Anda di halaman 1dari 4

BAB I

DATA HASIL PENGAMATAN


Tabel Pengukuran Pada Bola Besar (Oli)
No. Massa Bola m (kg) Diameter Bola d (m) Massa Jenis Bola (kg/m3) Tinggi Oli x (m) Waktu t (s) Kecepatan v (m/s) Koefisien Viskositas (Pa.s) Ketepatan (%)
1 0.00057 0.02525 67.66 0.1 0.34 0.29 0.16 74
2 0.00057 0.02525 67.66 0.13 0.39 0.33 0.14 74
3 0.00057 0.02525 67.66 0.16 0.48 0.33 0.14 74
4 0.00057 0.02525 67.66 0.19 0.66 0.28 0.17 74
5 0.00057 0.02525 67.66 0.21 0.57 0.36 0.13 74
Rata 0.00057 0.02525 67.66 0.158 0.488 0.318 0.148 74

Tabel Pengukuran Bola Kecil (Oli)


No. Massa Bola m (kg) Diameter Bola d (m) Massa Jenis Bola (kg/m3) Tinggi Oli x (m) Waktu t (s) Kecepatan v (m/s) Koefisien Viskositas (Pa.s) Ketepatan (%)
1 0.000155 0.0167 63.6 0.1 0.26 0.38 0.05 24
2 0.000155 0.0167 63.6 0.13 0.4 0.32 0.06 24
3 0.000155 0.0167 63.6 0.16 0.35 0.45 0.04 24
4 0.000155 0.0167 63.6 0.19 0.4 0.47 0.04 24
5 0.000155 0.0167 63.6 0.21 0.53 0.39 0.05 24
Rata 0.000155 0.0167 63.6 0.158 0.388 0.402 0.048 24

Tabel Pengukuran Bola Besar (Minyak Goreng)


No. Massa Bola m (kg) Diameter Bola d (m) Massa Jenis Bola (kg/m3) Tinggi Minyak x (m) Waktu t (s) Kecepatan v (m/s) Koefisien Viskositas (Pa.s) Ketepatan (%)
1 0.00057 0.02525 67.66 0.1 0.27 0.37 0.13 78
2 0.00057 0.02525 67.66 0.13 0.36 0.36 0.13 78
3 0.00057 0.02525 67.66 0.16 0.59 0.27 0.17 78
4 0.00057 0.02525 67.66 0.19 0.67 0.28 0.17 78
5 0.00057 0.02525 67.66 0.21 0.81 0.26 0.18 78
Rata 0.00057 0.02525 67.66 0.158 0.54 0.308 0.156 78

Tabel Pengukuran Bola Kecil (Minyak Goreng)


No. Massa Bola m (kg) Diameter Bola d (m) Massa Jenis Bola (kg/m3) Tinggi Minyak x (m) Waktu t (s) Kecepatan v (m/s) Koefisien Viskositas (Pa.s) Ketepatan (%)
1 0.000155 0.0167 63.6 0.1 0.37 0.27 0.07 34
2 0.000155 0.0167 63.6 0.13 0.45 0.29 0.07 34
3 0.000155 0.0167 63.6 0.16 0.55 0.29 0.07 34
4 0.000155 0.0167 63.6 0.19 0.6 0.31 0.06 34
5 0.000155 0.0167 63.6 0.21 0.72 0.29 0.07 34
Rata 0.000155 0.0167 63.6 0.158 0.538 0.29 0.068 34
BAB II
PEMBAHASAN

Dalam praktikum ini dilakukan percobaan untuk menentukan kecepatan terminal pada suatu zat
cair, menentukan koefisien viskositas zat cair berdasarkan Hukum Stokes, menentukan besar gaya
gesekan dalam zat cair serta mempelajari dinamika benda dalam fluida.

Percobaan ini dilakukan berdasarkan Hukum Stokes yang berbunyi, “Jika suatu zat cair yang
mempunyai kekentalan (viskositas) mengalir melalui bola secara streamline atau bila bola bergerak di
dalam zat cair yang diam, maka bekerjalah gaya gesekan terhadap bola tersebut”. Dalam hal ini, apabila
terdapat sebuat benda padat (bola) yang melaju dalam suatu fluida cair, maka benda tersebut akan
memperoleh gaya hambat. Gaya hambat yang terjadi ini disebabkan karena adanya gaya gesekan
dengan fluida.

Jika sebuah benda padat berbentuk bola dilepas pada permukaan zat cair, maka bola tersebut
akan mendapat percepatan. Dengan bertambah besarnya kecepatan bola, maka gaya Stokes yang
bekerja padanya juga bertambah besar sehingga akhirnya bola akan bergerak dengan kecepatan tetap,
yaitu setelah terjadi keseimbangan antara gaya berat, gaya Archimedes dan gaya Stokes pada bola
tersebut. Kecepatan yang tetap atau konstan tersebut disebut dengan kecepatan batas atau kecepatan
terminal (terminal velocity).

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dalam praktikum ini, dapat diketahui bahwa kelereng
(bola) yang dijatuhkan ke dalam fluida akan mendapatkan gaya hambat oleh fluida. Jika dibandingkan
ketika kelereng tersebut dijatuhkan ke dalam air biasa, maka kelereng tidak akan mendapat gaya
hambat (gaya gesek) yang lebih besar dibandingkan ketika kelereng tersebut dijatuhkan ke dalam oli
atau minyak goring. Hal tersebut disebabkan oleh viskositas dari kedua fluida cair tersebut yang lebih
besar dibandingkan dengan viskositas pada air biasa. Hal ini pun sesuai dengan ungkapan George Stokes
yang dikenal dengan hokum Stokes.

Selanjutnya, berdasarkan data yang diperoleh pada praktikum ini, dalam pengukuran koefisien
viskositas oli melalui percobaan pertama dengan menggunakan bola besar setelah dirata-rata diperoleh
sebesar 0,148 Pa.s dengan kecepatan bola dalam fluida setelah dirata-rata diperoleh sebesar 0,318 m/s.
Sedangkan dalam percobaan kedua dengan menggunakan bola kecil, koefisien viskositas olinya setelah
dirata-rata diperoleh sebesar 0,048 Pa.s dengan kecepatan bola dalam fluida setelah dirata-rata
diperoleh sebesar 0,402 m/s. Bila koefisien viskositas oli pada percobaan dibandingkan dengan nilai
literaturnya dengan nilai 0,2 Pa.s, maka untuk bola besar diperoleh selisih sebesar 0,052 Pa.s dan untuk
bola kecil diperoleh selisih sebesar 0,152 Pa.s atau 3 kali lebih kecil dari literaturnya. Sehingga ketepatan
untuk pengukuran koefisien viskositas oli pada bola besar adalah 74% dan untuk bola kecil diperoleh
24%.

Dalam pengukuran koefisien viskositas minyak goring melalui percobaan pertama dengan
menggunakan bola besar, nilai koefisien minyak gorengnya setelah dirata-rata diperoleh sebesar 0,156
Pa.s dengan kecepatan bola dalam fluida setelah dirata-rata diperoleh sebesar 0,308 m/s. Sedangkan
dalam percobaan kedua dengan menggukan bola kecil, koefisien viskositas minyak gorengnya setelah
dirata-rata diperoleh sebesar 0,068 Pa.s dengan kecepatan bola dalam fluida setelah dirata-rata
diperoleh sebesar 0,29 m/s. Sehingga ketepatan untuk koefisien viskositas minyak goreng pada bola
besar adalah 78% dan untuk bola kecil diperoleh 34%.

Perbedaan hasil pengukuran pada percobaan dengan nilai literaturnya dapat disebabkan oleh
beberapa factor. Pertama, suhu awal pada fluida tidak diukur sehingga tidak dapat diketahui apakah
fluida tersebut tetap dalam suhu kamar atau suhunya telah berubah akibat suhu disekitar (lingkungan)
yang relatif dingin karena adanya pengaruh dari Air Conditioner (AC). Suhu fluida sendiri berpengaruh
terhadap nilai kekentalan (viskositas) dari fluida tersebut. Ketika dalam suhu rendah viskositas fluida
akan semakin besar dan ketika dalam suhu tinggi viskositas fluida akan semakin berkurang. Kedua,
keadaan fluida juga berpengaruh terhadap nilai viskositasnya. Dalam hal ini, fluida yang digunakan
sudah tidak homogen lagi karena telah sering digunakan dalam beberapa percobaan serupa sehingga
koefisien fluida tidak lagi sama dengan literaturnya. Ketiga, adanya kesalahan dalam paralaks, baik itu
dalam pengukuran diameter bola dengan menggunakan micrometer sekrup ataupun dalam pengukuran
waktu bola saat dijatuhkan ke dalam fluida, karena gerak jatuhnya bola tersebut sangat cepat sehingga
mengalami kesulitan dalam menentukan waktunya. Kemudian adanya kecepatan awal pada saat bola
dijatuhkan ke dalam fluida yang disebabkan adanya ruang hampa dalam tabung viskositas karena jumlah
volume fluida yang digunakan terbatas (tidak dapat mencapai batas angka 0 pada skala tabung). Dan
yang terakhir juga dapat disebabkan karena keterbatasan keterampilan dari pengamat dalam mengukur
beberapa variabel pengukuran untuk perhitungan koefisien viskositas suatu fluida. Didasarkan atas
ketidakpastian dalam pengukuran, bahwa setiap pengukuran terhadap suatu benda berpeluang terjadi
kesalahan dalam pembacaan skala sehingga menyebabkan data yang didapat menjadi sedikit
menyimpang.
BAB III

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Viskositas merupakan ukuran kekentalan fluida yang menyatakan besar kecilnya


gesekan di dalam fluida. Untuk menentukan kekentalan dari suatu fluida cair dapat
dilakukan dengan cara menjatuhkan benda padat ke dalam suatu fluida sejati. Cara
tersebut didasarkan atas hokum Stokes.
2. Diperoleh kecepatan terminal pada oli dengan menggunakan bola besar sebesar 0,318
m/s dan dengan menggunakan bola kecil sebesar 0,402 m/s. Sedangkan kecepatan
terminal pada minyak goring dengan menggunakan bola besar sebesar 0,308 m/s dan
dengan menggunakan bola kecil sebesar 0,29 m/s.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas adalah suhu, konsentrasi larutan, berat
molekul solute dan tekanan udara.

Anda mungkin juga menyukai