Anda di halaman 1dari 3

KUISIONER

Pekerjaan Kajian Pengembangan Potensi PAD Kabupaten Kutai Barat

Keluaran (Out-Put)
Kajian Pengembangan Potensi Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Kutai Barat
Kerjasama
Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah
Kabupaten Kutai Barat
Dengan
Unit Layanan Strategis Percepatan Pembangunan dan Inovasi Daaerah (ULS-PPID)
Universitas Mulawarman
Tahun 2023

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kab. Kutai Barat

I. DATA RESPONDEN
Nama Responden Rani Suhartini, ST
Jabatan Analis Lingkungan Hidup
No HP 082371197947
Tanggal Wawancara 14-06-2023

II. PERTANYAAN
1. Jenis pajak, retribusi, pemakaian kekayaaan daerah yang dipisahkan dan PAD lainnya yang sah
apa saja yang pemungutannya menjadi kewenangan/Tupoksi OPD Bapak/Ibu ? Sudah dipungut
atau belum ? Apa alasannya belum dipungut ?
Jenis Pajak, Retribusi,
Alasan Belum
Pemakaian Kekayaan Daerah Rencana Kedepan Terkait Agar
No Sudah/Belum Dipungut DipungutnyaJenis
yang Dipisahkan dan PAD Dapat Dilakukan Pemungutan
PAD Tersebut
Lainnya yang Sah
1 Retribusi Persampahan Sudah
Tambahan :
 Awalnya terkait dengan persampahan merupakan tupoksi perkim hingga tahun 2020,
pembuatan regulasi juga di perkim
 TPA yang dikelola pemerintah hanya 1, dari 1 TPA ini hanya bisa mencakup 4 kecamatan
saja yaitu Melak, Barong Tongkok, Linggang Bigung dan sekolaq darat
 Jarak ke TPA lebih dari 30 Km, diluar itu dilakukan pengelolaan mandiri di setiap kampung
 Setiap awal tahun selalu ada pendataan ulang karena ada perluasan wilayah, data ulang
langsung ke lapangan menggunakan THL (Tenaga harian lepas) atau disebut juga juru
pungut.
 Saat ini terdapat 25 orang personil THL hingga sekarang jumlahnya cukup,
 Rencana pembukaan TPA baru : kami sudah koordinasi dengan Bappeda untuk dibangunkan
TPA central, 1 TPA untuk beberapa kecamatan disekitarnya. TPA masih dalam proses karena
prosesnya panjang. Progressnya masih dalam tahap pengajuan, untuk penetapan lahan, Amdal
dll
 Terakit dengan Raperda yang sedang disusun ada beberapa Perubahan, ada point yang
dihapus, seperti pelayanan persampahan pada OPD (perkantoran), RS pemerintah, dan
sekolah milik pemerintah tidak dipungut retribusi sampah lagi karena pertimbangannya, dana
APBD untuk apa harus di tarik lagi melalui retribusi persampahan,
 Raperda rencana akan disahkan di 2024 dan mulaiefektif di 2025 Sekolah swasta dan negeri
ada diatur dalam perda, tetapi tidak dipungut karena dinilai terlalu kecil tarifnya (Rp
7.000/bulan) akan sulit SPJ-nya sehingga kami putuskan untuk memaksimalkan subjek
swasta.

1
2. Apa saja permasalahan/kendala yang dihadapi OPD Bapak/Ibu terkait pemungutan pajak,
retribusi, pemakaian kekayaan daerah yang dipisahkan dan PAD lainnya yang sah secara umum
?
 Ada 12 Kecamatan yang belum terakomodir terkait dengan persampahan selama ini 12
kecamatan tersebut mengelola sampahnya masing masing ada juga yang masih melakukan
pembakaran sampah dan membuang sampah disungai.
 Kendala saat pemungutan lebih pada kesadaran masyarakat yang masih rendah karena mereka
masih menganggap iuran 10rb/bulan berat dan masih ada yang enggan membayar. Mereka
mau membayar jika sampah dijemput didepan rumah mereka.
 ada juga jasa membuangan sampah dari depan rumah ke TPS yang yang dikelola oleh
BUMKa, petugasnya mengambil sampah dari rumah ke rumah. Namun membuat
masyakrakat harus 2x bayar tetapi sebagian kecil saja yng menerapkan hal tersebut. Belum
ada kerjasama antara DLH dengan BUMKa. Rata-rata BUMKa memungut Rp 25.000/bulan
seharusnya Rp 10.000 masuk ke kas daerah tetapi pihak BUMKa masih keberatan. Kalau
disini yang mengelola sampah bukan RT tetapi BUMKa..
 terdapat beberapa golongan dalam penerapan retribusi yaitu
o Rumah tangga (Rp 10.000/bulan iurannya tidak lancar karena banyak yang
keberatan),
o Usaha Menegah (Rp 30.000/bulan iurannya lancar),
o Usaha Mikro (Rp 15.000/bulan iurannya lancar),
o hotel dan penginapan Rp 100.000/bulan.
o Indomaret Rp 100.000/bulan.
o SPBU Rp 100.000/bulan.
o Pasar pemerintah Rp 5.000/lokal/bulan.
o Pasar swasta Rp 10.000/lokal/bulan (lokal adalah bagian-bagian dari pasar/blok-
bloknya)
o Rumah sakit pemerintah RUSUD HIS Rp 80.000/bulan.
o RS Swasta yaitu RS Santa familia Rp 70.000/bulan khusus sampah domestik. Limbah
B3 dari RS diangkut ke pihak ketiga berizin. OPD Rp 250.000/bulan. Pemungutan
retribusi berdasarkan Perda nomor 16 tahun 2017
Terakhir adalah retribusi masuk kedalam TPA yaitu TPA Belau sekali masuk Rp 30.000.

3. Bagaimana penentuan target penerimaan pajak, retribusi, pemakaian kekayaan daerah yang
dipisahkan dan PAD lainnya yang sah yang dipungut pada OPD Bapak/Ibu?
 Target berdasarkan target tahun sebelumnnya namun dikurangi, karena fokus DLH adalah
bukan realisasi pendapatan tapi mengakomodir masyarakat dalam persampahan dan
menyadarkan masyarakat akan pentingnya membuang sapah dengan benar
 Tahun 2023 Target hanya Rp 150jt tetapi karena target tercapai, kemudian ada revisi dari
bappenda dan target dinaikkan menjadi Rp 250jt, kami lebih baik melakukan revisi target
dibandingkan menyusun target tinggi namun tidak tercapai

4. Secara umum apakah realisasi penerimaan pajak, retribusi, pemakaian kekayaan daerah yang
dipisahkan dan PAD lainnya yang sah yang dipungut oleh OPD Bapak/Ibu mampu memenuhi
target yang ditetapkan ?
 Tahun 2021 sudah di DLH
 Pendapatan terakhir sampai mei Rp 208.703.000 sudah melampaui target 150.000.000
 Tahun 2020 di perkimtan Rp 73.000.000 kewenangannya masih di perkimtan

5. Bagaimana cara sosialisasi SOP Pelayanan pajak dan retribusi oleh OPD Bapak/Ibu kepada wajib
pajak/masyarakat ?

2
 Sosialisasi ke masyarakat melalui THL tadi, jadi tujuannya bukan untuk mencari keuntungan

6. Mohon masukan/saran Bapak/Ibu terkait upaya pengembangan potensi PAD di Kab. Kutai Barat
khususnya yang terkait erat dengan kewenangan dan Tupoksi Bapak/Ibu
 harus ada penambahan TPA untuk mengakomodir 12 kecamatan yang belum masuklingkup
persampahan DLH
 Perlu ada penyesuaian tarif yang diatur berdasarkan Perda misalanya sampah sekolah yang
terlalu kecil tarifnya
 untuk tahun ini kami ingin bekerjasama dengan PDAM jadi pembayaran sampah sudah
include air, dengan tujuan untuk mengefesiensikan Juru pungut. Karena THR untuk petugas
persampahan cukup besar yaitu sekitar Rp 450.000.000/bulan sementra pendapatan rata rata
sekitar 200-300jt hasilnya menjadi defisit. Jika retribusi sudah include dengan PDAM maka
akan membuat biaya menjadi lebih efeisen. Seperti berkurangnya biaya cetak karcis, honor
juru pungut dll. Terkait hal tersebut kami sudah berkoordinasi dengan pihak PDAM.
efektifnya dilaksanakan masih belum bisa dipastikan kapan. Untuk tenaga THL nantinya bisa
dipindahkan ke bidang lain seperti TPA,

7. Mohon dokumen, data dan informasi sebagai berikut


a. Renstra Dinas
b. LKjIP/Lakip terbaru
c. Target Penerimaan pajak, retribusi, pemakaian kekayaaan daerah yang dipisahkan dan PAD
lainnya yang sah Tahun 2018 – 2023
d. Realisasi penerimaan pajak, retribusi, pemakaian kekayaaan daerah yang dipisahkan dan
PAD lainnya yang sah Tahun 2018 – 2023

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai