Anda di halaman 1dari 26

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

KETUA TIM KERJA TBC-ISPA

Update Kebijakan dan Capaian TBC serta Peran


Klinik dalam Program TBC
Disampaikan pada
Pertemuan Pelibatan Klinik Swasta dan Sosialisasi Penggunaan Aplikasi SITB dalam
Mendukung Implementasi Program Tuberkulosis
16 Januari 2022
OUTLINE

• Peta Jalan Eliminasi TBC


• Situasi TB di Indonesia
• Update Kebijakan dan Strategi
Program TBC
• Penguatan Pelibatan Klinik
Swasta dalam Program TBC
• Peran Klinik dalam Program
TBC

2
• Peta Jalan Eliminasi TBC
• Situasi TB di Indonesia
• Update Kebijakan dan Strategi Program TBC
Topik
• Penguatan Pelibatan Klinik Swasta dalam
Program TBC
• Peran Klinik dalam Program TBC

3
Peta jalan eliminasi TBC di Indonesia sesuai dengan target global

2022 2025 2030

Target Insidensi turun 50% Insidensi turun 80%


Nasional 163 per 100 ribu penduduk 65 per 100 ribu penduduk
Kematian turun menjadi
6 per 100 ribu*

Indikator • Treatment coverage 90% • Treatment coverage 90% • Treatment coverage ≥ 90%
• Success Rate 90% • Success Rate 90% • Success Rate ≥ 90%
• Terapi Pencegahan TBC (TPT) • Terapi Pencegahan TBC (TPT) • Terapi Pencegahan TBC (TPT)
kontak serumah 48% kontak serumah 70% kontak serumah ≥ 80%
Target Global • Insidensi turun 50% • Insidensi turun 80%
END TB • Kematian akibat TBC turun • Kematian akibat TBC turun
Strategy** 75% 90%

Catatan:
*Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2021 tentang Penanggulangan Tuberkulosis
**Baseline insiden tahun 2015: 325 per 100 ribu penduduk
Strategi Nasional Eliminasi TBC
Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2021 tentang Penanggulangan Tuberkulosis

Penguatan komitmen dan kepemimpinan pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota


a untuk mendukung percepatan eliminasi TBC 2030

b Peningkatan akses layanan TBC bermutu dan berpihak pada pasien

Optimalisasi upaya promosi dan pencegahan, pemberian pengobatan pencegahan TBC


c dan pengendalian infeksi;

d Pemanfaatan hasil riset dan teknologi skrining, diagnosis, dan tatalaksana TBC

Peningkatan peran serta komunitas, mitra dan multisektor lainnya dalam eliminasi
e Tuberkulosis

f Penguatan manajemen program melalui penguatan sistem Kesehatan


• Peta Jalan Eliminasi TBC
• Situasi TB di Indonesia
• Update Kebijakan dan Strategi Program TBC
Topik • Penguatan Pelibatan Klinik Swasta dalam
Program TBC
• Harapan dan Peran Klinik dalam Program
TBC

6
Capaian Treatment Coverage sebesar 72%
*berdasarkan notifikasi kasus TBC dan estimasi beban TBC 969.000
INDONESIA 72%
JABAR 117%
BANTEN 103%
GORONTALO 100%
DKI JAKARTA 97%
JATENG
SULUT
80%
79%
Capaian Treatment
JATIM
PAPUA
72%
72%
Coverage yang belum
SULSEL
MALUT
70%
68%
mencapai target
MALUKU
KALBAR
62%
61%
dikarenakan dua
SULBAR
SULTRA
60%
58%
permasalahan utama
SULTENG
DIY 57%
57% Target : 90%
yaitu masih adanya
KALTARA
SUMBAR
55%
54%
kasus yang belum
KALTIM
SUMUT
54%
54%
ditemukan dan kasus
ACEH
SUMSEL
53%
53%
yang sudah
LAMPUNG
KALSEL 48%
52% ditemukan tetapi
NTB
KEPRI
45%
42%
belum dilaporkan
RIAU 41%
KALTENG 41%
BABEL 40%
BENGKULU 39%
PAPUA BARAT 39%
JAMBI 39%
NTT 38%
BALI 33%

Sumber data: Dashboard SITB per 9 Januari 2022


Capaian Treatment Success Rate sebesar 84%
(*kohort penemuan kasus tahun 2021)
INDONESIA 84%
LAMPUNG 96%
SUMSEL 91%
RIAU 91%
SUMUT 90%
NTB 89%
SULBAR
NTT
89%
88%
Capaian Treatment
BANTEN
JATIM
88%
88%
Success Rate yang
SULUT
SULSEL
88%
86% belum mencapai
JAMBI
BENGKULU
86%
85% target dipengaruhi
SUMBAR
ACEH
85%
85% masih banyaknya
GORONTALO
BABEL
84%
84% kasus yang lost to
JATENG
DIY 84%
84% Target : 90% follow up / kasus
hilang selama masa
SULTRA 83%
BALI 83%
KALTIM
pengobatan dan tidak
82%
SULTENG 82%
KALBAR 80%
JABAR 80% dievaluasi
KALTENG 79%
MALUT 79%
KEPRI 78%
KALSEL 78%
DKI JAKARTA 77%
KALTARA 75%
MALUT 72%
PAPUA 71%
PAPUA BARAT 71%

Sumber data: Data olah SITB per 2 Januari 2022


KONTRIBUSI FASYANKES DALAM PELAPORAN TBC
DI INDONESIA TAHUN 2022
4.000.000 Cascade Jumlah Kasus 100% 97%
94%95% % Fasyankes Lapor
3.500.000 di Indonesia, 2022 90%
di Indonesia, 2022
83%
3.000.000 80% 80%
80% 76%
2.500.000 71%
70% 67%
2.000.000

1.500.000 60%

1.000.000 50%
500.000
40%
0
(n)
(n) Terduga (n) Kasus TBC 30%
Terkonfirmasi
TBC Diobati 23%
TBC 21% 20%
DPM 3.713 862 805 20%
14%
13%
Klinik Swasta 32.980 7.298 5.535 9%
10% 6%
Klinik Pemerintah 37.781 2.241 2.058 4% 3%
RS Swasta 359.171 159.637 117.561 0%
RS Pemerintah 481.239 184.267 107.952 Puskesmas + RS RS Swasta Klinik Klinik Swasta DPM
Puskesmas + BBKPM 2.553.319 295.196 324.815 BBKPM Pemerintah Pemerintah

(%) Terduga TBC (%) Terkonfirmasi TBC (%) Kasus TBC Diobati

Data SITB dan WIFI TB 2022 per 2 Januari 2023


120%
100% 94% 95% 97% 92% 93% 95%
84% 78% 83% 80%
80% 67% 65% 71% 67%
60% 63%
60% 52% 54%
40%
20%
0%
Lapor TB.06 Lapor TB.03 Lapor TB.06 Lapor TB.03 Lapor TB.06 Lapor TB.03

TREND FASYANKES Puskesmas RS Pemerintah RS Swasta

LAPOR TERDUGA & 2020 2021 2022


KASUS TBC 3000

2510
TAHUN 2020-2022 2500

2000

1500

1000
633
500 264 292
199 179 216 187 193 131 177
119
0

Lapor TB.06 Lapor TB.03 Lapor TB.06 Lapor TB.03


DPM/Klinik Swasta Klinik Pemerintah
2020 2021 2022
Sumber Data :
2022 : SITB per Januari 2023
3.000.000
2.500.000
2.000.000
1.500.000
1.000.000
500.000
-
(n) Terduga (n) Terduga (n) Terduga
(n) Kasus TBC (n) Kasus TBC (n) Kasus TBC
TBC TBC TBC
Puskesmas RS Pemerintah RS Swasta
2020 1.044.123 232.425 267.360 63.031 139.938 54.848
2021 1.288.625 245.820 294.618 70.277 177.399 73.736
TREND KONTRIBUSI 2022 2.553.319 324.815 481.239 107.952 359.171 117.561

PENEMUAN TERDUGA 2020 2021 2022

& KASUS TBC 40.000


35.000
TAHUN 2020-2022 30.000
25.000
20.000
15.000
10.000
5.000
-
(n) Terduga TBC (n) Kasus TBC (n) Terduga TBC (n) Kasus TBC
DPM/Klinik Swasta Klinik Pemerintah
2020 5.750 2.565 8.613 223
2021 7.402 2.985 10.637 1.174
2022 36.693 6.340 37.781 2.058
2020 2021 2022
Sumber Data :
2022 : SITB per Januari 2023
• Peta Jalan Eliminasi TBC
• Situasi TB di Indonesia
• Update Kebijakan dan Strategi Program TBC
Topik
• Penguatan Pelibatan Klinik Swasta dalam
Program TBC
• Peran Klinik dalam Program TBC

12
Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2021
Tentang Penanggulangan TBC

Penguatan Jejaring Internal Kewajiban Pelaporan


Layanan TBC di Fasyankes (Mandatory Notification)
Pasal 12 Ayat 1 Pasal 12 Ayat 4
Optimalisasi upaya penemuan Setiap Fasilitas Pelayanan
kasus TBC secara pasif intensif Kesehatan yang menemukan
berbasis Fasilitas Pelayanan pasien TBC wajib melaporkan
Kesehatan dan secara aktif berbasis kepada dinas kesehatan
institusi dan komunitas. kabupaten/ kota.

Pasal 12 Ayat 2 Pasal 24 Ayat 2


Penemuan kasus TBC secara pasif Salah satu tanggung jawab
intensif dilakukan melalui Pemerintah Daerah adalah
pemeriksaan pasien dengan gejala memastikan semua orang
TBC yang datang ke Fasilitas yang terdiagnosis TBC tercatat
Pelayanan Kesehatan dan dan terlaporkan dalam sistem
terintegrasi dengan pelayanan informasi TBC.
kesehatan lainnya.
Kebijakan Program TBC di Indonesia

Peraturan Presiden Peraturan Menteri SE Menteri Kesehatan SE Dirjen Yankes


Kesehatan RI No. 67 No. No.
No. 67 Tahun 2021 Tahun 2016 HK.02.02/1/2270/2022
HK.02.01/MENKES/660/2020

tentang tentang Kewajiban tentang Kewajiban Klinik


Penanggulangan Fasyankes dalam & DPM untuk registrasi
Tuberkulosis Melakukan Pencatatan fasyankes dan pelaporan
dan Pelaporan Kasus TBC penanganan TBC melalui
sistem informasi TBC
Pemberian Reward SKP IDI untuk Dokter dalam Penatalaksanaan
Pasien Tuberkulosis
SK PB IDI No.0748/PB/A.4/09/2022 tentang Pemberian SKP bagi Dokter Praktik Mandiri, Klinik,
Puskesmas, dan Rumah Sakit dalam Penatalaksanaan Pasien TBC
Dokter dan dokter spesialis Sosialisasi (22 – 24 Nov 2022)
Sasaran Praktik Mandiri, Klinik,
Puskesmas, dan Rumah Sakit Besama PB IDI dan KOPI TB
melakukan kegiatan sosialisasi
1-10 terduga TBC : 1 SKP dengan materi :
Penemuan
11-30 terduga TBC : 2 SKP 1)Kebijakan program TBC,
Terduga
>30 terduga TBC : 3 SKP 2)Update tatalaksana TBC
Penegakan 3)Mekanisme pemberian SKP
Diagnosis 1-10 terduga TBC : 2 SKP IDI bagi Dokter terkait
bagi 11-30 terduga TBC : 3 SKP Penatalaksanaan Pasien TBC
Terduga >30 terduga TBC : 4 SKP
TBC Peserta kegiatan
Setiap pasien TB baru Dokter, anggota IDI
yang telah Cabang/Wilayah, Dinkes
Pengobatan menyelesaikan Provinsi serta Kab/Kota di
pengobatan : 2 SKP seluruh Indonesia
pasien TBC
(Sembuh, Pengobatan
Lengkap, Keberhasilan
Rujukan Pengobatan)
Surat Pemberitahuan dari BPJS
Kesehatan Terkait Tindak Lanjut
Perpres 67/2021

Sebagai tindak lanjut dari Perpres 67 tahun


2021, BPJS Kesehatan telah mengeluarkan
surat pemberitahuan yang menyatakan
nomor register pelaporan pasien TBC
peserta JKN di tingkat FKRTL* menjadi
syarat klaim yang dibayarkan oleh BPJS
Kesehatan

Hal ini mulai diimplementasikan oleh BPJS


Kesehatan untuk pengajuan klaim sejak
bulan November 2022.
*) Rumah Sakit dan Klinik Utama
Arahan Menteri Kesehatan untuk Program TBC
Menargetkan penemuan kasus TBC 16.700 kasus per minggu, serta melaporkan
1 penemuan kasus mingguan di bulan-bulan sebelumnya yang belum terlaporkan

2 Pelaporan dari RS Pemerintah, RS Swasta dan Puskesmas mencapai 100%

Memantau dan memastikan semua RS khususnya pada Kabupaten/Kota dan provinsi


3 dengan beban kasus TBC tinggi untuk melaporkan kasus ke SITB

4 Mempercepat koneksi TCM dengan software konektivitas

5 Semua lab/fasyankes pemilik NAR untuk mempergunakan koneksi COVID untuk TBC

6 Melakukan pertukaran data dengan BPJS-Kesehatan

Berkoordinasi dengan Dirjen Yankes untuk mensosialisasikan SITB ke seluruh


7 klinik swasta untuk dimasukkan sebagai syarat akreditasi
• Peta Jalan Eliminasi TBC
• Situasi TB di Indonesia
• Update Kebijakan dan Strategi Program TBC
Topik
• Penguatan Pelibatan Klinik Swasta dalam
Program TBC
• Peran Klinik dalam Program TBC

18
Panduan Praktik Klinis Bagi
Dokter di FKTP
KMK Nomor HK.01.07/MENKES/1936/2022
KMK Nomor HK.01.07/MENKES/11866/2022

Berdasarkan peraturan tersebut


dijelaskan bahwa Tuberkulosis
dikategorikan sebagai salah satu
penyakit dengan tingkat kemampuan
dokter 4A.
IDENTIFIKASI KONTRIBUSI PELAYANAN TUBERKULOSIS
PENEMUAN INISIASI PENGOBATAN SAMPAI
TINGKAT PENEGAKAN DIAGNOSIS
TERDUGA PENGOBATAN SELESAI
1 TB.05*, TB.06 melalui WIFI TB

2 TB.05, TB.06 melalui SITB/WIFI TB


3 TB.05, TB.06, TB.01, TB.03, TB.09 melalui SITB/WIFI TB**
4 TB.05, TB.06, TB.01, TB.03 melalui SITB/WIFI TB
Catatan:
Puskesmas Tingkat 4 1. Seluruh fasyankes didorong memberikan tatalaksana TBC
RS Pemerintah Tingkat 4, 3, 2 secara komprehensif sampai dengan selesai pengobatan
RS Swasta Tingkat 4, 3, 2 (tingkat 4);
2. Fasyankes yang belum mampu melaksanakan sampai tingkat 4,
Klinik Pemerintah Tingkat 4, 3, 2
dapat diidentifikasi opsi maksimal lainnya untuk kontribusi
Klinik Swasta Tingkat 4, 3, 2
awal. Secara bertahap, opsi kontribusi fasyankes perlu
Dokter Praktik Mandiri Tingkat 4, 3, 2, 1 ditingkatkan;
3. Seluruh fasyankes wajib mencatat dan melaporkan seluruh
terduga/kasus TBC ke sistem informasi TBC;
SITB 4. Secara ideal, seluruh kasus TBC tanpa penyulit dapat
Sistem pencatatan dan pelaporan ditatalaksana di FKTP;
untuk TBC, 5. Kasus TBC tanpa penyulit perlu dirujuk balik dari FKRTL ke
Diperuntukkan untuk seluruh fasyankes FKTP dengan mempertimbangkan preferensi pasien
(*) Formulir pencatatan manual
(termasuk klinik). (**) WiFi TB hanya digunakan untuk DPM dengan kontribusi utamanya sampai tingkat 1 dan memiliki
keterbatasan SDM dan sarana prasarana
Tersedia dalam versi mobile dan website.
Kebijakan Public-Private Mix dalam Penanggulangan TBC
Penerapan PPM di Indonesia Pelaksanaan kegiatan DPPM yang
menitikberatkan pada pelaksanaan dikoordinasikan oleh Dinas Kesehatan
1 di tingkat kab/kota yang disebut
District-based Public Private Mix
2 Kab/Kota dengan melibatkan seluruh
pemangku kepentingan terkait;
(DPPM);
Layanan TBC yang diberikan oleh
Kegiatan DPPM harus melibatkan fasyankes meliputi: penemuan terduga

3 semua fasyankes yang memberikan 4 TBC, penegakan diagnosis, pengobatan


dan pemberian terapi pencegahan
layanan TBC di masing-masing
kabupaten/kota tuberkulosis yang sesuai dengan standar;

Semua fasyankes wajib terlibat dalam jejaring


DPPM dengan melaporkan hasil kegiatan
5 layanan TBC yang diberikan melalui sistem
informasi TBC yang ditetapkan;
STRATEGI DAN INTERVENSI PELIBATAN DPM/ KLINIK DI INDONESIA
1.Memastikan DPM/Klinik memiliki akses terhadap pemeriksaan TCM dan OAT Program
2.Mendorong keterlibatan DPM/Klinik dalam jejaring PPM yang dikoordinasikan oleh Puskesmas
Ekspansi Akses Layanan Wilayah
TBC dan Keterlibatan 3.Memastikan DPM/Klinik terlibat dalam jejaring diagnosis dan pengobatan TBC (inisiasi pengobatan,
dalam Jejaring Layanan TB pindah pengobatan)
4.Memastikan DPM/Klinik memiliki akses terhadap dukungan organisasi komunitas untuk pelacakan
LTFU dan pendampingan pasien yang dikoordinasikan oleh Puskesmas dan Dinkes

1.Melakukan peningkatan kapasitas berupa workshop, webinar dan OJT kepada DPM/Klinik
2.Melibatkan KOPI TB/organisasi profesi/asosiasi faskes untuk memberikan peningkatan kapasitas dan
Peningkatan Kapasitas pendampingan kepada DPM Klinik
3.Mengembangkan E-Learning sebagai sarana pembelajaran kapan saja dan dimana saja yang dapat
diakses oleh tenaga kesehatan

1.Mensosialisasikan penggunaan SITB bagi Klinik


2.Mensosialisasikan aplikasi WIFI TB sebagai alternatif bagi DPM yang belum mampu menggunakan SITB
dan memiliki keterbatasan SDM/Sapras
Penguatan Surveilans TB 3.Melakukan monitoring, evaluasi, validasi data dan umpan balik secara rutin oleh Puskesmas dan
Dinkes
4.Melibatkan BPJS Kes, Organisasi Profesi dan Asosiasi Faskes dalam melakukan monitoring, evaluasi,
sinkronisasi dan validasi data TBC secara rutin

1.Mendorong KOPI/ OP TB/organisasi profesi untuk mengembangkan mekanisme reward untuk DPM
Pengembangan Klinik, seperti SKP IDI, SKP dari Organisasi profesi lainnya
mekanisme reward & 2.Mendorong pemberian insentif dihubungkan dgn pembiayaan Kesehatan (BPJS) , masuk sistem
punishment kredensialing BPJS/ paket layanan berdasarkan performance base payment, (Uji coba tahun 2022
dilakuakan di medan dan Denpasar untuk SHP)
Dukungan Program TBC terhadap Klinik yang Terlibat
dalam Program TBC

Memberikan peningkatan Memfasilitasi akses untuk


kapasitas terkait tatalaksana dan
pelaporan tuberculosis, berupa
sistem pencatatan dan
pelatihan, on the job training (OJT) pelaporan tuberkulosis
dan/atau bimbingan teknis (SITB)

Bersama Dinas Kesehatan dan


Menyediakan akses Obat Anti Puskesmas menyediakan dukungan
Tuberkulosis (OAT) dan Bahan pengobatan pasien TBC, seperti
Habis Pakai (BHP) dalam investigasi kontak, pendampingan
rangka penyelenggaraan pasien, pelacakan pasien mangkir, dan
layanan tuberkulosis koordinasi pindah pengobatan
• Peta Jalan Eliminasi TBC
• Situasi TB di Indonesia
• Update Kebijakan dan Strategi Program TBC
Topik
• Penguatan Pelibatan Klinik Swasta dalam
Program TBC
• Peran Klinik dalam Program TBC

25
Peran Klinik dalam Program TBC
Memastikan adanya sumber daya manusia yang bertanggung jawab atas pelaksanaan
a program tuberkulosis di klinik

Melakukan penjaringan terduga dari seluruh unit layanan & Melakukan penegakan
b diagnosis dan tatalaksana pasien tuberkulosis sesuai standar

Memberikan pelayanan tuberkulosis secara komprehensif hingga pengobatan tuntas dan


c sembuh
Melakukan pencatatan dan pelaporan seluruh terduga dan kasus tuberkulosis yang
d ditemukan dan/atau ditangani melalui SITB secara real time

Terlibat dalam jejaring layanan tuberkulosis berbasis kabupaten/kota dengan fasyankes


e lainnya, dinas kesehatan, serta pemangku kepentingan terkait lainnya
Ikut serta dalam kegiatan peningkatan kapasitas/ workshop terkait penanggulangan
f tuberkulosis yang diselenggarakan oleh puskesmas, dinas kesehatan, organisasi profesi,
dan pemangku kepentingan terkait lainnya
Melakukan koordinasi dengan Puskesmas setempat terkait investigasi kontak, pasien
g mangkir, maupun pindah pengobatan
Melakukan koordinasi dengan Puskesmas dan/atau Dinas Kesehatan Daerah
kabupaten/kota setempat atau Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/kota tempat pasien
h berasal untuk akses terhadap pemeriksaan tes cepat molekuler (TCM), obat anti
tuberkulosis (OAT) program, dn mekanisme koordinasi/pendampingan

Anda mungkin juga menyukai