Anda di halaman 1dari 34

SMKN 1 KOTAAGUNG BARAT

TANGGAMUS

DISEMINASI
AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF

“Menyebarkan pemahaman dan pengalaman penerapan budaya positif


di SMKN 1 Kotaagung Barat”

. S.Kom., M.Pd.
KIKI MELYA SARI,
CGP ANGKATAN 7 PROVINSI LAMPUNG
SALAM DAN BAHAGIA

 Lupakan sejenak kepenatan pekerjaan.


 Nikmati aktivitas ini dengan penuh kebahagiaan
 Berbagi kebahagiaan dengan sekeliling kita
 Berdoa semoga menjadi ladang amal
 Aamiiin aamiin ya robbal alamiin
 Salam bahagia, semoga kita dapat membawa SMKN 1
kotaagung semakin baik.
BUDAYA POSITIF
Apakah makna ‘Budaya Positif’? Apa
contoh penerapan positif yang telah kita
terapkan?

Budaya Positif di sekolah yaitu nilai-nilai dan kebiasaan-


kebiasaan di sekolah yang berpihak pada peserta didik agar
mereka dapat berkembang menjadi pribadi yang kritis, penuh
hormat dan bertanggung jawab.
PERUBAHAN PARADIGMA
FILOSOFI PENDIDIKAN KI HADJAR
DEWANTARA
 Bukan Tabula Rasa
 Semua anak terlahir dengan bakatnya masing-masing (unik)

 Budi Pekerti

 Tugas guru menuntun bakat tersebut agar anak tumbuh


dengan selamat dan bahagia
 Guru ibarat petani, anak ibarat biji jagung

 Kodrat alam dan kodrat zaman

 Berpihak pada anak


PERUBAHAN PARADIGMA

 Untuk membangun budaya yang positif, sekolah perlu


menyediakan lingkungan yang positif, aman, dan nyaman
agar murid-murid mampu berpikir, bertindak, dan mencipta
dengan merdeka, mandiri dan bertanggung jawab.

 Lazimnya disiplin dikaitkan dengan kontrol. Dalam hal ini


kontol guru dalam menghadapi murid.
PERUBAHAN PARADIGMA TEORI KONTROL
(ILUSI KONTROL)

Berikut ini paparan Dr. William Glasser dalam Control


Theory untuk meluruskan miskonsepsi tentang kontrol.

 Ilusi guru mengontrol murid.


 Ilusi bahwa kritik dan membuat orang merasa bersalah
dapat menguatkan karakter.
 Ilusi bahwa semua penguatan positif efektif dan
bermanfaat
 Ilusi bahwa orang dewasa memiliki hak untuk memaksa.
PERUBAHAN PARADIGMA-
STIMULUS RESPON TEORI KONTROL

Bisakah kita mengontrol seseorang?


APA MAKNA ‘DISIPLIN’?

Kata disiplin sering dikaitkan dengan tata tertib, teratur, dan


kepatuhan pada peraturan. Kata disiplin juga sering
dihubungkan dengan hukuman, padahal itu sungguh berbeda
karena belajar dengan disiplin tidak harus dengan memberi
hukuman. Justru itu adalah salah satu alternatif terahir dan
kalau perlu tidak digunakan sama sekali
Ki Hadjar Dewantara menyatakan bahwa untuk
mencapai kemerdekaan atau dalam konteks pendidikan
kita saat ini, dan untuk menciptakan murid yang
merdeka, syarat utamanya adalah harus ada disiplin
yang kuat. Disiplin yang dimaksud adalah disiplin diri,
yang memiliki motivasi internal. Jika kita tidak
memiliki motivasi internal, maka kita memerlukan
pihak lain untuk mendisiplinkan kita.
TEORI MOTIVASI PERILAKU
MANUSIA
BUDAYA POSITIF

LINGKUNGAN POSITIF

KEYAKINAN KELAS

PERATURAN KELAS
KEYAKINAN KELAS, HUKUMAN,
DAN PENGHARGAAN
Mengapa tidak peraturan saja, mengapa harus Keyakinan Kelas?

 Mengapa kita memiliki peraturan harus menggunakan helm


bila mengendarai kendaraan roda dua?
 Mengapa kita memiliki peraturan 3M, menggunakan
masker, mencuci tangan dan menjaga jarak 1.5 meter?
 Mengapa kita memiliki peraturan harus datang tepat waktu
pada saat mengikuti pelatihan?

“Untuk mendukung motivasi intrinsik, kembali ke nilai-nilai/keyakinan-


keyakinan lebih menggerakkan seseorang dibandingkan mengikuti
serangkaian peraturan-peraturan”.
KEYAKINAN KELAS
Keyakinan Kelas adalah nilai-nilai kebajikan atau prinsip-
prinsip universal yang disepakati bersama secara universal,
lepas dari latar belakang suku, negara, bahasa maupun agama.

Menurut Gossen (1998)


“Suatu keyakinan akan lebih memotivasi seseorang
dari dalam (Intrinsik). Seseorang akan lebih
bersemangat untuk menjalankan keyakinannya
daripada hanya sekedar mengikuti serangkaian
peraturan”.
PEMBENTUKAN KEYAKINAN KELAS
 Keyakinan kelas bersifat abstrak daripada peraturan, yang
lebih rinci dan konkrit
 Keyakinan kelas berupa pernyataan-pernyataan yang
universal.
 Pernyataan keyakinan kelas senantiasa dibuat dalam bentuk
positif.
 Keyakinan kelas hendaknya tidak terlalu banyak, sehingga
mudah diingat dan dipahami
 Semua warga kelas sebaiknya ikut berkontibusi dalam
membuat kegiatan kelas lewat curah pendapat.
 Bersedia meninjau kembali keyakinan kelas dari waktu ke
waktu.
CONTOH PENERAPAN MEMBUAT
KEYAKINAN KELAS
DIHUKUM OLEH PENGHARGAAN
HUKUMAN/KONSEKUENSI?
HUKUMAN/KONSEKUENSI?
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
Ilustrasi “Kebutuhan dasar manusia”.

Ibu Ani, guru kelas X di SMKN 1 Kotaagung barat, sedang


bingung menghadapi ulah salah satu murid di kelasnya yang
bernama Agus. Beberapa anak telah datang dan mengeluhkan
Agus yang seringkali meminta bekal makan siang mereka
dengan paksa. Jika Anda menghadapi situasi seperti Ibu Ani,
Apa yang akan Anda lakukan? Menurut Anda, kira-kira apa
alasan Agus melakukan hal itu?
Dalam konteks penerapan disiplin positif, Ibu Ani sebaiknya
mencari tahu alasan Agus melakukan Tindakan tersebut agar
mengetahui kebutuhan mana yang sedang berusaha dipenuhi Agus.

 Apabila jawaban Agus karena ia lapar dan orang tuanya tidak


membawakannya bekal makan siang. Kebutuhannya adalah bertahan hidup
 Apabila jawaban Agus karena ia senang temannya jadi memperhatikan dia.
Kebutuhannya adalah cinta dan kasih sayang (kebutuhan untuk diterima)
 Apabila jawaban Agus adalah dia merasa hebat karena temannya jadi takut
dan menuruti keinginannya. Kebutuhannya adalah penguasaan (pengakuan
atas kemampuan)
 Apabila jawaban Agus karena dia merasa bosan dengan bekal yang
dibawakan ibunya karena selalu membawakan bekal yang sama.
Kebutuhannya adalah kebebasan (kebutuhan akan pilihan)
 Apabila jawaban Agus adalah karena iseng saja dan dia menikmati ekspresi
wajah temannya yang kesal karena diambil makanannya. Kebutuhannya
adalah kesenangan.
5 POSISI KONTROL
Posisi menghukum :
 Menghardik menunjuk nunjuk, berkacak pinggang membentak

 Hukuman verbal atau fisik

Dampak Posisi Penghukum :


 Murid menjadi pendendam

 Tidak menyukai guru/mata pelajaran yang diampu

Pembuat Merasa Bersalah :


 Suara cenderung melembut, tenang, namun kata-katanya menyalahkan
murid
 Guru akan mengatakan hal-hal yang merasa kesalahan ada pada murid,
dengan membuat guru menderita

Dampak Pembuat Merasa Bersalah :


 Membuat murid merasa bersalah

 Murid akan merasa rendah diri dan menarik dari lingkungan


Posisi teman :
 Suara guru akan ramah,

 Cenderung bersenda gurau untuk menghangatkan suasana

Dampak Posisi teman :


 Murid akan bergantung kepada 1 orang (faktor ketergantungan)

 Murid tidak mandiri dan tidak bisa berfikir untuk diri sendiri

Posisi pemantau/monitor :
 Seorang pemantau akan bersuara datar tidak emosional, tidak
bersenda gurau ataupun menggunakan suara tinggi
 Tercipta identitas positif/berhasil

Dampak pemantau/monitor :
 Murid akan menghitung, konsekuensi dan hadiah tanpa memahami sepenuhnya
nilai kebajikan yang dituju
 Tidak sepenuhnya mandiri
Posisi Manager :
 Suara manager netral,tidak emosional, tidak
terlalu ramah dan tidak bernada tinggi
 Tercipta identitas positif/berhasil

 Guru akan dengan tulus mengajukan pertanyaan-


pertanyaan bermakna agar membuka pikiran murid
 Guru membimbing murid untuk memecahkan
masalahnya sendiri

Dampak Posisi Manager :


 Murid mandiri

 Percaya diri, dan dapat memecahkan masalah


APA ITU ‘RESTITUSI’?

Restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi


murid untuk memperbaiki kesalahan mereka,
sehingga mereka bisa kembali pada kelompok
mereka, dengan karakter yang lebih kuat.
(Gossen; 2004)
9 CIRI-CIRI RESTITUSI
1. Bukan untuk menebus kesalahan, namun untuk belajar dari
kesalahan.
2. Memperbaiki hubungan.
3. Tawaran, bukan paksaan.
4. Restitusi menuntun untuk melihat ke dalam diri.
5. Restitusi mencari kebutuhan dasar yang mendasari tindakan.
6. Restitusi diri adalah cara yang paling baik untuk
memperbaiki diri.
7. Restitusi fokus pada karakter bukan tindakan.
8. Restitusi fokus pada solusi.
9. Restitusi mengembalikan murid yang berbuat salah pada
kelompoknya.
SEGITIGA RESTITUSI

Kamu tentu punya alasan Nilai nilai apa yang pernah


Mengapa melakukan itu Kita sepakati?

Adakah cara yang lebih Kamu ingin menjadi orang


Efetif untuk mendapatkan Yang seperti apa?
Apa yang kamu
Butuhkan?

Setiap orang pasti pernah Kamu bukan satu satunya


Melakukan kesalahan Yang pernah melakukan ini
DOKUMENTASI PENERAPAN
SEGITIGA RESTITUSI
 https://
drive.google.com/file/d/15KISzkCEvCyZ6e2c9WitrRNE
vn_37Tnc/view?usp=share_link
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai