Anda di halaman 1dari 35

Fluida Statis dan Dinamis

Program Studi Teknik Sipil


Fakultas Teknik
Universitas Kaltara

© Program Studi Teknik Sipil - UNIKALTAR


1
Definisi Fluida

Fluida (fluid/zalir) adalah suatu zat yang berubah bentuk


secara kontinu (terus-menerus) jika terkena tegangan
geser.

Fluida (fluid/zalir) adalah kumpulan molekul yang tersusun


secara acak dan melekat secara bersama-sama akibat
gaya kohesi lemah, akibat gaya-gaya yang dikerjakan oleh
dinding-dinding wadah (Serway Jeweet, Fisika untuk Sains
dan Teknik) .

Fluida (fluid/zalir) dapat berupa cairan atau gas.

© Program Studi Teknik Sipil - UNIKALTAR 2


Fenomena Fluida

• Mengapa kayu-kayu yang besar dan banyak


lebih mudah diangkat dalam air ?
• Mengapa balon gas dapat naik ke atas ?
• Mengapa telur dapat mengapung di dalam air
garam, sementara dalam air murni
tenggelam?
• Mengapa serangga kecil bisa bergerak di atas
air dan tidak tenggelam?
© Program Studi Teknik Sipil - UNIKALTAR 3
Fluida Statis

Fluida selalu mempunyai bentuk yang dapat


berubah secara kontinu seperti wadahnya,
sebagai akibat gaya geser (tidak dapat
menahan gaya geser)

© Program Studi Teknik Sipil - UNIKALTAR 4


Fluida

CAIR:
• Molekul-molekul terikat secara longgar
namun tetap berdekatan
• Tekanan yang terjadi karena ada gaya gravitasi
bumi yg bekerja padanya
• Tekanan terjadi secara tegak lurus pada
bidang

© Program Studi Teknik Sipil - UNIKALTAR 5


Fluida

GAS:
• Molekul bergerak bebas dan saling
bertumbukan
• Tekanan gas bersumber pada perubahan
momentum disebabkan tumbukan molekul
gas pada dinding
• Tekanan terjadi tidak tegak lurus pada bidang

© Program Studi Teknik Sipil - UNIKALTAR 6


Tekanan

Tekanan adalah besar gaya yang bekerja pada


suatu benda tiap satuan luas.

F
P
A
Dengan :
P = besar tekanan (N/m2 = 1 Pa)
F = Gaya yang bekerja (N)
A = Luas Penampang yang dikenai gaya (m2)

© Program Studi Teknik Sipil - UNIKALTAR 7


Dalam SI satuan Tekanan adalah N/m2 .satuan
lain dari tekanan antara lain:
1 N/m2 = 1 Pa
1 Bar = 105 Pa
1 atm = 1,01 x 105 Pa = 1,01 Bar.

Penerapan konsep tekanan dalam kehidupan


sehari-hari adalah pada pisau dan paku. Ujung
paku dibuat runcing dan pisau dibuat tajam
Untuk mendapat tekanan yang lebih besar
sehingga lebih mudah menancap pada benda lain.
© Program Studi Teknik Sipil - UNIKALTAR 8
Massa Jenis

Suatu sifat penting dari zat adalah rasio massa


terhadap volumenya yang dinamakan massa
jenis

m  = Densitas / massa jenis (Kg/m3)


 m = Massa benda (Kg)
V V = Volume benda (m3)

© Program Studi Teknik Sipil - UNIKALTAR 9


Massa Jenis dari Beberapa Bahan Umum

Bahan  (kg/m3) Bahan  (kg/m3)


Air 1,00 x 103 Es 0,917 x 103

Aluminium 2,70 x 103 Besi 7,86 x 103

Benzena 0,879 x 103 Timbal 11,3 x 103

Tembaga 8,92 x 103 Raksa 13,6 x 103

Etil Alkohol 0,806 x 103 Kayu 0,710 x 103

Air Murni 1,00 x 103 Gas Oksigen 1,43

Gliserin 1,26 x 103 Pinus 0,373 x 103

Emas 19,3 x 103 Platina 21,4 x 103

Gas Helium 1,79 x 10-1 Air Laut 1,03 x 103

Gas Hidrogen 8,99 x 10-2 Perak 10,3 x 103

© Program Studi Teknik Sipil - UNIKALTAR 10


Tekanan Hidrostatik

Tekanan Hidrostatis adalah tekanan pada Fluida statis


yang diakibatkan oleh adanya Gaya gravitasi.

Ph   g h
Dengan :
Ph = tekanan hidrostatis (N/m2 atau Pascal)
 = massa jenis zat cair (kg/m3)
g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)
h = kedalaman zat cair (m)

© Program Studi Teknik Sipil - UNIKALTAR 11


Tekanan Absolut

Apabila tekanan udara luar diperhitungkan maka:


Pabsolut = Patmosfer + Phidrostatik
Pabsolut = Patmosfer + ρ . g . h

Patmoser = tekanan udara luar/tekanan pada


permukaan zat cair (Atm atau Pa)
1 atm = 76 cm Hg = 1,01 x 105 Pa

© Program Studi Teknik Sipil - UNIKALTAR 12


Hukum Pokok Hidrostatik

Tekanan hidrostatik di semua titik yang


terletak pada satu bidang mendatar di
dalam satu jenis zat cair besarnya sama.

PA  PB  PC

© Program Studi Teknik Sipil - UNIKALTAR 13


Hukum Pokok Hidrostatik dapat digunakan untuk
menentukan massa jenis zat cair dengan
menggunakan pipa U sebagai berikut

PA = PB
ρ1 . g . h1 = ρ2 . g . h2
ρ1 . h1 = ρ2 . h2

© Program Studi Teknik Sipil - UNIKALTAR 14


Hukum Pascal

Tekanan yang diberikan pada suatu cairan yang


tertutup akan diteruskan tanpa berkurang ke
segala titik dalam fluida dan ke dinding bejana

F1 F2
P1  P2 
A1 A2

© Program Studi Teknik Sipil - UNIKALTAR 15


Contoh Soal 1

Gaya sebesar 74 N bekerja pada permukaan


seluas 2 cm2. Hitunglah besar tekanannya!
Solusi :
Diketahui: F = 74 N
A = 2 cm2 = 2 x 10-4 m2
Ditanyakan: P = …………….?
Jawab :

© Program Studi Teknik Sipil - UNIKALTAR 16


Contoh Soal 2

Titik A terletak pada kedalaman 2 m. Jika tekanan udara


pada saat itu 1 atm, berapakah tekanan hidrostatik dan
tekanan di titik A ?
Solusi :
Diketahui: h = 2 m
Patm = 1 atm = 1,01 x 105 Pa
g = 9,8 m/s2
Ditanyakan: Ph dan PA = …………….?
Jawab :
Ph = gh = 1000 . 9,8 . 2 = 19600 Pa = 19,6 kPa
PA = Patm+gh =1,01.105 +19600 =1,21.105 Pa =1,21.102 kPa
© Program Studi Teknik Sipil - UNIKALTAR 17
Soal Latihan

1. Hitunglah tekanan total yang dialami sebuah


benda yang tercelup dalam sumur pada ke
dalaman 10 m dari permukaan air sumur. Jika
percepatan gravitasi di daerah itu adalah
sebesar 10 m/s2
2. Berapa tekanan yang dialami penyelam yang
berada pada posisi 100 m di atas dasar laut ?
(kedalaman laut = 1 km. massa jenis air laut :
1,025103 kg/m3)

© Program Studi Teknik Sipil - UNIKALTAR 18


Fluida Dinamis

© Program Studi Teknik Sipil - UNIKALTAR 19


Aliran Laminar dan Turbulen

Garis alir pada fluida mengalir terdapat dua jenis, yaitu:


1. Aliran laminar adalah aliran fluida yang mengikuti
suatu garis lurus atau melengkung yang jelas ujung
dan pangkal-nya serta tidak ada garis lu-rus yang
bersilangan.
2. Aliran turbulen adalah aliran fluida yang ditandai
dengan adanya aliran berputar dan arah gerak
partikelnya berbeda, bahkan ber-lawanan dengan arah
gerak keseluruhan fluida.

© Program Studi Teknik Sipil - UNIKALTAR 20


Persamaan Kontinuitas

Apabila suatu fluida mengalir dalam sebuah pipa dengan


luas penampang A dan kecepatan aliran fluidanya v, maka
banyaknya fluida (volum) yang mengalir melalui penampang
tersebut tiap satuan waktu dinamakan debit.

V
Q Av dan Q
t
Keterangan:
Q = debit aliran fluida (m3/s)
V = volum fluida yang mengalir (m3)
t = waktu (s)
v = kecepatan aliran fluida (m/s)
© Program Studi Teknik Sipil - UNIKALTAR 21
Jika suatu fluida mengalir dengan aliran tunak (steady)
melewati pipa yang mempunyai luas penampang yang
berbeda maka volum fluida yang melewati setiap
penampang itu sama besar dalam selang waktu yang sama.
Keterangan:
Q1 = debit aliran fluida bagian 1 (m3/s)
Q2 = debit aliran fluida bagian 2 (m3/s)
A1 = luas penampang bagian 1 (m2)
A2 = luas penampang bagian 2 (m2)
Q1  Q2 v1 = kecepatan cairan bagian 1 (m/s)
v2 = kecepatan cairan bagian 2 (m/s)
A1v1  A2 v2  kons tan
© Program Studi Teknik Sipil - UNIKALTAR 22
Contoh Soal 3

Kecepatan rata-rata aliran air pada sebuah selang yang


berdiameter 4 cm is 4 m/s. Hitung jumlah fluida (air) yang
mengalir tiap detik (Q)!
Solusi :
d = 4 cm  r = 2 cm = 2 x 10-2 m
v = 4 m/s
Q = …?
Q = A v =  r2 v
= 3,14 (2 x 10-2 m) x 4 m/s
= 5,024 m3/s
© Program Studi Teknik Sipil - UNIKALTAR 23
Contoh Soal 4

Sebuah pipa dengan diameter 12 cm ujungnya menyempit


dengan diameter 8 cm. Jika kecepatan aliran di bagian pipa
yang berdiameter besar 10 cm/s, hitung kecepatannya di ujung
yang kecil.
d1 = 12 cm  r = 6 cm = 6 x 10-2 m
d2 = 8 cm  r = 4 cm = 2 x 10-2 m
A1 =  r12 = 3,14 x (6 cm)2 = 113, 04 cm2
A1 =  r12 = 3,14 x (4 cm)2 = 50,24 cm2
V1 = 10 cm/s and v2 = …?
A1 V1 = A2 V2
113,04 cm2 x 10 cm/s = 50,24 cm2 x V2 24
© Program Studi Teknik Sipil - UNIKALTAR
… (Lanjutan) Contoh Soal 4

1130,4
V2 
50,24
V2  22,5 cm s
V2  0,225 m s

© Program Studi Teknik Sipil - UNIKALTAR 25


Azas Bernoulli

Tekanan fluida pd
tempat yang
kecepatannya besar
lebih kecil daripada
tekanan fluida pd
tempat yang
kecepatannya kecil.

Keterangan:
p = tekanan (N/m2)
 = massa jenis fluida (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = ketinggian fluida dari titik acuan (m)
v = kecepatan fluida (m/s)
© Program Studi Teknik Sipil - UNIKALTAR 26
… (Lanjutan) Azas Bernoulli

Terdapat dua kasus istimewa berkenaan dengan


persamaan Bernoulli.

1. Fluida diam atau tidak mengalir (v1 = v2 = 0)

p1  p 2   g (h2  h1 )
Persamaan ini menyatakan tekanan hidrostatis dalam
zat cair pada kedalaman tertentu.
Keterangan:
p1 dan p2 = tekanan pada titik 1 dan 2 (N/m2)
h1 dan h2 = tinggi tempat 1 dan 2 (m)
 = massa jenis fluida (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
© Program Studi Teknik Sipil - UNIKALTAR 27
… (Lanjutan) Azas Bernoulli

2. Fluida mengalir pada pipa horisontal (h1 = h2 = h)

1 2 2
p1  p 2   (v 2  v1 )
2
Persamaan ini menyatakan jika v2 > v1, maka p1 > p2 yang
berarti jika kecepatan aliran fluida disuatu tempat
besar maka tekanan fluida di tempat tersebut kecil
dan berlaku sebaliknya.
Keterangan:
p1 dan p2 = tekanan pada titik 1 dan 2 (N/m2)
v1 dan v2 = kecepatan pada 1 dan 2 (m)
 = massa jenis fluida (kg/m3)
© Program Studi Teknik Sipil - UNIKALTAR 28
Penerapan Azas Bernoulli

Menentukan kecepatan dan debit semburan air pada tangki yang


berlubang

v 2 gh
h
Q = A.v Q  A 2 gh

Keterangan:
Q = aliran debit (m3/s)
v = kecepatan semburan air pada pada
bocoran itu (m/s)
h = tinggi air di atas lubang (m)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
A = luas panampang lubang bocoran (m2)
© Program Studi Teknik Sipil - UNIKALTAR 29
Contoh Soal 5

Sebuah tangki berisi air


setinggi 1,25 m. Pada
tangki terdapat lubang
1,25 m
kebocoran 45 cm dari
45 cm
dasar tangki. Berapa kec.
air dari lubang bocor ?
Solusi : Kecepatan air dari lubang bocor :

h1 = 1,25 m v  2 g h1  h2 
h2 = 45 cm = 0,25  2.9,8125  0,45
m
v = …?  15,68  3,96 m s
© Program Studi Teknik Sipil - UNIKALTAR 30
….(Lanjutan) Penerapan Azas Bernoulli

Gaya angkat sayap pesawat terbang


Sesuai dengan azas Bernoulli, apabila
F2 = p2 A kelajuan aliran udara pada bagian atas
v2 sayap lebih besar daripada kelajuan aliran
udara pada bagian bawah sayap, maka
tekanan udara bagian atas sayap lebih kecil
daripada tekanan udara dibagian bawah
F1 = p1 A v1 sayap..

Keterangan:
F1  F2  ( p1  p 2 ) A
F1 = gaya dorong peasawat ke atas (N)
F2 = daya dorong pesawat ke bawah (N)
F1 – F2 = gaya angkat ke bawah (N)
p1 = tekanan pada sisi bagian bawah (N/m2)
p2 = tekanan pada sisi bagian atas (N/m 2)
A = luas penampang sayap (m2) 31
© Program Studi Teknik Sipil - UNIKALTAR
….(Lanjutan) Penerapan Azas Bernoulli

Persamaan gaya angkat di atas dapat pula dinyatakan


sebagai berikut:

1 2 2
F1  F2   (v 2  v1 ) A
2
Keterangan:
F1 = gaya dorong pesawat ke atas (N)
F2 = gaya dorong pesawat ke bawah (N)
F1 – F2 = gaya angkat pesawat (N)
v1 = kecepatan udara di bawah sayap (m/s)
v2 = kecepatan udara di atas sayap (m/s)
 = massa jenis udara (kg/m 3
)
© Program Studi Teknik Sipil - UNIKALTAR 32
Contoh Soal 6

Jika kecepatan aliran udara di bagian bawah sayap


pesawat 60 m/s, berapakah kecepatan di bagian atasnya
jika tekanan ke atas yang diperolehnya adalah 10 N/m2? (
= 1.29 kg/m3)

© Program Studi Teknik Sipil - UNIKALTAR 33


Solusi :
1 2 1 2
p2 – p1 = 10 N/m P1  v1  gh1  P2  v2  gh2
2 2
v2 = 60 m/s
h1 = h 2
1
2
2 2

 v1  v2  P2  P1
v1 = …? 2 2 2P2  P1 
v1  v2 

2 2P2  P1 
2
v1  v2 

2 2.10
v1  60 
1,29
v1  3615,504  60,13 m s
© Program Studi Teknik Sipil - UNIKALTAR 34
“Ketekunan adalah
elemen terbesar dari
kesuksesan”

TERIMA KASIH
SELAMAT BELAJAR
© Program Studi Teknik Sipil - UNIKALTAR 35

Anda mungkin juga menyukai