Anda di halaman 1dari 48

Industri Sabun dan Detergent

Sri Rumiati, S.T., M.Si


Sabun
 Sabun adalah garam logam alkali (biasanya garam
natrium) dari asam-asam lemak yang mengandung
jumlah atom karbon umumnya 16 dan 18
 Sabun merupakan hasil reaksi kimia antara
lemak/minyak dan larutan kaustik. reaksi kimia
tersebut dinamakan saponifikasi
 Reaksi penyabunan (saponifikasi)
ester (lemak) + basa kuat→ sabun + alkohol (gliserol)
 Sabun memiliki gugus fungsi ion karboksilat (COO–)
Struktur molekul sabun/detergen
 Struktur molekulnya berbentuk panjang,
dengan 2 ujung yang mempunyai sifat yang
berbeda
• bersifat hidrofil (gugus molekul selalu
menuju/suka air) yaitu gugus ionik biasanya
dikenal sebagai kepala sabun
• bersifat hidrofob (selalu menjauhi/tidak suka
air dan tertarik ke minyak) yaitu gugus rantai
karbon dikenal sebagai ekor sabun
Kerja sabun dalam membersihkan
kotoran
 Prinsip utama kerja sabun ialah gaya tarik antara
molekul kotoran, sabun, dan air. Kotoran yang
menempel pada tangan manusia umumnya berupa
lemak. Pada proses mencuci/menghilangkan
kotoran pada pakaian atau piring, campuran sabun
dengan air akan kontak dengan kotoran.
 Bagian sabun yang larut dalam minyak akan
larut/masuk ke dalam lapisan lemak, bagian sabun
yang larut dalam air akan larut dalam air
(pembentukan misel).
Ekor sabun yang berupa rantai karbon akan mengikat
kotoran berupa noda minyak/lemak, sedangkan kepala
sabun yang berupa gugus ionik akan berikatan dengan
air karena mempunyai sifat yang sama yaitu senyawa
polar.
Sehingga saat proses pencucian kotoran akan terangkat
dari media yang terkena noda lemak/minyak dan akan
larut bersama dengan air
Bahan pembuatan sabun
 Bahan utama
• Lemak atau minyak
• Alkali
 Bahan pendukung
• Garam
• Bahan aditif
• Builders (Bahan Penguat)
• Fillers Inert (Bahan Pengisi)
• Pewarna
• Parfum
Lemak dan Minyak
 Lemak dan minyak adalah salah satu
kelompok yang termasuk pada golongan
lipid , yaitu senyawa organik yang terdapat
di alam serta tidak larut dalam air
 Lemak dan minyak merupakan
senyawaan trigliserida atau trigliserol.
 Hasil hidrolisis lemak dan minyak adalah
asam karboksilat dan gliserol
Lemak dan Minyak
 Lemak terdiri atas C12-C18 (fatty acid)
• jika <C12 menyebabkan iritasi,
• >C20 (kurang larut) dan mudah teroksidasi bila
terkena udara.
 Minyak mengandung ester dari gliserol asam oleat.
 Lemak dan minyak yang umum digunakan dalam
pembuatan sabun adalah trigliserida
Jenis-jenis Minyak atau Lemak
 Tallow
 Lard
 Palm Kernel Oil (minyak inti kelapa sawit/biji sawit)
 Coconut Oil (minyak kelapa)
 Palm Oil (minyak kelapa sawit/pemasakan buah)
 Marine Oil (mamalia laut)
 Palm Oil Stearine (minyak sawit stearin/ekstraksi asam-asam
lemak)
 Castor Oil (minyak jarak)
 Olive oil (minyak zaitun)
 Campuran minyak dan lemak
Alkali
• NaOH, untuk pembuatan sabun keras
• KOH, pembuatan sabun cair pH 9-10,8

• Na CO3, merupakan alkali yang murah dan dapat


2

menyabunkan asam lemak, tetapi tidak dapat


menyabunkan trigliserida (minyak atau lemak)
• NH4OH (basa lemah, pH 8-9,5)
• Ethanolamines, untuk membuat sabun dari asam
lemak, sebagai sabun industri dan deterjen
Additif
 Garam
• Untuk memisahkan produk sabun dan gliserin
 Builders (bahan penguat)
• Untuk melunakkan air sadah dengan cara mengikat mineral
mineral yang terlarut pada air
• Membantu menciptakan kondisi keasaman yang tepat agar
proses pembersihan dapat berlangsung lebih baik serta
membantu mendispersikan dan mensuspensikan kotoran
yang telah lepas
• Yang sering digunakan, Fosfat, natrium sitrat, natrium
karbonat, natrium silikat atau zeolit.
 Fillers inert (bahan pengisi)
• sebagai pengisi berguna untuk
memperbanyak atau memperbesar volume
• Bahan yang digunakan sodium sulfat, tetra
sodium pyrophosphate dan sodium sitrat.
 Pewarna
• untuk memberikan warna kepada sabun,
ketertarikkan konsumen
Parfum
 Sebagai bahan pewangi sabun mandi
padat
 Fragrance oil dan essential oil
 Kandungan phtalat dapat menyebabkan
kanker
Karakteristik Memilih Bahan
Baku Sabun
 Warna
Lemak dan minyak yang berwarna terang merupakan minyak
yang bagus untuk digunakan sebagai bahan pembuatan sabun
 Angka Saponifikasi
digunakan untuk menghitung alkali yang dibutuhkan dalam
saponifikasi secara sempurna pada lemak atau minyak
 Bilangan Iod
• untuk menghitung katidak jenuhan minyak atau lemak
• untuk mengidentifikasi ketahanan sabun pada suhu
tertentu.
Proses pembuatan sabun
 Proses dingin (cold process)
• Dilakukan pada suhu biasa ( 32-35°C)
• Reaksi penyabunan berjalan lambat, Gliserin tidak dapat
dipisahkan. Hasil berupa sabun batangan
 Proses semi panas
• Lakukan pemanasan suhu 45-90°C baru ditambahkan NaOH
• Reaksi berjalan cepat, Gliserin tidak dapat dipisahkan
• Biasanya untuk sabun transparan, sabun cream, sabun cair
 Proses pendidihan
• NaOH dan minyak dipanaskan bersama-sama
• ditambahkan larutan garam misal NaCI untuk memisahkan gliserin
Diagram produksi cold proses
Minyak dan lemak dicampur
dengan Lye ( kaustik dan air ), Minyak dan
lemak
Lye

kemudian diaduk sampai terjadi


saponifikasi. Lama pengadukan 30 Saponifikasi

menit dengan kecepatan 500 – 1500


rpm. Dalam waktu 3 jam sabun akan Base soap

mengeras. Dibutuhkan waktu curing dua


minggu agar proses saponifikasi sempurna
Semi hot proses
 Pembuatan sabun mandi padat dengan
pemanasan hanya untuk mencairkan lemak
atau minyak yang berbentuk padat ( stearic
acid, tallow ) sesudah mencair minyak
direaksikan dengan alkali untuk
saponifikasi.
Diagram produksi Semi hot
proses
Minyak dan lemak dipanasi sampai mencair 70 C,
Dicampur dengan lye pada suhu yang sama.
Setelah saponifikasi dilakukan
pelarutan dan pencampuran agar Minyak dan lemak Lye

Agar menjadi transparan atau


Saponifikasi
Opaque premium.

Pelarutan &
Pencampuran

Molding Coloring, parfum,


cutting, stamping n
packaging
Chip soap
Klasifikasi sabun
 Sabun loundry, sabun untuk mencuci
 Sabun toilet, terdiri atas sabun mandi
dan sabun kesehatan
 Sabun tekstil, digunakan dalam
pembuatan tekstil
Tahapan pembuatan sabun
 Reaksi saponifikasi
• Campuran lemak/minyak dengan alkali
• Terjadi didalam ketel dengan pemanasan
• Sabun basah
 Pemisahan gliserin dengan sabun
 Penambahan garam

