Anda di halaman 1dari 17

Rekonsiliasi

Fiskal
Bagan Pajak Perusahaan

Dipotong
PPh 23 atas
penghasilan jasa Memotong
Badan
PPh 21 atas
gaji

Penghitungan Pajak Perusahaan


PPN atas
Penghasilan XX penyerahan
PBB
X Bea Materai barang/ jasa
Beban yang dapat BPHTB
(XX Pajak Daerah
dikurangkan X)
Penghasilan Kena Pajak XX
X Lapor
Dikalikan tarif pajak KPP
Pajak terutang setahun fiskal XX
X
Kredit pajak Setor
(XX Kas negara
•Dipotong pihak lain (PPh X)
22, 23)
•Pajak luar negeri (PPh 24)
Hakikat Rekonsiliasi

Perbedaan
Pelaksanaan
timbul terkait
pembukuan
pengakuan
berdasar Penyesuaian diperlukan
pendapatan dan
kebijakan untuk menghitung
beban di
akuntansi penghasilan kena pajak
laporan laba
perusahaan dari laba akuntansi yang
rugi atau
berbeda dari telah dilaporkan
perbedaan
ketentuan perusahaan
konsep
perpajakan.
penghasilan
Teknik Rekonsiliasi

Rekonsiliasi dilakukan Koreksi dilakukan


dengan membuat laporan dengan menambahkan
Rekonsiliasi

Koreksi
laba rugi fiskal dari laporan atau mengurangkan nilai
laba rugi akuntansi. koreksi dari laba
LR Akuntansi disesuaikan sebelum pajak.
dengan koreksinya untuk Teknik koreksi ini
mendapatkan nilai disajikan dalam catatan
pendapatan / beban menurut atas laporan keuangan
fiskal.
Cara ini tepat untuk tujuan
pajak

Di dunia praktik, teknik rekonsiliasi yang lebih banyak


digunakan untuk tujuan pengisian SPT, namun penyajian
dalam Catatan Atas Laporan Keuangan, menggunakan
teknik koreksi positif / negatif atas laba sebelum pajak
Trade Off Akuntansi - Perpajakan
Di sisi akuntansi bersifat
menguntungkan, sebab akan
menarik minat pemegang saham
potensial.
Perusahaan terbuka akan
memprioritaskan kepentingan ini.

Tingginya Laba

Di sisi perpajakan bersifat tidak


menguntungkan, sebab
meningkatkan beban pajak yang
harus dibayar.
Latar Belakang Perbedaan

Akuntansi dan pajak ditetapkan oleh otoritas yang berbeda dan


dengan tujuan yang berbeda. Perbedaan antara akuntansi dan pajak
tidak hanya terjadi di Indonesia namun juga terjadi di negara lain.
Penelitian pajak terkait Book Tax Gap.
– Apa penyebab BTG.
– Apa akibat terjadinya BTG  Persistensi laba, persistensi return, nilai
informasi dari BTG.
– Apakah BTG dapat dianggap sebagai alat untuk melakukan earning
management.
Kerangka Perbedaan

Undang-
PSAK
Undang

Akuntansi Pajak

Perbedaan

Permanen Temporer

Penelitian:
Pajak Tangguhan:
Book Tax Gap
 Aktiva/ Utang
Effective Tax Rate
 Beban/ Pendapatan
Macam Perbedaan

Berdasar Sifat

• Positif, bersifat meningkatkan Penghasilan Kena


Pajak (PKP)
• Negatif, bersifat mengurangi PKP.

Berdasar Jangka Waktu

• Temporer, merupakan akibat berbedanya waktu


pengakuan, namun akan berujung pada hasil
akhir serupa.
• Permanen, merupakan perbedaan yang tidak
akan terserupakan seiring waktu.
Langkah Penyesuaian Perbedaan
Ditambah Dikurangi
Ditambah
Laba penghasilan penghasilan
biaya non
akuntansi yang belum yang bukan
deductible.
diakui. objek pajak.

Dikurangi
Ditambah Dikurangi
Penghasilan biaya
biaya 3M penghasilan
Kena Pajak deductible
penghasilan dikenai PPh
(PKP) yang belum
final. final.
dibebankan.

Menghitung beban pajak kini. Mencatat pajak tangguhan.


Pencatatan Pajak Tangguhan

Memunculkan Beban
Pajak Tangguhan di
Laporan Laba Rugi
Bersifat Kena
Pajak Memunculkan liabilitas
Pajak Tangguhan di
Laporan Posisi
Perbedaan Keuangan
Temporer
Memunculkan Manfaat
Pajak Tangguhan di
Laporan Laba Rugi
Bersifat Dapat
Dikurangkan Memunculkan Aset
Pajak Tangguhan di
Laporan Posisi
Keuangan
Dialektika Pajak:
Kesalahan Pembebanan atau Kapitalisasi

Perbedaan akibat
kesalahan ini
bersifat temporer,
Seharusnya, sebab seiring
pengeluaran atas berjalannya waktu
perolehan aset aset yang
dikapitalisasi dan dikapitalisasi akan
tidak dibebankan. dibebankan secara
Kesalahan
pencatatan dapat bertahap melalui
berupa beban penyusutan.
pembebanan biaya
perolehan aset.
Laporan Keuangan dan Laporan Fiskal

• Dipergunakan sebagai acuan


pembuatan laporan fiskal ,
Laporan setelah dilakukan rekonsiliasi
Keuangan atau koreksi.

• Disampaikan sebagai
catatan dalam laporan
Laporan keuangan, sekaligus menjadi
Fiskal dasar pengungkapan
komponen tertentu.
Rincian Item
Rekonsiliasi
Penghasilan Bukan Objek Pajak
Pasal 4 Ayat (3) UU PPh

a. Bantuan atau sumbangan kegamaan bersifat wajib.


b. Hibah diterima keluarga, badan keagamaan, pendidikan, sosial.
c. Warisan.
d. Harta sebagai pengganti penyertaan modal.
e. Natura.
f. Klaim asuransi diterima WP OP.
g. Dividen dari laba ditahan atas kepemilikan > 25%.
h. Iuran diterima Dana Pensiun.
i. Penghasilan investasi oleh Dana Pensiun.
j. Bagian laba diterima anggota persekutuan.
k. Bagian laba diterima perusahaan modal ventura.
l. Beasiswa.
m. Sisa lebih diterima badan pendidikan/ litbang nirlaba yang
ditanamkan kembali.
n. Bantuan dibayarkan BPJS

14
Non Deductible Expenses
Pasal 9 Ayat (1) UU PPh

a. Pembagian laba.
b. Biaya untuk kepentingan pribadi.
c. Pembentukan dana cadangan, kecuali usaha tertentu.
d. Premi asuransi dibayar WP OP.
e. Natura, kecuali akibat tuntutan kerja atau makanan bagi
semua karyawan.
f. Jumlah melebihi kewajaran atas hubungan istimewa.
g. Harta yang dihibahkan, bantuan, atau sumbangan
selain yang dikecualikan.
h. Pajak penghasilan.
i. Gaji anggota persekutuan.
j. Sanksi administrasi dan pidana pajak.

15
Non Deductible Expenses Lain

Non Deductible Deductible

Pengobatan secara cuma – Penggantian biaya


cuma bagi pegawai. pengobatan.
Makan siang bagi sebagian Makan siang bagi seluruh
pegawai. pegawai.
PPh 21 ditanggung
Tunjangan PPh 21.
perusahaan.
Biaya jamuan tanpa daftar Biaya jamuan dilengkapi
nominatif. daftar nominatif.
Penghasilan Dikenai PPh Final
Pasal 4 Ayat (2) UU PPh

Bunga deposito,
Bunga simpanan
tabungan, obligasi
koperasi diterima Hadiah undian;
dan surat utang
WP OP.
negara.

Penghasilan dari
transaksi saham, Penghasilan Penghasilan usaha
sekuritas, dan pengalihan tanah jasa konstruksi dan
penyertaan modal dan/ atau bangunan real estate.
lain.

Penghasilan sewa
Penghasilan tertentu
tanah dan/atau
lainnya diatur PP.
bangunan.

Anda mungkin juga menyukai