Anda di halaman 1dari 19

Referat

Sindrom Dispepsia

Arief Meiji Surya


Mirza Nuring Tyas

Preseptor Muhammad Ramzi


Dr. Drajad Priyono, Sp.PD-K(GH)
Shelly Fauzia Yusya
PENDAHULUAN
Latar Penyebab dispepsia
dapat berupa organik
Belakang yaitu jika terdapat
kelainan yang jelas pada
organ atau fungsional Penting bagi dokter
jika tidak ditemukan untuk menjelaskan
kelainan organik tentang perjalanan
penyakit kepada
Dispepsia pasien

Nyeri kronik atau berulang atau perasaan


Penting untuk
tidak nyaman di perut bagian atas
memperhatikan alarm
dapat muncul bersamaan dengan gelaja
symptoms pada pasien
penuh di perut
dispepsia
Etiologi
Epidemiologi

Definisi

Tujuan
Patofisiologi,
Sindrom
Penulisan Prognosis Diagnosis
Dispepsia

Komplikasi Tatalaksana
TINJAUAN PUSTAKA
Defenisi
Dari Bahasa yunani yang
berasal dari suku kata “duis”
Kumpulan gejala pada perut
berarti buruk atau susah
bagian atas.
dan “peptin” yang berarti
pencernaan

Rasa tidak nyaman diartikan


Sebagai nyeri kronik atau sebagai perasaan negatif
berulang atau perasaan yang tidak bersifat nyeri dan
tidak nyaman di daerah dapat muncul bersamaan
perut bagian atas. dengan gelaja penuh di
perut
Klasifikasi
Dispepsia organik Dispepsia fungsional
• Penyebab dispepsia tidak
• Penyebab dispepsia sudah jelas, diketahui
misalnya ada ulkus peptikum
• Tidak didapati kelainan pada
• Banyak ditemukan pada usia lebih pemeriksaan gastroenterologi
dari 40 tahun konvensional
• Tidak ditemukannya adanya
kerusakan organik dan
penyakit sistemik
Epidemiologi

2% 1 dari 5 5%
di Amerika Serikat

Setiap tahunnya, .
Terinfeksi Dari seluruh
terdapat 9% populasi H. Pylori kunjungan ke
menunjukkan gejala sarana layanan
setelah sebelumnya kesehatan primer
tidak memiliki gejala
dispepsia
Patofisiologi
• produksi asam lambung akan berlebihan sehingga
Sekresi Asam Lambung dapat mengiritasi dinding mukosa D
Dismotilitas Gastrointestinal
• 40% pasien dengan dispepsia fungsional memiliki
pengosongan lebih lambat 1,5 kali dari pasien normal
I
• berbagai reseptor, termasuk reseptor kimiawi, reseptor
S
Hipersensitivitas viseral mekanik, dan nociceptor
P
Gangguan akomodasi • penurunan kemampuan relaksasi fundus postprandial
lambung E
Helicobacter pylori
• infeksi H. pylori terdapat sekitar 50% pada dispepsia
fungsional
P
• Dispepsia fungsional cenderung mengubah pola makan
S
Diet karena adanya intoleransi terhadap beberapa makanan
I
A
• penurunan kontraktilitas lambung yang mendahului mual setelah
Faktor psikologis stimulus stres sentral
• gejala dispepsia fungsional karena adanya brain-gut-pathway
DIAGNOSIS Dispepsia Fungsional
1 2

Roma III Pemeriksaan


• Rasa penuh setelah Tidak ditemukan bukti adanya
makan yang kelainan struktural yang
menyebabkan timbulnya gejala
mengganggu
(termasuk yang terdeteksi saat
• Perasaan cepat endoskopi saluran cerna bagian
kenyang atas atau SCBA
• Nyeri ulu hati
• Rasa terbakar di
daerah ulu
hati/epigastrium
Diagnosis subgrup sindroma dispepsia
1. Postprandial Distres Syndrome 1. Epigastric Pain Syndrome
Kriteria diagnostik terpenuhi bila 2 poin di bawah ini Kriteria diagnostik terpenuhi bila 5 poin di bawah ini
seluruhnya terpenuhi: seluruhnya terpenuhi:
a. Rasa penuh setelah makan yang mengganggu, a. Nyeri atau rasa terbakar yang terlokalisasi di
terjadi setelah makan dengan porsi biasa, daerah epigastrium dengan tingkat keparahan
sedikitnya terjadi beberapa kali seminggu moderat/sedang, paling sedikit terjadi sekali
a. Perasaan cepat kenyang yang membuat tidak mampu dalam seminggu
menghabiskan porsi makan biasa, sedikitnya terjadi a. Nyeri timbul berulang
beberapa kali seminggu b. Tidak menjalar atau terlokalisasi di daerah perut atau
Kriteria terpenuhi bila gejala-gejala di atas terjadi dada selain daerah perut bagian atas/epigastrium
sedikitnya dalam 3 bulan terakhir, dengan awal mula gejala c. Tidak berkurang dengan BAB atau buang angin
timbul sedikitnya 6 bulan sebelum diagnosis. d. Gejala-gejala yang ada tidak memenuhi kriteria
  diagnosis kelainan kandung empedu dan sfingter Oddi
Kriteria penunjang Kriteria terpenuhi bila gejala-gejala di atas terjadi
a. Adanya rasa kembung di daerah perut bagian atas sedikitnya dalam 3 bulan terakhir, dengan awal mula gejala
atau mual setelah makan atau bersendawa yang timbul sedikitnya 6 bulan sebelum diagnosis.
berlebihan  
b. Dapat timbul bersamaan dengan sindrom nyeri Kriteria penunjang:
epigastrium. a. Nyeri epigastrium dapat berupa rasa terbakar,
namun tanpa menjalar ke daerah retrosternal
  e. Nyeri umumnya ditimbulkan atau berkurang dengan
makan, namun mungkin timbul saat puasa
f. Dapat timbul bersamaan dengan sindrom distres
setelah makan.
Algoritma pengelolaan
pasien dengan dispepsia
Tanda bahaya
Usia lebih dari 55 tahun

Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya

Disfagia progresif

Anemia

Riwayat keluarga dengan kanker saluran cerna atas

Muntah reccurent / persisten

Perdrahan saluran cerna


Diagnosis Banding
Gejala-gejala pada sindroma dispepsia bisa terlihat pada beberapa penyakit, seperti:
• Dispepsia nonulkus
• Gastroesofago reflux disease (GERD)
• Ulkus peptikum
• Obat-obatn: obat antiinflamasi non-sterois (OAINS)
• Malabsorbsi karbohidrat
• Kolelitiasis atau koledokolitisis
• Pankretitis kronis
• Gangguan sistemik (diabeter, tiroid, paratiroid, dll)
• Infeksi parasit saluran cerna
• Keganasan saluran cerna (terutama keganasan pankreas dan kanker gaster)
• Crhonic mesenteric ischaemia
TERAPI
Eradikasi Helicobacter pylori

• PPI (dosis standar 2 x 1) dengan amoxisilin (2 x 1 gr)


dan clarithomisin (2 x 500 mg) : selama 7 sampai 10 hari
*Metronidazol 2 x 400 mg (KI Amoxisilin)

• Terapi lini kedua : kombinasi bismuth (bismuth subsalisailat 4 x


525 mg), metronidazol 4 x 250 mg, dan tetrasiklin 4 x 500 mg :
selama 14 hari

Postprandial Distress Sindrome

• PPI
• H2 reseptor antagonis
Epigastric Pain Syndrome

Prokinetik : domperidone

Antidepresan
Antidepresan trisiklik dosis rendah menunjukkan
manfaat pada dispepsia fungsional
PROGNOSIS
• Dipengaruhi klasifikasi, beratnya
kerusakan saluran, komplikasi, dan
penyakit penyerta lainnya

• Sebanyak 40% pasien dengan


sindroma dispepsia mengalami
ansietas dan melakukan konsultasi
dengan psikiatri
Terimakasih!

Anda mungkin juga menyukai