Anda di halaman 1dari 28

Sistem Pendukung keputusan

Penilaian Dosen Terbaik di


Fakultas Rekayasa Industri
Universitas Telkom

Kelompok 4
Anggota Kelompok :
Muh. Dhiyaurrahman T – 1201153497
Islamia Nuraini - 1201164044
Page 1
Tujuan
Perancangan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) penentuan penilaian dosen terbaik
berdasarkan Key Perfomance Indicator (KPI) di Fakultas Rekayasa Industri (FRI) dengan
menerapkan empat fase pengambilan keputusan ialah penilaian bobot, kriteria, sub kriteria,
dan perankingan ialah dapat di identifikasi sebagai berikut:

a.Tujuan untuk mengetahui kriteria dan bobot penilaian berdasarkan Key Performance
Indicator (KPI) sehingga menghasilkan sistem pengambilan keputusan penilaian pemilihan
dosen kinerja terbaik di Unversitas Telkom.

b.Tujuan untuk mengetahui perhitungan menggunakan metode Simple Additive Weighting


(SAW) untuk mencari penjumlahan berbobot dari penilaian kinerja pada setiap alternatif pada
semua atribut sehingga diketahui ranking normalisasi terbaik berdasarkan empat aspek yaitu
orientasi sikap dan pelayanan, integritas, kedisiplinan, dan pengajaran.

c.Tujuan untuk mengetahui bobot penilaian kinerja dosen menggunakan Analytic Hierarchy
Process (AHP) berdasarkan empat indicator yaitu orientasi sikap dan pelayanan, integritas,
kedisiplinan, dan pengajaran melalui persebaran kuesioner sehingga memberikan nilai
subjektif tentang setiap variabel terkait, dan mengatur variable.

Page 2
Metode
Metode Simple Additive Weighting (SAW)

Metode SAW sering juga dikenal dengan istilah metode


penjumlahan terbobot. Konsep dasar metode SAW adalah mencari
penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif dari
semua atribut (Fishburn,1967). Metode SAW membutuhkan proses
normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu skala yang dapat
diperbandingkan dengan semua rating alternatif yang ada
(Kusumadewi, 2006).

Page 3
Metode
Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)

Prinsip kerja AHP adalah penyederhanaan suatu persoalan


kompleks yang tidak terstruktur, stratejik, dan dinamik menjadi bagian-
bagiannya, serta menata dalam suatu hierarki. Kemudian tingkat
kepentingan setiap variabel diberi nilai numerik secara subjektif tentang
arti penting variabel tersebut secara relatif dibandingkan dengan variabel
lain. Dari berbagai pertimbangan tersebut kemudian dilakukan sintesa
untuk menetapkan variabel yang memiliki prioritas tinggi dan berperan
untuk mempengaruhi hasil pada sistem tersebut. Menurut Saaty (1993),
terdapat tiga prinsip dalam memecahkan persoalan dengan AHP, yaitu
prinsip menyusun hirarki (Decomposition), prinsip menentukan prioritas
(Comparative Judgement), dan prinsip konsistensi logis (Logical
Consistency).

Page 4
Simulasi Perhitungan
Metode AHP
OREANTASI SIKAP DAN
Alternatives PELAYANAN INTEGRITAS KEDISIPLINAN PENGAJARAN PENGALAMAN TOTAL
V1 0,04 0,14 0,07 0,27 0,14 0,65
V2 0,01 0,08 0,09 0,30 0,11 0,59
V3 0,02 0,17 0,11 0,10 0,06 0,46
V4 0,04 0,05 0,13 0,10 0,17 0,49
V5 0,01 0,15 0,16 0,20 0,17 0,68
V6 0,01 0,20 0,18 0,27 0,19 0,84
V7 0,03 0,05 0,16 0,23 0,08 0,56
V8 0,01 0,14 0,02 0,23 0,22 0,63
V9 0,04 0,14 0,13 0,13 0,17 0,61
V10 0,04 0,14 0,11 0,27 0,08 0,64
V11 0,04 0,15 0,13 0,17 0,03 0,52
V12 0,01 0,05 0,18 0,13 0,22 0,59
V13 0,05 0,11 0,20 0,17 0,25 0,78
V14 0,04 0,11 0,18 0,30 0,17 0,79
V15 0,02 0,15 0,18 0,20 0,17 0,71

0,8444444

Perhitungan Penilaian Dosen Berdasarkan Alternatif (AHP)

Page 5
Simulasi Perhitungan
Metode SAW

KESIMPULAN
` RANK TOTAL
ALTERNATIVES CRITERIA 1 CRITERIA 2 CRITERIA 3 CRITERIA 4 CRITERIA 5
IMAN NUR FATWA 0,01 0,20 0,18 0,27 0,19 1 0,84
SULASTRI 0,04 0,11 0,18 0,30 0,17 2 0,79
AMIN IKHWAN RAIS 0,05 0,11 0,20 0,17 0,25 3 0,78
SUJADI 0,01 0,05 0,18 0,13 0,22 4 0,59
ARAFAT 0,00 0,03 0,03 0,06 0,17 5 0,29

Kesimpulan Predikat Nama Dosen Dalam Penilaian Dosen Terbaik

Page 6
Desain Sistem

Desain Arsitektural Sistem


Page 7
Diagram Konteks
Pengertian

Menurut Jogiyanto (2005), Diagram konteks adalah diagram yang


terdiri dari suatu proses dan menggambarkan ruang lingkup suatu sistem.
Diagram konteks merupakan level tertinggi dari DFD yang
menggambarkan seluruh input ke sistem atau output dari sistem. Ia akan
memberi gambaran tentang keseluruan sistem. Sistem dibatasi oleh
boundary (dapat digambarkan dengan garis putus). Dalam diagram
konteks hanya ada satu proses. Tidak boleh ada store dalam diagram
konteks.

Page 8
Diagram Konteks

Diagram Konteks
Page 9
Diagram Use Case
Pengertian

Sukamto dan Shalahuddin (2013), “Use case atau diagram use case
merupakan pemodelan untuk kelakuan (behavior) sistem informasi yang
akan dibuat. Use case mendeskripsikan sebuah interaksi antara satu
atau lebih aktor dengan sistem informasi yang akan dibuat”.
Syarat penamaan pada use case adalah nama didefinisikan sesimpel
mungkin dan dapat dipahami.
Ada dua hal utama pada use case yaitu pendefinisian apa yang disebut
aktor dan use case.
1.Aktor merupakan orang, proses, atau sistem lain yang berinteraksi
dengan sistem informasi yang akan dibuat di luar sistem informasi yang
akan dibuat itu sendiri, jadi walaupun simbol dari aktor adalah gambar
orang, tapi aktor belum tentu merupakan orang.
2.Use case merupakan fungsionalitas yang disediakan sistem sebagai
unit-unit yang saling bertukar pesan antar unit atau aktor.

Page 10
Diagram Use Case
Simbol Diagram Use Case

Simbol Diagram Use Case

Page 11
Diagram Use Case

Diagram Use Case

Page 12
Activity Diagram
Pengertian

Menurut Sukamto dan Shalahuddin (2013), Diagram aktivitas atau


activity diagram menggambarkan workflow (aliran kerja) atau aktivitas
dari sebuah sistem atau proses bisnis atau menu yang ada pada
perangkat lunak. Sedangkan menurut Anggoro (2010), activity diagram
memodelkan alur kerja (work flow) sebuah proses bisnis dan urutan
aktivitas dalam suatu proses. Diagram ini sangat mirip dengan sebuah
flowchart karena dapat dimodelkan sebuah alur kerja dari satu aktivitas
ke aktivitas lainnya atau dari satu aktivitas kedalam keadaan sesaat
(state).

Page 13
Activity Diagram
Simbol Activity Diagram

Simbol Activity Diagram

Page 14
Activity Diagram

Activity Diagram Penilaian Dosen di Fakultas


Rekayasa Industri Universitas Telkom Page 15
Entitiy Relationship Diagram

Entitiy Relationship Diagram


Page 16
Fish Bone Diagram

Fish Bone Diagram

Page 17
Fish Bone Diagram

Fish Bone Diagram

Page 18
Desain Mockup

Page 19
Desain Mockup

Page 20
Desain Aplikasi

Page 21
Desain Aplikasi

Page 22
Desain Aplikasi

Page 23
Desain Aplikasi

Page 24
Desain Aplikasi

Page 25
Desain Coding

Page 26
Desain Coding

Page 27
Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap kinerja dosen


menggunakan sistem pendukung keputusan dengan metode AHP dan SAW,
dapat diambil kesimpulan bahwa penelitian ini berhasil melakukan
perangkingan alternatif dari hasil perhitungan pembobotan nilai kinerja
penilaian dosen terbaik di Fakultas Rekayasa Industri pada Universitas Telkom.
Perhitungan dari kriteria mahasiswa, rekan sejawat, atasan dan dosen sebagai
diri sendiri menggunakan metode SAW memberikan hasil yang adil dan objektif
terhadap kinerja dosen. kemudian hasil SAW yang diperoleh tadi, menjadi
kriteria baru yang digabung dengan perhitungan pada internal akademik
berdasarkan Key Performance Indicator (KPI) yaitu kriteria orientasi sikap dan
pelayanan, integritas, kedisiplinan, dan pengajaran dengan melakukan
penyebaran kuesioner untuk melakukan perhitungan. Kemudian, hasil akhir
tersebut menggunakan metode AHP dan hasilnya merupakan keputusan akhir.

Page 28

Anda mungkin juga menyukai