Anda di halaman 1dari 29

Kementerian Kesehatan

13 Juli 2023

Situasi Tuberkulosis di Jawa Barat dan Upaya


Penanggulangan TBC di Indonesia
Disampaikan oleh: dr. Imran Pambudi, MPHM
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
Kementerian Kesehatan RI
§ Peta Jalan Eliminasi TBC
§ Situasi dan Capaian Program TBC Tahun 2022
OUTLINE
§ Tim Percepatan Penanggulangan TBC Sesuai Perpres
67/2021
§ Upaya Percepatan Penanggulangan TBC
Peta Jalan Eliminasi TBC
Peta jalan eliminasi TBC di Indonesia sesuai dengan target global

2022 2025 2030

Target Insidensi turun 50% Insidensi turun 80%


Nasional 163 per 100 ribu penduduk 65 per 100 ribu penduduk
Kematian turun menjadi
6 per 100 ribu*

Indikator • Treatment coverage 90% • Treatment coverage 90% • Treatment coverage ≥ 90%
• Success Rate 90% • Success Rate 90% • Success Rate ≥ 90%
• Terapi Pencegahan TBC (TPT) • Terapi Pencegahan TBC (TPT) • Terapi Pencegahan TBC (TPT)
kontak serumah 48% kontak serumah 70% kontak serumah ≥ 80%
Target Global • Insidensi turun 50% • Insidensi turun 80%
END TB • Kematian akibat TBC turun • Kematian akibat TBC turun
Strategy** 75% 90%

Catatan:
*Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2021 tentang Penanggulangan Tuberkulosis
**Baseline insiden tahun 2015: 325 per 100 ribu penduduk
Strategi Nasional Eliminasi TBC
Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2021 tentang Penanggulangan Tuberkulosis

Strategi 1. Penguatan komitmen


dan kepemimpinan pemerintah Strategi 4. Pemanfaatan hasil riset
pusat, provinsi, dan dan teknologi skrining, diagnosis,
kabupaten/kota untuk mendukung dan tatalaksana TBC
percepatan eliminasi TB 2030

Strategi 2. Peningkatan akses Strategi 5. Peningkatan peran serta


layanan TBC bermutu dan komunitas, mitra dan multisektor
berpihak pada pasien lainnya dalam eliminasi TBC

Strategi 3. Optimalisasi upaya Strategi 6. Penguatan manajemen


promosi dan pencegahan, program melalui penguatan sistem
pemberian pengobatan pencegahan Kesehatan
TBC dan pengendalian infeksi;
Situasi dan Capaian Program TBC Tahun 2022
Tuberkulosis (TBC) masih
merupakan masalah
kesehatan utama di Indonesia

• Berdasarkan Global TB Report Tahun 2022,


Indonesia saat ini berada pada peringkat
kedua negara dengan beban TBC terbanyak
di dunia setelah India, dengan perkiraan
kasus baru sebanyak 969.000 kasus dan
incidence rate 354/100.000 penduduk.

• Berdasarkan arahan Menteri Kesehatan, 90%


dari kasus tersebut harus dapat ditemukan
dan diobati.
4 bulan program TBC berjalan di tahun 2023, terkonfirmasi TBC yang
ditemukan baru sebanyak 31% (target 2023: 90%)

969.000 969.000 969.000

845.000 824.000

724.309 Gap
Penemuan
635.582 kasus
568.987568.987
75%

443.235
393.323 403.168 Gap Inisiasi
67% 362.418 pengobatan
46% 297.780
48%
236.784

31%
80%

2019 2020 2021 2022 2023*


Estimasi Kasus TB Kasus TB ditemukan Kasus TB ditemukan diobati
Data source:
2000-2021: Global TB Report
2022 : data tutup per 13 Maret 2023
2023* : data olah SITB per 5 Juni 2023
Situasi Capaian Program TBC di Indonesia, 2021-2023
Sumber:
• Data 2021: Final Data GTR 2022 Estimated TB Cases
• Data 2022: update 13 Mar 2023; *cohort 2021
• Data 2023: update 5 Juni 2023; **cohort 2022 969.000
TB Cases Notification Pediatric TB

