Ai Annisaa Utami
Pengertian Badan
• Berdasarkan UU KUP No. 28 Tahun 2007 Pasal 1 (3), Badan adalah
sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan baik yang
melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha
Lingkup Badan
• Perseroan terbatas, Perseroan komanditer, Perseroan lainnya
• BUMN dan BUMD dengan nama dan dalam bentuk apa pun
• Firma, Kongsi, Koperasi, Dana pensiun
• Persekutuan, Perkumpulan, Yayasan,
• Organisasi massa
• Organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya
• Lembaga dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan
• Bentuk usaha tetap
Hakikat Rekonsiliasi
Perbedaan
Pelaksanaan timbul terkait
pembukuan pengakuan
berdasar pendapatan dan Penyesuaian diperlukan
kebijakan beban di untuk menghitung
akuntansi laporan laba penghasilan kena pajak
perusahaan rugi atau dari laba akuntansi yang
berbeda dari perbedaan telah dilaporkan
ketentuan konsep perusahaan
perpajakan. penghasilan
Teknik Rekonsiliasi
Koreksi
laba rugi fiskal dari laporan atau mengurangkan nilai
laba rugi akuntansi. koreksi dari laba
LR Akuntansi disesuaikan sebelum pajak.
dengan koreksinya untuk Teknik koreksi ini
mendapatkan nilai disajikan dalam catatan
pendapatan / beban menurut atas laporan keuangan
fiskal.
Cara ini tepat untuk tujuan
pajak
Di dunia praktik, teknik rekonsiliasi yang lebih banyak digunakan untuk tujuan
pengisian SPT, namun penyajian dalam Catatan Atas Laporan Keuangan,
menggunakan teknik koreksi positif / negatif atas laba sebelum pajak
Trade Off Akuntansi - Perpajakan
Di sisi akuntansi bersifat
menguntungkan, sebab akan
menarik minat pemegang saham
potensial.
Perusahaan terbuka akan
memprioritaskan kepentingan ini.
Tingginya Laba
Akuntansi dan pajak ditetapkan oleh otoritas yang berbeda dan dengan tujuan yang
berbeda. Perbedaan antara akuntansi dan pajak tidak hanya terjadi di Indonesia namun juga terjadi
di negara lain.
Penelitian pajak terkait Book Tax Gap.
– Apa penyebab BTG.
– Apa akibat terjadinya BTG Persistensi laba, persistensi return, nilai informasi dari BTG.
– Apakah BTG dapat dianggap sebagai alat untuk melakukan earning management.
Kerangka Perbedaan
Undang-
PSAK
Undang
Akuntansi Pajak
Perbedaan
Permanen Temporer
Penelitian:
Pajak Tangguhan:
Book Tax Gap
Aktiva/ Utang
Effective Tax Rate
Beban/ Pendapatan
Macam Perbedaan
Berdasar Sifat
Ditambah Dikurangi
Ditambah
Laba penghasilan penghasilan
biaya non
akuntansi yang belum yang bukan
deductible.
diakui. objek pajak.
Dikurangi
Ditambah Dikurangi
Penghasilan biaya
biaya 3M penghasilan
Kena Pajak deductible
penghasilan dikenai PPh
(PKP) yang belum
final. final.
dibebankan.
Memunculkan Beban
Pajak Tangguhan di
Laporan Laba Rugi
Bersifat Kena
Pajak
Memunculkan liabilitas
Pajak Tangguhan di
Laporan Posisi
Keuangan
Perbedaan
Temporer
Memunculkan Manfaat
Pajak Tangguhan di
Laporan Laba Rugi
Bersifat Dapat
Dikurangkan
Memunculkan Aset
Pajak Tangguhan di
Laporan Posisi
Keuangan
Dialektika Pajak:
Kesalahan Pembebanan atau Kapitalisasi
Perbedaan akibat
kesalahan ini
bersifat temporer,
Seharusnya, sebab seiring
pengeluaran atas berjalannya waktu
perolehan aset aset yang
dikapitalisasi dan dikapitalisasi akan
tidak dibebankan. dibebankan secara
Kesalahan bertahap melalui
pencatatan dapat beban penyusutan.
berupa
pembebanan biaya
perolehan aset.
Penghasilan Bukan Objek Pajak
Pasal 4 Ayat (3) UU PPh
14
Non Deductible Expenses
Pasal 9 Ayat (1) UU PPh
a. Pembagian laba.
b. Biaya untuk kepentingan pribadi.
c. Pembentukan dana cadangan, kecuali usaha tertentu.
d. Premi asuransi dibayar WP OP.
e. Natura, kecuali akibat tuntutan kerja atau makanan bagi
semua karyawan.
f. Jumlah melebihi kewajaran atas hubungan istimewa.
g. Harta yang dihibahkan, bantuan, atau sumbangan
selain yang dikecualikan.
h. Pajak penghasilan.
i. Gaji anggota persekutuan.
j. Sanksi administrasi dan pidana pajak.
15
.
Non Deductible Expenses Lain
Bunga deposito,
Bunga simpanan
tabungan, obligasi
koperasi diterima Hadiah undian;
dan surat utang
WP OP.
negara.
Penghasilan dari
transaksi saham, Penghasilan Penghasilan usaha
sekuritas, dan pengalihan tanah jasa konstruksi dan
penyertaan modal dan/ atau bangunan real estate.
lain.
Penghasilan sewa
Penghasilan tertentu
tanah dan/atau
lainnya diatur PP.
bangunan.
Skema Rekonsiliasi Fiskal
Format Rekonsiliasi Fiskal
.
Ilustrasi
Perseroan Terbatas (1)
Nominal Akuntansi
Soal : Penjualan bruto 74,350,000,000
Retur penjualan (1,875,000,000)
Diskon penjualan (576,500,000)
Penjualan netto 71,898,500,000
Biaya pemasaran
Gaji dan bonus pegawai tetap (1,864,000,000)
Tunjangan pajak penghasilan (92,740,000)
Pembagian sembako (364,835,000)
Pendidikan karyawan (986,320,000)
Promosi dan iklan (3,876,500,000)
Jamuan makan (284,250,000)
Telepon, air, dan listrik (734,250,000)
Penyusutan (50,625,000)
Biaya bahan bakar dan tol (54,320,000)
Total biaya pemasaran (8,307,840,000)
22
Ilustrasi
Perseroan Terbatas (3)
l. Atas honorarium dan komisi pegawai tidak tetap, termasuk pembayaran senilai
Rp 786.542.000,00 kepada mantan pegawai yang masih dimanfaatkan jasanya
secara lepas.
m. Atas biaya sewa kantor, meliputi pembayaran bagi kurun 30 bulan dan
dibayarkan di bulan Januari 2020.
n. Biaya penyusutan bidang G&A meliputi penyusutan dengan metode garis lurus
atas:
i. Gedung pabrik lama dengan nilai kapitalisasi awal Rp 13.850.000.000,00
yang diperoleh tahun 1998 dan disusutkan dengan masa manfaat 25 tahun.
ii. Kendaraan niaga bagi keperluan distribusi dengan nilai kapitalisasi awal Rp
6.000.000.000,00 yang diperoleh tahun 2016 dan disusutkan dengan masa
manfaat 10 tahun. Peraturan perpajakan menggolongkan aset ke dalam
kelompok 2.
iii. Kendaraan dinas bagi Direktur Utama dengan nilai kapitalisasi awal Rp
2.400.000.000,00 yang diperoleh akhir September 2020 dan disusutkan
dengan masa manfaat 6 tahun. Peraturan perpajakan menggolongkan aset
ke dalam kelompok 2.
o. Atas royalti, merupakan pembayaran bagi suatu perusahaan di luar negeri. Di
dalamnya termasuk beban PPh 26 yang ditanggung PT. Susanti.
27
Ilustrasi
Perseroan Terbatas (8)
p. Pembangunan pabrik baru dikapitalisasi di akhir tahun dan atasnya belum
dilakuan depresiasi.
q. Atas biaya penghapusan piutang, senilai Rp 3.763.480.000,00 telah
diberitahukan kepada Ditjen Pajak, namun Rp 500.000.000,00 di antara jumlah
terlapor tersebut belum didaftarkan ke BUPLN.
r. Atas biaya pemeliharaan kendaraan, Rp 10.000.000,00 merupakan biaya
pemasangan sistem keamanan di kendaraan Direktur Utama.
s. Atas biaya bahan bakar dan tol bidang G&A, 15% di antaranya dialokasikan bagi
Direktur Utama.
t. Atas biaya riset, 50% di antaranya ditenderkan dan dilaksanakan di luar
Indonesia.
u. Atas dividen PT. Negarakertagama, separuhnya berasal dari laba ditahan. PT.
Susanti memiliki proporsi kepemilikan 35%.
v. Atas dividen PT. Sutasoma, seluruhnya diberikan dalam bentuk instrumen
investasi. PT. Susanti memiliki proporsi kepemilikan 15%.
w. Atas dividen dari Bremen Ag., PT. Susanti telah mencatatnya secara netto
terhadap pajak di luar negeri dengan tarif 30%.
x. Bunga sebesar 8% p.a. atas deposito PT. Susanti dibayarkan di akhir tahun.
Pokok deposito bernilai tetap sepanjang tahun.
28
Ilustrasi
Perseroan Terbatas (9)
Pertanyaan :
a.Bagaimanakah rekonsiliasi fiskal ditetapkan atas PT.
Susanti?
b.Berapakah besar PPh terutang dan kredit pajak di periode
berjalan?
c.Berapakah pajak kurang (lebih) bayar di periode berjalan?
d.Berapakah angsuran PPh 25 per bulan yang seharusnya
dibayarkan di periode mendatang?
e.Bagaimanakah PT.Susanti melakukan penjurnalan terkait
kewajiban perpajakannya?
30
Ilustrasi
Perseroan Terbatas (11)
Nominal Akuntansi Koreksi Positif Koreksi Negatif Nominal Fiskal
Jawaban Penjualan:bruto 74,350,000,000 74,350,000,000
Retur penjualan (1,875,000,000) (1,875,000,000)
a. Diskon penjualan (576,500,000) (576,500,000)
Penjualan netto 71,898,500,000 71,898,500,000
Biaya pemasaran
Gaji dan bonus pegawai tetap (1,864,000,000) (1,864,000,000)
Tunjangan pajak penghasilan (92,740,000) (92,740,000)
Pembagian sembako (364,835,000) 364,835,000 0
Pendidikan karyawan (986,320,000) (986,320,000)
Promosi dan iklan (3,876,500,000) (3,876,500,000)
Jamuan makan (284,250,000) 104,250,000 (180,000,000)
Telepon, air, dan listrik (734,250,000) 150,000,000 (584,250,000)
Penyusutan (50,625,000) 14,375,000 (36,250,000)
Biaya bahan bakar dan tol (54,320,000) 13,580,000 (40,740,000)
Total biaya pemasaran (8,307,840,000) (8,307,840,000)
31
Ilustrasi
Perseroan Terbatas (12)
Keterangan :
Koreksi positif atas biaya telepon, air, dan listrik bidang pemasaran
= 50% Biaya pulsa direktur + Pembelian PDA yang seharusnya
dikapitalisasi
= 50% * ¼ * 400.000.000 + ¼ * 400.000.000
= 50.000.000 + 100.000.000
= 150.000.000
Penyusutan bidang pemasaran menurut akuntansi
= 20% * 25.000.000 + Penyusutan smartphone + 6/12 * 50% *
100.000.000
= 5.000.000 + Penyusutan smartphone + 25.000.000
= 30.000.000 + Penyusutan smartphone
32
Ilustrasi
Perseroan Terbatas (13)
Keterangan :
Penyusutan bidang pemasaran menurut fiskal
= 50% * 25% * 25.000.000 + Penyusutan smartphone + 6/12 *
25% * 100.000.000
= 3.125.000 + Penyusutan smartphone + 12.500.000
= 15.625.000 + Penyusutan smartphone
Koreksi positif atas penyusutan bidang pemasaran
= Penyusutan menurut akuntansi - Penyusutan menurut
fiskal
= (30.000.000 + Penyusutan smartphone) - (15.625.000 +
Penyusutan smartphone)
= 14.375.000
33
Ilustrasi
Perseroan Terbatas (14)
Keterangan :
Koreksi positif atas biaya sewa kantor
= Proporsi biaya sewa dibayar di mukan
= 18/30 * 1.633.500.000
= 980.100.000
Keterangan :
Koreksi positif atas penyusutan bidang G&A
= Penyusutan menurut akuntansi - Penyusutan menurut fiskal
= 1.254.000.000 - 787.500.000
= 466.500.000
Keterangan :
Koreksi positif atas dividen dari Bremen Ag.
= Beban pajak luar negeri yang seharusnya tidak di-netto-kan
= 30% / 70% * 276.500.000
= 118.500.000
Pokok deposito
= 100% / 80% * 34.280.000 / 8%
= 535.625.000
Pokok pinjaman
= 100% / 12% * 76.275.000
= 635.625.000
38
Ilustrasi
Perseroan Terbatas (19)
Keterangan :
Bunga pinjaman yang boleh dibebankan
= Selisih pokok pinjaman dan pokok deposito * Tingkat bunga pinjaman
= (635.625.000 - 535.625.000) * 12%
= 12.000.000
Kredit pajak
Kredit PPh 22 (543,750,000)
: 2,5% * 21,750,000,000
Kredit PPh 23 (631,250,000)
Kredit PPh 24 (79,000,000)
Kredit PPh 25 (855,750,000)
STP PPh 25 (416,000,000) (2,525,750,000)
Pajak kurang (lebih) bayar 254,558,600
Ilustrasi
Perseroan Terbatas (21)
Jawaban :
d. Laba sebelum pajak 13,901,543,000
Pendapatan tidak berkesinambungan (650,000,000)
Estimasi pendapatan tahun mendatang 13,251,543,000
PPh terutang (20%) 2,650,308,600
Kredit pajak
Kredit PPh 22 (543,750,000)
: 2,5% * 21,750,000,000
Kredit PPh 23 (631,250,000)
Kredit PPh 24 (79,000,000) (1,254,000,000)
Total PPh 25 setahun 1,396,308,600
Angsuran PPh 25 per bulan 116,359,050
TARIF PAJAK
Sub Pokok Bahasan :
• Tarif Pajak
• Tarif PPh Wajib Pajak badan dalam negeri dan BUT
(UU Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 17 (1) huruf b & penjelasan)
• Tarif pajak yang diterapkan atas Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak
badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap adalah sebesar 28% (dua puluh
delapan persen) untuk tahun 2009, 25% (dua puluh lima persen) untuk tahun
2010 dan seterusnya.
• Tarif PPh Wajib Pajak badan dalam negeri yang berbentuk perseroan terbuka
(UU Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 17 (2) dan PP No. 77 tahun 2013)
Bagi Wajib Pajak badan dalam negeri yang berbentuk perseroan terbuka dapat memperoleh tarif sebesar 5%
(lima persen) lebih rendah daripada tarif normal, dengan syarat sbb :
1. Apabila jumlah kepemilikan saham publiknya 40% (empat puluh persen) atau lebih dari keseluruhan
saham yang disetor dan
2. Saham tersebut dimiliki paling sedikit oleh 300 (tiga ratus) Pihak.
3. Masing-masing Pihak tersebut hanya boleh memiliki saham kurang dari 5% (lima persen) dari keseluruhan
saham yang disetor.
4. Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c harus dipenuhi dalam waktu
paling singkat 183 (seratus delapan puluh tiga) hari kalender dalam jangka waktu 1 (satu) Tahun Pajak.
• Fasilitas Penurunan Tarif PPh Wajib Pajak badan dalam negeri
(UU Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 31 E & penjelasan, SE-66/PJ/2010)
• Wajib Pajak badan dalam negeri dengan peredaran bruto sampai dengan
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah) mendapat fasilitas berupa
pengurangan tarif sebesar 50% (lima puluh persen) dari tarif sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf b dan ayat (2a) yang dikenakan atas
Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran bruto sampai dengan
Rp4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah).
Ketentuan-ketentuan Pasal 31 E UU No. 36 tahun 2008 sbb :
a. Fasilitas pengurangan tarif sesuai dengan Pasal 31E ayat (1) Undang-Undang Pajak Penghasilan dilaksanakan dengan
cara self assessment pada saat penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan.
Dengan demikian, Wajib Pajak tidak perlu menyampaikan permohonan untuk dapat memperoleh fasilitas tersebut.
b. Batasan peredaran bruto sampai dengan Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah) adalah sebagai batasan
maksimal peredaran bruto yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak badan dalam negeri untuk dapat memperoleh
fasilitas pengurangan tarif sesuai dengan Pasal 31E ayat (1) Undang-Undang Pajak Penghasilan.
c. Peredaran bruto sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 31E ayat (1) Undang-Undang Pajak Penghasilan adalah
penghasilan yang diterima atau diperoleh dari kegiatan usaha sebelum dikurangi biaya untuk mendapatkan, menagih,
dan memelihara penghasilan baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, meliputi :
1) Penghasilan yang dikenai Pajak Penghasilan bersifat final;
2) Penghasilan yang dikenai Pajak Penghasilan tidak bersifat final; dan
3) Penghasilan yang dikecualikan dari objek pajak.
d. Fasilitas Pasal 31E ayat (1) tersebut bukan merupakan pilihan. Sepanjang akumulasi peredaran bruto sebagaimana
dimaksud pada huruf c di atas tidak melebihi Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah), tarif Pajak Penghasilan
yang diterapkan atas Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak badan dalam negeri wajib mengikuti ketentuan fasilitas
pengurangan tarif sesuai dengan Pasal 31E ayat (1) Undang-Undang Pajak Penghasilan.