Anda di halaman 1dari 10

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/338649491

PEMAJAKAN DANA DESA

Article · March 2018


DOI: 10.31092/kuat.v1i2.469

CITATIONS READS

0 904

2 authors, including:

Hanik Susilawati Muamarah

8 PUBLICATIONS   1 CITATION   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Hanik Susilawati Muamarah on 11 October 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


PEMAJAKAN Abstraksi

DANA DESA UU nomor 6 tahun 2014 tentang Desa memberikan mandat kepada
Pemerintah untuk mengalokasikan Dana Desa. Dana Desa diberikan
kepada setiap desa, menjadi salah satu sumber pendapatan desa dalam
rangka mendukung tugas dan fungsi desa dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan desa. Penyaluran Dana Desa dilakukan
Hanik Susilawati Muamarah1, Emik secara bertahap dari pemerintah pusat (APBN) ke Kabupaten/Kota
(APBD), dan selanjutnya ke Desa (APBDes). Dalam penggunaan dana
Suyani2
desa, terdapat beberapa kewajiban pajak yang harus dilakukan oleh
Desa. Sebagai suatu satuan kerja yang mengelola dana yang berasal
dari APBN/APBD/APBDes, Desa merupakan pemotong/pemungut pajak.
1). Pajak, Politeknik Keuangan Negara Dengan demikian, desa harus memahami kewajiban sebagai pemotong/
STAN pemungut pajak. Berdasarkan Evaluasi yang dilakukan beberapa unit
2). Pajak, Politeknik Keuangan Negara Direktorat Jenderal Pajak pada tahun 2017, diketahui bahwa pelaksanaan
STAN kewajiban perpajakan ini masih perlu adanya perbaikan. Politeknik
Keuangan Negara STAN (PKN STAN) melihat perlunya pendampingan
kepada beberapa Desa untuk memastikan pelaksanaan kewajiban
Email : perpajakan terkait dana desa. Desa yang menjadi objek pendampingan
hanik.muamarah@pknstan.ac.id adalah Desa Cisereh, Desa Margasari, Desa Pematang, dan Desa
Tegalsari yang berada di Kabupaten Tangerang. Berdasarkan hasil
evaluasi dan pendampingan diketahui bahwa secara umum Desa telah
melakukan pemotongan/pemungutan pajak namun belum melakukan
pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Penghasilan ke Kantor
Pelayanan Pajak (KPP).

Kata Kunci: Dana Desa, pemotongan dan pemungutan pajak, SPT Masa

Abstract
Village law number 6/2014 gives mandate to the authority to allocate
village fund. Village fund is given to every village, as one of income
source to run their duties in term of village governance and encourage
village development. Village fund distribution is implemented in several
stages, from central government to regional government (Kabupaten/
kota), and to village. In term of village fund expenditure, village has
obligation according to tax regulation, as a tax withholder. So, village has
to understand their obligation as a tax withholder, such as identify the
object and the recipient of fund, also the rate of withholding tax. Several
units in Directorate General of Taxation (DGT), conduct an evaluation and
found that many village hasn’t do the tax obligation in term of village
fund properly. Accourding to that fact, Politeknik Keuangan Negara STAN
(PKN STAN) identify the needs of accompaniment to villages until they
can perform their tax obligation based on tax rules. The accompaniment
is implemented in four Villages in Kabupaten Tangerang. The Villages are
Cisereh, Margasari, Pematang, and Tegalsari. The results said that these
villages haven’t done their tax obligation optimally, especially about filing
tax return to KPP

Keywords: Village fund, withholding tax, Tax retun

© 2019 PKN STAN Press. All rights reserved 95


JURNAL KUAT : KEUANGAN DAN AKUNTANSI TERAPAN
Volume 1, Nomor 2, Maret 2019 : Hal 95-103

PENDAHULUAN pada tahun berjalan. Wajib Pajak yang dipotong/


dipungut dapat memperhitungkan pajak yang
UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa mengatur
telah dipotong/dipungut dalam SPT Tahunan
bahwa Desa adalah kesatuan masyarakat hukum
Pajak Penghasilan, sebagai uang muka pajak
yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk
Pemotongan dan pemungutan pajak, yang lazim
mengatur dan mengurus urusan pemerintahan,
dikenal sebagai withholding tax, merupakan salah
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan
satu dari sistem pemungutan pajak yang berlaku di
prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak
Indonesia.
tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Mardiasmo (2011) mendefinisikan withholding
Saat ini Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk system sebagai suatu sistem pemungutan pajak
membangun Indonesia dari pinggiran, di antaranya yang memberikan wewenang kepada pihak
dengan meningkatkan pembangunan di desa ketiga (bukan fiskus dan bukan wajib pajak yang
melalui program dana desa. Penyaluran Dana Desa bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak
dilakukan secara bertahap dari pemerintah pusat yang terutang oleh wajib pajak. Pihak yang ditunjuk
(APBN) ke Kabupaten/Kota (APBD), dan selanjutnya untuk melakukan pemotongan/pemungutan ini
ke Desa (APBDes). dikenal dengan nama pemotong/pemungut pajak.
Sesuai dengan ketentuan UU nomor 7 Tahun 1983
Pemegang kekuasaan pengelolaan
Tentang Pajak Penghasilan Sebagaimana Telah
keuangan desa adalah Kepala Desa, yang dalam
Diubah Dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun
pelaksanaan pengelolaan keuangan desa dibantu
2008 (UU PPh), pemotongan/pemungutan Pajak
oleh Pelaksana Teknis Pengelolaan Keuangan
penghasilan dilakukan atas PPh Pasal 21, Pasal 22,
Desa (PTPKD), yang terdiri dari Sekretaris desa dan
Pasal 23, Pasal 26, Pasal 15, maupun Pasal 4 ayat (2).
perangkat desa lainnya, yaitu Bendahara Desa.
Sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 Tentang
Bendahara Desa merupakan salah satu bendahara Pajak Pertambahan Nilai Dan Atau Penjualan
pemerintah yang melakukan pemotongan dan/ Atas Barang Mewah Sebagaimana Telah Diubah
atau pemungutan pajak atas pengeluaran yang Dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009
berasal dari APBDes. Dengan demikian, seorang juga menyebutkan bendahara pemerintah
bendahara desa harus memahami aspek-aspek merupakan pemungut Pajak Pertambahan Nilai.
perpajakan agar dapat melakukan pemotongan Sebagai bagian dari pemerintahan, Desa, diwakili
dan/atau pemungutan pajak sesuai ketentuan oleh bendaharanya mempunyai kewajiban
yang berlaku. untuk memungut, menyetor, dan melaporkan
pajak yang terutang oleh Pengusaha Kena Pajak
Berdasarkan alokasi transfer dana desa pada
atas penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau
tahun 2018, Kabupaten Tangerang memperoleh
penyerahan Jasa Kena Pajak kepada Desa.
alokasi dana desa sebesar Rp 241.697.257.000
untuk 246 desa atau sekitar Rp1,2 Miliar untuk Berdasarkan hasil evaluasi atas pelaksanaan
masing-masing desa. Jumlah ini mengalami kewajiban perpajakan atas dana desa yang
peningkatan dibandingkan tahun 2017, yaitu dilakukan oleh beberapa unit kantor Direktorat
sebesar Rp215.671.732.000. Meningkatnya alokasi Jenderal Pajak pada tahun 2017 di Muko-
dana desa ini juga memerlukan peningkatan dari muko, Balangan, dan Buntok, diketahui bahwa
sisi pendampingan terkait penggunaan dana pelaksanaan kewajiban perpajakan bendahara
desa, untuk memastikan bahwa hak negara telah desa masih perlu adanya perbaikan. Perbaikan
terpenuhi dalam bentuk pajak. Penggunaan dana yang perlu dilakukan adalah atas mekanisme
desa tersebut dialokasikan sebanyak 60% untuk pemotongan/pemungutan, maupun terkait
pembangunan fisik dan 40% untuk tunjangan pelaporan SPT Masa.
perangkat desa. Beberapa penelitian telah menemukan
Desa Cisereh, Desa Margasarai, Desa bahwa tingkat kepatuhan perpajakan Bendahara
Pematang, dan Desa Tegalsari merupakan desa pemerintah masih perlu ditingkatkan. Setyorini
yang terletak di kabupaten Tangerang. Desa-desa (2015) melakukan penelitian atas kepatuhan
ini juga memperoleh alokasi dana desa dengan bendahara pemerintah dalam pelaporan Surat
jumlah Rp1,4 Miliar, yang harus digunakan untuk Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan
kepentingan pemerintahan dan pembangunan Nilai (PPN) di Banyuwangi dan menemukan bahwa
desa. Dengan demikian, keempat desa ini tingkat kepatuhan bendahara dalam pelaporan SPT
harus memahami kewajiban perpajakan terkait Pajak Pertambahan Nilai masih rendah. Pelaporan
penggunaan dana desa yang mereka terima, yang dilakukan juga belum sesuai dengan Undang-
khususnya terkait pemotongan/pemungutan pajak. Undang Nomor 16 Tahun 2009 Pasal 4 ayat (1) yang
menyebutkan bahwa SPT harus diisi dengan benar,
Pemotongan dan pemungutan pajak
lengkap, dan jelas agar tidak menimbulkan sanksi
merupakan salah satu mekanisme pelunasan pajak
administrasi berupa bunga maupun denda.

96
PEMAJAKAN DANA DESA
Hanik Susilawati Muamarah, Emik Suyani

Ismilizar (2016) melakukan penelitian terhadap dihitung melalui aplikasi juga tidak benar.
tingkat kepatuhan Bendahara Pemerintah dalam
PKN STAN sebagai perguruan tinggi vokasi yang
penyetoran pajak di Pemerintah Kabupaten Kerinci,
memfokuskan diri dalam pengelolaan keuangan
dan menemukan bahwa tingkat kepatuhan terkait
negara, berupaya untuk meningkatkan kepatuhan
penyetoran belum menunjukkan 100% karena
pemenuhan kewajiban perpajakan terkait dana
penyetoran dilakukan melewati batas waktu
desa. Upaya peningkatan kepatuhan ini diawali
penyetoran, sedangkan tingkat kepatuhan dalam
dengan pendampingan agar desa dapat
pelaporan pajak 0 atau tidak pernah melaporkan
mengidentifikasi objek pemotongan/pemungutan
pajak yang telah disetorkan sebelumnya. Ratnafuri
pajak, penerapan tarif, sampai dengan pelaporan
dan Herawati (2014) melakukan penelitian terkait
SPT Masa kepada administratur pajak, dalam hal ini
pelaksanaan pemotongan dan pemungutan pajak
Kantor Pelayanan Pajak.
oleh Bendaharawan Pemerintah di Dinas Pendidikan
Kabupaten Bangkalan dan menemukan bahwa
pelaksanaan pemotongan dan pemungutan
MASALAH
pajak yang dilakukan oleh Bendaharawan pada
Dinas Pendidikan Kabupaten Bangkalan masih Penggunaan dana desa difokuskan pada
belum optimal dan tidak sesuai dengan ketentuan dua hal, yaitu pembangunan infrastruktur dan
perpajakan yang berlaku. kesejahteraan perangkat desa. Untuk merealisasikan
hal tersebut, tentunya terdapat pihak-pihak yang
Ketidakpatuhan ini bisa disebabkan karena
terlibat. Misalnya dalam pembangunan jalan,
kurangnya pengetahuan perpajakan maupun
dapat melibatkan rekanan baik terkait pembelian
pengawasan dari instansi di atasnya. Adriani
bahan baku, maupun dalam pelaksanaan
(2000:25) menyatakan bahwa pengetahuan
pekerjaan. Dengan demikian, desa menjadi
perpajakan adalah pengetahuan mengenai
pihak yang memberikan penghasilan pada para
konsep ketentuan umum di bidang perpajakan,
rekanan tersebut. Desa juga merupakan pihak
jenis pajak yang berlaku di Indonesia mulai dari
yang memperoleh manfaat atas pekerjaan yang
subyek pajak, obyek pajak, tarif pajak, perhitungan
dilakukan rekanan.
pajak terutang, pencatatan pajak terutang, sampai
dengan bagaimana pengisian pelaporan pajak. UU PPh mendefinisikan penghasilan sebagai
Nur Hidayati (2008), mengemukakan indikator setiap tambahan kemampuan ekonomis yang
pengetahuan perpajakan, yang terdiri dari : diterima atau diperoleh wajib pajak, baik yang
berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia,
1. Pengetahuan mengenai batas waktu
yang dapat dipakai untuk konsumsi atau
pembayaran dan pelaporan.
untuk menambah kekayaan wajib pajak yang
2. Pengetahuan mengenai ketentuan umum dan bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk
tata cara perpajakan. apa pun. Terdapat beberapa jenis penghasilan,
yang pelunasan pajaknya dilakukan dengan
3. Pengetahuan mengenai sistem perpajakan.
pemotongan pemungutan, yaitu PPh Pasal 21,
Sampai saat ini, pelaksanaan kewajiban PPh Pasal 22, PPh Pasal 23, PPh Pasal 15, PPh Pasal
perpajakan oleh desa dilakukan menggunakan 26, dan PPh Pasal 4 ayat (2). Apabila melihat dari
Aplikasi SISKEUDES. Desa melakukan input atas pengeluaran dana desa, pengeluaran yang paling
transaksi yang terkait pemotongan/pemungutan sering terjadi adalah PPh Pasal 21, PPh Pasal 22, PPh
Pajak Penghasilan maupun PPN, selanjutnya Pasal 23, dan PPh Pasal 4 ayat (2).
besarnya Pajak akan dihitung secara otomatis oleh
Selain atas penghasilan, Desa juga merupakan
aplikasi tersebut.
pemungut Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas
Pengawasan pelaksanaan pengelolaan penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) atau
keuangan negara, salah satunya adalah perolehan Jasa Kena Pajak (JKP). Transaksi yang
penggunaan dana desa, merupakan kewenangan umum dilakukan terkait PPN adalah transaksi
dari Badan Pengawasan Keuangan dan pembelian barang atau perolehan jasa dari pihak
Pembangunan (BPKP). Aplikasi SISKEUDES, juga ketiga, misal pembelian alat tulis kantor, pembelian
merupakan salah satu cara dari BPKP untuk seragam untuk keperluan dinas, pembelian
mengawasai pengelolaan dana desa. Namun komputer, perolehan jasa perawatan AC kantor,
demikian, aplikasi ini baru sebatas penghitungan dan sebagainya.
besarnya pajak, dan belum mengakomodasi terkait
Jenis pajak yang lain terkait penggunaan dana
pelaporan.
desa adalah bea meterai. Bea meterai merupakan
Selain itu, penggunaan aplikasi ini sebenarnya pajak atas dokumen, yang pelunasannya dilakukan
juga tergantung dari pemahaman desa terkait menggunakan benda meterai. Dokumen yang
objek pemotongan/pemungutan pajak. Apabila lazim digunakan terkait penggunaan dana desa
desa salah melakukan identifikasi atas objek antara lain kuitansi pembayaran, Surat Perintah
pemotongan/pemungutan, maka pajak yang Kerja (kontrak) dan sebagainya.

97
JURNAL KUAT : KEUANGAN DAN AKUNTANSI TERAPAN
Volume 1, Nomor 2, Maret 2019 : Hal 95-103

Dalam praktiknya, pengelola dana desa, dalam pertanggungjawaban penggunaan dana


melaksanakan kewajiban perpajakannya melalui desa, khususnya terkait pajak. Namun demikian
Aplikasi SISKEUDES. Sebagaimana layaknya suatu tidak semua desa bersedia untuk menyampaikan
aplikasi, output (keluaran) sangan tergantung pada penggunaan dana tersebut. Dokumentasi
input (masukan) yang dilakukan. Aplikasi tidak dilakukan dengan cara menelaah dokumen
dapat menentukan jenis transaksi yang menjadi terkait penggunaan dana desa. Namun demikian,
objek pemotongan/pemungutan pajak. Aplikasi tidak semua desa bersedia menunjukkan laporan/
hanya melakukan proses apabila input jenis transaksi rekapitulasi tersebut. Dari laporan yang ditunjukkan
dan jenis pajak telah dilakukan. Dengan demikian, oleh beberapa desa, dapat dilihat jenis pengeluaran
kebenaran atas pemotongan/pemungutan yang terjadi dan pihak rekanan atas beberapa jenis
pajak yang dilakukan, tetap tergantung pada pekerjaan yang melibatkan pihak lain.
pengetahuan perpajakan pihak pengelola
keuangan dana desa. Hal inilah yang perlu untuk Lokasi, Waktu, dan Durasi Kegiatan
ditingkatkan dalam pengelolaan dana desa, mulai Kegiatan dilakukan di Kabupaten Tangerang
dari identifikasi transaksi sampai dengan pelaporan dan Kota Tangerang Selatan, Desa Cisereh, Desa
transaksi tersebut dalam SPT Masa. Margasari, Desa Pematang, dan Desa Tegalsari,
serta di PKN STAN. Kegiatan dilakukan selama empat
minggu, dari minggu kedua bulan Februari sampai
METODE dengan minggu ketiga bulan Maret 2018.
Metode Pelaksanaan Kegiatan Pengabdian Kepada
Masyarakat
PEMBAHASAN
PKN STAN melakukan pendampingan kepada
Desa Cisereh, Desa Margasari, Desa Pematang, Sesuai dengan ketentuan dalam Undang-
dan Desa Tegalsari, khususnya terhadap bendahara Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan
desa agar dapat melakukan identifikasi atas Umum Dan Tata Cara Perpajakan Sebagaimana
objek pemotongan/pemungutan pajak, sampai Telah Diubah Dengan Undang-Undang Nomor
dengan melakukan pelaporan atas pemotongan/ 16 Tahun 2009 (UU KUP), Pajak adalah kontribusi
pemungutan pajak yang telah dilakukan. wajib kepada negara yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa
Pendampingan diawali dengan melakukan
berdasarkan Undang- Undang, dengan tidak
wawancara terkait jenis pengeluaran yang umum
mendapatkan imbalan secara langsung dan
dilakukan oleh desa yang berasal dari dana desa
digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-
dan penerima dari dana tersebut. Selanjutnya
besarnya kemakmuran rakyat. Dalam kaitannya
pendampingan akan dilakukan untuk memastikan
dengan dana desa, dalam menjalankan kewajiban
bahwa seluruh dokumen yang diperlukan terkait
perpajakannya, desa diwakili oleh bendahara
pemotongan/pemungutan pajak telah dibuat,
desa, berlaku sebagai pemotong pajak dan/atau
sampai dengan dokumen pelaporan berupa Surat
pemungut pajak.
Pemberitahuan (SPT) Masa.
Pemotongan pajak dan/atau pemungutan
Setelah pendampingan berakhir, desa
pajak dilakukan oleh bendahara atas transaksi-
diharapkan mampu melakukan identifikasi atas
transaksi yang merupakan objek pemotongan
objek pemotongan/pemungutan, sehingga inputan
dan pemungutan. Kewajiban bendahara sebagai
dalam aplikasi SISKEUDES akan dilakukan dengan
pemotong dan/atau pemungut pajak adalah
benar pula. Desa juga diharapkan melakukan
sebagai berikut:
pelaporan terkait pemotongan/pemungutan
pajak yang dilakukannya ke KPP sesuai ketentuan a. Mendaftarkan diri sebagai Wajib Pajak
perpajakan yang berlaku. b. Melakukan pemotongan dan/atau
pemungutan atas transaksi yang terjadi
Teknik Pengumpulan dan Analisis Data c. Menyetorkan pajak yang telah dipotong dan/
Teknik pengumpulan data yang atau dipungut ke kas negara
dilakukan adalah observasi, wawancara, maupun d. Melaporkan pemotongan dan/atau
dokumentasi. Observasi dilakukan dengan cara pemungutan pajak ke KPP tempat bendahara
mengunjungi desa sebagai objek pengabdian terdaftar
masyarakat, yaitu desa Cisereh, Desa Margasari, e. Memberikan bukti potong/pungut kepada
Desa Pematang, dan Desa Tegalsari untuk pihak yang dipotong atau dipungut
mengetahui gambaran kondisi desa secara umum. Jenis-jenis pajak yang dilakukan pemotongan
Wawancara dilakukan kepada Kepala Desa atau dan/atau pemungutan oleh bendahara desa
pengelola keuangan desa (Bendahara Desa) adalah:
untuk memperoleh informasi terkait penggunaan
dana desa dan kendala yang dihadapi oleh desa 1. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21

98
PEMAJAKAN DANA DESA
Hanik Susilawati Muamarah, Emik Suyani

PPh Pasal 21 adalah pajak atas penghasilan PPh Pasal 4 ayat (2) adalah pajak yang
sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau dipotong atas transaksi yang disebutkan dalam
kegiatan dengan nama dan dalam bentuk Pasal 4 ayat (2) UU PPh, yaitu:
apa pun yang diterima atau diperoleh Wajib
a) penghasilan berupa hadiah undian;
Pajak orang pribadi dalam negeri. Bendahara
b) penghasilan dari transaksi pengalihan harta
akan melakukan pemotongan PPh Pasal 21
berupa tanah dan/ atau bangunan, usaha
ketika membayar gaji, upah, honorarium,
jasa konstruksi, usaha real estate;
atau sejenisnya yang dibayarkan kepada
c) persewaan tanah dan/atau bangunan;
orang pribadi. PPh Pasal 21, bagi bendahara,
dan
terutang di akhir bulan saat terjadinya
d) penghasilan tertentu lainnya, yang diatur
pembayaran atau dibebankan sebagai biaya.
dengan atau berdasarkan Peraturan
Penghitungan PPh Pasal 21 berbeda-beda
Pemerintah
tergantung jenis pegawainya. Secara umum
bendahara membayarkan kepada pegawai 5. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan/atau Pajak
tetap, pegawai tidak tetap, bukan pegawai, Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)
dan peserta kegiatan.
PPN dan/atau PPnBM adalah pajak atas
2. PPh Pasal 22 konsumsi yang dikenakan atas penyerahan
Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak
PPh Pasal 22 adalah pajak yang dipungut
oleh Pengusaha Kena Pajak Rekanan.
sehubungan dengan pembayaran atas
penyerahan barang. Tidak dikenakan PPh Pasal PPN dan PPnBM tidak dipungut oleh bendahara
22 atas: dalam hal:

a. Pembayaran yang dilakukan bendahara 1. pembayaran yang jumlahnya paling


pemerintah yang jumlahnya paling banyak Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah)
banyak Rp2.000.000 dan tidak merupakan dan tidak merupakan pembayaran yang
pembayaran yang terpecah-pecah terpecah-pecah;
b. Pembayaran untuk pembelian BBM, BB, 2. pembayaran untuk pembebasan tanah;
pelumas, dan benda-benda pos, dan 3. pembayaran atas penyerahan Barang
pemakaian air dan listrik. Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak
c. PPh Pasal 22 dipungut dengan tarif sebesar yang menurut ketentuan perundang-
1,5% dari harga pembelian tidak termasuk undangan yang berlaku, mendapat
PPN. fasilitas Pajak Pertambahan Nilai tidak
dipungut dan/atau dibebaskan dari
3. PPh Pasal 23
pengenaan Pajak Pertambahan Nilai;
PPh Pasal 23 adalah pajak yang dipotong 4. Pembayaran atas penyerahan Bahan
sehubungan dengan adanya penghasilan Bakar Minyak dan Bukan Bahan Bakar
dengan nama dan dalam bentuk apa pun Minyak oleh PT (PERSERO) PERTAMINA;
yang dibayarkan, disediakan untuk dibayarkan, 5. pembayaran atas rekening telepon;
atau telah jatuh tempo pembayarannya oleh 6. pembayaran atas jasa angkutan udara
badan pemerintah, subjek pajak badan dalam yang diserahkan oleh perusahaan
negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk penerbangan; atau
usaha tetap, atau perwakilan perusahaan 7. pembayaran lainnya untuk penyerahan
luar negeri lainnya kepada Wajib Pajak dalam barang atau jasa yang menurut ketentuan
negeri atau bentuk usaha tetap. Penghasilan Perundang-undangan yang berlaku tidak
yang dipotong PPh Pasal 23 dalam kaitannya dikenakan Pajak Pertambahan Nilai.
dengan dana desa adalah:
PPN yang dipungut adalah sebesar 10% dari
a. Hadiah, penghargaan, bonus, dan harga pembelian. Tarif PPnBM bervariasi
sejenisnya, selain yang diberikan kepada tergantung jenis barang.
Wajib Pajak Orang Pribadi
6. Bea Meterai
b. Sewa dan penghasilan lain sehubungan
dengan penggunaan harta, selain tanah Pada prinsipnya, dokumen yang harus
dan/atau bangunan dikenakan bea meterai adalah dokumen
c. imbalan sehubungan dengan jasa teknik, yang menyatakan nilai nominal sampai jumlah
jasa manajemen, jasa konstruksi, jasa tertentu, dokumen yang bersifat perdata, dan
konsultan, dan jasa lain selain jasa yang dokumen yang digunakan di muka pengadilan.
dilakukan oleh Wajib Pajak Orang Pribadi, Tarif bea meterai adalah sebesar Rp3.000,00
dan selain yang telah dikenakan PPh Final atau Rp6.000,00.
dengan aturan tersendiri.
Terkait penggunaan dana desa, Bea meterai
4. PPh Pasal 4 ayat (2) tidak dikenakan atas:

99
JURNAL KUAT : KEUANGAN DAN AKUNTANSI TERAPAN
Volume 1, Nomor 2, Maret 2019 : Hal 95-103

1) tanda terima gaji, uang tunggu, pensiun, e. Melaporkan pemotongan /pemungutan ke


uang tunjangan, dan pembayaran lainnya KPP terdaftar
yang ada kaitannya dengan hubungan
Bendahara Desa Cisereh, Desa Margasari,
kerja serta surat- surat yang diserahkan
Desa Pematang, dan Desa Tegalsari belum
untuk mendapatkan pembayaran itu;
pernah melakukan pelaporan atas pemotongan/
2) tanda bukti penerimaan uang Negara dari
pemungutan yang dilakukannya ke KPP Pratama
kas Negara, Kas Pemerintah Daerah, dan
Tigaraksa.
bank;
3) kuitansi untuk semua jenis pajak dan Pelaksanaan kewajiban perpajakan yang
untuk penerimaan lainnya yang dapat belum dilakukan adalah pembuatan bukti potong/
disamakan dengan itu dari Kas Negara, Kas pungut dan pelaporan SPT. Dua hal tersebut tidak
Pemerintahan Daerah dan bank; dilakukan karena dalam aplikasi SISKEUDES belum
4) tanda penerimaan uang yang dibuat untuk difasilitasi.
keperluan intern organisasi.
Hal yang perlu dipahami oleh para pengelola
keuangan desa sebenarnya adalah bahwa
Setelah bendahara melakukan pemotongan pelaksanaan kewajiban perpajakan adalah hal
dan/atau pemungutan atas pajak yang terutang, yang harus dilaksanakan meskipun tidak terdapat
bendahara selanjutnya melakukan penyetoran pada aplikasi. Namun, hal yang dipahami oleh
pajak yang telah dipotong/dipungut ke kas desa adalah apabila hal tersebut tidak ada di
negara. Langkah selanjutnya adalah melaporkan aplikasi, maka tidak perlu disampaikan. Hal tersebut
pemotongan/pemungutan yang dilakukannya ke diperkuat dengan tidak pernah diterbitkannya Surat
KPP tempat bendahara terdaftar. Bendahara juga Tagihan Pajak (STP) dari KPP Pratama. Selain itu,
harus memberikan bukti potong/pungut kepada laporan pertanggungjawaban yang disampaikan
rekanan atau pihak yang dipotong/dipungut. ke pihak kecamatan atau kabupaten juga tidak
pernah ditolak.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan
kepada Kepala Desa maupun Bendahara Desa Selain itu, pemahaman mengenai kriteria
Cisereh, Desa Margasari, Desa Pematang, dan objek dan bukan objek pemotongan/pemungutan
Desa Tegalsari, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten belum dipahami betul oleh Bendahara Desa.
Tangerang, diketahui bahwa secara umum pihak Namun demikian, karena khawatir dinilai lalai
desa dalam hal ini bendahara desa telah berusaha dalam menjalankan memotong/memungut pajak,
melaksanakan kewajiban perpajakan terkait apabila bendahara merasa ragu, maka bendahara
pemotongan/pemungutan pajak. cenderung untuk melakukan pemotongan/
pemungutan, meskipun hal tersebut sebenarnya
a. Kewajiban mendaftarkan diri untuk memperoleh
merugikan pihak yang dipotong/dipungut.
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Desa Cisereh,
Desa Margasari, Desa Pematang, dan Desa Pendampingan dilakukan dengan tahapan
Tegalsari, telah memiliki NPWP dan terdaftar di sebagai berikut:
KPP Pratama Tigaraksa.
a. Memahamkan pentingnya pajak bagi negara.
b. Kewajiban memotong/memungut pajak yang
Mengingat peran penting pajak, maka
terutang
bendahara Desa selaku pihak yang diberikan amanat
Pelaksanaan pemotongan / pemungutan
oleh Undang-Undang selaku pemotong/ pemungut
pajak yang terutang dilakukan dengan cara
pajak, harus berusaha untuk melaksanakan
melakukan identifikasi atas jenis transaksi.
kewajiban perpajakannya dengan benar. Dalam
Secara umum bendahara memahami jenis-jenis
konteks administrasi perpajakan, hal yang perlu
pajak atas transaksi antara lain PPh Pasal 21, PPh
dipahami adalah pelaporan memegang peran
Pasal 22, PPh Pasal 23, PPN, dan Bea Meterai.
yang tidak kalah penting dengan pemotongan/
Penghitungan PPh dilakukan menggunakan
pemungutan dan penyetoran. Pelaporan
aplikasi SISKEUDES.
memegang peran sebagai mekanisme kontrol
c. Kewajiban membuat dan menyampaikan bukti atas pemotongan/pemungutan dan penyetoran
potong/pungut yang telah dilakukan. Melalui pelaporan dapat
Bendahara Desa Cisereh, Desa Margasari, Desa diketahui kesesuaian pemotongan/ pemungutan
Pematang, dan Desa Tegalsari belum pernah dan penyetoran yang dilakukan, dengan peraturan
membuat bukti potong/pungut atas semua perundang-undangan yang berlaku.
pemotongan/pemungutan yang dilakukannya.
Selain pelaporan, hal yang tidak kalah penting
d. Kewajiban menyetorkan pajak yang dipotong/ adalah bukti potong/pungut yang merupakan hak
dipungut para pihak yang dipotong/dipungut. Bukti potong/
Bendahara Desa telah melakukan penyetoran pungut merupakan dokumen yang menjadi bukti
ke kas negara dengan menggunakan e-billing. bahwa pihak yang dipotong/pungut memperoleh

100
PEMAJAKAN DANA DESA
Hanik Susilawati Muamarah, Emik Suyani

penghasilan dan atas penghasilan tersebut telah dana yang bersumber dari APBN/APBD adalah
dilakukan pemotongan/pemungutan pajak. status penerima pembayaran. Apabila penerima
Pentingnya bukti potong/pungut utamanya muncul pembayaran adalah PNS atau anggota TNI/Polri
ketika pelaporan SPT Tahunan oleh masing-masing akan dikenakan PPh yang bersifat final, sedangkan
Wajib Pajak. apabila penerima pembayaran adalah non PNS
atau non anggota TNI/Polri, PPh yang dikenakan
Selama ini Bendahara Desa memahami bahwa
tidak bersifat final.
pelaporan yang utamanya mereka lakukan adalah
pelaporan ke pemerintah Kabupaten Tangerang. Bendahara Desa dituntut memiliki kemampuan
Dalam pelaporan tersebut, yang menjadi concern untuk melakukan identifikasi atas jenis pajak terkait
utama adalah terkait penyetoran pajaknya saja. suatu transaksi. Apabila identifikasi atas transaksi
Hal tersebut mengakibatkan Bendahara Desa tidak dilakukan dengan benar, maka setelah transaksi
menganggap penting penyampaian SPT Masa ke diinput dalam Aplikasi SISKEUDES, output yang
KPP dan tidak merasa perlu untuk memahami cara diberikan oleh aplikasi mengenai besarnya pajak
pengisian SPT Masa. yang dipotong juga benar.
b. Asistensi mengenai cara pengisian SPT Masa Untuk mempermudah Bendahara Desa, maka
dan pembuatan bukti potong/pungut. dibuat suatu panduan ringkas terkait identifikasi
transaksi maupun pelaporan pajak yang telah
Karena Bendahara Desa tersebut belum ada
dipoton/dipungut. Panduan tersebut dapat dilihat
yang melakukan pelaporan SPT Masa, Tim dari PKN
pada Lampiran.
STAN selanjutnya melakukan asistensi mengenai
cara pengisian SPT Masa secara manual (hard
copy). SPT Masa yang diajarkan adalah SPT Masa
KESIMPULAN
PPh Pasal 21/26, SPT Masa PPh Pasal 22, SPT Masa
PPh Pasal 23/26, dan SPT Masa PPh Pasal 4 ayat Secara umum bendahara desa Cisereh, Desa
(2). SPT Masa PPN bagi Pemungut tidak diajarkan Margasari, Desa Pematang, dan Desa Tegalsari telah
karena berdasarkan hasil wawancara, Bendahara melakukan kewajiban perpajakan dengan baik
Desa sangat jarang melakukan transaksi dengan terkait pemotongan/pemungutan dan penyetoran.
Pengusaha Kena Pajak (PKP). Hal tersebut sangat dibantu oleh aplikasi SISKEUDES,
Pengisian SPT Masa dilakukan berdasarkan yang digunakan untuk menghitung besarnya pajak
rekapitulasi pemotongan/pemungutan pajak yang yang dipotong/dipungut. Kewajiban yang belum
telah dilakukan oleh Bendahara Desa dalam suatu dilakukan adalah pembuatan bukti potong/pungut
masa pajak. Hal yang perlu diisi dalam SPT Masa
dan pelaporan SPT Masa ke KPP.
antara lain jumlah penerima penghasilan, jumlah
bruto, dasar pengenaan pajak, jumlah pajak yang Pendampingan yang dilakukan oleh PKN STAN
dipotong/dipungut, tanggal penyetoran pajak, diharapkan mampu mendorong pelaksanaan
serta tanggal dan nomor bukti potong/pungut. kewajiban perpajakan ke arah yang lebih
Karena tanggal dan nomor bukti potong/pungut baik. Proses pendampingan difokuskan pada
adalah salah satu elemen yang diperlukan agar
pelaporan dan proses identifikasi transaksi. Dengan
SPT memenuhi kriteria benar, jelas, dan lengkap,
pendampingan ini diharapkan ke depannya, setiap
maka asistensi juga dilakukan untuk membuat
bukti potong/pungut sesuai dengan ketentuan desa melakukan kewajiban perpajakannya dengan
yang berlaku. Selanjutnya tim asistensi juga baik sesuai ketentuan perpajakan yang berlaku.
menyampaikan mengenai batas waktu pelaporan
Untuk meningkatkan kepatuhan terkait
masing-masing SPT Masa sesuai dengan ketentuan
pelaporan, dapat disarankan kepada unit
yang berlaku.
pengembang aplikasi SISKEUDES agar memasukkan
c. Asistensi terkait identifikasi transaksi penentuan fitur pelaporan dan pembuatan bukti potong/
jenis transaksi dan ketentuan perpajakan terkait
pungut. Sehingga pihak desa tidak perlu repot
transaksi.
membuat laporan secara manual. Selain itu,
Transaksi yang terjadi terkait penggunaan untuk mendorong kepatuhan, Direktorat Jenderal
dana desa, pada umumnya adalah transaksi yang
Pajak dalam hal ini KPP Pratama Tigaraksa dapat
bersifat rutin dan berulang. Transaksi yang umum
berkoordinasi dengan Kabupaten Tangerang, agar
terjadi adalah pembelian barang, baik terkait
administrasi pemerintahan maupun dalam rangka menjadikan bukti pelaporan SPT Masa sebagai
pembangunan sarana fisik (infrastruktur), transaksi salah satu dokumen yang harus disampaikan
pembayaran baik kepada narasumber maupun dalam laporan pertanggungjawaban penggunaan
kepada pegawai tidak tetap di Desa, maupun dana desa, mengingat sampai saat ini, kewajiban
transaksi pembayaran kepada pihak pemberi jasa. perpajakan dianggap sudah selesai apabila
Hal yang perlu diperhatikan juga terkait penggunaan bendahara telah melakukan penyetoran pajak.

101
JURNAL KUAT : KEUANGAN DAN AKUNTANSI TERAPAN
Volume 1, Nomor 2, Maret 2019 : Hal 95-103

PUSTAKA Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor


34 Tahun 2017 tentang Pajak Penghasilan atas
Andriani, P.J.A. 2000. Pajak dan Pembangunan.
Penghasilan dari Persewaan Tanah dan/atau
Jakarta: UI Press.
Bangunan.
Direktorat Jenderal Pajak. 2016. Bendahara Mahir
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia
Pajak Edisi Revisi 2016. Jakarta: Tim Penyusun
Nomor 141/PMK.03/2015 tentang Jenis Jasa
Direktorat Peraturan Perpajakan II.
Lain sebagaimana Dimaksud dalam Pasal
Mardiasmo. 2011. Perpajakan Edisi Revisi. 23 Ayat (1) Huruf C Angka 2 Undang-Undang
Yogyakarta: Andi. Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan
sebagaimana telah Beberapa Kali Diubah
Ismilizar, Ahmad. 2016. Analisis Tingkat Kepatuhan
Terakhir dengan Undang-Undang Nomor
Bendahara Pemerintah Dalam Penyetoran
36 Tahun 2008.
Pajak (Studi Kasus pada Pemerintah Kabupaten
Kerinci). Masters thesis. Universitas Andalas. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 187/
PMK.03/2008 tentang Tatacara Pemotongan,
Kementerian Keuangan Republik Indonesia. 2017.
Penyetoran, Pelaporan, dan Penatausahaan
Buku Pintar Dana Desa Dana Desa untuk
Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari
Kesejahteraan Rakyat. Jakarta
Usaha Jasa Konstruksi sebagaimana Diubah
Setiawan, Benny dan Primandita Fitriandi. 2017. Terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan
Kupas Tuntas PPh Pemotonan dan Pemungutan Republik Indonesia Nomor 153/PMK.03/2009.
Edisi Revisi. Jakarta: Salemba Empat.
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia
Loo Ern Chen, Mckerchar M, and Hansford Ann. Nomor 243/PMK.03/2014 Tentang Surat
2009. Understanding The Compliance Behaviour Pemberitahuan (SPT) sebagaimana telah
of Malaysian Individual Taxpayers Using A Mixed diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan
Method Approach. Journal of the Australasian Republik Indonesia Nomor 9/PMK.03/2018.
Tax Teachers Association. Vol.4 No.1: p181-202
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-16/
Nur Hidayati. 2010. Pengaruh Pengetahuan PJ/2016 tentang Pedoman Teknis Tata Cara
Pajak dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan
Kepatuhan Pajak. Jurnal Akuntansi. Vol 4 No 1. Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pajak
Maret 2010. Penghasilan Pasal 26 Sehubungan dengan
Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang Pribadi.
Ratnafuri, Kiki; Herawati, Nurul. Malpraktek
Pemotongan Dan Pemungutan Pajak Oleh Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor
Bendaharawan Pemerintah. Jurnal Akuntansi SE - 35/PJ/2010 Tentang Pengertian Sewa
Multiparadigma, [S.l.], v. 3, n. 3, mar. 2014. dan Penghasilan Lain Sehubungan dengan
Penggunaan Harta, Jasa Teknik, Jasa
Setyorini, Niken Loveana. 2015. Analisis Kepatuhan
Manajemen, dan Jasa Konsultan sebagaimana
Bendahara Pemerintah Dalam Pelaporan
Dimaksud dalam Pasal 23 Ayat (1) Huruf C
Surat Pemberitahuan Pajak Pertambahan Nilai
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang
(Studi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Perubahan Keempat atas Undang-Undang
Banyuwangi). Jurnal Mahasiswa Perpajakan Vol
Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak
5 No. 1.
Penghasilan
UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.
Undang-Undang No. 6 Tahun 1983 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
sebagaimana telah Diubah dengan Undang-
Undang Nomor 16 Tahun 2009.
Undang-Undang No. 7 Tahun 1983
tentang Pajak Penghasilan
sebagaimana telah Diubah dengan
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008.
Undang-Undang No. 8 Tahun 1983 Tentang Pajak
Pertambahan Nilai Dan Atau Penjualan Atas
Barang Mewah Sebagaimana Telah Diubah
Dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009.
Undang-Undang No. 13 Tahun 1985 Tentang Bea
Meterai.

102
PEMAJAKAN DANA DESA
Hanik Susilawati Muamarah, Emik Suyani

Lampiran
Pedoman Pemotongan/Pemungutan Pajak

No Jenis Transaksi Penerima Jenis Pajak Penghitungan Pajak


1. Pembayaran Pegawai di desa (ada PPh Pasal 21 atas Tarif x jumlah bruto
Honor di SK) Peserta Kegiatan
Narasumber/ PPh Pasal 21 atas Tarif x 50% x jumlah bruto
Pembicara non PNS/ Bukan Pegawai
anggota TNI/Polri (Penceramah)
Narasumber/ PPh Pasal 21 final 0% x jumlah bruto bagi PNS Golongan I dan
Pembicara PNS/ Golongan II, Anggota TNI dan Anggota POLRI
anggota TNI/Polri, dan Golongan Pangkat Tamtama dan Bintara,
pensiunannya dan Pensiunannya.
5% x Jumlah bruto bagi PNS Golongan III,
Anggota TNI dan Anggota POLRI Golongan
Pangkat Perwira Pertama, dan Pensiunannya.
15% x jumlah bruto bagi Pejabat Negara,
PNS Golongan IV, Anggota TNI dan Anggota
POLRI Golongan Pangkat Perwira Menengah
dan Perwira Tinggi, dan Pensiunannya.
2. Pembayaran Orang Pribadi (Tukang) PPh Pasal 21 5% x jumlah bruto (upah >Rp450.000/hari)
Upah atas non PKP pegawai tidak tetap
jasa/pekerjaan
Orang Pribadi PPh Pasal 21 5% x jumlah bruto (upah >Rp450.000/hari)
(Tukang) PKP, transaksi pegawai tidak tetap
>Rp1.000.000 (termasuk
PPN 10% x jumlah bruto
PPN)
3. Pembayaran Badan (non PKP) PPh Pasal 23 atas jasa 2% x jumlah bruto jasa (tidak termasuk
atas Jasa material dan tenaga kerja, kecuali untuk jasa
katering)
Badan (PKP), transaksi PPh Pasal 23 atas jasa 2% x jumlah bruto jasa exclude PPN
>Rp1.000.000 (termasuk
PPN 10% x jumlah bruto
PPN)
4. Pembayaran Orang Pribadi/Badan PPh Pasal 23 atas 2% x jumlah bruto sewa
atas sewa (non PKP) sewa
harta (bukan
Orang Pribadi/ PPh Pasal 23 atas 2% x jumlah bruto sewa exclude PPN
tanah
Badan (PKP), transaksi sewa
dan/atau
>Rp1.000.000 (termasuk
bangunan) PPN 10% x jumlah bruto
PPN)
5. Pembayaran Orang Pribadi/Badan PPh Pasal 4 ayat (2) 10% x jumlah bruto sewa
atas sewa
Orang Pribadi/ PPh Pasal 4 ayat (2) 10% x jumlah bruto sewa exclude PPN
tanah
Badan (PKP), transaksi
dan/atau PPN 10% x jumlah bruto
>Rp1.000.000 (termasuk
bangunan
PPN)
6. Pembelian Orang Pribadi/ - Tidak dipungut sepanjang sudah
Barang Badan memiliki SKB PP menunjukkan SSP PPh Pasal 4 ayat (2) 1%
46>Rp2.000.000, bukan
ATK, BBM
Orang Pribadi/Badan PPh Pasal 4 ayat (2) 0.5% x jumlah pembelian (exclude PPN)
memiliki SKet PP
23>Rp2.000.000, bukan
ATK, BBM
Orang Pribadi/Badan PPh Pasal 22 1.5% x jumlah pembelian (exclude PPN)
tidak memiliki surat
keterangan PP 23,
transaksi >Rp2.000.000,
bukan ATK, BBM
Orang Pribadi/ PPN 10% dari jumlah bruto
Badan, PKP, transaksi
>Rp1.000.000 (include
PPN)

Bagi penerima penghasilan yang tidak memiliki NPWP berlaku ketentuan sebagai berikut:
Objek PPh Pasal 21 : dikenakan tarif 20% lebih tinggi, untuk PPh 21 yang tidak final
Objek PPh Pasal 22 : dikenakan tarif 100% lebih tinggi
Objek PPh Pasal 23 : dikenakan tarif 100% lebih tinggi

103

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai