30 menit
pengobatan Gigi
IV Gawat Darurat
Kemampuan
menangani life % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
1.
saving
Pasien yang
tertangani di % 80% 80% 80% 85% 85%
2.
UGD
Waktu tanggap
pelayanan di
Menit ≤ 5 menit ≤ 5 menit ≤ 5 menit ≤ 5 menit ≤ 5 menit
3. Gawat Darurat
(Respon Time)
Jam buka
pelayanan Jam 24 jam 24 jam 24 jam 24 jam 24 jam
4.
gawat darurat
Pemberi
pelayanan
kegawatdarurata
n bersertifikat
Advanced
Trauma Life
Support/Basic % 100%
5.
Trauma Life
Support/Advanc
ed Cardiac Life
Support/Penang
gulangan
Penderita Gawat

UPTD PUSKESMAS SINE Page 5


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

Darurat yang
masih berlaku
Kepuasan
% ≥ 70 % ≥ 70 % ≥ 70 % ≥ 70 % ≥ 70 %
6. pelanggan
Kematian pasien

≤ 24 jam ≤ 2 ‰ ≤ 2 ‰ ≤ 2 ‰ ≤ 2 ‰ ≤ 2 ‰
7. (perseribu)

V Pelayanan KIA/KB
Pemberi
Pelayanan Ibu
dan Anak % D3
1. 100% 100% 100% 100%
minimal Kebidanan
berpendidikan
D3 kebidanan
Jam buka
pelayanan KIA
sesuai
ketentuan :
1. Senin-Kamis:
2. % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
jam 07.30-
12.00
2. Jumat-Sabtu:
jam 07.30-
11.00
Waktu tunggu
3. Menit ≤ 30 menit ≤ 30 menit ≤ 30 menit ≤ 30 menit ≤ 30 menit
pelayanan KIA

VI Pelayanan Imunisasi
Pemberi
Pelayanan
Imunisasi
minimal tenaga
% D3
keperawatan
Keperawat
(Perawat atau
1. an dan 100% 100% 100% 100% 100%
Bidan)
atau
berpendidikan
Kebidanan
D3 kebidanan
dan
bersertifikasi
Imunisasi

UPTD PUSKESMAS SINE Page 6


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

Jam buka
pelayanan
Imunisasi sesuai
2. ketentuan : % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
bersamaan
dengan jadwal
Posyandu
VII Rawat Inap
Pemberi
pelayanan di
rawat inap:
Dokter umum
% 100% 100% 100% 100%
1. dan Perawat
atau Bidan
minimal
pendidikan D3
Dokter
penanggung
% 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
2. jawab pasien
rawat inap
Ketersediaan
pelayanan rawat
inap :
- Ada ruang % 100% 100% 100% 100% 100%
3.
perawatan
umum dan
kebidanan
Jam visite
Dokter Umum:
% 100% 100% 100% 100% 100%
4. - 08.00-12.00
setiap hari kerja

5. BOR % 70% 70% 70% 70% 70%

6. ALOS Hari 4 4 4 4 4

Kejadian infeksi
% ≤ 1,5 % ≤ 1,5 % ≤ 1,5 % ≤ 1,5 % ≤ 1,5 %
7. nosokomial
Tidak adanya
kejadian pasien
jatuh yang % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
8.
berakibat
kecacatan/kema

UPTD PUSKESMAS SINE Page 7


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

tian

Kematian pasien
9. % ≤ 0,24 % ≤ 0,24 % ≤ 0,24 % ≤ 0,24 % ≤ 0,24 %
> 48 Jam
10. Kejadian pulang
% ≤5% ≤5% ≤5% ≤5% ≤5%
paksa
Kepuasan
11. % ≥ 80 % ≥ 80 % ≥ 80 % ≥ 80 % ≥ 80 %
pelanggan
VIII Persalinan
Kejadian
kematian ibu
1. karena
persalinan
a. Perdarahan % 0 0 0 0 0
b. Eklamsia % 0 0 0 0 0
c. Sepsis % 0 0 0 0 0
Pemberi
pelayanan
persalinan
normal oleh :
1. Dokter Umum
% 100% 100% 100% 100% 100%
2. terlatih (Asuhan
persalinan);
2. Bidan terlatih
(Asuhan
persalinan)
Pemberi
persalinan
dengan penyulit
oleh Tim yang
terlatih
% 100% 100% 100% 100% 100%
3. Pelayanan
Obstetri
Neonatal
Emergency
Dasar (PONED)
Kemampuan
menangani
Berat Badan % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
5.
Lahir Rendah
(BBLR) 1500 gr

UPTD PUSKESMAS SINE Page 8


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

- 2500 gr

Konseling dan
Layanan KB
% 100% 100% 100% 100% 100%
6. oleh Bidan
terlatih
Kepuasan
7. % ≥ 80 % ≥ 80 % ≥ 80 % ≥ 80 % ≥ 80 %
pelanggan
IX Laboratorium
Waktu tunggu
hasil pelayanan
laboratorium
Menit ≤ 60 menit ≤ 60menit ≤ 60menit ≤ 60menit ≤ 60menit
1. - untuk kimia
darah dan
darah rutin
Pelaksana
ekspertisi hasil % Analis
100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
2. pemeriksaan Kesehatan
laboratorium
Angka
kesalahan
% ≤ 5% ≤ 5% ≤ 5% ≤ 5% ≤ 5%
3. pembacaan
slide (error rate)
Tidak adanya
kesalahan
pemberian hasil % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
4.
pemeriksaan
laboratorium
Kepuasan
5. % ≥ 80 % ≥ 80 % ≥ 80 % ≥ 80 % ≥ 80 %
pelanggan
X Kefarmasian
Waktu
pelaksanaan
Menit ≤ 10 menit ≤ 10 menit ≤ 10 menit ≤ 10 menit ≤ 10 menit
pelayanan:
1. a. obat jadi
b. obat racikan
Menit ≤ 15 menit ≤ 15 menit ≤ 15 menit ≤ 15 menit ≤ 15 menit

Tidak adanya
2. kejadian % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
kesalahan

UPTD PUSKESMAS SINE Page 9


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

pemberian obat

Kepuasan
3. % ≥ 80 % ≥ 80 % ≥ 80 % ≥ 80 % ≥ 80 %
pelanggan
Penulisan resep
sesuai % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
4.
formularium
Ketersediaan
obat sesuai
dengan
diagnosa % 100% 100% 100% 100% 100%
5.
penyakit sesuai
kewenangan
Puskesmas
XI Pelayanan Gizi
Ketepatan waktu
pemberian
% ≥ 90 % ≥ 90 % ≥ 90 % ≥ 90 % ≥ 90 %
1. makanan
kepada pasien
Ketersediaan
konseling gizi
% 100% 100% 100% 100% 100%
2. bagi pasien oleh
tenaga gizi
Kesesuaian
3. % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
pemberian diet

XII Pelayanan Keluarga Miskin (Gakin)

Pelayanan
terhadap pasien 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
%
1. Keluarga Miskin terlayani terlayani terlayani terlayani terlayani
(Gakin)
XIII Aspek Rekam Medis
Kelengkapan
pengisian rekam
medis 24 jam % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
1.
setelah selesai
pelayanan
Kelengkapan
Informed
% 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
2. Consent setelah
mendapatkan

UPTD PUSKESMAS SINE Page 10


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

informasi yang
jelas

Waktu
penyediaan
dokumen rekam
menit ≤ 5 menit ≤ 5 menit ≤ 5 menit ≤ 5 menit ≤ 5 menit
3. medis
pelayanan rawat
jalan
Waktu
penyediaan
dokumen rekam
menit ≤ 5 menit ≤ 5 menit ≤ 5 menit ≤ 5 menit ≤ 5 menit
4. medis
pelayanan rawat
inap
XI
Pengelolaan Limbah
V
Baku mutu
limbah cair
1. BOD < 30
mg/l;
1 2. COD < 80 % Na na na na 100%
mg/l;
3. TSS < 30
mg/l;
4. PH 6-9.
Pengelolaan
limbah padat
infeksius dan
non infeksius % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
2
sesuai dengan
aturan yang
berlaku
XV Ambulans
1. Waktu
pelayanan Jam 24 jam 24 jam 24 jam 24 jam 24 jam
ambulans
Kecepatan
memberikan
menit ≤ 30 menit ≤ 30 menit ≤ 30 menit ≤ 30 menit ≤ 30 menit
2. pelayanan
ambulans

UPTD PUSKESMAS SINE Page 11


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

Response time
pelayanan
ambulans oleh menit siap/
≤ 15 menit ≤ 15 menit ≤ 15 menit ≤ 15 menit ≤ 15 menit
3. masyarakat tanggap
yang
membutuhkan
XV
Pelayanan Laundry
I
Tidak adanya
kejadian linen % 80% 90% 100 % 100 % 100 %
1.
yang hilang
Ketepatan waktu
penyediaan
% 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
2. linen untuk
ruang rawat inap
XV
Pencegahan Pengendalian Infeksi
II
Tersedia Alat
Pelindung Diri
% 100% 100% 100% 100% 100%
1. (APD) di setiap
Instalasi
XV
Pemeliharaan Sarana
III
Kecepatan
waktu
% ≥ 80 % ≥ 80 % ≥ 80 % ≥ 80 % ≥ 80 %
1. menanggapi
kerusakan alat
Ketepatan waktu
pemeliharaan % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
2.
alat
Peralatan
laboratorium dan
alat ukur yang
digunakan
dalam
% 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
3. pelayanan
terkalibrasi tepat
waktu sesuai
dengan
ketentuan

UPTD PUSKESMAS SINE Page 12


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

kalibrasi
XIX Administrasi dan Manajemen
1. Minilokakarya frekuensi/
min. 1 kali min. 1 kali min. 1 kali min. 1 kali min. 1 kali
puskesmas bulan
Kelengkapan
laporan
% 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
2. akuntabilitas
kinerja
Ketepatan waktu
pengusulan
3. % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
kenaikan
pangkat
Ketepatan waktu
pengusulan
4. % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
kenaikan gaji
berkala
Ketepatan waktu
penyusunan
laporan
5. % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
keuangan
sesuai peraturan
yang berlaku
Waktu
pemberian
informasi
6. Jam ≤ 1 jam ≤ 1 jam ≤ 1 jam ≤ 1 jam ≤ 1 jam
tentang tagihan
pasien rawat
inap

UPTD PUSKESMAS SINE Page 13


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

BAB II
DEFINISI OPERASIONAL
STANDAR PELAYANAN MINIMAL PUSKESMAS BLUD
UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT (UKM)

I. PELAYANAN KESEHATAN DASAR


1. Cakupan kunjungan Ibu Hamil K- 4
a. Pengertian
1) Ibu hamil K-4 adalah ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai
standar paling sedikit empat kali, dengan distribusi pemberian pelayanan yang
dianjurkan adalah minimal satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada
triwulan kedua dan dua kali pada triwulan ketiga umur kehamilan.
2) Kunjungan ibu hamil sesuai standar adalah pelayanan yang mencakup minimal :
(1) Timbang badan dan ukur tinggi badan, (2) Ukur tekanan darah, (3) Skrining
status imunisasi tetanus (dan pemberian Tetanus Toksoid), (4) (ukur) tinggi
fundus uteri, (5) Pemberian tablet besi (90 tablet selama kehamilan), (6) temu
wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan konseling), (7) Test
laboratorium sederhana (Hb, Protein urin) dan atau berdasarkan indikasi (HbsAg,
Sifilis, HIV, Malaria, TBC).
3) Jumlah sasaran Ibu Hamil dihitung melalui estimasi dengan rumus : 1,10 x Crude
Birth Rate x Jumlah Penduduk (pada tahun yang sama). Angka CBR dan jumlah
penduduk Kab/Kota didapat dari data BPS masing – masing Kab/Kota/Provinsi
pada kurun waktu tertentu. 1,1 adalah konstanta untuk menghitung Ibu hamil.
4) Indikator ini mengukur kemampuan manajemen program KIA dalam melindungi
ibu hamil sehingga kesehatan janin terjamin melalui penyediaan pelayanan
antenatal.

b. Definisi Operasional
1) Cakupan kunjungan ibu hamil K-4 adalahcakupan Ibu hamil yang telah
memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit 4 kalidi
satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

UPTD PUSKESMAS SINE Page 14


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

c. Cara Perhitungan/Rumus
1) Rumus
Cangkupan kunjungan ibu hamil K4 =

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑏𝑢 ℎ𝑎𝑚𝑖𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑚𝑒𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑎𝑛𝑡𝑒𝑛𝑎𝑡𝑎𝑙


𝐾4 𝑑𝑖𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑤𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑘𝑢𝑟𝑢𝑛 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎𝑠𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑖𝑏𝑢 ℎ𝑎𝑚𝑖𝑙 𝑑𝑖𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑤𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑥 100%
𝑘𝑢𝑟𝑢𝑛 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑎

2) Pembilang
Jumlah Ibu Hamil yg telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai standar
minimal 4 kali di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
3) Penyebut
JumLah sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja dalam kurun waktu yang
sama.

4) Ukuran/Konstanta
Persentase (%)

5) Contoh Perhitungan
Jumlah Penduduk 500.000, Angka Kelahiran Kasar (CBR) 2,3 %. Hasil
pelayanan antenatal K4 = 12.000Bumil Januari - Desember tahun 2003,
Maka:
Persentase cakupan K4 adalah =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑢𝑛𝑗𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑖𝑏𝑢 ℎ𝑎𝑚𝑖𝑙 𝐾4
𝑥100
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎𝑠𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑖𝑏𝑢 ℎ𝑎𝑚𝑖𝑙 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
12.000
𝑥 100% = 94,86%
1,1 𝑥 2,3% 𝑥 500.000

d. Sumber Data
1) SIMPUS (LB 3) dan SIRS termasuk pelayanan yang dilakukan oleh swasta.
2) Kohort ibu,
3) Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) – KIA

e. Rujukan
1) Buku Pedoman Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K) tahun 2008.

UPTD PUSKESMAS SINE Page 15


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

2) Buku Pegangan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal tahun


2002;
3) Standar Pelayanan Kebidanan (SPK) tahun 2003;
4) Pedoman pelayanan kebidanan dasar berbasis HAM dan keadilan gender
tahun 2004;
5) Pedoman pemberian Tablet besi – Folat dan Sirup Besi bagi petugas Depkes
tahun 1999;
6) Booklet anemia Gizi dan tablet tambah darah untuk WUS;
7) Buku KIA tahun 2006;
8) Pedoman pelayanan IMS/ISR pada pelayanan Kespro terpadu tahun 2006;
9) Pedoman PMTCT tahun 2006;
10) Pedoman pencegahan dan penanganan Malaria pada ibu hamil tahun 2006;
11) Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi.

f. Target
Target 2016: 95 %

g. Langkah Kegiatan
1) Pengadaan buku KIA (dengan stiker P4K);
2) Pendataan Bumil;
3) Pelayanan Antenatal sesuai standar;
4) Kunjungan rumah bagi yang Drop Out;
5) Pembuatan kantong persalinan;
6) Pelatihan KIP/konseling;
7) Pencatatan dan Pelaporan;
8) Supervisi, Monitoring dan Evaluasi (PWS – KIA, Analisis Manajemen Prog.
KIA tahun 2000).

h. SDM
1) Dokter
2) Bidan
3) Perawat

UPTD PUSKESMAS SINE Page 16


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

2. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani


a. Pengertian
1)Komplikasi yang dimaksud adalah kesakitan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu
nifas yang dapat mengancam jiwa ibu dan/atau bayi;
2)Komplikasi dalam kehamilan : a) Abortus, b) Hiperemesis Gravidarum, c)
perdarahan per vaginam, d) Hipertensi dalam kehamilan (preeklampsia,
eklampsia), e) kehamilan lewat waktu, f) ketuban pecah dini.
Komplikasi dalam persalinan : a) Kelainan letak/presentasi janin, b) Partus
macet/ distosia, c) Hipertensi dalam kehamilan (preeklampsia, eklampsia), d)
perdarahan pasca persalinan, e) Infeksi berat/ sepsis, f) kontraksi
dini/persalinan prematur,g) kehamilan ganda.
Komplikasi dalam Nifas : a) Hipertensi dalam kehamilan (preeklampsia,
eklampsia), b) Infeksi nifas, c) perdarahan nifas.
3) Ibu hamil, ibu bersalin dan nifas dengan komplikasi yang ditangani adalah ibu
hamil, bersalin dan nifas dengan komplikasi yang mendapatkan pelayanan
sesuai standar pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan (Polindes,
Puskesmas, Puskesmas PONED, Rumah bersalin, RSIA/RSB, RSU, RSU
PONEK);
4)PONED : Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergensi Dasar, meliputi
kemampuan untuk menangani dan merujuk : a) Hipertensi dalam kehamilan
(Preeklampsia, Eklampsia), b) Tindakan Pertolongan Distosia Bahu dan
Ekstraksi Vakum pada Pertolongan Persalinan, c) Perdarahan post partum, d)
Infeksi nifas, e) BBLR dan Hipotermi, Hipoglikemia, Ikterus, Hiperbilirubinemia,
masalah pemberian minum pada bayi, f) Asfiksia pada bayi, g) Gangguan
nafas pada bayi, h) Kejang pada bayi baru lahir, i) Infeksi neonatal, j)
Persiapan umum sebelum tindakan kedaruratan Obstetri – Neonatal antara
lain Kewaspadaan Universal Standar.
5)Puskesmas PONED adalah Puskesmas Rawat Inap yang memiliki kemampuan
serta fasilitas PONED siap 24 jam untuk memberikan pelayanan terhadap ibu
hamil, bersalin dan nifas dan bayi baru lahir dengan komplikasi baik yang
datang sendiri atau atas rujukan kader/ masyarakat, bidan di desa, Puskesmas
dan melakukan rujukan ke RS PONEK pada kasus yang tidak mampu
ditangani.
6)PONEK adalah Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergensi Komprehensif di
Rumah Sakit, meliputi kemampuan untuk melakukan tindakan a) seksio

UPTD PUSKESMAS SINE Page 17


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

sesaria, b) Histerektomi, c) Reparasi Ruptura Uteri, Cedera Kandung/saluran


Kemih, d) Perawatan Intensif Ibu dan Neonatal, e) Transfusi Darah.
7)RS PONEK 24 Jam adalah RS yang memiliki kemampuan serta fasilitas
PONEK siap 24 jam untuk memberikan pelayanan terhadap ibu hamil,
bersalin, nifas dan bayi baru lahir dengan komplikasi baik yang datang sendiri
atau atas rujukan kader/masyarakat, bidan di desa, Puskesmas dan
Puskesmas PONED.
8)Penanganan definitif adalah penanganan/pemberian tindakan terakhir untuk
menyelesaikan permasalahan setiap kasus komplikasi kebidanan.
9)Perhitungan jumlah Ibu dengan komplikasi kebidanan di satu wilayah kerja
pada kurun waktu yang sama : dihitung berdasarkan angka estimasi 20% dari
Total Ibu Hamil disatu wilayah pada kurun waktu yang sama.
10) Total sasaran Ibu Hamil dihitung melalui estimasi dengan rumus : 1,10 x
Crude Birth Rate x Jumlah Penduduk (pada tahun yang sama). Angka CBR
dan jumlah penduduk Kab/Kota didapat dari data BPS masing – masing
Kab/Kota/Provinsi pada kurun waktu tertentu. 1,1 adalah konstanta untuk
menghitung Ibu hamil.
11) Indikator ini mengukur kemampuan manajemen program KIA dalam
menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara profesional kepada ibu
(hamil, bersalin, nifas) dengan komplikasi.

b. Definisi Operasional
Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani adalah ibu dengan komplikasi
kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang mendapat
penanganan definitif sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan terlatih pada
tingkat pelayanan dasar dan rujukan (Polindes, Puskesmas, Puskesmas PONED,
Rumah Bersalin, RSIA/RSB, RSU, RSU PONEK).

c. Cara Perhitungan/Rumus
1) Rumus
Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani =
Jumlah komplikasi kebidanan yang mendapat penanganan
definitif disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Jumlah ibu dengan komplikasi kebidanan di satu wilayah kerja x100
pada kurun waktu yang sama

UPTD PUSKESMAS SINE Page 18


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

2) Pembilang
Jumlah komplikasi kebidanan di satu wilayah tertentu yang mendapat
penanganan definitif pada kurun waktu tertentu.

3) Penyebut
Jumlah ibu dengan komplikasi kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun
waktu yang sama.

4) Ukuran/Konstanta
Persentase (%)

5) Contoh Perhitungan
Jumlah Penduduk 500.000, Angka Kelahiran Kasar (CBR) 2,3%. Hasil
cakupan komplikasi kebidanan = 2250, periode Januari - Desember tahun
2003, maka: Persentase cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
adalah :
2250
𝑥100 = 88,93
20% 𝑥 1,1 𝑥 2,3% 𝑥 500.000

d. Sumber Data
1) SIMPUS dan SIRS termasuk pelayanan yang dilakukan oleh swasta.
2) Laporan Audit Maternal dan Perinatal (AMP).

e. Rujukan
1) Buku acuan pelatihan PONED tahun 2007;
2) Buku KIA tahun 2006;
3) Buku Pegangan Praktis Pelayanan Kesehatan maternal dan Neonatal tahun
2002;
4) Acuan Asuhan Persalinan Normal/APN tahun 2007;
5) Standar Pelayanan Kebidanan (th. 2003);
6) Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat (PWS-KIA) tahun 2004;
7) Pedoman Pengembangan PONED tahun 2004;
8) Pedoman Teknis Audit Maternal-Perinatal di tingkat Kab/kota tahun 2007;
9) Buku Pedoman Pelayanan Kebidanan Dasar berbasis HAM dan Keadilan
Gender tahun 2004;
10) Buku Pedoman Manajemen PONEK 24 jam di Kab/Kota tahun 2006;

UPTD PUSKESMAS SINE Page 19


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

11) Pedoman sistem rujukan maternal dan neonatal di RS Kab/Kota tahun


2006;
12) Buku pedoman penyelenggaraan RS;
13) Buku pedoman penyelenggaraan RS PONEK 24 jam;
14) Buku Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.

f. Target
Target 2016: 80 %

g. Langkah Kegiatan
1) Deteksi Bumil, Bulin, dan Bufas Komplikasi
2) Rujukan kasus komplikasi kebidanan
3) Pelayanan penanganan komplikasi kebidanan
4) Penyediaan pusat pelatihan Klinis
5) Pelatihan PONED bagi Bidan Desa dan Tim Puskesmas
6) Pelatihan Tim PONEK di RS Kabupaten/Kota
7) Penyediaan peralatan PONED di Puskesmas dan PONEK di RS
Kabupaten/Kota
8) Penyediaan Bank Darah Rumah Sakit (BDRS)
9) Pelaksanaan PONED dan PONEK
10) Pencatatan dan Pelaporan
11) Pemantauan & Evaluasi

h. SDM
1) Tim PONEK RS (1 Dr.SpOG, 1 Dr.SpA, 1 Dr. umum, 3 bidan, dan 2 perawat)
2) Tim PONED Puskesmas (1 dokter, 1 bidan, 1 Perawat)
3) Bidan di Desa

3. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki


kompetensi kebidanan.
a. Pengertian
1) Pertolongan persalinan adalah proses pelayanan persalinan dimulai pada kala
I sampai dengan kala IV persalinan.
2) Tenaga Kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan adalah tenaga
kesehatan yang memiliki kemampuan klinis kebidanan sesuai standar.

UPTD PUSKESMAS SINE Page 20


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

3) Jumlah seluruh Ibu Bersalin dihitung melalui estimasi dengan rumus : 1,05 x
Crude Birth Rate x Jumlah Penduduk. Angka CBR dan jumlah penduduk
Kab/Kota didapat dari data BPS masing – masing Kab/Kota/Provinsi pada
kurun waktu tertentu. 1,05 adalah konstanta untuk menghitung Ibu bersalin
4) Indikator ini mengukur kemampuan manajemen program KIA dalam
menyelenggarakan pelayanan persalinan yang profesional.

b. Definisi Operasional
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan adalah Ibu bersalin yang mendapat pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan disatu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

c. Cara Perhitungan/Rumus
1) Rumus
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan =
Jumlah ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga
kesehatan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Jumlah seluruh sasaran ibu bersalin di satu wilayah kerja dalam x100%
kurun waktu yang sama

2) Pembilang
Jumlah ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan di satu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu.

3) Penyebut
Jumlah seluruh sasaran ibu bersalin di satu wilayah kerja dalam kurun waktu
yang sama.

4) Ukuran/Konstanta
Persentase (%)

5) Contoh Perhitungan
Jumlah Penduduk 500.000, Angka Kelahiran Kasar (CBR) 2,3 %.
jumlah ibu bersalin ditolong oleh Nakes Januari- Desember tahun 2003,
=10.500.
Maka : Persentase cakupan Pn adalah =

UPTD PUSKESMAS SINE Page 21


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

Jumlah persalinan oleh tenaga kesehatan


100%
Jumlah seluruh sasaran persalinan dalam satu tahun

10.500
𝑥100% = 86,96%
1,05 𝑥 2,3 % 𝑥 500.00

d. Sumber Data
SIMPUS dan SIRS termasuk pelayanan yang dilakukan oleh swasta.

e. Rujukan
1) Buku Pegangan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal tahun
2002;
2) Acuan Asuhan Persalinan Normal/APN tahun 2007
3) Standar Pelayanan Kebidanan (SPK) tahun 2003
4) Pedoman Pelayanan Kebidanan Dasar berbasis HAM dan Keadilan Gender
tahun 2004
5) PWS – KIA tahun 2004

f. Target
Target 2016: 90 %

g. Langkah Kegiatan
1) Kemitraan Bidan – Dukun
2) Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)
3) Pelayanan persalinan
4) Penyediaan/Pengantian Peralatan Persalinan (Bidan KIT)
5) Pelatihan + Magang (APN)
6) Supervisi, Monitoring, dan Evaluasi (PWS-KIA dan Analisis Manajemen
Program KIA)

h. SDM
1) Dr. SpOG
2) Dokter Umum
3) Bidan

UPTD PUSKESMAS SINE Page 22


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

4. Cakupan Pelayanan Nifas


a. Pengertian
1) Nifas adalah periode mulai 6 jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan.
2) Pelayanan nifas sesuai standar adalah pelayanan kepada ibu nifas sedikitnya
3 kali, pada 6 jam pasca persalinan s.d 3 hari; pada minggu ke II, dan pada
minggu ke VI termasuk pemberian Vitamin A 2 kali serta persiapan dan/atau
pemasangan KB Pasca Persalinan.
3) Jumlah seluruh Ibu Nifas di hitung melalui estimasi dengan rumus: 1,05 x
Crude Birth Rate (CBR) x Jumlah Penduduk. Angka CBR dan jumlah
penduduk Kab/Kota didapat dari data BPS masing – masing
Kab/Kota/Provinsi pada kurun waktu tertentu. 1,05 adalah konstanta untuk
menghitung Ibu Nifas
4) Dalam pelaksanaan pelayanan nifas dilakukan juga pelayanan neonatus
sesuai standar sedikitnya 3 kali, pada 6-24 jam setelah lahir, pada 3-7 hari
dan pada 8 - 28 hari setelah lahir yang dilakukan difasilitas kesehatan
maupun kunjungan rumah.
5) Pelayanan kesehatan neonatal adalah pelayanan kesehatan neonatal dasar
(ASI ekslusif, pencegahan infeksi berupa perawatan mata, tali pusat,
pemberian vitamin K1 injeksi bila tidak diberikan pada saat lahir, pemberian
imunisasi hepatitis B1 (bila tidak diberikan pada saat lahir), manajemen
terpadu bayi muda.
6) Neonatus adalah bayi berumur 0-28 hari.
7) Indikator ini mengukur kemampuan manajemen program KIA dalam
menyelenggarakan pelayanan nifas yang professional.

b. Definisi Operasional
Cakupan pelayanan nifas adalah pelayanan kepada ibu dan neonatus pada masa
6 jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan sesuai standar.

c. Cara Perhitungan/Rumus
1) Rumus
Cakupan pelayanan nifas =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑏𝑢 𝑛𝑖𝑓𝑎𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑒𝑚𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 3 𝑘𝑎𝑙𝑖
𝑝𝑒𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑛𝑖𝑓𝑎𝑠 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑑𝑖 𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑤𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎ℎ
𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑘𝑢𝑟𝑢𝑛 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢
𝑥100%
𝑆𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑖𝑏𝑢 𝑛𝑖𝑓𝑎𝑠 𝑑𝑖 𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑤𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚
𝑘𝑢𝑟𝑢𝑛 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑎

UPTD PUSKESMAS SINE Page 23


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

2) Pembilang
Jumlah ibu nifas yang telah memperoleh 3 kali pelayanan nifas sesuai standar
di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

3) Penyebut
Jumlah seluruh ibu nifas di satu wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama.

4) Ukuran/Konstanta
Persentase (%)

5) Contoh Perhitungan
Jumlah Penduduk 500.000, Angka Kelahiran Kasar (CBR) 2,3 %. Hasil
pelayanan nifas = 10.000 Januari - Desember tahun 2003, Maka :
Persentase cakupan pelayanan nifas adalah =

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑏𝑢 𝑛𝑖𝑓𝑎𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑒𝑚𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 3 𝑘𝑎𝑙𝑖 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛


𝑛𝑖𝑓𝑎𝑠 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑑𝑖 𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑤𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎
𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑘𝑢𝑟𝑢𝑛 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢
𝑥100%
𝑆𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑖𝑏𝑢 𝑛𝑖𝑓𝑎𝑠 𝑑𝑖 𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑤𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑘𝑢𝑟𝑢𝑛 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢

10.000
𝑥100% = 78,87%
1,05 𝑥 2,3% 𝑥 500.000

d. Sumber Data
1) SIMPUS dan SIRS termasuk pelayanan yang dilakukan oleh swasta.
2) Kohort LB3 Ibu PWS-KIA

e. Rujukan
1) Buku Pedoman Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K) tahun 2008
2) Buku Pegangan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal
3) Standar Pelayanan Kebidanan (SPK) tahun 2003;
4) Pelayanan Kebidanan Dasar berbasis HAM dan Keadilan Gender
5) PWS – KIA tahun 2004
6) Buku Pedoman Pemberian Vit A pada Ibu Nifas tahun 2005

UPTD PUSKESMAS SINE Page 24


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

f. Target
Target 2016: 90 %

g. Langkah Kegiatan
1) Pelayanan Nifas sesuai standar (ibu dan neonatus)
2) Pelayanan KB pasca persalinan
3) Pelatihan/magang klinis kesehatan maternal dan neonatal.
4) Pelayanan rujukan nifas
5) Kunjungan Rumah bagi yang Drop Out
6) Pencatatan dan Pelaporan
7) Supervisi, Monitoring dan Evaluasi (PWS –KIA, Analisis Manajemen Prog.
KIA)

h. SDM
1) Dokter
2) Bidan
3) Perawat

5. Cakupan Neonatus dengan komplikasi yang ditangani


a. Pengertian
1) Neonatus adalah bayi berumur 0 – 28 hari.
2) Neonatus dengan komplikasi adalah neonatus dengan penyakit dan kelainan
yang dapat menyebabkan kesakitan, kecacatan, dan kematian. Neonatus
dengan komplikasi seperti asfiksia, ikterus, hipotermia, tetanus neonatorum,
infeksi/sepsis, trauma lahir, BBLR (berat badan lahir rendah < 2500 gr ),
sindroma gangguan pernafasan, kelainan kongenital.
3) Neonatus dengan komplikasi yang ditangani adalah neonatus komplikasi yang
mendapat pelayanan oleh tenaga kesehatan yang terlatih, dokter, dan bidan di
sarana pelayanan kesehatan.
4) Perhitungan sasaran neonatus dengan komplikasi : dihitung berdasarkan 15%
dari jumlah bayi baru lahir. Jika tidak diketahui jumlah bayi baru lahir maka dapat
dihitung dari Crude Birth Rate x jumlah penduduk. Angka CBR dan jumlah
penduduk Kab/Kota didapat dari data BPS Kab/Kota/Provinsi.
5) Indikator ini mengukur kemampuan manajemen program KIA dalam
menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara profesional kepada neonatus
dengan komplikasi.

UPTD PUSKESMAS SINE Page 25


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

6) Sarana Pelayanan Kesehatan adalah polindes, praktek bidan, puskesmas,


puskesmas perawatan/PONED, rumah bersalin, dan rumah sakit
pemerintah/swasta.
7) Penanganan definitif adalah pemberian tindakan akhir pada setiap kasus
komplikasi neonatus.

b. Definisi Operasional
Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani adalah neonatus
dengan komplikasi disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang ditangani
sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan terlatih di seluruh sarana pelayanan
kesehatan.

c. Cara Perhitungan/Rumus
1) Rumus

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛𝑒𝑜𝑛𝑎𝑡𝑢𝑠 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛𝑖


𝑥100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑛𝑒𝑜𝑛𝑎𝑡𝑢𝑠 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑑𝑎

2) Pembilang
Jumlah neonatus dengan komplikasi yang tertangani dari satu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu di sarana pelayanan kesehatan.

3) Penyebut
Neonatus dengan komplikasi yang ada dengan perkiraan 15 % bayi baru lahir
dari satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama di sarana pelayanan
kesehatan.

4) Ukuran/Konstanta
Prosentase (%)

5) Contoh Perhitungan
Jumlah seluruh neonatal di kec. A tahun 2003 = 300 neonatal
Jml perkiraan neonatal dgn komplikasi di kec. A adalah 15% x 300 = 45
neonatal.
Jumlah neonatal komplikasi yg memperoleh pelayanan kes. sesuai standar : 20
neonatal

UPTD PUSKESMAS SINE Page 26


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

20
Cakupan neonatal yang tertangani= 45 𝑥100% = 44%

d. Sumber Data
1) SIMPUS,
2) SIRS
3) Laporan pelaksanaan audit Maternal dan perinatal.

e. Rujukan
1) Modul Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), tahun 2006;
2) Modul Manajemen Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), tahun 2006;
3) Modul Manajemen Asfiksia Bayi Baru Lahir, tahun 2006;
4) Modul Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED), tahun 2006;
5) Modul Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK),
tahun 2006;
6) Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), tahun 2006;
7) Pedoman pelaksanaan program imunisasi di Indonesia;
8) Pedoman Pelayanan Perinatal pada RSU Kelas C dan Kelas D;
9) Pedoman manajemen masalah bayi baru lahir untuk dokter, bidan dan
perawat di rumah sakit, tahun 2004;
10) Pedoman Pemantauan Wilayah setempat (PWS-KIA), tahun 2004;
11) Pedoman pengembangan PONED, tahun 2004;
12) Pedoman teknnis audit maternal-perinatal di tingkat Kab/Kota, tahun 2007;
13) Pedoman pelayanan kebidanan Dasar berbasis HAM dan Keadilan gender,
tahun 2004;
14) Pedoman manajemen PONEK 24 jam di Kab/Kota, tahun 2006;
15) Pedoman sistem rujukan maternal dan neonatal di RS Kab/Kota, tahun 2006.

f. Target
Target 2016: 80%

g. Langkah Kegiatan
1) Deteksi Dini Bumil, Bulin, dan Bufas komplikasi.
2) Pelayanan kesehatan pasca persalinan untuk ibu dan neonatal sesuai standar
3) Penyediaan sarana, peralatan, laboratorium, obat esensial yg memadai, dan
transport.

UPTD PUSKESMAS SINE Page 27


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

4) Pelatihan manajemen BBLR bagi bidan, manajemen Asfiksia bayi baru lahir,
MTBS, PONED bagi Tim puskesmas, PONEK bagi Tim RSUD
5) Pelaksanaan PONED dan PONEK;
6) Pemantauan untuk asuhan tindak lanjut bagi neonatal yang dirujuk
7) Pencatatan dan pelaporan
8) Pemantauan pasca pelatihan dan evaluasi
9) Pelaksanaan dan Pemantapan Audit Maternal Perinatal (AMP);
10) Rujukan pasien, tenaga medis, dan spesimen.
h. SDM
1) Tim PONEK RS (1 Dr.SpOG, 1 Dr.SpA, 1 Dr. umum, 3 bidan, dan 2 perawat)
2) Tim PONED Puskesmas (1 dokter, 1 bidan, 1 Perawat)
3) Dokter Umum
4) Perawat
5) Bidan

6. Cakupan Kunjungan Bayi


a. Pengertian
1) Bayi adalah anak berumur 29 hari– 11 bulan.
2) Cakupan kunjungan bayi adalah Cakupan kunjungan bayi umur 29 hari – 11
bulan di sarana pelayanan kesehatan (polindes, pustu, puskesmas, rumah
bersalin dan rumah sakit) maupun di rumah, posyandu, tempat penitipan
anak, panti asuhan dan sebagainya melalui kunjungan petugas.
3) Setiap bayi memperoleh pelayanan kesehatan minimal 4 kali yaitu satu kali
pada umur 29 hari-3 bulan, 1 kali pada umur 3-6 bulan, 1 kali pada umur 6-9
bulan, dan 1 kali pada umur 9-11 bulan.
4) Pelayanan Kesehatan tersebut meliputi pemberian imunisasi dasar (BCG,
DPT/ HB1-3, Polio 1-4, Campak), stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh
kembang (SDIDTK) bayi dan penyuluhan perawatan kesehatan bayi
5) Penyuluhan perawatan kesehatan bayi meliputi : konseling ASI eksklusif,
pemberian makanan pendamping ASI sejak usia 6 bulan, perawatan dan
tanda bahaya bayi sakit (sesuai MTBS), pemantauan pertumbuhan dan
pemberian vitamin A kapsul biru pada usia 6 – 11 bulan.
6) Indikator ini mengukur kemampuan manajemen program KIA dalam
melindungi bayi sehingga kesehatannya terjamin melalui penyediaan
pelayanan kesehatan.

UPTD PUSKESMAS SINE Page 28


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

b. Definisi Operasional
Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan bayi yang memperoleh pelayanan
kesehatan sesuai dengan standar oleh dokter, bidan, dan perawat yang memiliki
kompetensi klinis kesehatan, paling sedikit 4 kali disatu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu.

c. Cara Perhitungan/Rumus
1) Rumus
Cangkupan Kunjungan Bayi =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑦𝑖 𝑚𝑒𝑚𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑠𝑒ℎ𝑎𝑡𝑎𝑛
𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑑𝑖𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑤𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑘𝑢𝑟𝑢𝑛
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢 𝑥100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑏𝑎𝑦𝑖 𝑙𝑎ℎ𝑖𝑟 ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝 𝑑𝑖𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑤𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎ℎ
𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑘𝑢𝑟𝑢𝑛 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑎

2) Pembilang
Jumlah bayi yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar,
paling sedikit 4 kali di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

3) Penyebut
Seluruh bayi lahir hidup di satu wilayah kerja dalam kurun waktu sama.
Catatan :
Jika tidak ada data dapat digunakan angka estimasi jumlah bayi lahir hidup
berdasarkan data BPS atau perhitungan CBR dikalikan jumlah penduduk.

4) Ukuran/Konstanta
Persentase (%)

5) Contoh Perhitungan
Jumlah seluruh bayi lahir hidup di desa A tahun 2005 : 75 bayi.
Jml bayi memperoleh pelayanan kesehatan sesuai standar, 4 kali oleh bidan :
40 bayi.
Cakupan kunjungan bayi = 40 / 75 x 100 % = 53,33 %.
Jumlah penduduk Kabupaten B: 270.000 jiwa.
CBR: 2.3%
Rekapitulasi jumlah bayi yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai
dengan standar 4 kali, se kabupaten B: 5000 bayi
Estimasi jumlah bayi lahir hidup = 2,3% 𝑥 270.000 = 6.210 𝑏𝑎𝑦𝑖
UPTD PUSKESMAS SINE Page 29
STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

5.000
Persentase cakupan kunjungan bayi = 6.210
𝑥 100% = 80,52%

d. Sumber Data
SIMPUS (Kohort bayi), SIRS dan klinik.

e. Rujukan
1) Modul manajemen terpadu balita sakit (MTBS).
2) Buku kesehatan ibu dan anak (KIA)
3) Pedoman pelaksanaan program imunisasi di Indonesia
4) Modul Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) Anak.
5) Pedoman pemantauan pertumbuhan balita.
6) Pedoman pemberian MP-ASI.
7) Pedoman pemberian Vitamin A.

f. Target
Target 2016: 90 %

g. Langkah Kegiatan
1) Peningkatan kompetensi klinis kesehatan bayi meliputi SDIDTK, stimulasi
perkembangan bayi dan MTBS;
2) Pemantauan pasca pelatihan MTBS dan SDIDTK;
3) Pelayanan kesehatan bayi sesuai standar di fasilitas kesehatan;
4) Pelayanan rujukan;
5) Pembahasan audit kematian dan kesakitan bayi.
6) Pelayanan kunjungan rumah bagi yang tidak datang ke fasilitas kesehatan.

h. SDM
1) Dokter SpA
2) Dokter Umum
3) Bidan
4) Perawat (terlatih)

UPTD PUSKESMAS SINE Page 30


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

7. Cakupan Desa/ Kelurahan Universal Child Immunization (UCI)


a. Pengertian
1) Kelurahan adalah wilayah kerja lurah sebagai perangkat daerah kabupaten
dan/atau daerah kota di bawah kecamatan. (UU No. 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah).
2) Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal
usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem pemerintahan
nasional dan berada di bawah kabupaten.
3) UCI (Universal Child Immunization) adalah tercapainya imunisasi dasar
lengkap pada bayi (0-11 bulan), Ibu hamil, WUS dan anak sekolah tingkat
dasar.
4) Imunisasi dasar lengkap pada bayi meliputi : 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 4
dosis Polio, 4 dosis Hepatitis B, 1 dosis Campak. Ibu hamil dan WUS meliputi
1 dosis TT. Anak sekolah tingkat dasar meliputi 1 dosis DT, 1 dosis campak
dan 2 dosis TT.
5) Imunisasi rutin adalah kegiatan imunisasi yang secara rutin dan terus
menerus harus dilaksanakan pada periode waktu yang telah ditetapkan,
berdasarkan kelompok usia sasaran dan tempat pelayanan.
6) Imunisasi tambahan adalah kegiatan imunisasi yang tidak rutin dilaksanakan,
hanya dilakukan atas dasar ditemukannya masalah dari hasil pemantauan
atau evaluasi. Yang termasuk dalam kegiatan imunisasi tambahan meliputi:
Backlog Fighting dan Crash program.
7) Imunisasi dalam penanganan KLB adalah kegiatan imunisasi yang
disesuaikan dengan situasi epidemiologis penyakit.

b. Definisi Operasional
Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI)
adalahDesa/Kelurahan dimana ≥ 80% dari jumlah bayi yang ada di desa tersebut
sudah mendapat imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu tahun.

c. Cara Perhitungan/Rumus
1) Rumus
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑒𝑠𝑎⁄𝑘𝑒𝑙𝑢𝑟𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑈𝐶𝐼
𝐷𝑒𝑠𝑎⁄𝐾𝑒𝑙𝑢𝑟𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑈𝐶𝐼 = 𝑥 100%
𝑆𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑑𝑒𝑠𝑎⁄𝑘𝑒𝑙𝑢𝑟𝑎ℎ𝑎𝑛

UPTD PUSKESMAS SINE Page 31


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

2) Pembilang
Jumlah Desa/Kelurahan UCI di satu wilayah kerja pada waktu tertentu.

3) Penyebut
Seluruh Desa/Kelurahan di satu wilayah kerja dalam waktu yang sama.

4) Ukuran/Konstanta
Persentase (%)
5) Contoh Perhitungan
Jumlah desa/kelurahan UCI di Kabupaten/Kota X sebanyak 75 desa.
Jumlah desa di Kabupaten/Kota X sebanyak 90 desa.
Persentase Desa/kelurahan UCI di wilayah Kabupaten/Kota X =
75
90
𝑥 100% = 83,3%

d. Sumber Data
SIMPUS, SIRS dan Klinik

e. Rujukan
1) Pedoman operasional program imunisasi tahun 2004, IM. 16.
2) Kepmenkes No. 1611/MENKES/SK/XI/2005 Tentang Pedoman
Penyelenggaraan Imunisasi.

f. Target
Target 2016: 100%

g. Langkah Kegiatan
1) Imunisasi Rutin
2) Imunisasi Tambahan (Backlog Fighting, Crash Program)
3) Imunisasi dalam Penanganan KLB (Outbreak Response)
4) Kegiatan Imunisasi tambahan untuk penyakit tertentu dalam wilayah yang
luas dan waktu yang tertentu (PIN, Sub PIN, Catch Up Campaign Campak)

h. SDM
1) Dokter
2) Perawat
3) Bidan

UPTD PUSKESMAS SINE Page 32


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

8. Cakupan pelayanan anak balita


a. Pengertian
1) Anak balita adalah anak berumur 12 - 59 bulan.
2) Setiap anak umur 12 - 59 bulan memperoleh pelayanan pemantauan
pertumbuhan setiap bulan minimal 8 x dalam setahun yang tercatat di Kohort
Anak Balita dan Pra Sekolah, Buku KIA/KMS, atau buku pencatatan dan
pelaporan lainnya.
3) Pemantauan pertumbuhan adalah pengukuran berat badan pertinggi/panjang
badan (BB/TB). Ditingkat masyarakat pemantauan pertumbuhan adalah
pengukuran berat badan per umur (BB/U) setiap bulan di Posyandu, Taman
Bermain, Pos PAUD, Taman Penitipan Anak dan Taman Kanak-Kanak, serta
Raudatul Athfal dan lain-lain.
Bila berat badan tidak naik dalam 2 bulan berturut-turut atau berat badan anak
balita di bawah garis merah harus dirujuk ke sarana pelayanan kesehatan
untuk menentukan status gizinya dan upaya tindak lanjut.
4) Pemantauan perkembangan meliputi penilaian perkembangan gerak kasar,
gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian,
pemeriksaan daya dengar, daya lihat. Jika ada keluhan atau kecurigaan
terhadap anak, dilakukan pemeriksaan untuk gangguan mental emosional,
autisme serta gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktifitas.
Bila ditemukan penyimpangan atau gangguan perkembangan harus dilakukan
rujukan kepada tenaga kesehatan yang lebih memiliki kompetensi.
5) Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan setiap anak usia 12-59 bulan
dilaksanakan melalui pelayanan SDIDTK minimal 2 kali pertahun (setiap 6
bulan) dan tercatat pada Kohort Anak Balita dan Prasekolah atau pencatatan
pelaporan lainnya. Pelayanan SDIDTK dilaksanakan oleh tenaga kesehatan,
ahli gizi, penyuluh kesehatan masyarakat dan petugas sektor lain yang dalam
menjalankan tugasnya melakukan stimulasi dan deteksi dini penyimpangan
tumbuh kembang anak.
6) Suplementasi Vitamin A dosis tinggi (200.000 IU) diberikan pada anak umur
12-59 bulan 2 kali pertahun (bulan Februari dan Agustus).
7) Indikator ini mengukur kemampuan manajemen program KIA dalam
melindungi anak balita sehingga kesehatannya terjamin melalui penyediaan
pelayanan kesehatan.

UPTD PUSKESMAS SINE Page 33


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

b. Definisi Operasional
Cakupan pelayanan anak balita adalah anak balita (12 – 59 bulan) yang
memperoleh pelayanan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan.

c. Cara Perhitungan/Rumus
1) Rumus
Cangkupan Pelayanan Anak Balita =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑛𝑎𝑘 𝑏𝑎𝑙𝑖𝑡𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑚𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑚𝑎𝑛𝑡𝑎𝑢𝑎𝑛
𝑝𝑒𝑟𝑡𝑢𝑚𝑏𝑢ℎ𝑎𝑛 𝒅𝒂𝒏 𝒑𝒆𝒓𝒌𝒆𝒎𝒃𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒔𝒖𝒂𝒊 𝒔𝒕𝒂𝒏𝒅𝒂𝒓 𝑑𝑖𝑠𝑎𝑡𝑢
𝑤𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑎𝑛𝑎𝑘 𝑏𝑎𝑙𝑖𝑡𝑎 𝑑𝑖𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑤𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑥 100%
𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑎

2) Pembilang
Jumlah anak balita (12 – 59 bulan) yang memperoleh pelayanan pemantauan
pertumbuhan dan perkembangan sesuai standar di satu wilayah kerja
pada waktu kurun tertentu.

3) Penyebut
Jumlah seluruh anak balita (12 – 59 bulan) di satu wilayah kerja dalam kurun
waktu tertentu.

4) Ukuran/Konstanta
Persentase (%)

5) Contoh Perhitungan
Jumlah anak balita di Kabupaten A tahun 2003 adalah 6.000 orang.
Jumlah anak balita yang memperoleh pelayanan kesehatan 3.000 orang.
Persentase cakupan = 3.000/6.000 x 100 % = 50 %

d. Sumber Data
1) Kohort balita
2) Laporan rutin SKDN
3) Buku KIA
4) KMS
5) Pencatatan pada Pos PAUD (Pemantauan Anak Usia Dini), Taman Bermain,
Taman Penitipan Anak,Taman Kanak-kanak, Raudatul Athfal dll.

UPTD PUSKESMAS SINE Page 34


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

e. Rujukan
1) Buku Standar Pemantauan Pertumbuhan
2) Buku Pedoman pelaksanaan SDIDTK anak.
3) Buku KIA
4) Buku pedoman pemberian Vitamin A bagi petugas
5) Buku pedoman pendampingan keluarga

f. Target
Target 2016: 90%

g. Langkah Kegiatan
1) Pendataan sasaran anak usia 12 – 59 bulan;
2) Pemantauan pertumbuhan anak usia 12 – 59 bulan minimal 8 x dalam
setahun;
3) Pemantauan perkembangan anak usia 12 – 59 bulan minimal tiap 6 bulan
sekali;
4) Melakukan intervensi bila dijumpai gangguan pertumbuhan dan kelainan
perkembangan
5) Melakukan rujukan bila tidak ada perbaikan setelah dilakukan intervensi
6) Penyediaan skrining Kit SDIDTK;
7) Pengadaan Vitamin A dosis tinggi (200.000 iu) sesuai sasaran;
8) Pengadaan formulir pendukung pencatatan pelaporan
9) Monitoring dan evaluasi;
10) Pelatihan

h. SDM
1. Dokter SpA
2. Dokter Umum
3. Bidan
4. Perawat

9. Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6 – 24 bulan


keluarga miskin
a. Pengertian
1) Anak usia 6-24 bulan keluarga miskin adalah bayi usia 6 – 11 bulan dan
anak usia 12 – 24 bulan dari keluarga miskin (GAKIN).

UPTD PUSKESMAS SINE Page 35


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

2) Kriteria dan keluarga miskin ditetapkan oleh pemerintah setempat


(Kab/Kota).
3) MP-ASI pabrikan berupa bubuk instan untuk bayi usia 6 – 11 bulan dan
biskuit untuk anak usia 12 – 24 bulan.

b. Definisi Operasional
Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6 – 24 bulan
keluarga miskin adalah pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6 –
24 Bulan dari keluarga miskin selama 90 hari.

c. Cara Perhitungan/Rumus
1) Rumus
Cangkupan pemberian makanan pendamping ASI=

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑛𝑎𝑘 𝑢𝑠𝑖𝑎 6 − 24 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑚𝑖𝑠𝑘𝑖𝑛


𝑚𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑀𝑃 − 𝐴𝑆𝐼
𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑎𝑛𝑎𝑘 𝑢𝑠𝑖𝑎 6 − 24 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑚𝑖𝑠𝑘𝑖𝑛

2) Pembilang
Jumlah anak usia 6 – 24 bulan dari Gakin yang mendapat MP-ASI di satu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

3) Penyebut
Jumlah seluruh anak usia 6 – 24 bulan dari Gakin di satu wilayah kerja dalam
kurun waktu yang sama.

4) Ukuran/Konstanta
Persentase (%).

5) Contoh Perhitungan
Jumlah anak usia 6 – 24 bulan keluarga miskin yg mendapat MP – ASI di Kab.
A dalam kurun waktu 1 (satu) tahun : 5.000 anak
Jumlah seluruh anak usia 6 – 24 bln keluarga miskin di Kab. A : 5.500 anak.
Persentase cakupan pemberian makanan pendamping ASI keluarga miskin =
5.000
𝑥 100% = 91%
5.500

UPTD PUSKESMAS SINE Page 36


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

d. Sumber Data
Laporan khusus MP-ASI, R-1 gizi, LB3-SIMPUS

e. Rujukan
Pedoman pengelolaan makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) untuk anak
usia 6 – 24 bulan.

f. Target
Target 2016 : 100 %

g. Langkah Kegiatan
1) Pendataan sasaran;
2) Pelatihan pemberian makanan bagi anak / konseling menyusui
3) Pengadaan MP-ASI
4) Penyimpanan MP-ASI
5) Distribusi sampai ke sasaran
6) Pencatatan pelaporan
7) Monitoring dan evaluasi pelaksanaan pemberian MP-ASI.

h. SDM
Nutrisionis/Tenaga kesehatan terlatih gizi

10. Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan


a. Pengertian
1) Balita adalah anak usia di bawah 5 tahun (anak usia 0 s/d 4 tahun 11 bulan)
yang ada di kabupaten/Kota.
2) Gizi buruk adalah status gizi menurut berat badan (BB) dan tinggi badan (TB)
dengan Z-score <-3 dan atau dengan tanda-tanda klinis (marasmus,
kwashiorkor, dan marasmus-kwasiorkor).
3) Perawatan adalah perawatan sesuai tatalaksana gizi buruk.

b. Definisi Operasional
Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan adalah balita gizi buruk yang
ditangani di sarana pelayanan kesehatan sesuai tatalaksana gizi buruk di satu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

UPTD PUSKESMAS SINE Page 37


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

c. Cara Perhitungan / Rumus


1) Rumus
Cangkupan Balita gizi buruk =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑙𝑖𝑡𝑎 𝑔𝑖𝑧𝑖 𝑏𝑢𝑟𝑢𝑘 𝑚𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑑𝑖𝑠𝑎𝑟𝑎𝑛𝑎
𝑝𝑒𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑠𝑒ℎ𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑑𝑖𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑤𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑝𝑎𝑑𝑎
𝑘𝑢𝑟𝑢𝑛 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑏𝑎𝑙𝑖𝑡𝑎 𝑔𝑖𝑧𝑖 𝑏𝑢𝑟𝑢𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑚𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑑𝑖𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑥 100%
𝑤𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑘𝑢𝑟𝑢𝑛 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑎

2) Pembilang
Jumlah balita gizi buruk mendapat perawatan di sarana pelayanan kesehatan di
satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

3) Penyebut
Jumlah seluruh balita gizi buruk yang ditemukan di satu wilayah kerja pada
kurun waktu yang sama.

4) Ukuran/Konstanta
Persentase (%).

5) Contoh Perhitungan
Jumlah balita gizi buruk yg mendapat perawatan di sarkes di Kab. A dalam
kurun waktu 1 (satu) tahun : 16 balita
Jumlah seluruh balita gizi buruk yg ditemukan di Kab. A : 20 balita.
16
Persentase cakupan balita gizi buruk yg mendapat perawatan = 20
𝑥 100% =

80%.

d. Sumber Data
R-1 /gizi, LB3-SIMPUS, SIRS, W-1 (laporan wabah KLB), laporan KLB gizi buruk
Puskesmas, dan atau Rumah Sakit.

e. Rujukan
1) Pedoman Tatalaksana KEP pada Anak di Rumah Sakit Kab/Kota, tahun 1998;
2) Pedoman Tatalaksana KEP pada Anak di Puskesmas dan Rumah Tangga,
tahun 1998;
3) Buku Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk, tahun 2007;

UPTD PUSKESMAS SINE Page 38


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

4) Petunjuk Teknis Tatalaksana Anak Gizi Buruk, tahun 2007;


5) Panduan Pelatihan Tatalaksana Anak Gizi Buruk, tahun 2007;
6) Pedoman dan pelayanan gizi rumah sakit, tahun 2007
7) Pedoman penyelenggaraan Pelatihan Tatalaksana Gizi Buruk bagi tenaga
kesehatan, tahun 2007;
8) Modul Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)

f. Target
Target 2016 : 100 %.

g. Langkah Kegiatan
1. Surveilans gizi termasuk penemuan kasus secara aktif
2. Respon cepat penanganan kasus gizi buruk
3. Pelatihan tatalaksana gizi buruk
4. Penyediaan mineral mix
5. Perawatan kasus gizi buruk di Rumah Sakit, TFC (Therapeutic Feeding
Center)
6. Pendampingan kasus gizi buruk pasca rawat (Community Therapeutic Center)
7. Bintek dan supervisi berjenjang

h. SDM
Tim asuhan gizi (Dokter, Nutrisionis, Bidan/Perawat)

11. Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat


a. Pengertian
1) Penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat adalah pemeriksaan
kesehatan umum, kesehatan gigi dan mulut siswa SD dan setingkat melalui
penjaringan kesehatan terhadap murid kelas 1 SD dan Madrasah Ibtidaiyah
yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bersama guru, dokter kecil.
2) Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah upaya terpadu lintas program dan
lintas sektor dalam rangka meningkatkan kemampuan hidup sehat dan
selanjutnya membentuk perilaku hidup sehat anak usia sekolah yang berada
di sekolah.
3) Sekolah Dasar setingkat adalah Sekolah Dasar Negeri, Sekolah Dasar
Swasta, Sekolah Dasar Luar Biasa, Madrasah Ibtidaiyah serta satuan

UPTD PUSKESMAS SINE Page 39


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

pendidikan keagamaan termasuk Ponpes baik jalur pendidikan sekolah


maupun luar sekolah;
4) Tenaga Kesehatan adalah tenaga medis, keperawatan atau petugas
Puskesmas lainnya yang telah dilatih sebagai tenaga pelaksana UKS/UKGS;
5) Guru UKS/UKGS adalah guru kelas atau guru yang ditunjuk sebagai pembina
UKS/UKGS di sekolah dan telah dilatih tentang UKS/UKGS;
6) Dokter kecil adalah kader kesehatan sekolah yang biasanya berasal dari
murid kelas 4 dan 5 SD dan setingkat yang telah mendapatkan pelatihan
dokter kecil;
7) Indikator ini mengukur kemampuan manajemen program Usaha Kesehatan
Anak Sekolah dalam melindungi anak sekolah sehingga kesehatannya
terjamin melalui pelayanan kesehatan.

b. Definisi Operasional
Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa SDdan setingkat adalah cakupan
siswa SD dan setingkat yang diperiksa kesehatannya oleh tenaga kesehatan atau
tenaga terlatih (guru UKS / dokter kecil) melalui penjaringan kesehatan di satu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

c. Cara Perhitungan/Rumus
1) Rumus
Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD & setingkat =

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑢𝑟𝑖𝑑 𝑆𝐷 𝑑𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑡𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑖𝑘𝑠𝑎 𝑘𝑒𝑠𝑒ℎ𝑎𝑡𝑎𝑛𝑛𝑦𝑎


𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑡𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝑘𝑒𝑠𝑒ℎ𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑎𝑚𝑎 𝑡𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑡𝑖ℎ 𝑑𝑖𝑠𝑎𝑡𝑢
𝑤𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑘𝑢𝑟𝑢𝑛 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑢𝑟𝑖𝑑 𝑆𝐷 𝑑𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑡𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑑𝑖𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑤𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑥 100%
𝑘𝑢𝑟𝑢𝑛 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑎

2) Pembilang
Jumlah murid kelas 1 SD dan setingkat yang diperiksa kesehatannya melalui
penjaringan kesehatan oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih (guru
UKS/dokter kecil) disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

3) Penyebut
Jumlah murid kelas 1 SD dan setingkat disatu wilayah kerja pada kurun
waktu yang sama.

UPTD PUSKESMAS SINE Page 40


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

4) Ukuran/Konstanta
Persentase (%)
5) Contoh Perhitungan
Jumlah murid SD dan setingkat di Kabupaten X pada tahun 2003 adalah
12.000 orang.
Jumlah murid SD dan setingkat yang diperiksa kesehatannya melalui
penjaringan kesehatan 9.000 orang
9.000
Persentase cakupan = 12.000
𝑥 100% = 75%

d. Sumber Data
1) Catatan dan pelaporan hasil penjaringan kesehatan (Laporan kegiatan UKS)
(sumber data diperbaiki, data akan masuk ke puskesmas melalui tenaga
kesehatan);
2) Data Diknas/BPS setempat;

e. Rujukan
1) Buku Pedoman UKS untuk Sekolah Dasar, tahun 2006;
2) Buku Pedoman Penjaringan Kesehatan, tahun 2001;
3) Buku Pedoman UKGS murid Sekolah Dasar, tahun 2006

f. Target
Target 2016: 100%

g. Langkah Kegiatan
1) Pendataan
2) Pengadaan dan pemeliharaan UKS kit, UKGS kit
3) Pelatihan petugas, guru UKS/UKGS dan dokter kecil;
4) Penjaringan kesehatan
5) Pelayanan kesehatan
6) Pencatatan dan pelaporan

h. SDM
1) Dokter Umum
2) Dokter Gigi
3) Perawat

UPTD PUSKESMAS SINE Page 41


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

12. Cakupan peserta KB aktif


a. Pengertian
1) Peserta KB aktif adalah Pasangan Usia Subur yang salah satu pasangannya
masih menggunakan alat kontrasepsi dan terlindungi oleh alat kontrasepsi
tersebut.
2) Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami-isteri, yang istrinya
berusia 15 – 49 tahun.
3) Angka Cakupan Peserta KB aktif menunjukkan Tingkat pemanfaatan
kontrasepsi di antara para Pasangan Usia Subur (PUS).
b. Definisi Operasional
Cakupan peserta KB aktif adalah jumlah peserta KB aktif dibandingkan
dengan jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) di suatu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu.
c. Cara Perhitungan/Rumus
1) Rumus
Cangkupan peserta KB aktif =

Jumlah PUS yang menggunakan kontrasepsi di satu


wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
x 100 %
seluruh Pasangan Usia Subur di satu wilayah kerja
dalam kurun waktu yang sama

2) Pembilang
Jumlah PUS yang menggunakan kontrasepsi di satu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu.

3) Penyebut
Jumlah seluruh Pasangan Usia Subur di satu wilayah kerja dalam kurun waktu
yang sama.

4) Ukuran/Konstanta
Persentase (%)

5) Contoh Perhitungan
Jumlah PUS yang menggunakan kontrasepsi di Kabupaten A = 12.000 PUS
Jumlah PUS di Kabupaten A= 15.000 PUS
Persentase cakupan peserta aktif KB = 12.000⁄15.000 𝑥 100% = 80%

UPTD PUSKESMAS SINE Page 42


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

d. Sumber Data
1. SIMPUS
2. SIRS
3. Formulir 2 KB

e. Rujukan
1) Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi (BP3K), tahun 2007;
2) Panduan Baku Klinis Program Pelayanan KB;
3) Pedoman Penanggulangan Efek Samping/Komplikasi Kontrasepsi;
4) Pedoman Pelayanan Kontrasepsi Darurat, tahun 2004
5) Penyeliaan Fasilitatif Pelayanan KB, tahun 2007;
6) Instrumen Kajian Mandiri Pelayanan KB, tahun 2007;
7) Panduan Audit Medik Pelayanan KB, tahun 2004;
8) Analisis Situasi & Bimbingan Teknis Pengelolaan Pelayanan KB, tahun
2007;
9) Pedoman Pelayanan Kesehatan Reproduksi Terpadu, tahun 2002.

f. Target
Target 2016: 70 %

g. Langkah Kegiatan
1) Pendataan Sasaran PUS.
2) Konseling KB untuk PUS.
3) Pelayanan Kontrasepsi sesuai standar.
4) Pengadaan Alat dan Obat Kontrasepsi (Alokon)
5) Pelatihan Klinis Pelayanan Kontrasepsi Terkini/Contraceptive Technical
Update
6) Pelatihan Peningkatan Kinerja Pelayanan KB
7) Pelatihan Penggunaan Alat Bantu Pengambilan Keputusan (ABPK) Ber-KB
8) Penguatan Sistem informasi pelayanan KB
9) Supervisi, Monitoring dan Evaluasi

h. SDM;
1) Dokter
2) Bidan
3) Perawat

UPTD PUSKESMAS SINE Page 43


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

13 Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit


Cara menghitung dan melaporkan pencapaian Cakupan Penemuan dan
Penanganan Penderita Penyakit terdiri dari :
a) cakupan penemuan penderita AFP
b) cakupan penemuan dan penanganan penderita peneumoni balita
c) Angka penemuan dan penanganan pasien baru TB BTA positif
d) cakupan penemuan dan penanganan DBD
e) cakupan penanganan penderita diare

a. Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per 100.000 penduduk < 15 tahun
1) Pengertian
a) Kasus AFP adalah semua anak berusia kurang dari 15 tahun dengan
kelumpuhan yang sifatnya flacid (layuh) terjadi secara akut (mendadak) dan
bukan disebabkan oleh rudapaksa.
b) Kasus AFP non polio adalah kasus AFP yang pada pemeriksaan
spesimennya tidak ditemukan virus polio liar atau kasus AFP yang ditetapkan
oleh tim ahli sebagai kasus AFP non polio dengan kriteria tertentu.

2) Definisi Operasional
Jumlah kasus AFP Non Polio yang ditemukan diantara 100.000 penduduk < 15
tahun pertahun di satu wilayah kerja tertentu.

3) Cara Perhitungan Rumus


a) Rumus
Non Polio AFP rate per 100.000 penduduk =

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑎𝑠𝑢𝑠 𝐴𝐹𝑃 𝑛𝑜𝑛 𝑃𝑜𝑙𝑖𝑜 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑙𝑎𝑝𝑜𝑟𝑘𝑎𝑛


𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘<15 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
𝑥 100.000

b) Pembilang
Jumlah kasus AFP non Polio pada penduduk <15 tahun di satu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu.
c) Penyebut
Jumlah Penduduk <15 tahun di satu wilayah kerja dalam kurun waktu yang
sama.

UPTD PUSKESMAS SINE Page 44


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

d) Ukuran Konstanta
Proporsi per 100.000 penduduk.

e) Contoh perhitungan :
Jumlah penduduk <15 th di Kabupaten A th 2005 sebanyak 598.000 jiwa,
berarti target yang harus dicapai dalam 1 tahun adalah 11 kasus. Selama th
2005 telah ditemukan 18 kasus AFP dan hasil labnya tidak ditemukan virus
polio, maka angka AFP Non Polio ratenya sebesar :
18/598.000 x 100.000 = 3,01 (berarti target tercapai)

4) Sumber Data
a) Form Pelacakan FP.1.
b) Laporan W2.

5) Rujukan
a) Kepmenkes 483/MENKES/SK/IV/2007 tentang Pedoman Surveilans Akut
Flacid Paralysis;
b) Modul Pelatihan.

6) Target :
Target tiap tahun: ≥ 2/100.000 penduduk dibawah 15 tahun.

7) Langkah Kegiatan
a) Sosialisasi
b) Pencarian kasus
c) Pengambilan spesimen
8) SDM
a) Dokter spesialis
b) Dokter Umum
c) Epidemiolog kesehatan
d) Perawat
e) Pranata laboratorium kesehatan

UPTD PUSKESMAS SINE Page 45


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

b. Penemuan Penderita Pneumonia Balita


1. Pengertian
a) Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli)
yang ditandai dengan batuk disertai napas cepat dan/atau kesukaran
bernafas.
b) Klasifikasi penyakit ISPA
Dalam penentuan klasifikasi penyakit dibedakan atas dua kelompok yaitu
kelompok untuk umur 2 bulan - < 5 tahun dan kelompok umur < 2 bulan.
 Untuk kelompok umur 2 bulan -< 5 tahun klasifikasi dibagi atas
Pneumonia Berat , Pneumonia, dan batuk bukan Pneumonia
 Untuk kelompok umur < 2 bulan klasifikasi dibagi atas: Pneumonia berat
dan batuk bukan Pneumonia. Dalam pendekatan manajemen terpadu
balita sakit (MTBS) klasifikasi pada kelompok umur < 2 bulan adalah
infeksi bakteri sistemik dan infeksi bakteri local
 Klasifikasi Pneumonia berat didasarkan pada adanya batuk dan/atau
kesukaran bernafas disertai tarikan dinding dada bagian bawah kedalam
(TDDK) pada anak usia 2 bulan - < 5 tahun. Untuk kelompok umur < 2
bulan klasifikasi Pneumonia berat ditandai dengan TDDK kuat atau
adanya nafas cepat lebih atau sama dengan 60 x per menit.
 Klasifikasi Pneumonia didasarkan pada adanya batuk dan/atau kesukaran
bernafas disertai adanya nafas cepat. Batas nafas cepat pada anak usia
2 bulan - < 1 tahun adalah 50 kali permenit dan 40 kali permenit untuk
anak usia 1 - < 5 tahun
 Klasifikasi batuk bukan Pneumonia mencakup kelompok penderita Balita
dengan batuk yang tidak menunjukkan gejala peningkatan frekuensi nafas
dan tidak menunjukkan adanya tarikan dinding dada bagian bawah
kedalam. Dengan demikian klasifikasi batuk bukan Pneumonia mencakup
penyakit-penyakit ISPA lain diluar Pneumonia seperti batuk pilek (common
cold, pharyngitis, tonsillitis, otitis)
 Diberikan tatalaksana adalah diberikan pelayanan sesuai klasifikasinya,
untuk Pneumonia diberikan antibiotika dan Pneumonia berat dirujuk ke
Sarana Kesehatan yang lebih memadai;
 Sarana Kesehatan adalah semua sarana pelayanan kesehatan, baik
pemerintah maupun swasta.
 Jumlah perkiraan penderita pneumonia balita adalah 10% dari jumlah
balita disatu wilayah kerja dalam kurun waktu satu tahun.

UPTD PUSKESMAS SINE Page 46


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

2. Definisi Operasional
Persentase balita dengan Pneumonia yang ditemukan dan diberikan
tatalaksana sesuai standar di Sarana Kesehatan di satu wilayah dalam waktu
satu tahun.

3. Cara Perhitungan/Rumus
a) Rumus
Jumlah penderita pnemunonia balita
yangditangani sesuai standar disatu
Cakupan balita wilayah kerja pada kurun waktu satu
dengan tahun
X 100 %
Pneumonia =
yang ditangani Jumlah perkiraan penderita
Pneumonia balita di satu Wilayah
kerja pada kurun waktu yang sama.

b) Pembilang
Jumlah penderita Pneumonia Balita yang yang ditangani di satu wilayah kerja
pada kurun waktu satu tahun.

c) Penyebut
Jumlah perkiraan penderita Pneumonia Balita di satu wilayah kerja pada
kurun waktu yang sama.

d) Ukuran Konstanta
Persentase (%)

e) Contoh Perhitungan
Jumlah penduduk di wilayah Puskesmas X sebesar 30.000 jiwa,
jumlah balita di puskesmas X adalah 3000 balita. Perkiraan jumlah penderita
pneumonia balita tahun 2004 di puskesmas X adalah 10% dari jumlah balita,
maka :
1) Jumlah perkiraan penderita pneumonia balita = 10% x 3.000 balita =
300 balita.

UPTD PUSKESMAS SINE Page 47


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

2) Jumlah penderita pneumonia yang ditangani di Puskesmas X tahun


2004 adalah 250 balita. Cakupan balita dengan pneumonia balita yang
ditangani = 250/300 x 100 % = 83 %

4. Sumber Data
a) Kartu Penderita/Register Harian, dan laporan bulanan Puskesmas/Medical
Record RS
b) Kartu Penderita/Register Pasien Fasilitas Swasta/Medical Record Rumah Sakit
swasta

5. Rujukan
a) KEPMENKES RI No. 1537A/MENKES/SK/XII/2002 tentang Pedoman
Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut untuk
Penanggulangan Pneumonia Pada Balita
b) Buku Tatalaksana Pneumonia Balita
c) Pedoman MTBS

6. Target
Tahun 2016 : 100 %

7. Langkah Kegiatan
a) Pelayanan penderita
 Deteksi dini penderita pneumonia balita sesuai klasifikasi
 Pengobatan
 Fasilitasi penderita pneumonia berat yang memerlukan rujukan
 Pembinaan care seeking
b) Penyediaan alat (Peralatan ISPA)
c) Pelatihan petugas
1) Pelatihan Peningkatan Manajemen Program ISPA
2) Pelatihan MTBS
3) Pelatihan Autopsi Verbal Balita
4) Pelatihan tata laksana pneumonia Balita
d) Penyuluhan ke masyarakat
e) Jejaring kerja dan Kemitraan
f) Pengumpulan, pengolahan, dan analisa data
g) Monitoring/Supervisi ke Sarana Kesehatan

UPTD PUSKESMAS SINE Page 48


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

h) Pertemuan Evaluasi
i) Pencatatan dan pelaporan

8. SDM
a) Dokter SpA
b) Dokter Umum
c) Bidan
d) Perawat

c. Penemuan Pasien Baru TB BTA Positif


1) Pengertian
a) Penemuan pasien baru TB BTA Positif ádalah penemuan pasien TB melalui
pemeriksaan dahak sewaktu pagi dan sewaktu (SPS) dan diobati di unit
pelayanan kesehatan dalam suatu wilayah kerja pada waktu tertentu.
b) Pasien baru adalah pasien yang belum pernah diobati dengan OAT atau
sudah pernah menelan OAT kurang dari satu bulan (30 dosis) harian.
c) Diobati adalah pemberian pengobatan pada pasien baru TB BTA positif
dengan OAT selama 6 bulan.

2) Definisi Operasional
Angka penemuan pasien baru TB BTA positif atau Case Detection Rate
(CDR) adalah persentase jumlah penderita baru TB BTA positif yang ditemukan
dibandingkan dengan jumlah perkiraan kasus baru TB BTA positif dalam wilayah
tertentu dalam waktu satu tahun.

3) Cara Perhitungan/Rumus

a) Rumus :

Jumlah pasien baru TB BTA positif yang


Presentase penemuan ditemukan dan diobati dalam satu wilayah
pasien baru TB BTA selama satu tahun
= x 100 %
positif
Jumlah perkiraan pasien baru TB BTA positif
dalam satu wilayah dalam waktu satu tahun

UPTD PUSKESMAS SINE Page 49


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

b) Pembilang:
Jumlah pasien baru TB BTA Positif yang ditemukan dan diobati dalam satu
wilayah selama satu tahun.

c) Penyebut :
Jumlah perkiraan pasien baru TB BTA (+) dalam satu wilayah pada waktu satu
tahun.
Perkiraan pasien baru TB BTA positif adalah Insiden Rate TB baru BTA positif
per 100.000 x jumlah penduduk pada suatu wilayah tertentu. Insiden rate
kabupaten/kota mempergunakan hasil survei nasional tentang prevalensi TB
pada tahun terakhir.

d) Ukuran/Konstanta:
Prosentase (%)

e) Contoh perhitungan
Perkiraan Jumlah penduduk di Puskesmas A 30.000 jiwa, Insiden pada
wilayah tersebut 107 per 100.000 x 30.000 = 32 jiwa. Penemuan penderita
baru TB BTA (+) di Puskesmas A dalam setahun adalah 25 jiwa (maka
penderita baru TB BTA (+) yang ditemukan sama dengan 25/32 x100% =
78%)

4) Sumber Data
Pelaporan TB : TB 07, 08, dan 11

5) Rujukan
Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis

6) Target
Tahun 2016 : 100 %

7) Langkah Kegiatan
a) Tatalaksana pasien TB baru
- penemuan penderita TB baru
- pengobatan penderita TB baru
b) Pemeriksaan sputum

UPTD PUSKESMAS SINE Page 50


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

c) Pelatihan
d) Penyuluhan
e) Pencatatan pelaporan
f) Monitoring dan Evaluasi

8) SDM
a) Dokter Spesialis (Anak, Paru, Kebidanan, Penyakit Dalam)
b) Dokter Umum
c) Perawat
d) Bidan
e) Epidemiolog
f) Pranata Labkes
g) Radiografer

d. Penderita DBD
1) Pengertian
a) Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang ditandai dengan:
 Panas mendadak berlangsung terus-menerus selama 2-7 hari tanpa
sebab yang jelas
 Tanda-tanda perdarahan (sekurang-kurangnya uji Torniquet positif)
 Disertai/tanpa pembesaran hati (hepatomegali)
 Trombositopenia (Trombosit ≤ 100.000/µl)
 Peningkatan hematokrit ≥ 20%
b) Penderita DBD yang ditangani sesuai standar/SOP adalah :
 Penderita DBD yang didiagnosis dan diobati/dirawat sesuai standar.
 Ditindaklanjuti dengan penanggulangan fokus (PF).
o Penanggulangan fokus (PF) terdiri dari Penyelidikan Epidemiologi
(PE) dan Penanggulangan Seperlunya berdasarkan hasil PE
tersebut.
o Penyelidikan epidemilogi (PE) adalah kegiatan pencarian penderita
DBD atau tersangka DBD lainnya dan pemeriksaan jentik nyamuk
penular DBD disekitar tempat tinggal penderita termasuk tempat-
tempat umum dalam radius sekurang-kurangnya 100 m.
o Penanggulangan seperlunya yaitu: (lihat rujukan)
o Diagnosis penderita DBD sesuai standar adalah: (lihat rujukan)

UPTD PUSKESMAS SINE Page 51


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

o Pengobatan/perawatan penderita DBD sesuai standar adalah: (lihat


rujukan)
c) Penderita DBD adalah:
Penderita penyakit yang memenuhi sekurang-kurangnya 2 kriteria klinis
dan2 kriteria laboratorium di bawah ini:
Kriteria klinis:
 Panas mendadak 2-7 hari tanpa sebab yang jelas
 Tanda-tanda perdarahan (sekurang-kurangnya uji Torniquet positif)
 Pembesaran hati
 Syok
Kriteria laboratorium:
 Trombositopenia (Trombosit ≤100.000/l )
 Hematokrit naik >20%
Atau:
Penderita yang menunjukkan hasil positif pada pemeriksaan HI test
atau hasil positif pada pemeriksaan antibodi dengue Rapid Diagnostic Test
(RDT)/ ELISA

d) Pelayanan penderita DBD ditingkat Puskesmas, adalah kegiatan yang


meliputi :
 Anamnesis
 Pemeriksaan fisik meliputi observasi tanda-tanda vital, observasi
kulitdan konjungtiva, penekanan ulu hati untuk mengetahui nyeri
uluhati akibat adanya perdarahan lambung, perabaan hati.
 Uji Torniquet
1) Pemeriksaan laboratorium atau rujukan pemeriksaan laboratorium
(sekurang-kurangnya pemeriksaan trombosit dan hematokrit)
2) Memberi pengobatan simptomatis
3) Merujuk penderita ke rumah sakit
4) Melakukan pencatatan dan pelaporan (formulir S0) dan disampaikan
ke Dinkes Kab/Kota.
e) Pelayanan penderita DBD di Rumah Sakit adalah kegiatan yang meliputi :
 Anamnesis
 Pemeriksaan fisik meliputi observasi tanda-tanda vital, observasi
kulitdan konjungtiva, penekanan ulu hati untuk mengetahui nyeri
uluhati akibat adanya perdarahan lambung, perabaan hati.

UPTD PUSKESMAS SINE Page 52


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

 Uji Torniquet
 Pemeriksaan laboratorium (sekurang-kurangnya pemeriksaan
trombosit dan hematokrit)
 Memberi perawatan
 Melakukan pencatatan dan pelaporan (formulir KDRS) dan
disampaikan ke Dinkes Kab/Kota dengan tembusan ke Puskesmas

2) Definisi Operasional
Persentase penderita DBD yang ditangani sesuai standar di satu wilayah
dalam waktu 1 (satu) tahun dibandingkan dengan jumlah penderita DBD yang
ditemukan/dilaporkan dalam kurun waktu satu tahun yang sama.

3) Cara Perhitungan/Rumus
a) Rumus :
Jumlah penderita DBD yang ditangani sesuai
SOP di satu wilayah dalam waktu satu tahun
Penderita DBD
= x 100%
yang ditangani
Jumlah penderita DBD yang ditemukan di satu
wilayah dalam waktu satu tahun yang sama

b) Pembilang
Jumlah penderita DBD yang ditangani sesuai standar operasional prosedur
(SOP) di satu wilayah dalam waktu satu tahun.

c) Penyebut
Jumlah penderita DBD yang ditemukan di suatu wilayah dalam waktu satu
tahun yang sama

d) Ukuran/Konstanta:
Persentase ( % )

e) Contoh perhitungan
Pada tahun 2007, di Kabupaten A dilaporkan 100 penderita yang didiagnosis
klinis DBD, 80 diantaranya ditangani sesuai SOP (didiagnosis dan diobati/
dirawat sesuai standar dan ditindaklanjuti dengan penanggulangan fokus). Jadi

UPTD PUSKESMAS SINE Page 53


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

persentase penderita DBD yang ditangani di Kabupaten A tahun 2007 adalah


80/100 x 100% = 80%

4) Sumber Data :
SIMPUS, SIRS, KDRS dan KD-DBD

5) Rujukan :
a. Buku Pencegahan dan Pemberantasan Demam Berdarah Dengue di
Indonesia, tahun 2005.
b. Buku Tatalaksana Demam berdarah Dengue di Indonesia, tahun 2004.

6) Target
Tahun 2016 :100 % (tiap tahun).

7) Langkah Kegiatan
a) Penegakkan diagnosis, pengobatan dan rujukan penderita di tingkat
Puskesmas dan RS.
b) Pelatihan SDM
c) Penanggulangan kasus oleh puskesmas
d) Penyelidikan epidemiologi
e) Pencatatan dan Pelaporan
f) Monitoring dan Evaluasi

8) SDM
a) Dokter spesialis (Penyakit dalam, anak, anestesi, dan patologi klinik)
b) Dokter Umum
c) Perawat
d) Bidan
e) Petugas laboratorium
f) Entomolog

e. Penemuan Penderita Diare


1) Pengertian
a) Diare adalah buang air besar lembek/cair bahkan dapat berupa air saja yang
frekuensinya lebih sering dari biasanya

UPTD PUSKESMAS SINE Page 54


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

b) Sarana Kesehatan adalah semua sarana pelayanan kesehatan, baik


pemerintah maupun swasta (Puskesmas, Pustu, RS,Balai Pengobatan,
Praktek Dokter);
c) Angka kesakitan adalah angka kesakitan Nasional Hasil Survei Morbiditas
Diare tahun 2006 adalah 423/1000 penduduk.
d) Perkiraan jumlah penderita diare yang datang ke sarana kesehatan dan kader
adalah 10% dari angka kesakitan x jumlah penduduk disatu wilayah kerja
dalam waktu satu tahun.

2) Definisi Operasional
Penemuan penderita diare adalah jumlah penderita yang datang dan dilayani
di Sarana Kesehatan dan Kader di suatu wilayah tertentu dalam waktu satu
tahun.

3) Cara Perhitungan/Rumus
a) Rumus :
Jumlah penderita diare yang datang dan
dilayani di sarana Kesehatan dan Kader di
Penderita diare suatu wilayah tertentu dalam waktu satu tahun.
= x100%
yang ditangani Jumlah perkiraan penderita diare pada satu
wilayah tertentu dalam waktu yg sama (10%
dari angka kesakitan diare x jumlah penduduk)

b) Pembilang
Jumlah penderita diare yang datang dan dilayani di sarana Kesehatan dan
Kader di suatu wilayah tertentu dalam waktu satu tahun.

c) Penyebut
Jumlah perkiraan penderita diare pada suatu wilayah tertentu dalam waktu
yang sama
Catatan : 10% dari angka kesakitan diare x jumlah penduduk)

d) Ukuran/Konstanta:
Persentase ( % ).

UPTD PUSKESMAS SINE Page 55


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

e) Contoh perhitungan
Apabila Jumlah penduduk suatu wilayah 30.000 jiwa, angka kesakitan
diare pada tahun 2007 sebesar 423 per 1000 penduduk, maka perkiraan
jumlah penderita diare semua umur adalah : 30.000 X 423/1000 = 12.690
penderita Perkiraan cakupan pelayanan di sarana kesehatan dan kader
adalah 10%, maka jumlah penderita diare yang dilayani adalah : 10 % x
12.690 penderita = 1269 penderita. Misal penderita diare yang ditangani
sesuai standar = 800 penderita, maka % penderita diare yang ditangani =
(800/1.269) x 100% = 63 %

4) Sumber Data
Catatan Kader/register penderita/LB1/Laporan Bulanan dan Klinik.

5) Rujukan
Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor : 1216/MENKES/SK/ XI/2001 pada
tanggal 16 Nopember 2001 tentang Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare.

6) Target
Tahun 2016 : 100

7) Langkah Kegiatan
a) Tatalaksana Kasus
b) Penyediaan Formulir R/R
c) Pengumpulan, Pengolahan, dan analisa data
d) Pelatihan Petugas
- Penatalaksana kasus
- Manajemen Program
e) Promosi/penyuluhan
f) Jejaring kerja dan Kemitraan
g) Pertemuan Evaluasi

8) SDM
a) Dokter SpA
b) Dokter Sp Penyakit Dalam
c) Dokter Umum
d) Bidan

UPTD PUSKESMAS SINE Page 56


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

e) Perawat.
f) Epidemiolog
g) Sanitarian

f. Cakupan Penemuan kasus HIV/AIDS


1. Pengertian
HIV adalah virus yang masuk kedalam tubuh yang menghancurkan
sistem kekebalan tubuh dan kalau terus memburuk akan menyebabkan
kondisi AIDS, yakni hilangnya sistem pertahanan tubuh sehingga semua
jenis penyakit bisa dengan mudah masuk dan akhirnya menyebabkan
kematian.
2. Penghitungan kasus HIV/AIDS
Belum ada rumus untuk penghitungan kasus HIV/AIDS.

g. Penemuan Kasus Malaria


1. Pengertian
Malaria merupakan penyakit yang ditularkan oleh nyamuk.

2. Definisi Operasional
Jumlah penderita Malaria positif (dikonfirmasi laboratorium) yang diobati
di satu wilayah kerja.

3. Cara Perhitungan/Rumus
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑟𝑖𝑡𝑎 𝑚𝑎𝑙𝑎𝑟𝑖𝑎 𝑑𝑖 𝑜𝑏𝑎𝑡𝑖
𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑟𝑖𝑡𝑎 𝑚𝑎𝑙𝑎𝑟𝑖𝑎 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑚𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑑𝑖 𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑤𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎

4. Sumber Data
SIMPUS, SIRS dan Klinik.

5. Rujukan
 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam FKUI 1996.
 Buku Standar Puskesmas, Dinkes Propinsi Jawa Timur 2011.

6. Target
Target tahun 2016 : 100 %.

UPTD PUSKESMAS SINE Page 57


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

7. Langkah kegiatan
a. Penyuluhan pada tokoh masyarakat tentang penyakit malaria
b. Pelatihan petugas untuk penatalaksanaan penderita Malaria

8. SDM
1) Programer malaria
2) Petugas laboratorium

14. Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Pasien Masyarakat Miskin


a. Pengertian
1) Rawat Jalan Tingkat Pertama adalah pelayanan kesehatan perorangan yang
meliputi observasi diagnosa pengobatan rehabilitasi medik tanpa tinggal di
ruang rawat inap di sarana kesehatan strata pertama.
2) Rawat Inap Tingkat Pertama adalah pelayanan kesehatan perorangan yang
meliputi observasi diagnosa pengobatan rehabilitasi medik tinggal di ruang
rawat inap di sarana kesehatan strata pertama.
3) Cakupan rawat jalan adalah jumlah kunjungan kasus (baru dan lama) rawat
jalan di sarana kesehatan strata pertama.
4) Kunjungan pasien baru adalah seseorang yang baru berkunjung ke sarana
kesehatan dengan kasus penyakit yang baru.
5) Sarana kesehatan strata pertama adalah tempat pelayanan kesehatan meliputi
antara lain : puskesmas, balai pengobatan pemerintah dan swasta, praktek
bersama dan perorangan.
6) Masyarakat miskin adalah masyarakat sasaran program pengentasan
kemiskinan yang memenuhi kriteria tertentu menggunakan 14 (empat belas)
variabel kemiskinan dalam satuan Rumah Tangga Miskin (RTM).

b. Definisi Operasional
Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin adalah
jumlah kunjungan pasienmasyarakat miskin di sarana kesehatan strata pertama
di satu wilayah kerja tertentu pada kurun waktu tertentu.

UPTD PUSKESMAS SINE Page 58


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

c. Cara Perhitungan/Rumus
1) Rumus
Cangkupan pelayanan kesehatan dasar maskin =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑢𝑛𝑗𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑚𝑎𝑠𝑘𝑖𝑛 𝑑𝑖 𝑠𝑎𝑟𝑎𝑛𝑎
𝑘𝑒𝑠𝑒ℎ𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑠𝑡𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎𝑚𝑎
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑚𝑎𝑠𝑘𝑖𝑛 𝑑𝑖 𝑘𝑎𝑏/𝑘𝑜𝑡𝑎
𝑥 100%

2) Pembilang
Jumlah kunjungan pasienmaskin selama 1 tahun (lama dan baru).

3) Penyebut
Jumlah seluruh maskin di wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama.

4) Ukuran/Konstanta
Persentase (%)

5) Contoh Perhitungan
Jumlah kunjungan baru maskin yang mendapat perawatan di Puskesmas dan
jaringannya di Kabupaten A = 12.000 orang
Jumlah seluruh maskin di Kabupaten A = 150.000 orang
Persentase cakupan pelayanan kesehatan dasar =
12.000
x100% = 8%
150.000

d. Sumber Data
Laporan Puskesmas . Laporan Dinas Kesehatan Kab/Kota.

e. Rujukan
1) Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Masyarakat, 2008
2) Pedoman Unit Cost Pemberi Pelayanan Kesehatan, 2007
3) Pendataan Sosial Ekonomi 2005, Badan Pusat Statistik, 2006

f. Target
Target 2016: 100%.

A. Langkah Kegiatan
1) Pendataan penduduk, sarana kesehatan dan kunjungan ke sarana kesehatan

UPTD PUSKESMAS SINE Page 59


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

2) Jenis Pelayanan dasar maskin


3) Penyuluhan
4) Pelatihan
5) Monitoring dan evaluasi
6) Pencatatan dan pelaporan

B. SDM
1) Dokter Umum
2) Perawat
3) Bidan
4) Tenaga kesehatan lainnya

II. PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN


15. Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien Masyarakat Miskin
a. Pengertian
1) Rawat Inap Tingkat Lanjut adalah pelayanan kesehatan perorangan yang
meliputi observasi, diagnosa, pengobatan, keperawatan, rehabilitasi medik
dengan menginap di ruang rawat inap pada sarana kesehatan strata dua dan
strata tiga pemerintah dan swasta, yang oleh karena penyakitnya penderita
harus menginap.
2) Rawat Jalan Tingkat Lanjut adalah pelayanan kesehatan perorangan yang
meliputi observasi diagnosa pengobatan rehabilitasi medik tanpa tinggal di
ruang rawat inap di sarana kesehatan strata dua dan strata tiga Pemerintah
dan Swasta.
3) Sarana kesehatan strata dua dan strata tiga adalah balai kesehatan mata
masyarakat, balai pengobatan penyakit paru, balai kesehatan indera
masyarakat, balai besar kesehatan paru masyarakat, rumah sakit baik milik
pemerintah maupun swasta.

b. Definisi Operasional
Cakupan rujukan pasien maskin adalah jumlah kunjungan pasien maskin di
sarana kesehatan strata dua dan strata tiga pada kurun waktu tertentu (lama dan
baru).

UPTD PUSKESMAS SINE Page 60


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

c. Cara Perhitungan/Rumus
1)Rumus

Jumlah pasien rujukan maskin di


Cakupan sarkes strata 2 dan strata 3 x 100 %
rujukan maskin = Angka rujukan (1,5 %) x jumlah
masyarakat miskin

2)Pembilang
Jumlah pasien rujukan maskin di sarkes strata 2 dan strata 3 selama 1 tahun
(lama dan baru).

3)Penyebut
Angka rujukan (1,5 %) x jumlah masyarakat miskin di wilayah kerja dalam
kurun waktu yang sama.

4)Ukuran/Konstanta
Persentase (%)

5)Contoh Perhitungan
Jumlah pasien maskin rujukan yang mendapat perawatan di RS di Kabupaten A
= 1.000 orang
Jumlah seluruh maskin di Kabupaten A = 150.000 orang dan diperkirakan
angka rujukan 1,5 %
Persentase cakupan pelayanan kesehatan rujukan =
1.000
𝑥 100% = 4,44%
1,5 𝑥 150.000

d. Sumber Data
SP2RS/SIRS, Laporan Dinas Kesehatan kab/kota, SKN.

e. Rujukan
1) Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Masyarakat, 2008
2) Pedoman Unit Cost Pemberi Pelayanan Kesehatan, 2007
3) Pendataan Sosial Ekonomi 2005, Badan Pusat Statistik, 2006

UPTD PUSKESMAS SINE Page 61


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

f. Target
Target 2016: 100%

g. Langkah Kegiatan
1) Pendataan penduduk, sarana kesehatan dan kunjungan ke sarana kesehatan
2) Jenis pelayanan lanjutan/rujukan maskin
3) Penyuluhan
4) Pelatihan SDM
5) Pencatatan dan Pelaporan
6) Monitoring dan evaluasi

h. SDM
1) Dokter Spesialis
2) Dokter Umum
3) Perawat
4) Tenaga kesehatan lainnya

III. PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI DAN PENANGGULANGAN KLB


16. Cakupan Desa/kelurahan Mengalami KLB yang Dilakukan Penyelidikan
Epidemiologi < 24 jam
a. Pengertian
1. Desa/kelurahan mengalami KLB bila terjadi peningkatan kesakitan atau
kematian penyakit potensial KLB, penyakit karantina atau keracunan makanan.
2. KLB adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan dan atau kematian
yang bermakna secara epidemiologis pada suatu desa/kelurahan dalam waktu
tertentu.
a. Ditangani adalah mencakup penyelidikan dan penanggulangan KLB.
b. Pengertian kurang dari 24 jam adalah sejak laporan W1 diterima sampai
penyelidikan dilakukan dengan catatan selain formulir W1 dapat juga
berupa fax atau telepon.
3. Penyelidikan KLB adalah rangkaian kegiatan berdasarkan cara-cara
epidemiologi untuk memastikan adanya suatu KLB, mengetahui gambaran
penyebaran KLB dan mengetahui sumber dan cara-cara penanggulangannnya.
4. Penanggulangan KLB adalah Upaya untuk menemukan penderita atau
tersangka penderita, penatalaksanaan Penderita, pencegahan peningkatan,
perluasan dan menghentikan suatu KLB.

UPTD PUSKESMAS SINE Page 62


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

b. Definisi Operasional
Cakupan Desa/kelurahan mengalami KLB yang ditangani < 24 jam
adalahDesa/kelurahan mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) yang ditangani < 24
jam oleh Kab/Kota terhadap KLB periode/kurun waktu tertentu.

c. Cara Perhitungan/Rumus
1) Rumus

Jumlah KLB di desa/kelurahan


yang ditangani <24 jam
Cakupan KLB Desa/ = dalam periode tertentu x100%
kelurahan yang ditangani < Jumlah KLB di desa/kelurahan
24 jam yang terjadi pada periode yang sama

Catatan :
Bila dalam 1 desa/kelurahan terjadi lebih dari 1 kali KLB pada suatu periode,
maka jumlah desa/kelurahan yang mengalami KLB dihitung sesuai dengan
frekuensi KLB yang terjadi di desa/kelurahan tersebut, dan ikut dimasukan dalam
penghitungan pembilang maupun penyebut.

2) Pembilang
Jumlah kejadian Luar Biasa (KLB) di Desa/ Kelurahan yang ditangani < 24 jam
periode/ kurun waktu tertentu.

3) Penyebut
Jumlah Kejadian Luar biasa (KLB) yang terjadi pada wilayah Desa/ Kelurahan
pada periode/kurun waktu yang sama.

4) Ukuran/Konstanta
Persentase (%)

UPTD PUSKESMAS SINE Page 63


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

5) Contoh Perhitungan
Data terjadinya KLB di Kabupaten “X” Januari s/d Desember tahun 2005

J P M D D Jml KLB Jml KLB di


Kel/ a e a s e Frek. Ditangani Desa/
Keterangan
Desa n b r t S KLB < 24 jam Kelurahan

Jumlah desa/kelurahan
A x x x - - 3 3 3 mengalami KLB dihi
tung 3 karena KLB di
desa/kelurahan A
terjadi 3 kali pada
tahun tersebut.

B - - - - - 0 0 0 Tidak dihitung, karena


tidak terjadi KLB.

C - x - - - 1 0 1 Jml desa/kel
mengalami KLB
dihitung 1 krn KLB di
desa/kel A terjadi 1 kali
pd thn tersebut

D - - x - x 2 1 2 Jumlah desa/kelurahan
mengalami KLB dihi
tung 2 karena KLB di
desa/kelurahan A
terjadi 2 kali pada
tahun tersebut.

E x x x - x 4 2 4 Jumlah desa/kelurahan
mengalami KLB dihi
tung 4 karena KLB di
desa/kel A terjadi 4 kali
pada tahun tersebut

UPTD PUSKESMAS SINE Page 64


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

Jml 2 3 3 0 2 10 6 10

Keterangan: x : terjadi KL
- : tidak terjadi KLB
Hasil perhitungan pencapaian target berdasarkan indikator di Kabupaten X tahun
2005 adalah (6 : 10 ) x 100 % = 60 %.

d. Sumber Data
1) Laporan KLB 24 jam ( W1);
2) Laporan hasil penyelidikan dan penanggulangan KLB;
3) Laporan Masyarakat dan media massa.

e. Rujukan
1) UU nomor 4 tahun 1984 tentang wabah penyakit menular (sebagai referensi
untuk pembuatan SK Bupati/ Walikota/ Perda);
2) PP No. 40 tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit Menular;
3) SK Menteri Kesehatan Nomor 949/Menkes/SK/VIII/2004 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Sistem Kewaspadaan Dini KLB;

f. Target
Target 2016: 100 %

g. Langkah Kegiatan
1) Pengumpulan data;
2) Penyajian dan analisis data;
3) Diseminasi;
4) Pencegahan dan pengendalian KLB;
5) Monitoring dan evaluasi;
6) Pelatihan

h. SDM
1) Dokter Umum
2) Perawat
3) Tenaga Epidemiologi Kesehatan

UPTD PUSKESMAS SINE Page 65


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

IV. PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT


17. Cakupan Desa Siaga Aktif
a. Pengertian
1) Desa Siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya
dan kemampuan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah
kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan, secara mandiri.
Pengertian Desa ini dapat berarti Kelurahan atau Nagari atau istilah-istilah lain
bagi satuan administrasi pemerintahan setingkat desa.
2) Desa Siaga Aktif adalah desa yang mempunyai Pos Kesehatan Desa
(Poskesdes) atau UKBM lainnya yang buka setiap hari dan berfungsi sebagai
pemberi pelayanan kesehatan dasar, penanggulangan bencana dan
kegawatdaruratan, surveilance berbasis masyarakat yang meliputi
pemantauan pertumbuhan (gizi), penyakit, lingkungan dan perilaku sehingga
masyarakatnya menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
3) Poskesdes adalah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)
yang dibentuk di desa dalam rangka upaya mendekatkan pelayanan
kesehatan dasar bagi masyarakat desa. Poskesdes dikelola oleh 1 orang
Bidan dan minimal 2 orang kader dan merupakan koordinator dari UKBM
yang ada.
4) Pelayanan kesehatan dasar adalah pelayanan kesehatan yang sesuai
kewenangan bidan penanggung jawab poskesdes, selanjutnya dirujuk ke
Pustu atau Puskesmas apabila tidak bisa ditangani.
5) Surveilans penyakit yang berbasis masyarakat adalah upaya pengamatan dan
pencatatan yang dilakukan oleh masyarakat (kader dan bidan/perawat)
tentang kejadian penyakit yang dapat mengancam kesehatan
penduduk/masyarakat.
6) Pemantauan Pertumbuhan adalah suatu upaya yang dilakukan oleh kader
untuk mengetahui berat badan balita setiap bulan untuk mendeteksi secara
dini pertumbuhan balita (D/S).
7) Masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah masyarakat
dimana penduduknya menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.

b. Definisi Operasional
Cakupan Desa Siaga Aktif adalah desa yang mempunyai Pos Kesehatan
Desa (Poskesdes) atau UKBM lainnya yang buka setiap hari dan berfungsi
sebagai pemberi pelayanan kesehatan dasar, penanggulangan bencana dan

UPTD PUSKESMAS SINE Page 66


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

kegawatdaruratan, surveilance berbasis masyarakat yang meliputi pemantauan


pertumbuhan (gizi), penyakit, lingkungan dan perilaku sehingga masyarakatnya
menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dibandingkan dengan
jumlah desa siaga yang dibentuk.

c. Cara Perhitungan/Rumus
1)Rumus

Cakupan Jumlah Desa siaga yang aktif


Desa Siaga = x 100 %
Jumlah Desa Siaga yang dibentuk
Aktif

2)Pembilang
Jumlah desa siaga yang aktif di satu wilayah pada kurun waktu tertentu.

3)Penyebut
Jumlah desa siaga yang dibentuk di satu wilayah pada kurun waktu tertentu.

4)Ukuran/Konstanta
Persentase (%)

5)Contoh Perhitungan
Jumlah Desa di wilayah Kab A seluruhnya = 75 Desa
Jumlah Desa Siaga yang dibentuk = 60 Desa
Jumlah Desa Siaga yang aktif = 45 Desa
Desa Siaga aktif = 45/60 x 100% = 75%

d. Sumber Data
Hasil pencatatan kegiatan Puskesmas dan Laporan Profil PSM/UKBM.

e. Rujukan
1) Kepmenkes Nomor 564/VIII tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengembangan Desa Siaga.
2) Juknis penggerakan dan pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan
desa siaga.
3) Juknis pengembangan dan penyelenggaraan Pos Kesehatan Desa

UPTD PUSKESMAS SINE Page 67


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

f. Target
Target 2016: 80%

g. Langkah Kegiatan
1) Persiapan
a. Persiapan Petugas:
• Pelatihan Bidan (1 desa: 1 Bidan)
• Pelatihan Kader dan Toma (1 desa: 2 kader + 1 toma) selama 4 hari: 3
hari di kelas, 1 hari di lapangan
b. Persiapan Masyarakat:
• Pembentukan forum melalui pertemuan Tingkat Desa (3 kali/tahun)
• Survei Mawas Diri (pendataan ke lapangan atau pertemuan rembuk
desa) 2 kali/tahun)
• Musyawarah Masyarakat Desa: 2 kali/tahun
2) Pelaksanaan
a) Pelayanan kesehatan dasar;
b) Kader dan toma melakukan surveilan berbasis masyarakat (pengamatan
sederhana) thd KIA, Gizi, Kesling, Penyakit, PHBS, melakukan pendataan
PHBS dengan survei cepat;
c) Pertemuan tindak lanjut penemuan hasil surveilans dalam rangka
meningkatkan kewaspadaan dini masyarakat (1 bulan sekali)
d) Alih pengetahuan dan olah ketrampilan melalui pertemuan: 2 kali/tahun
e) Pertemuan Forum Masyarakat Desa untuk membahas masalah kesehatan
dengan memanfaatkan forum yang ada di desa (1bulan sekali).

h. SDM
1) Bidan atau petugas kesehatan lainnya
2) Kader
3) Tokoh masyarakat

UPTD PUSKESMAS SINE Page 68


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

BAB III
DEFINISI OPERASIONAL
STANDAR PELAYANAN MINIMAL PUSKESMAS BLUD
UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT (UKM) INOVATIF

1. Cakupan K1
a. Pengertian
Adalah cakupan ibu hamil yang pertama kali mendapat pelayanan antenatal
oleh tenaga kesehatan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

b. Definisi Operasional
Kontak pertama kali ibu hamil dengan petugas kesehatan untuk mendapat
pelayanan ANC sesuai standar.

c. Cara Perhitungan/Rumus

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐼𝑏𝑢 𝐻𝑎𝑚𝑖𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎𝑚𝑎 𝑘𝑎𝑙𝑖 𝑚𝑒𝑛𝑑𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛


𝑎𝑛𝑡𝑒𝑛𝑎𝑡𝑎𝑙 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑡𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝑘𝑒𝑠𝑒ℎ𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑑𝑖𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑤𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎
𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑘𝑢𝑟𝑢𝑛 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑎𝑠𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑖𝑏𝑢 ℎ𝑎𝑚𝑖𝑙 𝑑𝑖 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑤𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑥100%
𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛

d. Sumber Data
Register Kohort Ibu

e. Rujukan
Pedoman Pemantauan wilayah setempat kesehatan Ibu dan Anak ( PWS KIA).

f. Target
Target 2016 : 100%

g. Langkah kegiatan
1) Pendataan ibu hamil
2) Kunjungan rumah bumil risti
3) Kemitraan bidan-dukun
4) Kelas ibu hamil

UPTD PUSKESMAS SINE Page 69


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

5) Kelas bidan
h. SDM
1) Dokter
2) Bidan
3) Kader kesehatan

2. KN Lengkap
a. Pengertian
Adalah cakupan neonatus yang mendapatkan pelayanan sesuai standar
paling sedikit tiga kali dengan distribusi waktu 1 kali pada 6 – 48 jam, 1 kali pada
hari ke 3 – hari ke 7 dan 1 kali pada hari ke 8 – hari ke 28 setelah lahir di satu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

b. Definisi Operasional Pelayanan Neonatal (KN Lengkap)


Pelayanan kesehatan kepada Neonatal pada masa 6 jam sampai dengan 28
hari setelah kelahiran. Sesuai standar minimal 3 kali dengan distribusi pelayanan
minimal pada usia 6 jam – 48 jam 1 kali, hari ke 3 -7 1 kali dan hari ke 8 – 28 1
kali.

c. Cara Perhitungan/Rumus
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛𝑒𝑜𝑛𝑎𝑡𝑢𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑒𝑚𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 3 𝑘𝑎𝑙𝑖 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛
𝑘𝑢𝑛𝑗𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑛𝑒𝑜𝑛𝑎𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑑𝑖 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑤𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎ℎ
𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑘𝑢𝑟𝑢𝑛 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑎𝑠𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑦𝑖 𝑑𝑖 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑤𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑥 100 %
𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛

d. Sumber Data
Register kohort anak

e. Rujukan
Pedoman Pemantauan wilayah setempat kesehatan Ibu dan Anak ( PWS KIA)

f. Target
Target 2016 : 95 %

g. Langkah kegiatan
1) Kunjungan rumah
2) Pelaksanaan MTBM

UPTD PUSKESMAS SINE Page 70


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

h. SDM
 Bidan
 Kader kesehatan

3. Pelayanan Anak Pra Sekolah


a. Pengertian
1) Pelayanan terhadap anak pra sekolah (usia 61 –72 bulan )
2) Pelayanan dilakukan di sekolah TK
3) Pelaksanaan pelayanan adalah pelayanan pemantauan pertumbuhan dan
perkembangan pada anak sekolah
4) Pelayanan yang diberikan meliputi penimbangan berat badan minimal 8x,
pengukuran lingkar kepala dan tinggi badan serta melakukan deteksi dini
perkembangan.

b. Definisi Operasional
Kinerja Pemerintah daerah dalam memberikan pelayanan terhadap anak pra
sekolah adalah cakupan anak pra sekolah (usia 61 – 72 bulan ) yang
memperoleh pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 x setahun dan
pemantauan perkembangan ( SDIDTK) 2 x setahun.

c. Cara Perhitungan/Rumus

Jumlah anak pra sekolah yang memperoleh pelayanan pemantauan


pertumbuhan minimal 8 x setahun dan pemantauan perkembangan
Minimal 2x di suatu wilayah kerja pada waktu tertenu
𝑥100%
Jumlah seluruh anak prasekolah di suatu wilayah kerja
dalam kurun waktu yang sama

d. Sumber Data
Register Kohort Anak Prasekolah.

e. Rujukan
Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu Anak (PWS KIA).

f. Target
Target tahun 2016 : 90 %

UPTD PUSKESMAS SINE Page 71


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

g. Langkah kegiatan
1) Kunjungan ke TK
2) Penyediaan blanko DDTK

h. SDM
1) Dokter
2) Bidan
3) Guru TK

4. Cakupan Bumil Mendapat Tablet Fe


a. Pengertian
1) Ibu hamil adalah ibu yang mengandung mulai trimester I s/d III.
2) Ibu hamil perlu mendapatkan dan minum tablet besi minimal 90 tablet selama
hamil untuk mencegah dan menanggulangi anemia.
3) Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah
kurang dari normal.
4) Batasan anemia ibu hamil menurut WHO < 11gr%
5) Fe adalah tablet tambah darah untuk menanggulangi anemia gizi besi yang
diberikan kepada ibu hamil.

b. Definisi Operasional
Cakupan bumil mendapat Fe adalah persentase ibu hamil yang
mengkonsumsi tablet Fe (zat besi/tambah darah) sebanyak 90 tablet selama
periode kehamilannya di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

c. Cara Perhitungan/Rumus

Jumlah bumil mendapat


Fe 90 tablet dalam satu
Cakupan bumil mendapat Fe =
wilayah kerja X 100 %
Jumlah seluruh bumil
dalam satu wilayah
kerja

1) Pembilang
Jumlah ibu hamil yang mendapatkan tablet Fe selama periode kehamilannya
di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

UPTD PUSKESMAS SINE Page 72


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

2) Penyebut
Jumlah ibu hamil di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama.

3) Konstanta
Persentase (%)

d. Sumber data
1) PWS KIA
2) Lb3 gizi
3) Register kohort ibu

e. Rujukan
1) Buku panduan tenaga gizi puskesmas dalam pembinaan kader posyandu
tahun 2012
2) Pedoman strategi kie keluarga sadar gizi (kadarsi) dan pedoman
pendampingan keluarga menuju kadarsi tahun 2007.
3) Pedoman Pemberian Tablet Besi-folat dan sirup Besi bagi petugas tahun
1999.
4) Pedoman penanggulangan anemia gizi untuk remaja putri dan wanita usia
subur tahun 1998.
5) Booklet anemia gizi dan tablet tambah darah (TTD) untuk wanita usia subur
tahun 2002.

f. Target
1. Target tahun 2016 : 85 %
2. Target tahun 2020 : 90%

g. Langkah kegiatan
1) Penyediaan tablet tambah darah
2) Pendataan sasaran ibu hamil
3) Monitoring dan evaluasi

h. SDM
1) Programer Gizi
2) Bidan

UPTD PUSKESMAS SINE Page 73


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

5. Cakupan Pemberian Vitamin A Usia 6-11 Bulan


a. Pengertian
1) Balita yang dimaksud dalam program distribusi kapsul vitamin A ini adalah
bayi yang berumur mulai 6-11 bulan.
2) Kapsul vitamin A dosis tinggi untuk usia 6-11 bulan berwarna biru dengan
dosis 100.000 IU.
3) Vitamin A merupakan salah satu zat gizi penting yang larut dalam lemak
dan disimpan dalam hati, tidak dapat dibuat oleh tubuh sehingga harus
dipenuhi dari luar ( essensial ), berfungsi untuk penglihatan, pertumbuhan,
dan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit.

b. Definisi Operasional
Jumlah bayi 6-11 bulan mendapat kapsul vitamin A biru ( 100.000 IU ) di suatu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

c. Cara Perhitungan/Rumus
1) Rumus
Cakupan pemberian vitamin A 6 – 11 bulan =

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑦𝑖 6 − 11 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑘𝑎𝑝𝑠𝑢𝑙


𝑣𝑖𝑡𝑎𝑚𝑖𝑛 𝐴 𝑏𝑖𝑟𝑢 100.000 𝐼𝑈 𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑦𝑖 6 − 11 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛

2) Pembilang
Jumlah bayi 6-11 bulan mendapat kapsul vitamin A biru 100.000 IU di satu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

3) Penyebut
Jumlah bayi 6-11 bulan yang ada di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang
sama.

4) Konstanta / ukuran
Persentase ( % )

d. Sumber data
1) FIII Gizi
2) LB3 Simpus

UPTD PUSKESMAS SINE Page 74


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

3) Kohort Bayi
4) Biro Pusat Statistik ( BPS ) Kabupaten/Kota

e. Rujukan
1) Pedoman akselerasi cakupan kapsul vitamin A tahun 2000
2) Pedoman pemberian kapsul vitamin A tahun 2000
3) Booklet deteksi dini xeroptalmia tahun 2002
4) Pedoman dan deteksi tatalaksana kasus xeroptalmia tahun 2002
5) Pedoman praktis untuk praktisi kesehatan tahun 2005 (Apa dan mengapa
tentang vitamin A)

f. Target
1. Target tahun 2016 : 85 %
2. Target tahun 2020 : 100%

g. Langkah kegiatan
1) Pendataan sasaran bayi
2) Penyediaan alat dan bahan
3) Monitoring dan evaluasi

h. SDM
1) Bidan pembina desa
2) Kader posyandu
3) Programer gizi

6. Cakupan Pemberian Vitamin A Usia 12-59 Bulan


a. Pengertian
1) Balita yang dimaksud dalam program distribusi kapsul vitamin A ini adalah
anak yang berumur mulai 12-59 bulan.
2) Kapsul vitamin A dosis tinggi untuk usia 12-59 bulan berwarna merah dengan
dosis 200.000 IU.
3) Vitamin A merupakan salah satu zat gizi penting yang larut dalam lemak dan
disimpan dalam hati, tidak dapat dibuat oleh tubuh sehingga harus dipenuhi
dari luar ( essensial ), berfungsi untuk penglihatan, pertumbuhan, dan
meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit.

UPTD PUSKESMAS SINE Page 75


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

b. Definisi Operasional
Jumlah anak balita 12-59 bulan mendapat kapsul vitamin A merah
( 200.000 IU ) 2 kali per tahun di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

c. Cara Perhitungan/Rumus
1) Rumus

Jumlah anak balita 12-59 bulan


mendapat kapsul vitamin A
Cakupan pemberian = merah 2X per tahun X 100%
vitamin A 12-59 bulan Jumlah anak balita (12-59 bulan)
yang ada

2) Pembilang
Jumlah anak balita 12-59 bulan mendapat kapsul vitamin A merah 200.000 IU
di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

3) Penyebut
Jumlah anak balita 12-59 bulan yang ada di satu wilayah kerja pada kurun
waktu yang sama.

4) Konstanta / ukuran
Persentase ( % )

d. Sumber data
1) FIII Gizi
2) LB3 Simpus
3) Kohort Bayi
4) Biro Pusat Statistik ( BPS ) Kabupaten/Kota.

e. Rujukan
1) Pedoman akselerasi cakupan kapsul vitamin A tahun 2000
2) Pedoman pemberian kapsul vitamin A tahun 2000
3) Booklet deteksi dini xeroptalmia tahun 2002
4) Pedoman dan deteksi tatalaksana kasus xeroptalmia tahun 2002

UPTD PUSKESMAS SINE Page 76


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

5) Pedoman praktis untuk praktisi kesehatan tahun 2005 (Apa dan mengapa
tentang vitamin A).

f. Target
Target tahun 2016 : 85 %
Target tahun 2020: 90 %

g. Langkah kegiatan
1) Pendataan sasaran anak balita
2) Penyediaan alat dan bahan
3) Monitoring dan evaluasi

h. SDM
1) Bidan pembina desa
2) Kader posyandu
3) Programer gizi

7. Cakupan Pelayanan Kesehatan Remaja


a. Pengertian
1) Pemeriksaan kesehatan remaja adalah pemeriksaan kesehatan 10-19 tahun
yang masih sekolah dan yang tidak sekolah, yang dilaksanakan oleh tenaga
kesehatan bersama dengan guru UKS terlatih dan kader kesehatan remaja
secara berjenjang (penjaringan awal oleh guru dan kader kesehatan remaja,
penjaringan lanjutan oleh tenaga kesehatan).
2) Tenaga kesehatan adalah tenaga medis, paramedis, atau petugas puskesmas
lainnya yang telah dilatih sebagai tenaga pelaksana UKS.
3) Guru UKS adalah guru kelas atau guru yang ditunjuk sebagai Pembina UKS di
sekolah dan telah dilatih tentang UKS.
4) Kader kesehatan remaja adalah kader kesehatan usia 10-19 tahun , yang
masih sekolah maupun yang tidak sekolah, yang telah mendapatkan
pelatihan kader kesehatan remaja.

b. Definisi Operasional
Cakupan remaja dilayani adalah jumlah remaja usia 10-19 tahun yang
sekolah dan yang tidak sekolah di satu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu
yang mendapat pelayanan (skrining, KIE, pelayanan medis dan konseling).

UPTD PUSKESMAS SINE Page 77


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

c. Cara Perhitungan/ Rumus


1) Rumus

Cakupan remaja yang dilayani =


Jumlah usia remaja 10−19 tahun yang sekolah dan tidak sekolah
disatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu yang mendapatkan
pelayanan ( skrining,KIE,pelayanan medis dan konseling )
Jumlah remaja 10−19 tahun yang sekolah dan tidak sekolah x100%
disatu wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama

2) Pembilang
Jumlah remaja usia 10-19 tahun yang sekolah dan tidak sekolah di satu
wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu yang mendapat pelayanan (
skrining, KIE, pelayanan medis dan konseling.

3) Penyebut
Jumlah remaja usia 10-19 tahun yang sekolah dan tidak sekolah di satu
wilayah kerja pada kurun waktu yang sama.

4) Ukuran/ konstanta
Persentase ( % )

d. Sumber data
1) Catatan dan pelaporan hasil penjaringan kesehatan kegiatan UKS.
2) Data Diknas/ BPS setempat

e. Rujukan
1) Buku pedoman UKS untuk sekolah tingkat lanjutan.
2) Buku pedoman penjaringan kesehatan.

f. Target
Target tahun 2016: 85 %

g. Langkah Kegiatan
1) Pengadaan alat dan bahan
2) Pemberian Tablet Fe pada remaja
3) Pelatihan petugas, Guru UKS, dokter kecil
4) Pelatihan kader konseling untuk SMP dan SMA

UPTD PUSKESMAS SINE Page 78


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

5) Pelayanan kesehatan
6) Pencatatan dan pelaporan

h. SDM
1) Dokter
2) Perawat
3) Bidan
4) Kader remaja
5) Guru UKS

8. Skrining Kesehatan Dan Pelayanan Kesehatan Reproduksi Pada Penduduk


Dewasa (20-59 Tahun) Di Puskesmas Dan Jaringannya.

a. Pengertian
1. Skrining kesehatan pada penduduk dewasa usia 20-59 tahun dilakukan
setahun sekali, sebaiknya pada kunjungan pertama kali pada tahun berjalan,
atau diprogramkan pada setiap akhir bulan dari seluruh pengunjung bulan itu.
2. Sasaran indikator ini adalah penduduk dewasa usia 20-59 tahun yang dating
ke puskesmas dan jaringannya dan mau dilakukan skrining kesehatan,
pelayanan kesehatan reproduksi pada PUS, deteksi dini kanker payudara,
dan kanker leher rahim pada wanita dan deteksi dini kanker prostat pada pria.
3. Skrining dilakukan di puskesmas dan jaringannya.
4. Materi skrining adalah :
a) Kondisi kesehatan secara umum.
b) Deteksi kemungkinan kurang gizi dan obesitas dilakukan dengan
memeriksa BB dan TB.
c) Deteksi hipertensi dengan memeriksa tekanan darahnya.
d) Deteksi kemungkinan Diabetes Mellitus menggunakan tes cepat gula darah
e) Deteksi gangguan mental secara anamnesis dan pemeriksaan fisik.
f) Deteksi gangguan kesehatan reproduksi dan infeksi menular seksual atas
indikasi.
5. Pengunjung yang didapati mempunyai kelainan, dirujuk ke fasilitas pelayanan
kesehatan yang mampu menangani sesuai kelainannya.
6. Pelayanan kesehatan reproduksi yang disediakan sesuai kebutuhan untuk
PUS adalah:

UPTD PUSKESMAS SINE Page 79


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

a) Konseling tentang kesehatan reproduksi


b) Konseling kesehatan untuk PUS resiko tinggi
c) Pelayanan salah satu metoda kontrasepsi.
7. Bila PUS menghendaki pelayanan kesehatan reproduksi yang tidak mampu
dilakukan di puskesmas dan jaringannya, maka perlu dirujuk pada fasilitas
yang bisa menanganinya.
8. Pelayanan kesehatan reproduksi yang diberikan menggunakan pedoman
medis yang berlaku.
9. Deteksi dini kanker pada wanita dilakukan pada seluruh pengunjung wanita
berusia 30-59 tahun:
a) Deteksi dini kanker pada wanita adalah deteksi dini terhadap kemungkinan
menderita kanker payudara dan kanker leher rahim.
b) Deteksi dini kanker payudara dilakukan menggunakan pemeriksaan klinis
payudara (CBE)
c) Deteksi dini kanker leher rahim hanya dilakukan pada wanita yang telah
menikah menggunakan tes IVA (Inspeksi Visual Asetat).
10. Deteksi dini kanker pada pria dilakukan pada seluruh pengunjung pria usia
50-59 tahun keatas.
a) Deteksi dini kanker pada pria adalah deteksi dini terhadap kemungkinan
menderita kanker prostat.
b) Deteksi dini kanker prostat dilakukan menggunakan anamnesis dan
pemeriksaan klinis (rectal touché).
c) Diagnosis ditegakkan menggunakan pedoman medis yang berlaku.
11. Penderita yang ditemukan mempunyai kelainan ataupun diduga terkena
kanker wajib dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang mampu
menanganinya.

b. Definisi Operasional
Skrining kesehatan dan pelayanan reproduksi pada penduduk dewasa
(20-59 tahun) adalah persentase penduduk usia 20-59 tahun yang datang ke
puskesmas dan jaringannya mendapat skrining kesehatan, pelayanan reproduksi
sesuai kebutuhan dan deteksi dini kanker sesuai standar dalam kurun waktu satu
tahun.

UPTD PUSKESMAS SINE Page 80


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

c. Rumus Perhitungan

Jumlah pengunjung usia 20-59 tahun yang


dilakukan skrining kesehatan, pelayanan
Cakupan Skrining kesehatan kesehatan reproduksi dan deteksi dini
kanker di puskesmas dan jaringannya
= dan pelayanan kesehatan
= X100 %
reproduksi penduduk dalam kurun waktu satu tahun
dewasa Jumlah pengunjung usia 20-59 tahun yang mau
diperiksa di puskesmas dan jaringannya dalam
kurun waktu satu tahun yang sama.

Contoh Perhitungan
Di Puskesmas A, rekapitulasi jumlah pengunjung usia 20-59 tahun di puskesmas
selama setahun dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Usia Jumlah Pelayanan Keterangan


pengunjung sasaran sesuai standar
19-29 250 250 Skrining kesehatan dan pelayanan
tahun reproduksi sesuai kebutuhan bagi PUS
Wanita 30- 150 140 Skrining kesehatan, pelayanan
59 tahun reproduksi sesuai kebutuhan bagi PUS,
deteksi dini kanker payudara dan kanker
leher rahim bagi yang sudah menikah.
Sebanyak 10 orang tidak mendapat
pemeriksaan kanker leher rahim.
Pria 30-59 100 90 Skrining kesehatan dan deteksi dini
tahun kanker prostat untuk usia 50-59 tahun.
Sebanyak 10 orang tidak diperiksa
deteksi dini kanker prostat.
Jumlah 500 480
pengunjung

UPTD PUSKESMAS SINE Page 81


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

Rekapitulasi di Kabupaten X pada tahun yang sama dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Puskesmas Jumlah sasaran Jumlah yang dilayani sesuai standar Keterangan
A B C D
Puskesmas A 500 480
Puskesmas B 500 500
Puskesmas C 500 500
Puskesmas D 500 500
Jumlah 2000 1980

Cakupan skrining 1980


X 100 % = 99 %
kesehatan reproduksi usia =
20-59 tahun 2000
e. Sumber data

Laporan Puskesmas

f. Rujukan
1) Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No
430/Menkes/SK/IV/2007 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Kanker.
2) Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No
796/Menkes/SK/VII/2010 tentang Pedoman Teknis Pengendalian Kanker
Payudara dan Kanker Leher Rahim.

g. Target
Target tahun 2016 : 15 %

h. Langkah kegiatan
1) Penyediaan alat dan bahan skrining kanker leher rahim (IVA/papsmear),
kanker prostat, kanker payudara

i. SDM
1) Dokter
2) Bidan
3) Perawat

UPTD PUSKESMAS SINE Page 82


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

9. Cakupan Lansia dan Pralansia yang Dilayani


a. Pengertian
 Yang dimaksud penduduk lanjut usia (Lansia) adalah penduduk yang berusia
≥ 60 tahun
 Yang dimaksud penduduk Pra lansia adalah penduduk yang berusia 45 – 59
tahun

b. Definisi Operasional
Cakupan lansia dan pralansia yang dilayani di suatu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu

c. Cara Perhitungan/Rumus
Jumlah kunjungan lansia dan pralansia (baru
dan lama) di suatu wilayah kerja pada kurun

Cakupan lansia dan = waktu tertentu x 100 %


Pralansia yg dilayani Jumlah lansia dan pralansia di suatu wilayah
kerja dalam kurun waktu yang sama

d. Sumber Data
SIMPUS, Rekam medis pasien

e. Rujukan
1) Pedoman Pelayanan Gizi Lansia, Kementerian Kesehatan RI tahun
2012.
2) Buku Standar Puskesmas, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur tahun
2011.

f. Target
Target tahun 2016 : 70 %

g. Langkah Kegiatan
1) Pembinaan Posyandu lansia
2) Penyediaan alat dan bahan
3) Monitoring dan evaluasi

UPTD PUSKESMAS SINE Page 83


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

h. SDM
1) Dokter
2) Perawat
3) Bidan

10. Penemuan Kasus Filariasis


a. Pengertian
1) Filariasis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh sekelompok cacing
parasit nematoda yang tergolong familia Filarioidea yang menyebabkan
infeksi sehingga berakibat munculnya edema.
2) Gejala umum Filariasis yang terlihat adalah terjadinya elefantiasis, berupa
membesarnya tungkai bawah (kaki) dan kantung zakar (skrotum), sehingga
penyakit ini dikenal sebagai penyakit kaki gajah.
3) Penemuan kasus filariasis adalah kasus filariasis yang dilaporkan oleh
masyarakat maupun petugas Puskesmas kepada petugas surveilans
Puskesmas.

b. Definisi Operasional
Jumlah kasus filariasis yang ditemukan dan diobati

c. Cara Perhitungan/Rumus
Penemuan = Jumlah penderita filariasis yang diobati x 100 %
kasus filariasis Jumlah penderita filariasis ditemukan

d. Sumber Data
1) Laporan LB 1
2) Laporan W2
3) Rekam medik pasien

e. Rujukan
1) Buku Rencana Nasional Program Akselerasi Eliminasi Filariasis di Indonesia,
Depkes RI 2010.
2) Buku Standar Puskesmas, Dinkes Propinsi Jawa Timur 2011.

f. Target
Target tahun 2015 : 100 %

UPTD PUSKESMAS SINE Page 84


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

g. Langkah kegiatan
 Pelatihan tatalaksana filariasis bagi petugas
 Sosialisasi gejala dan penyebab filariasis pada masyarakat

h. SDM
1) Dokter
2) Perawat

11. Penemuan Kasus Malaria


a. Pengertian
Malaria merupakan penyakit yang ditularkan oleh nyamuk.

b. Definisi Operasional
Jumlah penderita Malaria positif (dikonfirmasi laboratorium) yang diobati di satu
wilayah kerja.

c. Cara Perhitungan/Rumus

Jumlah penderita malaria di obati


X 100 %
Jumlah penderita malaria ditemukan di satu wilayah kerja

d. Sumber Data
SIMPUS, SIRS dan Klinik

e. Rujukan
 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam FKUI 1996.
 Buku Standar Puskesmas, Dinkes Propinsi Jawa Timur 2011.

f. .Target
Target tahun 2016: 100 %

g. Langkah kegiatan
1) Penyuluhan pada tokoh masyarakat tentang penyakit malaria
2) Pelatihan petugas untuk penatalaksanaan penderita Malaria

UPTD PUSKESMAS SINE Page 85


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

h. SDM
1) Programer malaria
2) Petugas laboratorium

i. Angka Bebas Jentik


a. Pengertian
1) Angka bebas jentik adalah prosentase rumah dan atau tempat umum yang
tidak ditemukan jentik
2) Angka bebas jentik merupakan tolok ukur keberhasilan kegiatan
pemberantasan sarang nyamuk Demam Berdarah

b. Definisi Operasional
Prosentase rumah dan atau tempat umum yang tidak ditemukan jentik pada
pemeriksaan jentik berkala

a. Cara Perhitungan/Rumus
Jumlah rumah diperiksa dikurangi
Angka bebas = jumlah rumah yang ada jentik x 100 %
Jentik Jumlah rumah diperiksa

b. Sumber Data
1) Hasil pemeriksaan jentik berkala oleh kader jumantik
2) Hasil pemerikssan jentik berkala oleh kader pejas

c. Rujukan
1) Buku Standar Puskesmas, Dinkes Propinsi Jawa Timur 2011.
2) Buku Petunjuk Jeknis Penggerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk, Depkes
RI 1992.
d. Target
Target tahun 2016 : 95 %
e. Langkah Kegiatan
a. Pelatihan kader jumantik
b. Pelatihan kader pejas
c. Pemantauan jentik berkala
d. Abatisasi selektif

UPTD PUSKESMAS SINE Page 86


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

f. SDM
1) Petugas P2P Puskesmas
2) Petugas Promkes Puskesmas
3) Petugas UKS Puskesmas

II. Cakupan Kesembuhan Penderita Kusta (PB/MB)


a. Pengertian
1) Penyakit kusta merupakan penyakit menular menahun yg disebabkan oleh
kuman Mycobacterium Leprae yg menyerang saraf tepi, kulit, organ tubuh lain
kecuali susunan saraf pusat.
2) Penderita kusta adalah yang mempunyai satu atau lebih gejala :
a) Kulit dngan bercak putih atau kemerahan disertai mati rasa.
b) Penebalan saraf tepi yg disertai gangguan fungsi saraf berupa mati rasa
dan kelemahan pada otot tangan, kaki dan mata, kulit kering serta
pertumbuhan rambut yang terganggu.
3) Klasifikasi penderita Kusta :
a) Tipe PB dg tanda:
 Jml bercak pada kulit 1 -5
 Kerusakan saraf tepi 1 saraf
 Pemeriksaan BTA negative
b) Tipe MB dg tanda :
 Jml bercak pada kulit lebih dari 5
 Kerusakan saraf tepi banyak saraf
 Pemeriksaan BTA positif
c). Kesembuhan penderita Kusta
a) Penderita PB : Penderita yg sudah mendapatkan pengobatan
sebanyak 6 blister yang diselesaikan 6 – 9 bulan.
b) Penderita MB : Penderita yg sudah mendapatkan pengobatan
sebanyak 12 blister yang diselesaikan 12 – 18 bulan.

b. Definisi Operasional
Prosentase penderita kusta yang telah menyelesaikan pengobatan tepat
waktu (RFT ) dalam satu wilayah dalam kurun waktu tertentu.

UPTD PUSKESMAS SINE Page 87


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

c. Cara Perhitungan/Rumus
Cakupan kesembuhan Penderita kusta =

Jumlah penderita yang telah menyelesaikan


pengobatan sesuai standar
x100%
Jumlah penderita kusta yang ditentukan pada periode
waktu yang sama

d. Sumber Data
Laporan Kusta Puskesmas

e. Rujukan
1) Pedoman Nasional Program Pengendalian Penyakit Kusta, Kementerian
Kesehatan RI 2006.
2) Buku Pedoman Pemberantasan Penyakit Kusta, Departemen Kesehatan RI
1997.
3) Standar Pelayanan Keperawatan Kusta, Kementerian Kesehatan RI 2012.

f. Target
Target tahun 2016 : 100 %

g. Langkah Kegiatan
1) Pemeriksaan kontak kusta
2) Pemeriksaan anak sekolah
3) RVS (Rapid Village Survey )
4) Monitoring pengobatan
5) Pelacakan Penderita tidak mengambil obat
6) Pertemuan perawatan diri

h. SDM
a. Dokter
b. Perawat

14. Cakupan Posyandu PURI


a. Pengertian
1. Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) merupakan salah satu bentuk Upaya
Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan

UPTD PUSKESMAS SINE Page 88


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan


pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan memberikan
kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan
dasar/sosial dasar untuk mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu dan
Angka Kematian Bayi.
2. Dilihat dari indikator-indikator yang ditetapkan oleh Depkes, Posyandu secara
umum dapat dibedakan menjadi 4 (empat) tingkat atau strata yaitu :
(1) Posyandu Pratama : skor < 60
(2) Posyandu Madya : skor 60 - 74
(3) Posyandu Purnama : skor 75 - 94
(4) Posyandu Mandiri : skor 95 – 100
3. Indikator-indikator tersebut meliputi :
(1) Kelembagaan Posyandu
a. SK Organisasi Posyandu (skor 3)
b. Struktur Organisasi Posyandu (skor 3)
(2) Pengelolaan Posyandu Balita
A. Input
1. Rencana kerja tertulis
a. Ada rencana kerja rutin (skor 1)
b. Ada jadwal kegiatan (skor 1)
c. Ada pembagian tugas kader (skor 1)
d. Ada rencana menu PMT (skor 1)
2. Sarana dan prasarana
a. Sarana perlengkapan : meja dan kursi, dacin,
celana/sarung/kotak timbang, timbangan injak, oralit.
Ada > 4 macam (skor 4), 2-3 macam (skor 3), 1 macam (skor 2)
b. Paket pertolongan gizi : vitamin A, tablet Fe.
Ada 2 macam (skor 2), 1 macam (skor 1).
c. Sarana/kelengkapan administrasi : KMS/buku KIA, SIP (Sistem
Informasi Posyandu), absensi kader, buku kegiatan, notulen
rapat.
Ada > 4 macam (skor 4), 2-3 macam (skor 3), 1 macam (skor 2)
d. Pemanfaatan sarana penyuluhan : poster, lembar balik, buku
pegangan kader, paket penyuluhan KB, food model/bahan asli.
Ada > 4 macam (skor 4), 2-3 macam (skor 3), 1 macam (skor 2)

UPTD PUSKESMAS SINE Page 89


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

3. Dukungan dana : swadaya masyarakat, swasta/kemitraan,


ADD/bantuan pemerintah.
Ada 3 sumber dana (skor 4), 2 sumber dana (skor 3), 1 sumber
dana (skor 2).
4. Tenaga
a. Jumlah kader seluruhnya : > 5 orang (skor 2), 1-4 orang (skor 1)
b. Jumlah kader aktif : > 5 orang (skor 2), 1-4 orang (skor 1)

B. Proses
1. Frekuensi Posyandu buka/tahun.
Buka 12 kali (skor 4), 10-11 kali (skor 3), buka < 10 kali (skor
2)
2. Kegiatan pelayanan Posyandu oleh kader (meja 1-4)
Ada lengkap (skor 4), ada tidak lengkap (skor 2)
3. Ada pencatatan bumil risti (skor 2)
4. Kegiatan penyuluhan
a. Di dalam posyandu : ada penyuluhan perorangan (skor 4), ada
penyuluhan kelompok (skor 4)
b. Di luar posyandu : ada penyuluhan kelompok (skor 3)
5. Merujuk balita sakit (skor 4)
6. Ada pertemuan pasca pelayanan (skor 4)
7. Ada pencatatan kegiatan imunisasi (skor 4)

C. Output
1. Penyajian data di posyandu (balok SKDN)
Ada dan ditampilkan (skor 3), ada tetapi tidak ditampilkan (skor 2)
2. Rata-rata balita ditimbang (D/S)
> 80% (skor 4), 70-79% (skor 3), 50-69% (skor 2), < 50% (skor 1)
3. Rata-rata balita naik berat badannya (N/D)
> 60% (skor 4), 40-59% (skor 2), < 40% (skor 1)
4. Bayi dengan imunisasi lengkap
> 85% (skor 4), < 85% (skor 2)
5. Bumil yang terdaftar di Posyandu
> 60% (skor 4), 40-59% (skor 2), < 40% (skor 1)
6. Tidak ada bumil risti (skor 4).
Ada bumil risti dan semua dirujuk (skor 4).

UPTD PUSKESMAS SINE Page 90


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

7. Jumlah PUS bukan peserta KB aktif


70-80% (skor 3), 60-70% (skor 2), < 60% (skor 1)
8. Program tambahan : BKB, PAUD, kesehatan lingkungan, TBC
Ada > 3 macam (skor 3), 2-3 macam (skor 2), 1-2 macam
(skor 1)
9. Ada kegiatan inovatif (skor 3)

b. Definisi Operasional
Jumlah Posyandu dengan strata Purnama dan Mandiri dibagi jumlah seluruh
Posyandu yang ada di suatu wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama

c. Cara Perhitungan/Rumus
Jumlah Posyandu dengan strata Purnama dan Mandiri
Cakupan Posyandu = di suatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu X 100%
PURI Jumlah Posyandu yang ada di suatu wilayah kerja
dalam kurun waktu yang sama

d. Sumber Data
1) Buku kegiatan kader Posyandu
2) Buku absensi kader Posyandu
3) Laporan hasil penimbangan
4) Laporan imunisasi

e. Rujukan
1) Buku Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu, Kementerian Kesehatan RI
2011
2) Buku Panduan Kader Posyandu, Depkes RI 2013
3) Blangko Format Pengukuran Tingkat Perkembangan Posyandu Balita
4) Buku Standar Puskesmas, Dinkes Propinsi Jawa Timur 2011

f. Target
Target tahun 2016 : 50 %

g. Langkah Kegiatan
1) Revitalisasi Posyandu
2) Pembinaan kader Posyandu
3) Pertemuan lintas sektor

UPTD PUSKESMAS SINE Page 91


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

h. SDM
1) Petugas Promkes
2) Bidan desa
3) Ahli gizi Puskesmas

15. Cakupan Rumah Tangga Sehat


a. Pengertian
Rumah tangga sehat yaitu rumah tangga yang seluruh anggotanya
berperilaku hidup bersih dan sehat meliputi 10 indikator, yaitu :
1) Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
2) Bayi diberi ASI eksklusif
3) Menimbang bayi atau balita setiap bulan
4) Menggunakan air bersih
5) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
6) Menggunakan jamban sehat
7) Memberantas jentik di rumah sekali seminggu
8) Makan sayur dan buah setiap hari
9) Melakukan aktifitas fisik setiap hari
10) Tidak merokok di dalam rumah

b. Definisi Operasional
Jumlah rumah tangga sehat (memenuhi 10 indikator PHBS) di satu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu dibagi jumlah seluruh rumah tangga yang
disurvei di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama.

c. CaraPerhitungan/Rumus

Cakupan rumah = Jumlah rumah tangga sehat X 100%


tangga sehat Jumlah rumah tangga yang disurvei

d. Sumber Data
1) Hasil survei PHBS pada rumah tangga
2) Laporan tribulanan Promosi Kesehatan
3) Laporan tahunan Promosi Kesehatan

UPTD PUSKESMAS SINE Page 92


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

e. Rujukan
1) Buku Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat, Depkes RI 2008.
2) Buku Standar Puskesmas, Dinkes Propinsi Jawa Timur 2011.

f. Target
Target tahun 2016 : 65 %

g. Langkah Kegiatan
1) Survei PHBS pada rumah tangga
2) Penyuluhan PHBS
3) Pertemuan lintas sektor

h. SDM
1) Petugas Promkes
2) Bidan desa
3) Kader Posyandu

16. Perawatan Kesehatan Masyarakat (Community Health Nursing/CHN)


a. Pengertian
1) CHN (Community Health Nursing atau Perawatan Kesehatan Masyarakat
yaitu salah satu bagian penting dalam aspek promosi kesehatan di
puskesmas dengan tujuan memacu kemandirian meningkatkan kualitas hidup
sehat
2) Beberapa pokok kegiatan PHN yang perlu dilaksanakan dalam Puskesmas :
a) Keluarga rawan kesehatan diantaranya
 Maternal dengan resti
 Anak balita resti
 Bayi resti
 Lansia resti
 Penyakit kronis resti
 Penyakit menular resti
b) Kasus dengan perawatan tindak lanjut di rumah (contoh : pasien pulang
dari rumah sakit yang perlu tindak lanjut)
c) Kasus kesehatan yang mempunyai potensi menimbulkan dampak
psikososial seperti Jiwa, HIV dll

UPTD PUSKESMAS SINE Page 93


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

b. Definisi Operasional
Cakupan keluarga yg mempunyai anggota yg rentan terhadap masalah
kesehatan terutama keluarga yg mempunyai ibu hamil/nifas/menyusui (termasuk
balitanya), usia lanjut, penderita penyakit kronik menular maupun tidak menular
yg dibina oleh perawat dan bidan di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu dari
perkiraan jumlah keluarga rawan.

c. Cara Perhitungan/Rumus

Cakupan CHN = Jumlah keluarga yg di bina x 100 %


2,66 % x jumlah penduduk

d. Sumber Data
Laporan CHN Puskesmas

e. Rujukan
Pedoman Kegiatan Perawat Kesehatan Masyarakat di Puskesmas, Departemen
Kesehatan RI 2006.

f. Target
Target tahun 2016 : 60 %

g. Langkah Kegiatan
1) Kunjungan rumah

h. SDM
1) Perawat
2) Bidan
3) Tenaga kesehatan lain

17. Rumah Sehat


a. Pengertian
Rumah sehat adalah rumah yang mempunyai beberapa persyaratan yaitu
pencahayaan terang, cukup sinar, atap tidak bocor, dinding bersih, kering dan
kuat, tersedia jamban, sarana air bersih, lantai bersih dan ada SPAL (saluran
pembuangan air limbah).

UPTD PUSKESMAS SINE Page 94


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

b. Definisi Operasional
Jumlah bangunan tempat tinggal yang memenuhi kebutuhan fisiologis
mencegah terjadinya penularan penyakit dan kecelakaan di suatu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu.

c. Cara Perhitungan/Rumus

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑢𝑚𝑎ℎ 𝑠𝑒ℎ𝑎𝑡


𝑥100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑢𝑚𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑑𝑎

d. Sumber Data
1)Hasil survey rumah sehat
2)Laporan Puskesmas

e. Rujukan
Buku pegangan kader kesehatan lingkungan
f. Target
Target tahun 2016 : 82 %

g. Langkah Kegiatan
1) Pemeriksaan rumah sehat
2) Pembinaan rumah sehat

h. SDM
1) Sanitarian
2) Kader kesehatan

18. Inspeksi Sanitasi Di Sekolah Pendidikan Dasar, Pasar Tradisional, Hotel Non
Bintang dan Rumah Makan/Restoran
a. Pengertian
1) Inspeksi sanitasi dilakukan minimal satu kali kunjungan pada setiap sasaran.
2) Sasaran inspeksi sanitasi dilakukan pada di sekolah pendidikan dasar, pasar
tradisional, hotel non bintang dan rumah makan/restoran.
3) Inspeksi sanitasi dilakukan menggunakan pedoman inspeksi sanitasi yang
berlaku.

UPTD PUSKESMAS SINE Page 95


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

4) Terhadap sekolah pendidikan dasar, pasar tradisional, hotel non bintang dan
rumah makan/restoran yang tidak memenuhi syarat, dilakukan pembinaan
ataupun tindak lanjut lain sesuai peraturan perundang-undangan.
5) Pembinaan adalah tindak lanjut hasil inspeksi berupa rekomendasi perbaikan
atau peningkatan kualitas lingkungan untuk memenuhi standar kesehatan.
6) Tindak lanjut lain dapat berupa peringatan, dan pelaporan kepada instansi
yang berwenang menanganinya.

b. Definisi Operasional
Kinerja Pemerintah daerah dalam memberikan pelayanan Inspeksi Sanitasi di
Sekolah Pendidikan Dasar, Pasar Tradisional, Hotel Non Bintang dan Rumah
Makan/Restoran dinilai dari persentase sekolah pendidikan dasar, pasar
tradisional, hotel non bintang dan rumah makan/restoran yang dilakukan Inspeksi
Sanitasi sesuai standar dalam kurun waktu satu tahun.

c. Cara Perhitungan/Rumus

Jumlah sekolah pendidikan dasar, pasar


Kinerja Pemerintah
tradisional, hotel non bintang dan rumah
daerah dalam dalam
makan/restoran yang dilakukan inspeksi
memberikan pelayanan
sanitasi sesuai standar kesehatan dalam kurun
Inspeksi Sanitasi di
waktu satu tahun
sekolah pendidikan =
Jumlah sekolah pendidikan dasar, pasar X 100%
dasar, pasar
tradisional, hotel non bintang dan rumah
tradisional, hotel non
makan/restoran yang ada di wilayah
bintang dan rumah
kabupaten/kota dalam kurun waktu satu tahun
makan/restoran
yang sama

d. Contoh Perhitungan
Pada tahun 2014, di Kabupaten A terdapat 50 sekolah pendidikan dasar, 50
pasar tradisional 25 hotel non bintang dan 100 rumah makan/restoran. Dari data
tersebut yang dilakukan inspeksi sanitasi sesuai standar kesehatan pada 40
sekolah pendidikan dasar, 40 pasar tradisional 20 hotel non bintang dan 100
rumah makan/restoran.
Kinerja Pemerintah Daerah dalam melakukan Inspeksi Sanitasi lingkungan
adalah = (40+40+20+100)/(50+50+25+100) x 100% = 88,89%

UPTD PUSKESMAS SINE Page 96


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

e. Sumber Data
Laporan Puskesmas
f. Rujukan
1) Permenkes RI Nomor 80/Menkes/Per/II/1990 tentang Persyaratan Kesehatan
Hotel;
2) Permenkes Nomor 416/Permen/SK/IX/1990 tentang Syarat- syarat dan
Pengawasan Kualitas Air Bersih;
3) Kepmenkes RI Nomor 288/ Menkes /2003 tentang Pedoman Penyehatan
Sarana dan Bangunan Umum;
4) Kepmenkes RI Nomor 1098/Menkes/SK/VII/2005 tentang Persyaratan
Hygiene Sanitasi Rumah Makan dan Restoran;
5) Permenkes Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 tentangPersyaratan Kualitas Air
Minum;
6) Permenkes Nomor 2 Tahun 2013 tentang Kejadian Luar Biasa Keracunan
Pangan.

g. Target
Target tahun 2016 : 82 %

h. Langkah Kegiatan
1) Penyediaan alat dan bahan
2) Pelaksanaan inspeksi sanitasi
3) Monitoring dan evaluasi

i. SDM
1) Sanitarian
2) Perawat terlatih
19. Upaya Kesehatan Kerja
a. Pengertian
1) Upaya Kesehatan Kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin
keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja
pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk
menuju masyarakat adil dan makmur.
2) Pekerja Formal adalah pekerja yang bekerja menetap pada sebuah
perusahaan yang mempunyai karyawan tetap sebanyak minimal 10 orang.

UPTD PUSKESMAS SINE Page 97


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

3) Pekerja Informal adalah pekerja yang tidak bekerja menetap pada sebuah
perusahaan.
b. Definisi Operasional
Jumlah pekerja formal dan informal yang mendapat pelayanan kesehatan
dibanding dengan jumlah pekerja formal dan informal yang ada di suatu wilayah
kerja.
c. Cara Perhitungan/Rumus
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑓𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝑑𝑎𝑛 𝑖𝑛𝑓𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡
𝑝𝑒𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑠𝑒ℎ𝑎𝑡𝑎𝑛
𝑥100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑓𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝑑𝑎𝑛 𝑖𝑛𝑓𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑑𝑎

d. Sumber Data
SIMPUS, SIRS dan Klinik
e. Rujukan
1) Pedoman Pelaksanaan Upaya Kesehatan Kerja di Puskesmas, Departemen
Kesehatan RI 2005.
2) Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Kerja (UKK) Untuk Kader Pos
UKK, Departemen Kesehatan RI 2009.
f. Target
Target tahun 2016: 90%
g. Langkah kegiatan
1) Pertemuan pembentukan pos UKK
2) Penyuluhan pada pekerja informal
3) Pelayanan kesehatan pada pekerja informal
4) Pertemuan lintas sektor
h. SDM
1) Programer UKK
2) Pembina desa
3) Programer Promkes

UPTD PUSKESMAS SINE Page 98


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

BAB IV
DEFINISI OPERASIONAL
STANDAR PELAYANAN MINIMAL PUSKESMAS BLUD
UPAYA KESEHATAN PERORANGAN (UKP)

I. PUSKESMAS SECARA KESELURUHAN


I.1. VisiteRate
Judul : Visite Rate
Dimensi Mutu : Keterjangkauan pelayanan
Tujuan : Tergambarnya kemampuan Puskesmas dalam memberikan
pelayanan rawat jalan
Definisi Operasional : Kunjungan rata-rata penduduk ke Puskesmas / dan
wilayahnya selama 1 tahun
Frekuensi : 6 (enam) bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisis : 6 (enam) bulan
Numerator : Jumlah kunjungan baru dan lama
Denominator : Jumlah penduduk dalam tahun yang sama
Sumber data : Rekam medis di BP, KIA, UGD, Pustu dan Polindes
Standar/Target : 15 %
Penanggung jawab : Penanggungjawab Bidang UKP
pengumpul data

I.2.Contact Rate
Judul : Contact Rate
Dimensi Mutu : Keterjangkauan pelayanan
Tujuan : Tergambarnya kemampuan Puskesmas dalam memberikan
pelayanan rawat jalan
Definisi Operasional : Kunjungan pasien baru ke Puskesmas selama 1 tahun
Frekuensi : 6 (enam) bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisis : 6 (enam) bulan
Numerator : Jumlah kunjungan baru

UPTD PUSKESMAS SINE Page 99


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

Denominator : Jumlah penduduk dalam tahun yang sama


Sumber data : Rekam medis di BP, KIA, UGD, Pustu dan Polindes
Standar/Target : 1,5 %
Penanggung jawab : Penanggungjawab Bidang UKP
pengumpul data

II. PELAYANAN GAWAT DARURAT


II.1. Kemampuan menangani life saving
Judul : Kemampuan menangani life saving
Dimensi Mutu : Keselamatan
Tujuan : Tergambarnya kemampuan Puskesmas dalam memberikan
pelayanan gawat darurat
Definisi Operasional : Life saving adalah upaya penyelamatan jiwa manusia
dengan
urutan Airway, Breath, Circulation
Frekuensi : 1 (satu) bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisis : 6 (enam) bulan
Numerator : Jumlah kumulatif pasien yang mendapat pertolongan life
saving
di gawat darurat
Denominator : Jumlah seluruh pasien yang datang ke gawat darurat
yang
membutuhkan pelayanan life saving
Sumber data : Rekam medis di gawat darurat
Standar/Target : 100 %
Penanggung jawab : Penganggungjawab Unit Gawat Darurat
pengumpul data

II.2. Pasien yang tertangani di UGD


Judul : Pasien yang tertangani di UGD
Dimensi Mutu : Keselamatan
Tujuan : Tertanganinya semua pasien yang masuk ke UGD
Definisi Operasional : Prosentase pasien yang dapat ditangani di UGD oleh tenaga
medik yang tersedia

UPTD PUSKESMAS SINE Page 100


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

Frekuensi : 1 (satu) bulan


Pengumpulan Data
Periode Analisis : 6 (enam) bulan
Numerator : Jumlah kumulatif pasien yang ditangani di UGD
Denominator : Jumlah pasien yang datang ke UGD untuk memperoleh
pelayanan
Sumber data : Laporan bulanan
Standar/Target : 100%
Penanggung jawab : Penganggungjawab Unit Gawat Darurat
pengumpul data

II.3. Waktu tanggap pelayanan Gawat Darurat


Judul : Waktu tanggap pelayanan Gawat Darurat
Dimensi Mutu : Keselamatan dan efektivitas
Tujuan : Terselenggaranya pelayanan yang cepat, responsif dan
mampu
menyelamatkan pasien gawat darurat
Definisi Operasional : Kecepatan pelayanan perawat atau dokter di Gawat Darurat
adalah sejak pasienitu datang sampai mendapat pelayanan
Frekuensi : 1 (satu) bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisis : 6 (enam) bulan
Numerator : Jumlah kumulatif waktu yang diperlukan sejak kedatangan
semua
pasien yang disampling secara acak sampai dilayani
perawat/dokter
Denominator : Jumlah seluruh pasien yang disampling (minimal n = 30)
Sumber data : Sampel
Standar/Target : ≤ 5 menit terlayani setelah pasien datang
Penanggung jawab : Penganggungjawab Unit Gawat Darurat
pengumpul data

II.4. Jam buka pelayanan gawat darurat

Judul : Jam buka pelayanan gawat darurat


Dimensi Mutu : Keterjangkauan
Tujuan : Tersedianya pelayanan gawat darurat 24 jam

UPTD PUSKESMAS SINE Page 101


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

Definisi Operasional : Jam buka 24 jam adalah gawat darurat selalu siap
memberikan
pelayanan selama 24 jam penuh
Frekuensi : 1 (satu) bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisis : 6 (enam) bulan
Numerator : Jumlah kumulatif jam buka gawat darurat dalam 1 (satu) bulan
Denominator : Jumlah hari dalam 1 (satu) bulan
Sumber data : Laporan bulanan
Standar/Target : 24 jam
Penanggung jawab : Penganggungjawab Unit Gawat Darurat
pengumpul data

II.5. Pemberi pelayanan kegawatdaruratan bersertifikat Advanced Trauma


Life Support/Basic Trauma Life Support/Advanced Cardiac
Life Support/Penanggulangan Penderita Gawat Darurat yang masih berlaku
Judul : Pemberi pelayanan kegawatdaruratan bersertifikat
Advanced Trauma Life Support/Basic Trauma Life
Support/Advanced Cardiac Life Support/Penanggulangan
Penderita Gawat Darurat yang masih berlaku
Dimensi Mutu : Kompetensi teknis
Tujuan : Tersedianya pelayanan gawat darurat oleh tenaga kompeten
dalam bidang kegawatdaruratan
Definisi Operasional : Tenaga kompeten pada gawat darurat adalah tenaga yang
sudah
memiliki sertifikat pelatihan Advanced Trauma Life
Support/Basic Trauma Life Support/Advanced Cardiac Life
Support/Penanggulangan Penderita Gawat Darurat
Frekuensi : 1 (satu) bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisis : 6 (enam) bulan
Numerator : Jumlah tenaga yang bersertifikat Advanced Trauma
Life
Support/Basic Trauma Life Support/Advanced Cardiac
Life
Support/Penanggulangan Penderita Gawat Darurat

UPTD PUSKESMAS SINE Page 102


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

Denominator : Jumlah tenaga yang memberikan pelayanan kegawatdaruratan


Sumber data : Kepegawaian
Standar/Target : 100 %
Penanggung jawab : Kepala Bidang Pelayanan UKP
pengumpul data

II.6. Kepuasan pelanggan


Judul : Kepuasan pelanggan
Dimensi Mutu : Kenyamanan
: Terselenggaranya pelayanan gawat darurat yang
Tujuan
mampu
memberikan kepuasan pelanggan
Definisi Operasional : Kepuasan adalah pernyataan tentang persepsi pelanggan
terhadap
pelayanan yang diberikan
Frekuensi : 1 (satu) bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisis : 6 (enam) bulan

Numerator : Jumlah kumulatif rata-rata penilaian kepuasan pasien gawat


daruratyang disurvei
Denominator : Jumlah seluruh pasien gawat darurat yang disurvei (minimal n
= 30)
Sumber data : Survei
Standar/Target : ≥ 70 %
Penanggung jawab : Penganggungjawab Unit Gawat Darurat
pengumpul data

II.7. Kematian pasien ≤ 24 jam


Judul : Kematian pasien ≤ 24 jam
Dimensi Mutu : Efektivitas dan keselamatan
Tujuan : Terselenggaranya pelayanan yang efektif dan
mampu menyelamatkan pasien gawat darurat
Definisi Operasional : Kematian pasien ≤ 24 jam adalah kematian yang terjadi dalam
periode ≤ 24 jam sejak pasien dating

UPTD PUSKESMAS SINE Page 103


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

Frekuensi : 6 (enam) bulan


Pengumpulan Data
Periode Analisis : 6 (enam) bulan
Numerator : Jumlah pasien yang meninggal dalam periode ≤ 24 jam
sejak pasien dating
Denominator : Jumlah seluruh pasien yang ditangani di gawat darurat
Sumber data : Rekam medis
Standar/Target : ≤ 2 ‰ (perseribu)
Penanggung jawab : Penganggungjawab Unit Gawat Darurat
pengumpul data

III. PELAYANAN RAWAT JALAN


III.1. Dokter pemberi pelayanan di poli umum
Judul : Dokter pemberi pelayanan di poliklinik umum
Dimensi Mutu : Kompetensi teknis
Tujuan : Tersedianya pelayanan poli oleh tenaga dokter yang kompeten
Definisi Operasional : Poli umum adalah poli pelayanan rawat jalan di Puskesmas
yang dilayani oleh Dokter Umum
Frekuensi : 1 (satu) bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisis : 6 (enam) bulan
Numerator : Jumlah hari buka poli umum yang dilayani oleh Dokter
Umum dalam 1 (satu) bulan
Denominator : Jumlah seluruh hari buka poli umum dalam 1 (satu) bulan
Sumber data : Register rawat jalan poli umum
Standar/Target : 100 %
Penanggung jawab : Penanggungjawab Unit Rawat Jalan
pengumpul data

III.2. Dokter gigi pemberi pelayanan di poli gigi


Judul : Dokter gigi pemberi pelayanan di poli gigi
Dimensi Mutu : Kompetensi teknis
Tujuan : Tersedianya pelayanan poli oleh tenaga dokter yang kompeten
Definisi Operasional : Poli gigi adalah poli pelayanan rawat jalan di Puskesmas yang
dilayani oleh Dokter Gigi

UPTD PUSKESMAS SINE Page 104


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

Frekuensi : 1 (satu) bulan


Pengumpulan Data
Periode Analisis : 6 (enam) bulan
Numerator : Jumlah hari buka poli gigi yang dilayani oleh Dokter Gigi
dalam 1 (satu) bulan
Denominator : Jumlah seluruh hari buka poli gigi dalam 1 (satu) bulan
Sumber data : Register rawat jalan poli gigi
Standar/Target : 100 %
Penanggung jawab : Penanggungjawab Unit Rawat Jalan
pengumpul data

III.3. Ketersediaan pelayanan


Judul : Ketersediaan pelayanan
Dimensi Mutu : Akses
Tujuan : Tersedianya jenis pelayanan rawat jalan di Puskesmas
Definisi Operasional : Pelayanan rawat jalan adalah pelayanan rawat jalan yang
dilaksanakan oleh Puskesmas
Frekuensi : 1 (satu) bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisis : 6 (enam) bulan
Numerator : Jenis-jenis pelayanan rawat jalan yang ada (kualitatif)
Denominator : Tidak ada
Sumber data : Register Poli rawat jalan
Standar/Target : Poli Umum, Poli Gigi, Poli KIA, Fisioterapi, Laboratorium, Klinik
Sanitasi, Klinik Reproduksi, Pojok Gizi
Penanggung jawab : Penanggungjawab Unit Rawat Jalan
pengumpul data

III.4. Jam buka pelayanan sesuai ketentuan


Judul : Jam buka pelayanan sesuai ketentuan
Dimensi Mutu : Akses
Tujuan : Tersedianya pelayanan rawat jalan spesialistik pada hari kerja
Definisi Operasional : Jam buka pelayanan rawat jalan sesuai ketentuan:
1. Senin-Kamis: jam 07.30-12.00
2. Jumat-Sabtu : jam 07.30-11.00

UPTD PUSKESMAS SINE Page 105


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

Frekuensi : 1 (satu) bulan


Pengumpulan Data
Periode Analisis : 6 (enam) bulan
Numerator : Jumlah hari pelayanan rawat jalan yang buka sesuai ketentuan
dalam 1 (satu) bulan
Denominator : Jumlah seluruh hari pelayanan rawat jalan dalam 1 (satu)
bulan
Sumber data : Register rawat jalan
Standar/Target : 100 %
Penanggung jawab : Penanggungjawab Unit Rawat Jalan
pengumpul data

III.5. Waktu tunggu di rawat jalan


Judul : Waktu tunggu di rawat jalan
Dimensi Mutu : Akses
Tujuan : Tersedianya pelayanan rawat jalan pada hari kerjadi
Puskesmas yang mudah dan cepat diakses oleh pasien
Definisi Operasional : Waktu tunggu adalah waktu yang diperlukan mulai
pasien
mendaftar sampai dilayani oleh tenaga medik yang tersedia di
poli
Frekuensi : 1 (satu) bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisis : 6 (enam) bulan
Numerator : Jumlah kumulatif waktu tunggu pasien rawat jalan yang
disurvei
Denominator : Jumlah seluruh pasien rawat jalan yang disurvei
Sumber data : Register rawat jalan
Standar/Target :
Umum ≤ 30 menit
Gigi ≤ 60 menit
KIA ≤ 45 menit
KB ≤ 45 menit
Fisioterapi ≤ 60 menit
Penanggung jawab : Penanggungjawab Unit Rawat Jalan
pengumpul data

UPTD PUSKESMAS SINE Page 106


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

III.6. Kepuasan pelanggan


Judul : Kepuasan pelanggan
Dimensi Mutu : Kenyamanan
Tujuan : Terselenggaranya pelayanan rawat jalan yang mampu
memberikan
kepuasan pelanggan
Definisi Operasional : Kepuasan adalah pernyataan tentang persepsi pelanggan
terhadap
pelayanan yang diberikan
Frekuensi : 1 (satu) bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisis : 6 (enam) bulan
Numerator : Jumlah kumulatif rerata penilaian kepuasan pasien rawat jalan
yang
disurvei
Denominator : Jumlah seluruh pasien rawat jalan yang disurvei (minimal n =
30)
Sumber data : Survei
Standar/Target : ≥ 80 %
Penanggung jawab : Penanggungjawab Unit Rawat Jalan
pengumpul data

IV. PELAYANAN RAWAT INAP


IV.1. Pemberi pelayanan di rawat inap
Judul : Pemberi pelayanan di rawat inap
Dimensi Mutu : Kompetensi teknis
Tujuan : Tersedianya pelayanan di rawat inap oleh tenaga yang
kompeten
Definisi Operasional : Pemberi pelayanan rawat inap adalah Dokter, Perawat, Bidan
yang kompeten (minimal pendidikan D3)
Frekuensi : 6 (enam) bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisis : 6 (enam) bulan
Numerator : Jumlah tenaga Dokter, Perawat, Bidan, yang memberi
pelayanan di ruang rawat inap yang sesuai dengan ketentuan

UPTD PUSKESMAS SINE Page 107


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

Denominator : Jumlah seluruh tenaga Dokter dan Perawat yang bertugas di


ruang rawat inap
Sumber data : Kepegawaian
Standar/Target : 100 %
Penanggung jawab : Penanggungjawab Unit Rawat Inap
pengumpul data

IV.2. Dokter penanggung jawab pasien rawat inap


Judul : Dokter penanggung jawab pasien rawat inap
Dimensi Mutu : Kompetensi teknis dan kesinambungan pelayanan
Tujuan : Tersedianya pelayanan rawat inap yang terkoordinasi
untuk menjamin kesinambungan pelayanan
Definisi Operasional : Penanggung jawab pasien rawat inap adalah Dokter
yang mengkoordinasikan kegiatan pelayanan rawat inap
sesuai kebutuhan pasien
Frekuensi : 1 (satu) bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisis : 6 (enam) bulan
Numerator : Jumlah pasien dalam 1 (satu) bulan yang mempunyai
Dokter sebagai penanggung jawab
Denominator : Jumlah seluruh pasien rawat inap dalam 1 (satu) bulan
Sumber data : Rekam medis
Standar/Target : 100 %
Penanggung jawab : Penanggungjawab Unit Rawat Inap
pengumpul data

IV.3. Ketersediaan pelayanan rawat inap


Judul : Ketersediaan pelayanan rawat inap
Dimensi Mutu : Akses
Tujuan : Tersedianya jenis pelayanan rawat inap yang minimal harus
ada di Puskesmas
Definisi Operasional : Pelayanan rawat inap adalah pelayanan yang diberikan
kepada pasien tirah baring di Puskemas
Frekuensi : 3 (tiga) bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisis : 6 (enam) bulan

UPTD PUSKESMAS SINE Page 108


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

Numerator : Jenis-jenis pelayanan rawat inap yang ada minimal penyakit


umum dan kebidanan
Denominator : Tidak ada
Sumber data : Register rawat inap
Standar/Target : 100%
Penanggung jawab : Penanggungjawab Unit Rawat Inap
pengumpul data

IV.4. Jam visite Dokter


Judul : Jam visite Dokter
Dimensi Mutu : Akses dan kesinambungan pelayanan
Tujuan : Tergambarnya kepedulian tenaga medis terhadap ketepatan
waktu
pemberian pelayanan
Definisi Operasional : Visite Dokter adalah kunjungan setiap hari kerja sesuai dengan
ketentuan waktu kepada setiap pasien yang menjadi
tanggung jawabnya, yang dilakukan antara jam 08.00-12.00
Frekuensi : 1 (satu) bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisis : 6 (enam) bulan
Numerator : Jumlah visite Dokter antara jam 08.00-12.00 yang disurvei
Denominator : Jumlah pelaksanaan visite Dokter yang disurvei
Sumber data : Survei
Standar/Target : 100 %
Penanggung jawab : Penanggungjawab Unit Rawat Inap
pengumpul data

IV.5. Kejadian infeksi nosokomial


Judul : Kejadian infeksi nosocomial
Dimensi Mutu : Keselamatan pasien
Tujuan : Mengetahui hasil pengendalian infeksi nosokomial di
Puskesmas
Definisi Operasional : Infeksi nosokomial adalah infeksi yang dialami oleh pasien
yang diperoleh selama dirawat di Puskesmas yang meliputi
dekubitus, phlebitis, sepsis dan infeksi luka operasi

UPTD PUSKESMAS SINE Page 109


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

Frekuensi : 1 (satu) bulan


Pengumpulan Data
Periode Analisis : 6 (enam) bulan
Numerator : Jumlah pasien rawat inap yang terkena infeksi nosokomial
dalam 1 (satu) bulan
Denominator : Jumlah pasien rawat inap dalam 1 (satu) bulan
Sumber data : Survei dan laporan infeksi nosocomial
Standar/Target : ≤ 1,5 %
Penanggung jawab : Penanggungjawab Unit Rawat Inap
pengumpul data

IV.6. Tidak adanya kejadian pasien jatuh yang berakibat kecacatan/kematian


Judul : Tidak adanya kejadian pasien jatuh yang
berakibat kecacatan/kematian
Dimensi Mutu : Keselamatan pasien
Tujuan : Tergambarnya pelayanan keperawatan yang aman bagi
pasien
Definisi Operasional : Kejadian pasien jatuh adalah kejadian pasien yang jatuh
selama dirawat baik akibat jatuh dari tempat tidur, di kamar
mandi dan sebagainya yang berakibat kecacatan/kematian
Frekuensi : 1 (satu) bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisis : 6 (enam) bulan
Numerator : Jumlah pasien dirawat dalam bulan tersebut dikurangi
jumlah pasien yang jatuh dan berakibat kecacatan/kematian
Denominator : Jumlah pasien rawat inap dalam bulan tersebut
Sumber data : Rekam medis dan laporan keselamatan pasien
Standar/Target : 100 %
Penanggung jawab : Penanggungjawab Unit Rawat Inap
pengumpul data

IV.7. Kematian pasien > 48 jam


Judul : Kematian pasien > 48 jam
Dimensi Mutu : Keselamatan dan efektivitas
Tujuan : Tergambarnya pelayanan pasien rawat inap di Puskesmas
yang aman dan efektif

UPTD PUSKESMAS SINE Page 110


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

Definisi Operasional : Kematian pasien > 48 jam adalah kematian yang terjadi
sesudah periode 48 jam setelah pasien rawat inap masuk
Puskesmas
Frekuensi : 1 (satu) bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisis : 6 (enam) bulan
Numerator : Jumlah kejadian kematian pasien rawat inap > 48 jam
dalam 1 (satu) bulan
Denominator : Jumlah seluruh pasien rawat inap dalam 1 (satu) bulan
Sumber data : Rekam medis
Standar/Target : ≤ 0,24 %
Penanggung jawab : Penanggungjawab Unit Rawat Inap
pengumpul data

IV.8. Kejadian pulang paksa


Judul : Kejadian pulang paksa
Dimensi Mutu : Efektivitas dan kesinambungan pelayanan
Tujuan : Tergambarnya penilaian pasien terhadap efektivitas
pelayanan Puskesmas
Definisi Operasional : Pulang paksa adalah pulang atas permintaan pasien atau
keluarga pasien sebelum diputuskan boleh pulang oleh Dokter
Frekuensi : 1 (satu) bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisis : 6 (enam) bulan
Numerator : Jumlah pasien pulang paksa dalam 1 (satu) bulan
Denominator : Jumlah seluruh pasien yang dirawat dalam 1 (satu) bulan
Sumber data : Rekam medis
Standar/Target : ≤5%
Penanggung jawab : Penanggungjawab Unit Rawat Inap
pengumpul data

IV.9. Kepuasan pelanggan


Judul : Kepuasan pelanggan
Dimensi Mutu : Kenyamanan
Tujuan : Tergambarnya persepsi pelanggan terhadap mutu pelayanan
rawat inap

UPTD PUSKESMAS SINE Page 111


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

Definisi Operasional : Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh


pelanggan terhadap pelayanan rawat inap
Frekuensi : 1 (satu) bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisis : 6 (enam) bulan
Numerator : Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari pasien yang
disurvei
Denominator : Jumlah seluruh pasien yang disurvei (minimal n = 30)
Sumber data : Survei
Standar/Target : ≥ 80 %
Penanggung jawab : Penanggungjawab Unit Rawat Inap
pengumpul data
IV.10. BOR
Judul : Bed Occupation Rate (Angka Penggunaan Tempat Tidur)
Dimensi Mutu : Efisiensi penggunaan tempat tidur
Tujuan : Tergambarnya cakupan dan efisiensi penggunaan tempat tidur
di Puskesmas
Definisi Operasional : Prosentase tempat tidur yang terpakai dan merupakan
indikator cakupan dan efisiensi penggunaan tempat tidur
Frekuensi : 1 (satu) bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisis : 6 (enam) bulan
Numerator : Jumlah hari perawatan dalam satu tahun dikali 100
Denominator : Jumlah tempat tidur dikali jumlah hari dalam satu tahun
Sumber data : Register Rawat Inap
Standar/Target : 70 %
Penanggung jawab : Penanggungjawab Unit Rawat Inap
pengumpul data

IV.11. ALOS
Judul : Average Length of Stay (Angka rata-rata lamanya seorang
pasien dirawat)
Dimensi Mutu : Efisiensi penggunaan tempat tidur
Tujuan : Tergambarnya efisiensi penggunaan tempat tidur di
Puskesmas
Definisi Operasional : Rata-rata jumlah lama hari dirawat pasien

UPTD PUSKESMAS SINE Page 112


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

Frekuensi : 1 (satu) bulan


Pengumpulan Data
Periode Analisis : 6 (enam) bulan
Numerator : Jumlah hari perawatan pasien Rawat Inap (hidup dan mati)
Denominator : Jumlah pasien Rawat Inap yang keluar (hidup dan mati)
Sumber data : Register Rawat Inap
Standar/Target : 3 – 5 hari
Penanggung jawab : Penanggungjawab Unit Rawat Inap
pengumpul data

V. PELAYANAN PERSALINAN
V.1. Kejadian kematian ibu karena persalinan
Judul : Kejadian kematian ibu karena persalinan
Dimensi Mutu : Keselamatan pasien
Tujuan : Mengetahui mutu pelayanan Puskesmas terhadappelayanan
kasus persalinan
Definisi Operasional : Kematian ibu melahirkan yang disebabkan karena
perdarahan, eklamsia dan sepsis.
Perdarahan adalah perdarahan yang terjadi pada saat
kehamilan semua skala persalinan dan nifas.
Eklamsia mulai terjadi pada kehamilan trimester kedua yang
merupakan kumpulan dari dua dan tiga tanda, yaitu:
1) Tekanan darah sistolik > 160 mmHg dan diastolik > 110
mmHg;
2) Protein uria > 5 gr/24 jam 3+/4+ pada pemeriksaan kualitatif;
3) Oedem tungkai.
Eklamsia adalah tanda pre-eklamsia yang disertai dengan
kejang dan/atau penurunan kesadaran.
Sepsis adalah tanda-tanda sepsis yang terjadi akibat
penanganan aborsi, persalinan dan nifas yang tidak ditangani
dengan tepat oleh pasien atau penolong.
Frekuensi : 1 (satu) bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisis : 6 (enam) bulan
Numerator : Jumlah kematian pasien persalinan karena
perdarahan, eklamsia atau sepsis (masing-masing penyebab)

UPTD PUSKESMAS SINE Page 113


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

Denominator : Jumlah pasien persalinan dengan perdarahan, eklamsia dan


sepsis
Sumber data : Rekam medis
Standar/Target : Perdarahan ≤ 1 %, Eklamsia ≤ 30 %, Sepsis ≤ 0,2 %
Penanggung jawab : Penanggungjawab PONED
pengumpul data

V. 2. Pemberi pelayanan persalinan normal


Judul : Pemberi pelayanan persalinan normal
Dimensi Mutu : Kompetensi teknis
Tujuan : Tersedianya pelayanan persalinan normal oleh tenaga
yang kompeten
Definisi Operasional : Pemberi pelayanan persalinan normal adalah Dokter
Umum terlatih (asuhan persalinan normal) dan Bidan terlatih
(asuhan persalinan normal)
Frekuensi : 1 (satu) bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisis : 6 (enam) bulan
Numerator : Jumlah tenaga Dokter Umum terlatih (asuhan persalinan
normal) dan Bidan terlatih (asuhan persalinan normal)yang
memberikan pertolongan persalinan normal
Denominator : Jumlah seluruh tenaga yang memberi pertolongan
persalinan normal
Sumber data : Kepegawaian
Standar/Target : 100 %
Penanggung jawab : Penanggungjawab PONED
pengumpul data

V.3. Pemberi persalinan dengan penyulit oleh Tim Pelayanan Obstetri


Neonatal Emergency Dasar (PONED)
Judul : Pemberi persalinan dengan penyulit oleh Tim Pelayanan
Obstetri Neonatal Emergency Dasar (PONED)
Dimensi Mutu : Kompetensi teknis
Tujuan : Tersedianya pelayanan persalinan dengan penyulit oleh
tenaga yang kompeten

UPTD PUSKESMAS SINE Page 114


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

Definisi Operasional : Pemberi pelayanan persalinan dengan penyulit adalah


Tim Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Dasar (PONED)
yang terdiri dari Dokter Umum, Bidan dan Perawat yang
terlatih
Frekuensi : 1 (satu) bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisis : 6 (enam) bulan
Numerator : Tersedianya Tim Pelayanan Obstetri Neonatal
Emergency Dasar (PONED) terdiri dari Dokter Umum,
Bidan dan Perawat terlatih
Denominator : Tidak ada
Sumber data : Kepegawaian dan Rekam medis
Standar/Target : 100 % oleh Tim Pelayanan Obstetri Neonatal
Emergency Dasar (PONED) yang terlatih
Penanggung jawab : Penanggungjawab PONED
pengumpul data

V.4. Kemampuan menangani Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) 1500 gr-2500 gr
Judul : Kemampuan menangani Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR) 1500 gr-2500 gr
Dimensi Mutu : Efektivitas dan keselamatan
Tujuan : Tergambarnya kemampuan Puskesmas dalam menangani
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
Definisi Operasional : Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir
dengan berat badan 1500 gr-2500 gr
Frekuensi : 1 (satu) bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisis : 6 (enam) bulan
Numerator : Jumlah bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR) 1500 gr-2500 gr yang berhasil ditangani
Denominator : Jumlah seluruh bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR) 1500 gr-2500 gr yang ditangani
Sumber data : Rekam medis, register kamar bersalin
Standar/Target : 100 %
Penanggung jawab : Penanggungjawab PONED
pengumpul data

UPTD PUSKESMAS SINE Page 115


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

V.7. Kepuasan pelanggan


Judul : Kepuasan pelanggan
Dimensi Mutu : Kenyamanan
Tujuan : Tergambarnya persepsi pasien terhadap mutu
pelayanan
persalinan
Definisi Operasional : Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh
pelanggan
terhadap pelayanan persalinan
Frekuensi : 1 (satu) bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisis : 6 (enam) bulan
Numerator : Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari pasien yang
disurvei
Denominator : Jumlah total pasien yang disurvei (minimal n = 30)
Sumber data : Survei
Standar/Target : ≥ 80 %
Penanggung jawab : Penanggungjawab PONED
pengumpul data

VI. PELAYANAN LABORATORIUM


VI.1. Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium
Judul : Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium
Dimensi Mutu : Efektivitas, kesinambungan pelayanan dan efisiensi
Tujuan : Tergambarnya kecepatan pelayanan laboratorium
Definisi Operasional : Pemeriksaan laboratorium yang dimaksud adalah
pelayanan pemeriksaan laboratorium rutin dan kimia darah.
Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium adalah tenggang
waktu mulai pasien diambil sampel sampai dengan menerima
hasil yang sudah diekspertisi
Frekuensi : 1 (satu) bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisis : 6 (enam) bulan
Numerator : Jumlah kumulatif waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium
pasien

UPTD PUSKESMAS SINE Page 116


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

yang disurvei dalam 1 (satu) bulan

Denominator : Jumlah pasien yang diperiksa di laboratorium yang disurvei


dalam
bulan tersebut
Sumber data : Survei
Standar/Target : ≤ 140 menit untuk kimia darah dan darah rutin
Penanggung jawab : Penanggungjawab Laboratorium
pengumpul data

VI.2. Pelaksana ekspertisi hasil pemeriksaan laboratorium


Judul : Pelaksana ekspertisi hasil pemeriksaan laboratorium
Dimensi Mutu : Kompetensi teknis
Tujuan : Pembacaan dan verifikasi hasil pemeriksaan laboratorium
dilakukan oleh tenaga ahli untuk memastikan ketepatan
diagnosis
Definisi Operasional : Pelaksana ekspertisi laboratorium adalah Analis Kesehatan
yang mempunyai kewenangan untuk melakukan pembacaan
hasil pemeriksaan laboratorium. Bukti dilakukan ekspertisi
adalah adanya kesimpulan dan tanda tangan pada lembar
hasil pemeriksaan yang dikirimkan pada Dokter yang meminta
Frekuensi : 1 (satu) bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisis : 6 (enam) bulan
Numerator : Jumlah hasil laboratorium yang diverifikasi hasilnya oleh
Analis Kesehatan dalam 1 (satu) bulan
Denominator : Jumlah seluruh pemeriksaan laboratorium dalam 1 (satu)
bulan
Sumber data : Register di Instalasi Laboratorium
Standar/Target : 100 %
Penanggung jawab : Penanggungjawab Laboratorium
pengumpul data

VI.3. Tidak adanya kesalahan pemberian hasil pemeriksaan laboratorium


Judul : Tidak adanya kesalahan pemberian hasil pemeriksaan
laboratorium

UPTD PUSKESMAS SINE Page 117


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

Dimensi Mutu : Keselamatan


Tujuan : Tergambarnya ketelitian pelayanan laboratorium
Definisi Operasional : Kesalahan penyerahan hasil laboratorium adalah penyerahan
hasil laboratorium pada salah orang
Frekuensi : 1 (satu) bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisis : 6 (enam) bulan
Numerator : Jumlah seluruh pasien yang diperiksa laboratorium dalam 1
(satu) bulan dikurangi jumlah penyerahan hasil laboratorium
salah orang dalam 1 (satu) bulan
Denominator : Jumlah pasien yang diperiksa di laboratorium dalam bulan
tersebut
Sumber data : Rekam medis/Register pemeriksaan laboratorium
Standar/Target : 100 %
Penanggung jawab : Penanggungjawab Laboratorium
pengumpul data

VI.4. Kepuasan pelanggan


Judul : Kepuasan pelanggan
Dimensi Mutu : Kenyamanan
Tujuan : Tergambarnya persepsi pelanggan terhadap
pelayananlaboratorium
Definisi Operasional : Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh
pelanggan
terhadap pelayanan laboratorium
Frekuensi : 1 (satu) bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisis : 6 (enam) bulan
Numerator : Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari pasien yang
disurvei
Denominator : Jumlah total pasien yang disurvei (minimal n = 30)
Sumber data : Survei
Standar/Target : ≥ 80 %
Penanggung jawab : Penanggungjawab Laboratorium
pengumpul data

UPTD PUSKESMAS SINE Page 118


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

VII. PELAYANAN FARMASI


VII.1.a. Waktu tunggu pelayanan obat jadi
Judul : Waktu tunggu pelayanan obat jadi
Dimensi Mutu : Efektivitas, kesinambungan pelayanan dan efisiensi
Tujuan : Tergambarnya kecepatan pelayanan farmasi
Definisi Operasional : Waktu tunggu pelayanan obat jadi adalah tenggang waktu
mulai
pasien menyerahkan resep sampai dengan menerima obat jadi
Frekuensi : 1 (satu) bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisis : 6 (enam) bulan
Numerator : Jumlah kumulatif waktu tunggu pelayanan obat jadi yang
disurvei
dalam 1 (satu) bulan
Denominator : Jumlah pasien yang disurvei dalam bulan tersebut (minimal n =
30)
Sumber data : Survei
Standar/Target : ≤ 10 menit
Penanggung jawab : Penanggungjawab Layanan Obat
pengumpul data

VII.1.b. Waktu tunggu pelayanan obat racikan


Judul : Waktu tunggu pelayanan obat racikan
Dimensi Mutu : Efektivitas, kesinambungan pelayanan dan efisiensi
Tujuan : Tergambarnya kecepatan pelayanan farmasi
Definisi Operasional : Waktu tunggu pelayanan obat racikan adalah tenggang waktu
mulai pasien menyerahkan resep sampai dengan menerima
obat racikan
Frekuensi : 1 (satu) bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisis : 6 (enam) bulan
Numerator : Jumlah kumulatif waktu tunggu pelayanan obat racikan
yang disurvei dalam 1 (satu) bulan
Denominator : Jumlah pasien yang disurvei dalam bulan tersebut (minimal n =
30)
Sumber data : Survei

UPTD PUSKESMAS SINE Page 119


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

Standar/Target : ≤ 15 menit
Penanggung jawab : Penanggungjawab Layanan Obat
pengumpul data

VII.2. Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian obat


Judul : Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian obat
Dimensi Mutu : Keselamatan dan kenyamanan
Tujuan : Tergambarnya kejadian kesalahan dalam pemberian obat
Definisi Operasional : Kesalahan pemberian obat meliputi:
a. salah dalam memberikan jenis obat;
b. salah dalam memberikan dosis;
c. salah orang;
d. salah jumlah.
Frekuensi : 1 (satu) bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisis : 6 (enam) bulan
Numerator : Jumlah seluruh pasien yang mengambil obat di loket obat yang
disurvei dikurangi jumlah pasien yang mengalami kesalahan
pemberian obat
Denominator : Jumlah seluruh pasien yang mengambil obat di Loket Obat
yang disurvei (minimal n = 30)
Sumber data : Survei
Standar/Target : 100 %
Penanggung jawab : Penanggungjawab Layanan Obat
pengumpul data

VII.3. Kepuasan pelanggan


Judul : Kepuasan pelanggan
Dimensi Mutu : Kenyamanan
Tujuan : Tergambarnya persepsi pelanggan terhadap pelayanan
farmasi
Definisi Operasional : Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh
pelanggan terhadap pelayanan farmasi
Frekuensi : 1 (satu) bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisis : 6 (enam) bulan

UPTD PUSKESMAS SINE Page 120


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

Numerator : Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari pasien yang


disurvei
Denominator : Jumlah total pasien yang disurvei (minimal n = 30)
Sumber data : Survei
Standar/Target : ≥ 80 %
Penanggung jawab : Penanggungjawab Layanan Obat
pengumpul data

VII.4. Penulisan resep sesuai formularium


Judul : Penulisan resep sesuai formularium
Dimensi Mutu : Efisiensi
Tujuan : Tergambarnya efisiensi pelayanan obat kepada pasien
Definisi Operasional : Formularium obat adalah daftar obat yang digunakan di
Puskesmas
Frekuensi : 1 (satu) bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisis : 6 (enam) bulan
Numerator : Jumlah resep yang diambil sebagai sampel yang
sesuai formularium dalam 1 (satu) bulan
Denominator : Jumlah seluruh resep yang diambil sebagai sampel dalam 1
(satu) bulan (minimal n = 30)
Sumber data : Survei
Standar/Target : 100 %
Penanggung jawab : Penanggungjawab Layanan Obat
pengumpul data