2021 2022 2023 2021 2022 2023

443.235 724.309 297.780 42.187 110.881 45.699


TB Cases Notification Coverage TB HIV Cases

2021 2022 2023 2021 2022 2023

46% 75% 31% 8.344 15.375 6.181


Notification DR TB Cases Treatment Success Rate (TSR)

2021 2022 2023 2021 2022* 2023**

8.268 12.531 5.528 86% 86% 80%


Enrollment DR TB Cases Coverage of TPT

2021 2022 2023 2021 2022 2023

5.082 8.089 2.953 0,3% 1,3% 0,95%


JAWA BARAT 43%

INDRAMAYU 61%

KARAWANG 56%

PANGANDARAN 50%

KOTA TASIKMALAYA 49%

Sumber : data olah SITB per 5 Juni 2023


KOTA BANDUNG 49%

KUNINGAN 48%

KOTA BOGOR 47%

KOTA CIREBON 47%

SUKABUMI 46%

KOTA DEPOK 46%

CIANJUR 45%

BEKASI 45%

KOTA BEKASI 44%

CIREBON 44%

BOGOR 44%
Target Mei 23

KOTA BANJAR 42%


≥37.5%

MAJALENGKA 41%

PURWAKARTA 39%

TASIKMALAYA 38%
22.5% – 37.4%

KOTA CIMAHI 37%

SUMEDANG 37%
<22.5%

GARUT 36%
Capaian Treatment Coverage Provinsi Jawa Barat sebesar 43%

KOTA SUKABUMI 36%

SUBANG 34%

BANDUNG 33%
Target Mei : 37.5%

CIAMIS 32%

BANDUNG BARAT 30%


JAWA BARAT 79%

KOTA BANJAR 93%

PANGANDARAN 92%

MAJALENGKA 92%

SUBANG 91%

Sumber : data olah SITB per 5 Juni 2023


PURWAKARTA 89%

KUNINGAN 88%

SUKABUMI 87%

TASIKMALAYA 87%

GARUT 83%

KOTA DEPOK 83%


(*kohort penemuan kasus Jan-Mei tahun 2022)

SUMEDANG 82%

KOTA CIMAHI 82%

KOTA TASIKMALAYA 82%

Target BANDUNG BARAT 82%

KOTA BANDUNG 80%


≥90%

CIREBON 79%

BANDUNG 78%

CIANJUR 77%
75% – 89.9%

KARAWANG 77%

BOGOR 77%
<75%

INDRAMAYU 76%

KOTA BOGOR 71%

CIAMIS 71%
Capaian Treatment Success Rate Provinsi Jawa Barat sebesar 79%

KOTA SUKABUMI 70%


Target : 90%

BEKASI 69%

KOTA BEKASI 69%


JAWA BARAT 51%

TASIKMALAYA 82%

GARUT 74%

KOTA CIMAHI 69%

KOTA BANDUNG 69%

Sumber : data olah SITB per 5 Juni 2023


KOTA SUKABUMI 68%

KOTA TASIKMALAYA 65%

PURWAKARTA 62%

KUNINGAN 61%

KARAWANG 61%

KOTA DEPOK 59%

KOTA BOGOR 58%

BANDUNG BARAT 56%

BOGOR 55%

Target CIANJUR 53%

KOTA CIREBON 52%

CIREBON 51%

MAJALENGKA 41%
≥94%

BANDUNG 40%

SUBANG 38%

BEKASI 36%
50% – 92.9%

KOTA BANJAR 33%


Enrollment Rate TBC RO Provinsi Jawa Barat sebesar 51%

SUMEDANG 33%
<50%

CIAMIS 31%

SUKABUMI 31%
Target : 94%

KOTA BEKASI 29%

INDRAMAYU 20%

PANGANDARAN N/A
JAWA BARAT 54%

KOTA CIMAHI 100%

KOTA BANDUNG 65%

BOGOR 53%

TASIKMALAYA 52%

Sumber : data olah SITB per 5 Juni 2023


KOTA TASIKMALAYA 50%

KOTA CIREBON 37%

BEKASI 0%

CIREBON 0%

BANDUNG 0%

BANDUNG BARAT 0%
(*kohort penemuan kasus Jan-Mei tahun 2021)

CIAMIS 0%

CIANJUR 0%

GARUT 0%

Target
INDRAMAYU 0%

KARAWANG 0%

KOTA BANJAR 0%
≥80%

KOTA BEKASI 0%

KOTA BOGOR 0%

KOTA DEPOK 0%
50% – 79.9%

KOTA SUKABUMI 0%

KUNINGAN 0%
<50%

MAJALENGKA 0%
Target : 80%

PANGANDARAN 0%

PURWAKARTA 0%

SUBANG 0%

SUKABUMI 0%

SUMEDANG 0%
Capaian Treatment Success Rate TBC RO Provinsi Jawa Barat sebesar 54%
JAWA BARAT 153%

KOTA CIREBON 357%

PURWAKARTA 333%

KOTA CIMAHI 325%

KOTA TASIKMALAYA 294%

Sumber : data olah SITB per 5 Juni 2023


KOTA BANDUNG 288%

KOTA SUKABUMI 271%

KOTA BOGOR 220%

CIANJUR 218%

KARAWANG 210%

GARUT 163%

KOTA BANJAR 150%

BANDUNG 145%

SUBANG 144%

KOTA BEKASI 136%


Target
BOGOR 119%

BEKASI 117%
≥90%

SUKABUMI 115%

INDRAMAYU 110%

MAJALENGKA 109%

KOTA DEPOK 106%


50% – 89.9%

BANDUNG BARAT 103%


<50%

PANGANDARAN 100%

94%
Target : 90%

KUNINGAN

SUMEDANG 88%

CIAMIS 87%

77%
Cakupan Penemuan Kasus TBC Anak Provinsi Jawa Barat sebesar 153%

CIREBON

TASIKMALAYA 39%
JAWA BARAT 10%

KOTA TASIKMALAYA 30%

BANDUNG BARAT 27%

TASIKMALAYA 21%

KUNINGAN 20%

Sumber : data olah SITB per 5 Juni 2023


PANGANDARAN 19%

MAJALENGKA 18%

PURWAKARTA 16%

SUBANG 13%

CIREBON 12%

KOTA BOGOR 12%


yang dilakukan IK sebesar 10%

KOTA BANDUNG 12%

KOTA DEPOK 11%

KOTA BEKASI 10%

Target
KOTA SUKABUMI 10%

SUMEDANG 8%

BOGOR 8%
≥90%

BANDUNG 8%

BEKASI 8%

KOTA CIREBON 7%
Capaian Indeks Kasus (all cases) Provinsi Jawa Barat

50% – 89.9%

GARUT 7%

KOTA BANJAR 7%
<50%

SUKABUMI 5%

CIANJUR 4%

KARAWANG 4%

CIAMIS 4%
Target : 90%

KOTA CIMAHI 4%

INDRAMAYU 4%
Capaian Investigasi Kontak Provinsi Jawa Barat Tahun 2023
Kaskade Investigasi Kontak

35000

30440 29767
30000

98% dari Jumlah


25000 kontak yang
diidentifikasi
dilakukan
investigasi
20000

15000
52% dari jumlah
kontak yang
10000 memenuhi syarat 12% dari jumlah
7565 rujukan terduga kontak yang
5746 diperiksa diperiksa menjadi
sakit TBC
5000 2999
368 979
0
Total Kasus Indeks Jumlah Kontak yang Jumlah Kontak yang Jumlah Kontak yang Jumlah Kontak yang Jumlah Kontak yang Jumlah Kontak
yang sudah dilakukan diidentifikasi diinvestigasi memenuhi syarat diperiksa terduga sakit TBC Penerima TPT
IK rujukan terduga

Sumber : data olah SITB per 5 Juni 2023


16
JAWA BARAT 2.584

BOGOR 519

KOTA BANDUNG 321

KOTA BEKASI 302

KOTA DEPOK 274

Sumber : data olah SITB per 5 Juni 2023


BANDUNG BARAT 260

SUBANG 163

CIREBON 101

KOTA BOGOR 99

KOTA CIMAHI 79

BEKASI 63

CIAMIS 59

BANDUNG 54
2.584 kontak serumah menerima TPT

PURWAKARTA 51

SUMEDANG 48

KOTA TASIKMALAYA 42

MAJALENGKA 41
di Provinsi Jawa Barat pada Tahun 2023 (1,2%)
Target pemberian TPT pada kontak serumah tahun 2023 sebesar 58%

KUNINGAN 37

PANGANDARAN 20

SUKABUMI 18

KOTA SUKABUMI 12

GARUT 9

TASIKMALAYA 6

KARAWANG 4

KOTA CIREBON 2

CIANJUR 0

INDRAMAYU 0

KOTA BANJAR 0
Tim Percepatan Penanggulangan TBC Sesuai Perpres 67/2021
Kebijakan-Kebijakan
dalam Tindak Lanjut Perpres No. 67 Tahun 2021 Tentang Penanggulangan TBC

Keputusan Menkes RI No. HK Keputusan Dirjen Yankes No.


Keputusan Dirjen Yankes No.
01.07/MENKES/1128/2022 4110/2022
Akreditasi HK.02.02/I/105/2023
tentang Standar Akreditasi Rumah tentang Pedoman Survei Akreditasi
tentang Instrumen Survei Akreditasi Klinik
Sakit Rumah Sakit

Proses Revisi Permenkes No 67


Keputusan Menkes RI Nomor Tahun 2016 (termasuk penyelenggaran
SE Dirjen P2P No 936 Tahun 2021
Kualitas HK.01.07/Menkes/1936/2022 Sanatorium)
tentang Perubahan Alur Diagnosis &
tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter
Layanan TBC di FKTP
Pengobatan TBC

SE Dirjen Yankes
Surat Direktur P2P No. No. HK.02.02/C/405/2023 Surat Dirjen Yankes No.
Keterlibatan PM.01.01/C.III/862/2023 tentang Kewajiban Klinik untuk PM.01.01/III/3726/2022
tentang Pemberitahuan Update Pencatatan Melakukan Pelayanan TBC terkait Kewajiban Pelaporan dan
RS, DPM, Komprehensif & Pelaporan Kaitannya dengan Akreditasi di FKRTL
dan Pelaporan TBC Klinik dan Tempat
Klinik Praktik Mandiri Penanganan Kasus TBC melalui Sistem Swasta
Informasi TBC

Keterlibatan Surat Pemberitahuan dari BPJS SE Dirjen P2P No.


Kesehatan No. 16633/III.2/1122 HK.02.02/C/404/2023 terkait Permendagri No 59
BPJS Kes, Tahun 2021 Tentang Permenaker No.13 Tahun
Tahun 2022 terkait Tindak Lanjut Tindak Lanjut Perpres No. 67 2022 tentang Penanggulangan
Kemendagri Penerapan Standar
Perpres No. 67 Tahun 2021: No. reg Tahun 2021 dalam Kerangka Pelayanan Minimal Tuberkulosis di Tempat Kerja
& Kemenaker SITB sebagai syarat klaim FKRTL Pelayanan TBC di Era JKN
Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2021

Acuan bagi Kementerian/ Lembaga, Pemerintah Daerah Provinsi,


Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, Pemerintah Desa, dan Pemangku
Kepentingan dalam melaksanakan penanggulangan TBC.

Pengaturan tentang Penanggulangan Tuberkulosis:

• Target dan strategi nasional eliminasi TBC;


• Pelaksanaan strategi nasional eliminasi TBC;
• Tanggung jawab pemerintah pusat dan pemerintah daerah;
• Koordinasi percepatan penanggulangan TBC;
• Peran serta masyarakat;
• Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan;
• Pendanaan.
TANGGUNG JAWAB PUSAT – DAERAH
Sesuai Perpres 67 tahun 2021

PEMERINTAH PUSAT PEMERINTAH DAERAH


• Menetapkan kebijakan terkait • Mencantumkan TBC sebagai indikator dalam RPJMD dan
Penanggulangan TBC renstra Pemda
• Melaksanakan kegiatan • Mengoordinasikan pelaksanaan dan menyediakan
Penanggulangan TBC secara pendanaan kegiatan penanggulangan TBC
terintegrasi • Menyediakan dan meningkatkan SDM agar dapat
• Menyediakan sumber daya yang mencapai target SPM terkait penanggulangan TBC
diperlukan • Melakukan penemuan kasus baru secara aktif dan cepat
• Melakukan mitigasi dampak psikososial dengan melibatkan masyarakat
dan ekonomi yang dihadapi pasien dan • Memastikan semua orang yang terdiagnosis, tercatat dan
keluarganya terlaporkan dalam SITB serta memberikan pengobatan
• Melakukan upaya perlindungan sosial pencegahan terhadap populasi rentan
dan pemberdayaan terhadap pasien • Menyusun dan menetapkan kebijakan Gubernur atau
dan masyarakat terdampak TBC Bupati/Walikota agar pasien TBC menjalankan pengobatan
Untuk Percepatan Eliminasi TBC Tahun 2030, Pemerintah
Untuk Percepatan Eliminasi TBC Tahun Daerah:
2030 di Pemerintah Pusat: • Perlu menetapkan Pergub/Perbup/Perwali yang mengacu
• Telah dibentuk Tim Percepatan kepada Perpres No. 67 tahun 2021 dan SPM
Penanggulangan TBC dan Wadah • Wajib melaporkan tentang implementasi Perpres ke
Kemitraan Penanggulangan TBC Menteri Kesehatan 21
secara terpisah dengan tupoksi • Perlu melibatkan unsur masyarakat sesuai tupoksi
PERAN SERTA ORGANISASI MASYARAKAT SIPIL
Sesuai Perpres 67 tahun 2021

Masyarakat berperan serta dalam Penanggulangan TBC berdasarkan prinsip kemitraan.


Peran serta berupa:
• Menyelenggarakan kegiatan penanggulangan TBC untuk mendukung upaya yang dilakukan pemerintah pusat dan
pemerintah daerah, khususnya yang bersifat promotif, preventif, dan rehabilitatif.
• Menyediakan dukungan untuk pasien TBC yang bersifat komplementer;.
• Mencegah terjadinya stigma dan diskriminasi terhadap kasus TBC di masyarakat.
• Mendukung upaya program tuberkulosis nasional dalam mengidentifikasi dan mengatasi tantangan mutu pelayanan
dengan memberikan umpan balik masyarakat terhadap kualitas layanan tuberkulosis yang berpusat pada kebutuhan
pasien
• Memberikan masukan dalam penyusunan kebijakan terkait dengan penanggulangan TBC.
• Membantu melaksanakan mitigasi bersama pemerintah pusat dan pemerintah daerah terhadap dampak psikososial
dan ekonomi yang dihadapi pasien TBC resisten obat dan keluarganya
Catatan :
1. Pemda melibatkan masyarakat dalam penemuan kasus TBC
2. Dalam rangka keberhasilan pengobatan bisa melibatkan tokoh
masyarakat dalam jejaring pelacakan
22
PEMANTAUAN, EVALUASI, DAN PELAPORAN

• Menteri/ pimpinan lembaga serta Gubernur dan Bupati/ Walikota


melakukan pemantauan dan evaluasi serta menyusun laporan yang
bertujuan untuk:
1. Pemantauan dilakukan untuk memastikan berjalannya kegiatan
percepatan Eliminasi TBC
2. Evaluasi dilakukan untuk memastikan tercapainya target percepatan
Eliminasi TBC
3. Pelaporan dilakukan untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan
kegiatan percepatan Eliminasi TBC
• Penyampaian laporan dilakukan 1 (satu) kali dalam 6 (enam) bulan atau
sewaktu-waktu apabila diperlukan.
• Hasil evaluasi Penanggulangan TBC di tingkat provinsi dilaporkan oleh
masing-masing Pemimpin Daerah kepada Menteri Kesehatan
23
PENDANAAN

• Pelaksanaan upaya penanggulangan TBC dibebankan pada


1. APBN
2. APBD
3. Sumber lain yang sah dan tidak mengikat sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan
• Pendanaan dipenuhi melalui komitmen pendanaan: pemerintah
pusat, pemerintah daerah, dan pengelolaan pendanaan melalui
mekanisme program jaminan kesehatan yang tepat sasaran.

24
Upaya Percepatan Penanggulangan TBC
Arahan Menteri Kesehatan untuk Program TBC
Rangkuman arahan untuk 2023

Untuk mencapai 90% dari estimasi kasus TBC nasional, diperlukan penemuan 16.700 kasus
1 per minggu, serta faskes wajib melaporkan penemuan kasus di bulan-bulan sebelumnya yang
belum terlaporkan
Peningkatan cakupan pelaporan dari seluruh faskes (RS Pemerintah, RS Swasta,
2
Puskesmas, DPM/Klinik)
Memantau RS tipe B, C dan D, khususnya pada 25 Kabupaten/Kota di 8 provinsi prioritas
3 eliminasi TBC yang sudah memiliki user SITB tetapi belum melaporkan kasus

4 Mempercepat penyelesaian koneksi TCM dengan software konektivitas

5 Monitoring dan umpan balik rutin implementasi Zero Reporting dari faskes

6 Implementasi investigasi kontak dan pemberian TPT pada kontak serumah

Pemanfaatan platform pencatatan kasus TBC bagi faskes yang belum mampu akses ke SITB
7
(NAR TBC, WIFI TB)

8 Penggunaan no register SITB sebagai dasar klaim BPJS-Kesehatan


Strategi Penanggulangan Tuberkulosis
Target 20301,2 : Incidence Rate (IR): 65 per 100 ribu penduduk; Angka kematian: 6 per 100.000 penduduk
≥90% kasus ditemukan dan diobati; ≥90% berhasil diobati; 80% pemberian TPT pada kontak serumah
Capaian 20213 : Incidence Rate (IR): 354 per 100 ribu penduduk; Angka kematian: 52 per 100.000 penduduk
Capaian 20224 : 74% kasus ditemukan dan diobati; 85% berhasil diobati; 1.1% pemberian TPT pada kontak serumah

1 Pencegahan 2 Surveilans 3 Penanganan Kasus


• Imunisasi BCG • Investigasi kontak (contact tracing) • Penyediaan sarana atau jejaring
• Pencegahan dan Pengendalian Infeksi • Penemuan aktif (ACF) di populasi umum diagnosis TBC di semua layanan rujukan
TBC dan populasi berisiko • Penyediaan logistik TBC yang
• Pemberian Terapi Pencegahan TBC • Penyediaan akses untuk skrining, mencukupi dan berkesinambungan
(TPT) pada Kontak Serumah sarana diagnosis laboratorium dan • Tatalaksana efek samping obat
penunjang • Pemantauan minum obat
• Surveilans aktif di Puskesmas dan • Dukungan biaya transport pasien TBC
Rumah Sakit Resisten Obat
• Penyediaan SDM yang memadai • Peningkatan kapasitas nakes dalam
pencegahan, pengobatan dan perawatan
kasus di layanan

4 Promosi Kesehatan5
• Pemanfaatan media cetak, media elektronik, dan tatap muka yang memuat pesan pencegahan dan pengendalian TBC
• Peningkatan keterpaduan pelaksanaan program melalui kemitraan dengan lintas program atau sektor terkait dan jejaring pelayanan TBC di fasyankes
pemerintah maupun swasta (public private mix)
• Pemberdayaan masyarakat melalui pemberian informasi, penyuluhan, dan membantu masyarakat agar berperan aktif dalam pencegahan TBC
1) Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2021 tentang Penanggulangan Tuberkulosis;
2) Strategi Nasional Penanggulangan Tuberkulosis tahun 2020-2024;
3) Global Tuberculosis Report 2022 (WHO, 2022);
4) Sistem Informasi Tuberkulosis; data per 21 Januari 2023;
5) Rancangan Revisi Peraturan Menteri Kesehatan No. 67 Tahun 2016 tentang Penanggulangan Tuberkulosis.
Kendala dan Tantangan Pelaksanaan Penanggulangan TBC

PENCEGAHAN SURVEILANS PENANGANAN KASUS

• Cakupan pemberian terapi • Jumlah dan akses ke


pencegahan TBC (TPT) layanan diagnosis perlu
• Skrining TBC pada
rendah populasi risiko tinggi belum ditingkatkan
optimal • Pemanfaatan dan akses
• Pemahaman tenaga
kesehatan dalam obat anti TBC oleh faskes
• Investigasi kontak belum
pemberian TPT belum swasta kurang
optimal
optimal • Peningkatan sarana dan
• Notifikasi kasus faskes
kompetensi untuk
• Dukungan lintas sektor swasta rendah
dalam pencegahan faktor menangani kasus TBC
• Jejaring internal faskes berat
risiko TBC untuk tatalaksana kasus
• Penguatan PMO pada
• Perilaku hidup sehat standar belum kuat
pasien TBC, termasuk
untuk pencegahan kurang
pendampingan komunitas

Stigma, Perception of Illness / Disease, Health Seeking Behaviour, dll

Anda mungkin juga menyukai