DANA DESA PADA Pemerintah menyalurkan dana desa sejak tahun 2015 dalam rangka
pemerataan pembangunan. Dana desa yang bersumber dari
DESA CILEUNGSI penerimaan negara dan menjadi bagian dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara harus dikelola secara tertib dan transparan dan
KIDUL KABUPATEN berlandaskan prinsip keuangan negara. Salah satu prinsip pokok dalam
belanja negara adalah pengenaan pajak untuk setiap transaksi
BOGOR pengeluaran yang dikelola para aparatur negara. Demikian juga
seharusnya hal ini berlaku untuk penggunaan dana desa oleh
perangkat desa. Masih adanya temuan terkait pajak atas dana desa
menunjukkan lemahnya kemampuan aparatur di desa dalam
memahami prinsip pengelolaan keuangan negara. Hal ini antara lain
I G M Artha Dharmakarja1, disebabkan karena perangkat desa yang rata-rata berstatus bukan
Guntoro Bayuaji2 pegawai negeri, keterbatasan pengalaman. Selama ini desa hanya
bergantung pada dana yang dikumpulkan sendiri secara swadaya
1)Jurusan
sehingga dalam penggunaannya tidak pernah dikenakan potongan
Akuntansi, Politeknik atau pungutan pajak. Untuk meningkatkan kesadaran dalam
Keuangan Negara STAN membayar pajak serta mempertanggungjawabkan penggunaan dana
2)Jurusan Akuntansi, Politeknik
publik, maka penulis merasa perlu melakukan kegiatan pengabdian
Keuangan Negara STAN masyarakat bersama dengan mahasiswa. Desa Cileungsi Kidul
Kabupaten Bogor terpilih sebagai lokasi penelitian dengan
pertimbangan adanya temuan pajak terutang penggunaan dana
Article history desa. Kegiatan yang dilakukan berupa sosialisasi peraturan perpajakan,
Received : diisi oleh editor pendampingan proses pembayaran dan pelaporan pajak secara
Revised : diisi oleh editor online, dan membantu adminsitrasi pelaporan dana desa
Accepted : diisi oleh editor menggunakan aplikasi Siskeudes. Sosialisasi pajak tersebut telah berjalan
secara efektif dengan tingkat pemahaman mencapai 80%. Selain itu,
*Email : hasil pendampingan pajak telah memberikan manfaat bagi bendahara
dharmakarja@pknstan.ac.id desa yang mampu membuat laporan pajak secara online.
Abstract
The government has channeled village funds since 2015 in the
framework of equitable development. Village funds sourced from state
revenue and become part of the State Budget must be managed in an
orderly and transparent manner and based on the principle of state
finance. One of the main principles in state expenditure is the taxation of
each expenditure transaction managed by the government officials.
Likewise, this should apply to the use of village funds by village officials.
The persistence of findings related to taxes on village funds shows the
weak ability of the apparatus in the village to understand the principles
of state financial management. This is partly since village officials are on
average non-civil servant status, limited experience. So far, villages have
only relied on funds collected by themselves, so that in their use they
have never been subject to tax deductions or levies. To increase
awareness in paying taxes and to account for the use of public funds,
the authors feel the need to do community service activities together
with students. The village of Cileungsi Kidul, Bogor Regency was chosen
as the location of the study considering the existence of an unpaid tax
finding on the use of village funds. The activities carried out in the form of
socialization of tax regulations, assistance in the payment process and
tax reporting online, and assist administration of village fund reporting
using the Siskeudes application. The tax socialization has been carried
out effectively with an understanding level reaching 80%. In addition, the
results of tax assistance have provided benefits for village treasurers who
are able to make tax reports online.
© 2019 Segala bentuk plagiarisme dan penyalahgunaan hak kekayaan intelektual akibat
diterbitkannya paper pengabdian masyarakat ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab
penulis.
I G M Artha Dharmakarja dkk, Sembadha 2019
METODE PENELITIAN
d. Jasa perhotelan;
e. Jasa boga atau ketering.
LAMPIRAN