 Glycerin akan larut dengan garam

 Pemurnian sabun dan pengeringan


• Pencucian gliserin sisa pada sabun dengan kostik soda
• Lapisan sabun-alkali dipisahkan dengan asam sitrat
• Pengeringan vakum
 Finishing
• Penambahan pengawet, pewarna dan pewangi
• Pencetakan dan siap untuk dipasarkan
Diagram alir proses pembuatan
sabun mandi
Detergent
 Detergen adalah garam natrium dari asam sulfonat,
seperti natrium alkil sulfat dan natrium alkilbenzen
sulfonat
 Detergen dibagi dalam dua jenis yaitu detergen
alami dan detergen sintetik
 Memiliki gugus fungsi ion sulfonat (SO3–) atau ion
sulfat (O–SO3–).
 Bagian ekor untuk pembuatan detergen adalah alkil
sulfat dan alkilbenzena sulfonat
Detergen
 Berbentuk pasta, bubuk dan cair
 Terdiri bahan aktif berupa surfaktan dan
bahan tambahan seperti bahan
pembangun, zat pengisi, zat pendorong
Bahan aktif pembentukan
detergen
 natrium lauril sulfat (NSL)
• Lemak trilausil yang kemudian direduksi dengan
hidrogen dibantu dengan katalis
• Direaksikan dengan asam sulfat lalu dinetralisasi
• Biaya produksi mahal
 alkil benzena sulfonat (ABS)
• Rantai alkilbenzena sulfonat berasal dari minyak
bumi.
• Rantai ini dibentuk dari rantai alkena lurus (10–12
atom karbon) dengan cincin benzena
• Berbahaya terhadap lingkungan terutama
persediaan suplai air tanah karena molekul tidak
bisa di urai oleh mikroorganisme
 linear alkil sulfonat (LAS).
• dapat dipecahkan oleh mikroorganisme karena
rantai molekul nya panjang
• Rantai alkil sulfat mengandung 10–18 atom
karbon
• tidak menimbulkan busa pada air sungai
• dapat membentuk fenol, suatu bahan kimia
beracun
Jenis-jenis Deterjen
 Detergen anionik (DAI)
• surfaktan anionik dan dinetralkan dengan
alkali
• digunakan untuk pencuci kain
• Kelompok utama dari detergen anionik adalah
:
• Rantai panjang (berlemak) alkohol sulfat
• Alkil aril sulfonat
• Olefin sulfat dan sulfonat
 Detergen kationik
• mengandung surfaktan kationik
• digunakan pada pelembut (softener).
• Kelompok utama dari detergen kationik adalah :
• Amina asetat
• Alkil trimetil amonium klorida
• Dialkil dimetil amonium klorida
• Lauril dimetil benzil amonium klorida
 Detergen nonionik
• Merupakan senyawa yang tidak mengandung
molekul ion sementara
• tetapi dapat bekerja di dalam air sadah dan
dapat mencuci dengan baik hampir semua
jenis kotoran
• Contoh Etilen oksida atau propilen oksida,
Polimer polioksistilen dan Alkil amida
 Detergen Amfoterik
• mengandung kedua kelompok kationik dan
anionik
• Natrium lauril sarkosilat dan natrium mirazol.
Jenis Surfaktan
 Surfaktan anionik
• membentuk ion negatif dalam air/larutan
• Jenis surfaktan : alkilbenzen sulfonat linier,
alkohol etoksisulfat, dan alkil sulfat.
 Surfaktan nonionik
• tidak memiliki muatan.
• Resisten terhadap air sadah spt, alkohol
etoksilat
 Surfaktan kationik
• membentuk ion positif
• digunakan sebagai pelembut.
• Contohnya senyawa amonium kuarterner
 Surfaktan amfoterik
• membentuk ion positif, ion negative atau
nonionik bergantung pada pH air/larutannya
• Contoh imidazolin dan betain
Builders
 Berfungsi
• untuk melunakkan air sadah.
• membantu menciptakan kondisi keasaman yang
tepat
• membantu mendispersikan dan mensuspensikan
kotoran yang telah lepas.
 Contoh builder adalah senyawa kompleks
fosfat, natrium sitrat, natrium karbonat,
natrium silikat atau zeolit
Reaksi Saponifikasi
(penyabunan)
Peralatan
 Kompor
 Panci double boiler
 Timbangan
 Literan
 Termometer
 Ph meter
 Pengaduk
 Cetakan
Formulasi col proses
Feather Soap
Minyak kelapa 100 gr
Minyak sawit 350 gr
Kaustik soda 65 gr
Air 145 gr
TiO2 4 gr
EDTA 1 gr
BHT 1 gr
Formulasi semi hot
Ultra white Soap
Minyak kelapa 250 gr
Stearic acid 118 gr
Kaustik soda 61 gr
Air 130 gr
Propilen glikol 115 gr
Sirup 75 gr
Gliserin 30 gr
TEA 25 gr
TiO2 1-4 gr
EDTA 1 gr
BHT 1 gr
Mesin industri sabun mandi
 Cold proses ( sabun susu, madu, zaitun,
ginseng, sari kesed, sabun hotel)
 Semi hot proses ( sabun Transparan,
opaque premium )
 Hot proses ( noodles soap )
Cold proses
 Sabun hotel
1.Blender
2. roll mill
3. ekstruder
4. Stamping
5. Wrapping
Cold Proses
Sabun susu, zaitun, madu
1. Mixer
2. Cetakan stainless
3. Bungkus
Semi hot Proses
 Sabun transparant,
opaque premium
Mixer
ketel uap
Molding
pendorong sabun
cutting
stamping
Gambar sabun
Referensi
1. Membuat sabun transparant di rumah, Agus tri widodo, Duraposita chem.
2. Membuat sabun beauty di rumah, Agus tri widodo, Duraposita chem.
3. Membuat sabun transparant dekoratif, Agus tri widodo, Duraposita Chem
4. Making Transparent soap, catherine failor, Storey books.
5. Making natural liquid soap. catherine failor, Storey books
6. Soaps and detergent, E G Thompson, Dorland company
7. Soap and detergents, K S Parasuram, Mc graw hill company.
8. www.sabunbening.biz
9. www.tristarchemical.com
10. www.uspto.com
11.www.freepatentsonline.com
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai