Anda di halaman 1dari 11

Hotel Episode, Kota Tangerang

15 – 16 Juni 2023

Image source: Freepik


KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
Direktorat Jenderal Cipta Karya
Direktorat Sanitasi

SOSIALISASI PERATURAN
PERUNDANGAN
DAK Fisik Infrastruktur Bidang Sanitasi
Tahun Anggaran 2023
Hotel Episode, Kota Tangerang

15 – 16 Juni 2023

Image source: Freepik


KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
Direktorat Jenderal Cipta Karya
Direktorat Sanitasi
TANYA JAWAB TERKAIT MATERI BAPPENAS #1
• Bapak Hinduansyah, Dinas Perumahan Pertanahan Kab. Melawi. Kalimantan Barat
– Meminta slot sanitasi yang sifatnya Sanitasi individual, selama ini yang ada komunal. Jarak antar rumah sangat jauh, topografi
bergelombang, menyulitkan bagi Pemda, lebih besar pipa daripada pembangunan IPAL.
– Integrasi pembangunan sanitasi dengan Stunting.
• Bapak Rafli, Bappenas:
– Sudah dibuka rincian menu kegiatannya, terkait Tangki Septik Individual, dilihat Kembali
• Ibu Nadi Mamuju Tengah, Dinas PUPR Sulawesi Barat
– Sanitasi individu dapat ditambahkan dengan bangunan atas (bilik)?
– Saat ini Mamuju Tengah sedang membangun IPLT, apakah dapat dibiayai (APBN) kelembagaan IPLT dan Pengadaan Truk Tinja?
– Terkait TPS 3R, dibangun di DPUPR. Sedangkan regulasi daerah, yang melaksanakan keberlanjutan/operasional (yang
mempunyai Tugas dan Fungsi) ada di Dinas Lingkungan Hidup. Terkait dengan pengelola, tidak mengetahui bagaimana cara
mengolah sampah, tidak mengetahui pihak offtaker nantinya.
• Bapak Rafli, Bappenas:
– Harapannya disediakan secara swadaya untuk bangunan bilik atas
– Harus mengikuti koridor perencanaan, untuk Truk Tinja sudah ada menu kegiatan DAK. Salah satu penilaian adalah
keberfungsian IPLT dan sudah/belum mendapatkan bantuan Truk Tinja
– Harapannya terkait Business Plan di TPS 3R, pemda sudah paham betul terkait operasionalisasi TPS 3R.
• Bapak Nirwan, Kab. Maros Dinas PUPR Kab. Sulawesi Tenggara
– Lokasi Prioritas Sanitasi DAK 2024 sudah keluar, salah satu prasyarat daerah sanitasi adalah daerah/desa yang masuk ke SK
stunting di Kabupaten masing – masing. Stunting sifatnya kasualistik, banyak/sedikit tetap di SK kan stunting. Sulit menentukan
prioritas. Ada beberapa desa mendapatkan DAK tahun – tahun Sebelumnya, dapat masih ada masalah stunting. Tapi ada yang
bebas stunting, tapi masih membutuhkan intervensi di bidang sanitasi.
• Bapak Rafli, Bappenas:
– Untuk 2024 masih mendukung tema besar yakni Stunting, fokusnya adalah wilayah yang masih memiliki tingkat kondisi
stunting. Stunting tidak hanya dientaskan dengan kuratif tetapi preventif.
– Di Simoni, kita akan mensikronkan dari usulan dengan justifikasi kenapa daerah mengajukan daerah yang akan ditangani, harus
secara tertulis
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
Direktorat Jenderal Cipta Karya
Direktorat Sanitasi
TANYA JAWAB TERKAIT MATERI BAPPENAS #2
• Bapak Darlan, Disperakim, Kab. Grobogan, Jawa Tengah
– Masalah utama adalah lokasi tempat IPAL Komunalnya.
– Masalah pengelolaan, pasca pembangunan sudah ada Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara (KPP). Dari 25 KPP, yang ada iuran hanya ada 1 desa. Sebesar 5 ribu per bulan. Kendala
Operasional dan Pemeliharaan.
– 2019 terdapat hibah SAIG, 1 operator dari Dinas, pengujian effluent dari DLH dinyatakan Baik (memenuhi baku mutu). Walau dengan operasional minim, tapi infrastruktur tetap
optimal.
– Bagaimana strategi pengelolaan SPALD-T di desa.
• Bapak Rafli, Bappenas
– Isu pengelola menjadi pembicaraan utama dari KPP, kendala sudah sering didengar. Sejak ISDB, evaluation report nya adalah kelembagaan dari KPP perlu diperkuat.
– Isu Infrastruktur Berbasis Masyarakat bahwa akan menjadi kajian untuk ditarik oleh OPD (untuk pengelolaannya)
– Untuk SPALD-T seyogyanya masih perlu untuk disedot untuk diolah lebih lanjut di IPLT, menjadi
• Laras, Kota Salatiga
– Pada 2024 mengusulkan DAK Integrasi, permasalahannya adalah terdiri dari 4 IPAL di lokasi.
– Berbasis masyarakat dan paska pekerjaan dilaksanakan oleh KPP.
– Seandainya dilaksanakan/diambil alih oleh dinas/Perumahan kota.
– Kita menginginkan agar operasional oleh UPT dan retribusi dari Pemda. Boleh atau tidak?
– Tangki septik individu, pagu anggaran 5-6 juta/unit. Tergantung standarisasi kab/kota, hanya untuk tangka septik dan resapan, ternyata butuh intervensi jamban yang layak. Karena
5-6 masih kurang
– Lokpri 2024 hanya 4 kecamatan dan 22 kelurahan. Lokus stunting sama dengan tahun Sebelumnya, kita menguslkan tahun yang sama dengan Sebelumnya apakah bisa? Karena di
lokasi kelurahan yang sama, akan dicoret. Kami terbatas lokasi stuntingnya.
• Bapak Rafli, Bappenas
– Keuntungan/Kerugian jika diterapkan akan dikaji terlebih dahulu jika ditarik ke OPD
– Untuk IPAL Komunal diharapkan dapat memenuhi minimal flow 5-10 KK
– Untuk usulan di lokasi yang sama (kelurahan yang sama), selama masih memiliki resiko stunting silakan diusulkan Kembali, asal tidak duplikat penerima manfaatnya.
• Bapak Himyar, Dit. Sanitasi
– Pertanyaan Teknis akan disampaikan oleh Ketua Tim Satgas Sanitasi
• Bapak Basuki, Blitar, Jawa Timur
– Kriteria stunting, padat, kumuh dan miskin. Tidak hanya stunting saja yang membutuhkan intervensi. Bisa ditambahkan selain kriteria stunting.
– Alangkah baiknya ada pengadaan lahan sebagai satu solusi.
– Tahun pertama ada 14 lokasi spalds, apabila diperbolehkan apakah sudah dapat, tapi real di lapangan mohon bisa diakomodir?
– Terkait dengan RAB boleh ditambahkan SPALD-T, jalan2 beton proses pemasangan pipa sedikit susah dan bertambah biayanya
• Bapak Rafli, Bappenas
– Amanat Undang Undang HKPD, sanitasi fokus penanganan peningkatan sumber daya Manusia  penanganan stunting.
– RC Kabupaten/Kota adalah SSK yang telah dimutakhirkan/masih berlaku. Sudah ada studi EHRA, pemetaan resiko sanitasi, dijadikan dasar penilaian desa yang mendapatkan
prioritas. Sanitasi sifatnya bukan kuratif (pengobatan) tapi preventif (pencegahan)
– Yang dimasukan di RC adalah SSK, Kembali lagi pemerintah daerah mempunyai justifikasi yang lebih mutakhir, silakan disampaikan pada saat SIMONI dan dilengkapi bukti – bukti.
– Contohnya, laporan dari sanitarian yang kondisi stunting buruk dan dokumennya menyatakan bahwa desa tersebut beresiko stunting.
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
Direktorat Jenderal Cipta Karya
Direktorat Sanitasi
TANYA JAWAB TERKAIT MATERI BAPPENAS #2
• Bapak Himyar, Dit. Sanitasi
– Dahulu, kenapa Bapak/Ibu tidak mengajukan lokasi yang stunting?
– Penyakitan, kurang gizi, terbelakang, dsb
– 2 tahun belakangan, lokasi stunting semua, ada bantuan, baru diajukan (menjadi prioritas utama)
– Kita harus merubah pola pikir kebijakan dari Pemerintah Pusat.
– Dinas Pengampu di daerah berbeda2, PUPR, tata ruang, permukiman, dsb. Semuanya diampu oleh
Kementerian PUPR. Kedepannya dinas pengampu harus sudah seragam.
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
Direktorat Jenderal Cipta Karya
Direktorat Sanitasi
TANYA JAWAB TERKAIT MATERI BAPPENAS #3
• Bapak Syaiful, Kab. Bima, NTB
– Ada deklarasi ODF, terjadi Euforia berlomba2 deklarasi ODF. Ketika ada program sanitasi berikutnya, ada yang
menyesal dengan ODF karena tidak bisa mendapatkan bantuan Kembali. Boleh atau tidak, justifikasi SSK,
sifatnya preventif bukan kuratif, dari bappenas bisa memberikan rambu2, bisa review/ulas SSK kami,
penegasan bahwa desa2 yang dulu mendeklarasikan ODF bisa meminta bantuan Kembali.
– Tentang bagaimana KPP/KSM, cukup dengan SK kepala Dinas, tapi kalau KSM harus sampai akta notaris, ada
NPWP ada Pajak (?). Beberapa taun ini berusaha menerapkan dengan ideal, tapi susah. Minimal SK Kepala
Desa untuk KPP, karena penerima manfaat diajak untuk berhitung dengan iuran, sangat sedikit, tapi cukup
berat. Mohon kajian/tinjau ulang dari segi status. Kalau dipaksakan akta notaris, tidak bisa dilaksanakan.
Mohon berikan peninjauan Kembali.
– Terkait pagu anggaran mohon mencapai status aman sanitasi, tersebar lokpri/desa2 nya tidak pada satuan
harga yang sama. Mohon lebih fleksibel untuk penentuan per harga KK, misal 6 juta perkotaan, 7 jutaann di
lokasi terpencil untuk biaya langsir/kirim barang. Walau tetap mengharapkan adanya swadaya dari masyarakat.
• Ibu Indah, Kab. Sidodarjo, Jawa Timur
– Pelaksanaan DAK di Sidoarjo, lama memperoleh DAK Fisik Infrastruktur Bidang Sanitasi, selalu SPALD-S
Individual 50 KK. Diberlakukan stunting menjadi lebih sulit dalam menerima DAK, dulu lebih banyak, sekarang
berkurang. Yang membuat kami kesulitan mengambil DAK adalah legalitas lahan. Yang BABS masih menempati
wilayah yang illegal, seperti kali dsb. Ini tidak bisa masuk ke DAK. Mohon masukan di wilayah illegal
– Terkait KPP IPAL mungkin memang diperlukan karena keberlanjutan pemeliharaan harus di KPP, sedangkan di
SPALDS, fungsi KPP tidak ada (diserahkan ke masing-masing individu, penerima/pemilik)
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
Direktorat Jenderal Cipta Karya
Direktorat Sanitasi
TANYA JAWAB TERKAIT MATERI BAPPENAS #3
• Bapak Syaiful, Kab. Bima, NTB
– Apakah Desa yang deklarasi ODF bisa mengusulkan kembali?
– Mohon meninjau kebijakan harus membuat Akta Notaris dan NPWP pada KPPP.
– Penambahan Pagu Anggaran SPALDS di perkotaan/perdesaan.
• Ibu Indah, Kab. Sidodarjo, Jawa Timur
– Pelaksanaan DAK di Sidoarjo, lama memperoleh DAK Fisik Infrastruktur Bidang Sanitasi, selalu SPALD-S
Individual 50 KK. Diberlakukan stunting menjadi lebih sulit dalam menerima DAK, dulu lebih banyak, sekarang
berkurang. Yang membuat kami kesulitan mengambil DAK adalah legalitas lahan. Yang BABS masih menempati
wilayah yang illegal, seperti kali dsb. Ini tidak bisa masuk ke DAK. Mohon masukan di wilayah illegal
– Terkait KPP IPAL mungkin memang diperlukan karena keberlanjutan pemeliharaan harus di KPP, sedangkan di
SPALDS, fungsi KPP tidak ada (diserahkan ke masing-masing individu, penerima/pemilik), mohon review
kembali
• Bapak Rafli, Bappenas
– Dasar SSK untuk memulai pemutakhiran SSK. Skala provinsi membuat Rencana Sanitasi Provinsi (RSP)
– Dokumen ini untuk menyelesaikan sanitasi di daerah, bukan hanya sebagai ajang mendapatkan dana.
– Terkait desa deklarasi ODF, silakan menyampaikan Justifikasi Tertulis ketika SIMONI. Harapannya urgensi2
tersebut erat kaitannya dengan stunting (dapat dikaitkan dengan isu utama stunting, isu Kesehatan) sesuai
tema yang ada.
– Untuk pengusulan nantinya mohon dipersiapkan agar sesuai dengan tema (tema stunting disambungkan
antara kebutuhan dengan pengajuan)
• Bapak Himyar, Dit. Sanitasi
– Untuk SPALDS seharusnya tidak begitu spesifik sampai titik lokasi.
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
Direktorat Jenderal Cipta Karya
Direktorat Sanitasi
KONKLUSI MATERI BAPPENAS
• Bapak Rafli, Bappenas
– DAK FISIK hanya salah satu sumber pendanaan dari banyaknya pendanaan sanitasi
– Sanitasi merupakan urusan wajib pemerintah daerah, anggaran daerah dapat difokuskan untuk penyelesaian
sanitasi.
– Kenapa hanya 12 provinsi yang ditunjuk tahun ini? Karena 6 tertinggi prevalensi stunting tertinggi dan 6
provinsi stunting tertinggi.
– Paradigma sedikit bergeser menjadi
– Arah kebijakan 2024 nantinya menjadi sanitasi Aman, yang artinya dilakukan melakukan sistem terpusat,
kemudian untuk sistem setempat harus melakukan penyedotan/pengolahan lumpur tinja minimal satu kali
dalam lima tahun.
– Ada empat pilar lainnya yakni regulasi, kelembagaan, penyiapan masyarakat, penyiapan
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
Direktorat Jenderal Cipta Karya
Direktorat Sanitasi

SOSIALISASI PERATURAN
PERUNDANGAN
DAK Fisik Infrastruktur Bidang Sanitasi
Tahun Anggaran 2023

https://bit.ly/PeraturanDAKSanitasi2023
Hotel Episode, Kota Tangerang

15 – 16 Juni 2023

Image source: Freepik


https://bit.ly/PeraturanDAKSanitasi2023

Hotel Episode, Kota Tangerang

15 – 16 Juni 2023

Image source: Freepik


KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
Direktorat Jenderal Cipta Karya
Direktorat Sanitasi
TANYA JAWAB TERKAIT MATERI PFID #1
• Bapak Hinduansyah, Dinas Perumahan Pertanahan Kab. Melawi. Kalimantan Barat

Anda mungkin juga menyukai