VIII. PELAYANAN GIZI


VIII.1. Ketepatan waktu pemberian makanan kepada pasien
Judul : Ketepatan waktu pemberian makanan kepada pasien
Dimensi Mutu : Efektivitas, akses dan kenyamanan
Tujuan : Tergambarnya efektivitas pelayanan Instalasi Gizi
Definisi Operasional : Ketepatan waktu pemberian makanan kepada pasien
adalah ketepatan penyediaan makanan pada pasien sesuai
dengan jadwal yang telah ditentukan
Frekuensi : 1 (satu) bulan
Pengumpulan Data

UPTD PUSKESMAS SINE Page 121


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

Periode Analisis : 6 (enam) bulan


Numerator : Jumlah pasien rawat inap yang disurvei yang mendapat
makanan tepat waktu dalam 1 (satu) bulan
Denominator : Jumlah seluruh pasien rawat inap yang disurvei
Sumber data : Survei
Standar/Target : ≥ 90 %
Penanggung jawab : Penanggungjawab Gizi
pengumpul data

VIII.2. Ketersediaan Konseling Gizi oleh tenaga gizi


Judul : Ketersediaan Konseling Gizi oleh tenaga gizi
Dimensi Mutu : Ketersediaan
Tujuan : Tergambarnya efektivitas dan efisiensi pelayanan layanan gizi
Definisi Operasional : Tersedianya layanan konseling gizi baik untuk pasien rawat
jalan maupun rawat inap oleh tenaga gizi yang kompeten di
Puskesmas
Frekuensi : 1 (satu) bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisis : 6 (enam) bulan
Numerator : Unit atau pihak yang kompeten memberikan konsultasi gizi
untuk pasien rawat inap atau rawat jalan
Denominator : Tidak ada
Sumber data : Survei
Standar/Target : ≤ 100%
Penanggung jawab : Penanggungjawab Gizi
pengumpul data

VIII.3. Kesesuaian pemberian diet


Judul : Kesesuaian pemberian diet
Dimensi Mutu : Keamanan dan efisiensi
Tujuan : Tergambarnya kesalahan dan efisiensi pelayanan Instalasi
Gizi
Definisi Operasional : Kesesuaian pemberian diet adalah tingkat ketepatan jenis
diet kepada pasien rawat inap
Frekuensi : 1 (satu) bulan
Pengumpulan Data

UPTD PUSKESMAS SINE Page 122


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

Periode Analisis : 6 (enam) bulan


Numerator : Jumlah pemberian makanan yang disurvei dikurangi jumlah
pemberian makanan yang salah diet
Denominator : Jumlah pasien rawat inap yang disurvei dalam 1 (satu) bulan
Sumber data : Survei
Standar/Target : 100 %
Penanggung jawab : Penanggungjawab Gizi
pengumpul data

IX. PELAYANAN KELUARGA MISKIN (GAKIN)


IX.1. Pelayanan terhadap pasien Keluarga Miskin (Gakin) yang datang ke
Puskesmas pada setiap unit pelayanan
Judul : Pelayanan terhadap pasien Keluarga Miskin (Gakin) yang
datang ke Puskesmas pada setiap unit pelayanan
Dimensi Mutu : Akses
Tujuan : Tergambarnya kepedulian Puskesmas terhadap masyarakat
miskin
Definisi Operasional : Pasien Keluarga Miskin (Gakin) adalah pasien pemegang
kartu miskin (Jamkesmas danJamkesda)
Frekuensi : 1 (satu) bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisis : 6 (enam) bulan
Numerator : Jumlah pasien Keluarga Miskin (Gakin) yang dilayani
Puskesmas dalam 1 (satu) bulan
Denominator : Jumlah seluruh pasien Keluarga Miskin (Gakin) yang datang
ke Puskesmas dalam 1 (satu) bulan
Sumber data : Register pasien
Standar/Target : 100 %
Penanggung jawab : Kepala Tata Usaha
pengumpul data

X. ASPEK REKAM MEDIS


X.1. Kelengkapan pengisian rekam medis 24 jam setelah selesai pelayanan
Judul : Kelengkapan pengisian rekam medis 24 jam setelah
selesai pelayanan
Dimensi Mutu : Kesinambungan pelayanan dan keselamatan

UPTD PUSKESMAS SINE Page 123


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

Tujuan : Tergambarnya tanggung jawab Dokter dalam


kelengkapan informasi rekam medis
Definisi Operasional : Rekam medis yang lengkap adalah rekam medis yang telah
diisi lengkap oleh Dokter dalam waktu 24 jam setelah selesai
pelayanan rawat jalan atau setelah pasien rawat inap
diputuskan untuk pulang, yang meliputi identitas pasien,
anamnesis, rencana asuhan, pelaksanaan asuhan, tindak
lanjut dan resume
Frekuensi : 1 (satu) bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisis : 6 (enam) bulan
Numerator : Jumlah rekam medis yang disurvei dalam 1 (satu) bulan yang
diisi
lengkap
Denominator : Jumlah rekam medis yang disurvei dalam 1 (satu) bulan
Sumber data : Survei
Standar/Target : 100 %
Penanggung jawab : Penanggungjawab Bidang UKP
pengumpul data

X.2. Kelengkapan Informed Consent setelah mendapatkan informasi yang jelas


Judul : Kelengkapan Informed Consent setelah mendapatkan
informasi yang jelas
Dimensi Mutu : Keselamatan
Tujuan : Tergambarnya tanggung jawab Dokter untuk memberikan
informasi kepada pasien dan mendapat persetujuan dari
pasien terhadap tindakan medis yang akan dilakukan
Definisi Operasional : Informed Consent adalah persetujuan yang diberikan
pasien/keluarga pasien atas dasar penjelasan mengenai
tindakan medis yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut
Frekuensi : 1 (satu) bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisis : 6 (enam) bulan
Numerator : Jumlah pasien yang mendapat tindakan medis yang disurvei
yang mendapat informasi lengkap sebelum memberikan
persetujuan tindakan medis dalam 1 (satu) bulan

UPTD PUSKESMAS SINE Page 124


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

Denominator : Jumlah pasien yang mendapat tindakan medis yang disurvei


dalam 1 (satu) bulan
Sumber data : Survei
Standar/Target : 100 %
Penanggung jawab : Penanggungjawab Bidang UKP
pengumpul data

X.3. Waktu penyediaan dokumen rekam medis pelayanan rawat jalan


Judul : Waktu penyediaan dokumen rekam medis pelayanan rawat
jalan
Dimensi Mutu : Efektivitas, kenyamanan dan efisiensi
Tujuan : Tergambarnya kecepatan pelayanan pendaftaran rawat jalan
Definisi Operasional : Dokumen rekam medis rawat jalan adalah dokumen rekam
medis pasien baru atau pasien lama yang digunakan pada
pelayanan rawat jalan. Waktu penyediaan dokumen rekam
medis dimulai dari pasien mendaftar sampai rekam medis
disediakan/ditemukan oleh petugas rawat jalan
Frekuensi : 1 (satu) bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisis : 6 (enam) bulan
Numerator : Jumlah kumulatif waktu penyediaan rekam medis sampel
rawat jalan yang diamati
Denominator : Total sampel penyediaan rekam medis yang
diamati (minimal n = 50)
Sumber data : Hasil survei pengamatan di ruang pendaftaran rawat jalan
untuk pasien baru dan pasien lama
Standar/Target : ≤ 10 menit
Penanggung jawab : Penanggungjawab Bidang UKP
pengumpul data

X.4. Waktu penyediaan dokumen rekam medis pelayanan rawat inap


Judul : Waktu penyediaan dokumen rekam medis pelayanan rawat
inap
Dimensi Mutu : Efektivitas, kenyamanan dan efisiensi
Tujuan : Tergambarnya kecepatan pelayanan rekam medis rawat inap

UPTD PUSKESMAS SINE Page 125


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

Definisi Operasional : Dokumen rekam medis rawat inap adalah dokumen rekam
medis
pasien lama yang digunakan pada pelayanan rawat inap.
Waktu penyediaan dokumen rekam medis pelayanan rawat
inap adalah waktu mulai pasien diputuskan untuk rawat inap
oleh Dokter sampai rekam medis rawat inap tersedia di
bangsal pasien
Frekuensi : 2 (dua) bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisis : 6 (enam) bulan
Numerator : Jumlah kumulatif waktu penyediaan rekam medis rawat inap
yang diamati
Denominator : Total penyediaan rekam medis rawat inap yang
diamati (minimal n = 30)
Sumber data : Hasil survei pengamatan di ruang rawat inap
Standar/Target : ≤ 15 menit
Penanggung jawab : Penanggungjawab Bidang UKP
pengumpul data

XI. PENGELOLAAN LIMBAH


XI.1. Baku mutu limbah cair
Judul : Baku mutu limbah cair
Dimensi Mutu : Keselamatan
Tujuan : Tergambarnya kepedulian Puskesmas terhadap keamanan
limbah cair
Definisi Operasional : Baku mutu adalah standar minimal pada limbah cair yang
dianggap
aman bagi kesehatan, yang merupakan ambang batas yang
ditolelir dan diukur dengan indikator :
a. BOD (Biological Oxygen Demand) : < 30 mg/liter
b. COD (Chemical Oxygen Demand) : < 80 mg/liter
c. TSS (Total Suspended Solid) : < 30 mg/liter
d. PH : 6-9
Frekuensi : 6 (enam) bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisis : 6 (enam) bulan

UPTD PUSKESMAS SINE Page 126


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

Numerator : Hasil laboratorium pemeriksaan limbah cair yangsesuai


dengan baku mutu
Denominator : Jumlah seluruh pemeriksaan limbah cair
Sumber data : Hasil pemeriksaan
Standar/Target : 100 %
Penanggung jawab : Penanggungjawab Kesling
pengumpul data

XI.2. Pengelolaan limbah padat infeksius sesuai dengan aturan


Judul : Pengelolaan limbah padat infeksius sesuai dengan aturan
Dimensi Mutu : Keselamatan
Tujuan : Tergambarnya mutu penanganan limbah padat infeksius di
Puskesmas
Definisi Operasional : Limbah padat berbahaya adalah sampah padat akibat
proses
pelayanan yang mengandung bahan-bahan yang tercemar
jasad renik yang dapat menularkan penyakit dan/atau dapat
mencederai, antara lain:
a. sisa jarum suntik; b. sisa ampul; c. kasa bekas; d. sisa
jaringan.
Pengelolaan limbah padat infeksius harus dikelola sesuai
dengan aturan dan pedoman yang berlaku
Frekuensi : 1 (satu) bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisis : 6 (enam) bulan
Numerator : Jumlah limbah padat yang dikelola sesuai dengan
Standar Prosedur Operasional yang diamati
Denominator : Jumlah total proses pengelolaan limbah padat yang diamati
Sumber data : Hasil pengamatan
Standar/Target : 100 %
Penanggung jawab : Penanggungjawab Kesling
pengumpul data

XII. PELAYANAN AMBULANS


XII.1. Waktu pelayanan ambulans
Judul : Waktu pelayanan ambulans

UPTD PUSKESMAS SINE Page 127


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

Dimensi Mutu : Akses


Tujuan : Tersedianya pelayanan ambulansyang dapat diakses setiap
waktu oleh pasien/keluarga pasien yang membutuhkan
Definisi Operasional : Waktu pelayanan ambulans adalah ketersediaan waktu
penyediaan ambulans untuk memenuhi kebutuhan
pasien/keluarga pasien
Frekuensi : 1 (satu) bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisis : 6 (enam) bulan
Numerator : Total waktu siaga (dalam jam) pelayanan ambulans dalam 1
(satu) bulan
Denominator : Jumlah hari dalam bulan tersebut
Sumber data : UGD dan Rawat Inap
Standar/Target : 24 jam
Penanggung jawab : Penanggungjawab Bidang UKP
pengumpul data

XII.2. Kecepatan memberikan pelayanan ambulans


Judul : Kecepatan memberikan pelayanan ambulans
Dimensi Mutu : Kenyamanan dan keselamatan
Tujuan : Tergambarnya ketanggapan Puskesmas dalam menyediakan
kebutuhan pasien akan ambulans
Definisi Operasional : Kecepatan memberikan pelayanan ambulansadalah waktu
yang dibutuhkan mulai permintaan ambulansyang diajukan
oleh pasien/keluarga pasien di Puskesmas sampai tersedianya
ambulans.
Frekuensi : 1 (satu) bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisis : 6 (enam) bulan
Numerator : Jumlah penyediaan ambulans yang tepatwaktu dalam 1 (satu)
bulan
Denominator : Jumlah seluruh permintaan ambulansdalam waktu1 (satu)
bulan
Sumber data : Catatan penggunaan ambulans
Standar/Target : ≤ 30 menit

UPTD PUSKESMAS SINE Page 128


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

Penanggung jawab : Penanggungjawab Bidang UKP


pengumpul data

XII.3. Response time pelayanan ambulans oleh masyarakat yang membutuhkan


Judul : Response time pelayanan ambulans oleh masyarakat yang
membutuhkan
Dimensi Mutu : Kenyamanan
Tujuan : Tergambarnya kepedulian Puskesmas terhadap kebutuhan
pasien/masyarakat akan pelayanan ambulans
Definisi Operasional : Response time pelayanan ambulans adalah waktu tanggap
yang dibutuhkan mulai pasien/masyarakat menghubungi
Puskesmas sampai dengan petugas dan ambulans siap
berangkat (keluar Puskesmas)
Frekuensi : 1 (satu) bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisis : 6 (enam) bulan
Numerator : Total kumulatif waktu tanggap pelayanan ambulans
untuk pasien/masyarakat yang diamati dalam 1 (satu) bulan
Denominator : Total pasien/masyarakat yang diamati dalam 1 (satu) bulan
Sumber data : Hasil pengamatan
Standar/Target : ≤ 5 menit
Penanggung jawab : Penanggungjawab Bidang UKP
pengumpul data

XIII. PELAYANAN LAUNDRY


XIII.1. Tidak adanya kejadian linen yang hilang
Judul : Tidak adanya kejadian linen yang hilang
Dimensi Mutu : Efisiensi dan efektivitas
Tujuan : Tergambarnya pengendalian dan mutu pelayanan laundry
Definisi Operasional : -
Frekuensi : 1 (satu) bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisis : 6 (enam) bulan
Numerator : Jumlah linen yang dihitung dalam 4 (empat) hari sampling
dalam 1 (satu) bulan
Denominator : Jumlah linen yang seharusnya ada pada hari sampling

UPTD PUSKESMAS SINE Page 129


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

tersebut
Sumber data : Survei
Standar/Target : 100 %
Penanggung jawab : Penanggungjawab Unit Rawat Inap
pengumpul data

XIII.2. Ketepatan waktu penyediaan linen untuk ruang rawat inap


Judul : Ketepatan waktu penyediaan linen untuk ruang rawat inap
Dimensi Mutu : Efisiensi dan efektivitas
Tujuan : Tergambarnya pengendalian dan mutu pelayanan laundry
Definisi Operasional : Ketepatan waktu penyediaan linen adalah ketepatan
penyediaan linen dengan ketentuan waktu yang ditetapkan
Frekuensi : 1 (satu) bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisis : 6 (enam) bulan
Numerator : Jumlah hari dalam 1 (satu) bulan dengan penyediaan linen
tepat waktu
Denominator : Jumlah hari dalam 1 (satu) bulan
Sumber data : Survei
Standar/Target : 100 %
Penanggung jawab : Penanggungjawab Unit Rawat Inap
pengumpul data

XIV. PENCEGAHAN PENGENDALIAN INFEKSI


XIV.1. Tersedia Alat Pelindung Diri (APD) di setiap Instalasi
Judul : Tersedia Alat Pelindung Diri (APD) di setiap Instalasi
Dimensi Mutu : Mutu pelayanan, keamanan pasien, petugas dan pengunjung
Tujuan : Tersedianya Alat Pelindung Diri (APD) di setiap Instalasi
dilingkungan Puskesmas
Definisi Operasional : Alat Pelindung Diri (APD) adalah alat terstandar yang berguna
untuk
melindungi tubuh tenaga kesehatan, pasien atau pengunjung
dari penularan penyakit di Puskesmas seperti: masker, sarung
tangan karet, penutup kepala, sepatu bot dan gaun
Frekuensi : 1 (satu) bulan
Pengumpulan Data

UPTD PUSKESMAS SINE Page 130


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

Periode Analisis : 6 (enam) bulan


Numerator : Jumlah Instalasi yang menyediakan Alat Pelindung Diri (APD)
Denominator : Jumlah Instalasi yang tersedia di Puskesmas
Sumber data : Survei
Standar/Target : ≥ 100 %
Penanggung jawab : Penanggungjawab Bidang UKP
pengumpul data

XV. PELAYANAN PEMELIHARAAN SARANA


XV.1. Kecepatan waktu menanggapi kerusakan alat
Judul : Kecepatan waktu menanggapi kerusakan alat
Dimensi Mutu : Efektivitas, efisiensi dan kesinambungan pelayanan
Tujuan : Tergambarnya kecepatan dan ketanggapan dalam
menangani kerusakan alat
Definisi Operasional : Kecepatan waktu menanggapi alat yang rusak adalah waktu
yang dibutuhkan mulai laporan alat rusak diterima sampai
dengan petugas melakukan pemeriksaan terhadap alat yang
rusak untuk tindak lanjut perbaikan, maksimal dalam waktu
15 menit harus sudah ditanggapi
Frekuensi : 1 (satu) bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisis : 6 (enam) bulan
Numerator : Jumlah laporan kerusakan alat yang ditanggapi kurang atau
sama dengan 15 menit dalam 1 (satu) bulan
Denominator : Jumlah seluruh laporan kerusakan alat dalam 1 (satu) bulan
Sumber data : Catatan laporan kerusakan alat
Standar/Target : ≥ 80 %
Penanggung jawab : Kepala Tata Usaha
pengumpul data

XV.2. Ketepatan waktu pemeliharaan alat


Judul : Ketepatan waktu pemeliharaan alat
Dimensi Mutu : Efektivitas, efisiensi dan kesinambungan pelayanan
Tujuan : Tergambarnya ketepatan dan ketanggapan dalam
pemeliharaan alat

UPTD PUSKESMAS SINE Page 131


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

Definisi Operasional : Waktu pemeliharaan alat adalah waktu yang menunjukkan


periode pemeliharaan (service) untuk tiap-tiap alat sesuai
ketentuan yang berlaku
Frekuensi : 1 (satu) bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisis : 6 (enam) bulan
Numerator : Jumlah alat yang dilakukan pemeliharaan (service) tepat
waktudalam 1 (satu) bulan
Denominator : Jumlah seluruh alat yang seharusnya dilakukan
pemeliharaandalam 1 (satu) bulan
Sumber data : Register pemeliharaan alat
Standar/Target : 100 %
Penanggung jawab : Kepala Tata Usaha
pengumpul data

XV.3. Peralatan laboratorium dan alat ukur yang digunakan dalam


pelayanan terkalibrasi waktu sesuai dengan ketentuan kalibrasi
Judul : Peralatan laboratorium dan alat ukur yang digunakan
dalam
pelayanan terkalibrasi tepat waktu sesuai dengan
ketentuan kalibrasi
Dimensi Mutu : Keselamatan dan efektivitas
Tujuan : Tergambarnya akurasi pelayanan laboratorium
Definisi Operasional : Kalibrasi adalah pengujian kembali terhadap kelayakan
peralatan laboratorium oleh Balai Pengamanan Fasilitas
Kesehatan (BPFK)
Frekuensi : 1 (satu) tahun
Pengumpulan Data
Periode Analisis : 1 (satu) tahun
Numerator : Jumlah seluruh alat laboratorium yang dikalibrasi tepat waktu
dalam
1 (satu) tahun
Denominator : Jumlah alat laboratorium dan alat ukur yang digunakan
dalam
pelayanan yang perlu dikalibrasi dalam 1 (satu) tahun
Sumber data : Buku registrasi

UPTD PUSKESMAS SINE Page 132


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

Standar/Target : 100 %
Penanggung jawab : Penanggungjawab Laboratorium
pengumpul data

XVI. PELAYANAN ADMINISTRASI MANAJEMEN


XVI.1. Minilokakarya Puskesmas
Judul : Minilokakarya Puskesmas
Dimensi Mutu : Efektivitas manajerial
Tujuan : Terpantaunya perkembangan puskesmas baik secara teknis,
administratif, maupun keuangan
Definisi Operasional : Minilokakarya Puskesmas adalah pertemuan yang
dilaksanakan oleh jajaran manajemen puskesmas untuk
memantau perkembangan layanan, administratif, maupun
keuangan
Frekuensi : 1 (satu) bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisis : 6 (enam) bulan
Numerator : Jumlah pertemuan/minilokakarya yang diselenggarakan oleh
manajemen puskesmas
Denominator :
Sumber data : Notulen
Standar/Target : 100 %
Penanggung jawab : Penanggungjawab UKP dan UKM
pengumpul data

XVI.2. Kelengkapan laporan akuntabilitas kinerja


Judul : Kelengkapan laporan akuntabilitas kinerja
Dimensi Mutu : Efektivitas, efisiensi dan produktivitas
Tujuan : Tergambarnya keberhasilan dan/atau kegagalan
pengelolaanPuskesmas
Definisi Operasional : Hasil evaluasi kinerja pelayanan Puskesmas (keuangan dan
non keuangan) berupa analisis akuntabilitas kinerja sasaran
dalam rangka mewujudkan tujuan, visi dan misi yang
ditetapkan dalam Rencana Strategis Bisnis (RSB), Rencana
Kerja dan Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) tahunan dan
dilaporkan secara lengkap dalam bentuk dokumen laporan

UPTD PUSKESMAS SINE Page 133


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

triwulan, semester dan tahunan disiapkan ke direktur setiap


tanggal 20 bulan berikutnya untuk di tanda tangani
Frekuensi : 1 (satu) bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisis : 6 (enam) bulan, semester dan tahunan
Numerator : Dokumen laporan lengkap (keuangan dan non keuangan)
yang disiapkan ke Kepala Puskesmas
Denominator : Dokumen laporan lengkap (keuangan dan non keuangan)
yang disiapkan ke Kepala Puskesmas sebelum tanggal 20
bulan berikutnya
Sumber data : Bagian dan Bidang
Standar/Target : 100 %
Penanggung jawab : Kepala Puskesmas, Kepala Tata Usaha, Penanggungjawab
pengumpul data UKP dan UKM

XVI.3. Ketepatan waktu pengusulan kenaikan pangkat


Judul : Ketepatan waktu pengusulan kenaikan pangkat
Dimensi Mutu : Efektivitas, efisiensi dan kenyamanan
Tujuan : Tergambarnya kepedulian Puskesmas terhadap
tingkatkesejahteraan pegawai
Definisi Operasional : Usulan kenaikan pangkat pegawai dilakukan 2 (dua) periode
dalam satu tahun yaitu bulan April dan Oktober
Frekuensi : 1 (satu) tahun
Pengumpulan Data
Periode Analisis : 1 (satu) tahun
Numerator : Jumlah pegawai yang diusulkan tepat waktu sesuai
periode kenaikan pangkat dalam 1 (satu) tahun
Denominator : Jumlah seluruh pegawai yang seharusnya diusulkan
kenaikan pangkat dalam 1 (satu) tahun
Sumber data : Data Kepegawaian
Standar/Target : 100 %
Penanggung jawab : Kepala Tata Usaha
pengumpul data

UPTD PUSKESMAS SINE Page 134


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

XVI.4. Ketepatan waktu pengurusan gaji berkala


Judul : Ketepatan waktu pengurusan gaji berkala
Dimensi Mutu : Efektivitas dan kenyamanan
Tujuan : Tergambarnya kepedulian Puskesmas terhadap kesejahteraan
pegawai
Definisi Operasional : Kenaikan gaji berkala adalah kenaikan gaji secara periodik
sesuai
peraturan perundang-undangan tentang kepegawaian yang
berlaku
Frekuensi : 1 (satu) tahun
Pengumpulan Data
Periode Analisis : 1 (satu) tahun
Numerator : Jumlah pegawai yang mendapatkan surat keputusan kenaikan
gaji berkala tepat waktu dalam 1 (satu) tahun
Denominator : Jumlah seluruh pegawai yang seharusnya memperoleh
kenaikan gaji berkala dalam 1 (satu) tahun
Sumber data : Data Kepegawaian
Standar/Target : 100 %
Penanggung jawab : Kepala Tata Usaha
pengumpul data

XVI.5. Ketepatan waktu penyusunan laporan keuangan


Judul : Ketepatan waktu penyusunan laporan keuangan
Dimensi Mutu : Efektivitas
Tujuan : Tergambarnya disiplin pengelolaan keuangan Puskesmas
Definisi Operasional : Laporan keuangan meliputi realisasi anggaran dan arus
kas. Laporan keuangan harus diselesaikan sebelum tanggal
10 bulan berikutnya
Frekuensi : 6 (enam) bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisis : 6 (enam) bulan
Numerator : Jumlah laporan keuangan yang diselesaikan sebelum tanggal
10 bulan berikutnya dalam 6 (enam) bulan
Denominator : Jumlah laporan keuangan yang harus diselesaikan dalam 3
(tiga) bulan
Sumber data : Arsip Keuangan

UPTD PUSKESMAS SINE Page 135


STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPM

Standar/Target : 100 %
Penanggung jawab : Kepala Tata Usaha
pengumpul data

XVI.6. Ketepatan waktu pemberian informasi tentang tagihan pasien rawat inap
Judul : Ketepatan waktu pemberian informasi tentang tagihan pasien
rawat inap
Dimensi Mutu : Efektivitas dan kenyamanan
Tujuan : Tergambarnya kecepatan pelayanan informasi pembayaran
pasien rawat inap
Definisi Operasional : Informasi tagihan pasien rawat inap meliputi semua
tagihanpelayanan yang telah diberikan.Ketepatan waktu
pemberian informasi tagihan pasien rawat inap adalah waktu
mulai pasien dinyatakan boleh pulang oleh Dokter sampai
dengan informasi tagihan diterima oleh pasien
Frekuensi : 1 (satu) bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisis : 6 (enam) bulan
Numerator : Jumlah kumulatif waktu pemberian informasi tagihan pasien
rawat inap yang diamati dalam 1 (satu) bulan
Denominator : Jumlah total pasien rawat inap yang diamati dalam 1 (satu)
bulan
Sumber data : Hasil pengamatan
Standar/Target : ≤ 1 jam
Penanggung jawab : Kepala Tata Usaha
pengumpul data

UPTD PUSKESMAS SINE Page 136

Anda mungkin juga menyukai