Anda di halaman 1dari 24

Nama : Ni Kadek Putri Pebiani, S.

Pd
Instansi : SD No. 2 Dalung

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi,
Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran

Lokasi SD No. 2 Dalung


Lingkup Pendidikan Sekolah Dasar
Tujuan yang ingin dicapai Meningkatkan kreativitas siswa menghasilkan karya dalam
pembelajaran tematik tema 4 Globalisasi kelas VI melalui
model pembelajaran Project Based Learning dengan strategi
Outdoor Learning
Penulis Ni Kadek Putri Pebiani, S.Pd
Tanggal Selasa, 6 Desember 2022
Situasi: Latar Belakang
Kondisi yang menjadi latar Pergeseran pola Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) menuju
belakang masalah, mengapa pola Pembelajaran Tatap Muka (PTM) berdampak terhadap
praktik ini penting untuk kreativitas siswa menghasilkan karya dalam pembelajaran.
dibagikan, apa yang menjadi Kreativitas siswa dalam menghasilkan suatu karya
peran dan tanggung jawab anda mengalami penurunan sebagai akibat dari kepraktisan yang
dalam praktik ini. dialami dan rendahnya motivasi siswa dalam belajar. Selain
itu, keterbatasan guru dalam mengimplementasikan
pembelajaran dengan mengakomodasi kebutuhan siswa dan
minat siswa menyebabkan pembelajaran cenderung bersifat
teacher centred. Dengan demikian, siswa kurang terasah
dalam berpikir kreatif dan inovatif untuk menghasilkan suatu
karya dari proses mengonstruksikan pengetahuan. Siswa
telah terbiasa belajar seadanya dengan kurang optimalnya
tantangan serta kebebasan siswa dalam eksplorasi
lingkungan. Kondisi tersebut juga merupakan akibat dari
belum optimalnya guru dalam menggunakan strategi
pembelajaran yang tepat dengan mengolaborasikan model
pembelajaran inovatif dan metode serta media pembelajaran
yang variatif.
Situasi demikian, semakin diperburuk dengan belum
optimalnya guru dalam memanfaatkan penggunaan
teknologi dalam pembelajaran yang inovatif. Oleh sebab itu,
pembelajaran yang dihadirkan belum mampu mendukung
peran aktif siswa secara langsung dengan optimal.
Rendahnya kreativitas guru dalam memberikan tantangan
pembelajaran kepada siswa berbanding lurus dengan kurang
optimalnya kreativitas siswa menghasilkan karya (produk)
dalam pembelajaran.
Gejala dari rendahnya kreativitas siswa menghasilkan
karya dalam pembelajaran ditandai sebagai berikut.
1. Siswa enggan mengemukakan ide/gagasan untuk
menyajikan karya ataupun presentasi hasil diskusi
dengan inisiatif sendiri.
2. Siswa hanya sekadarnya saja dalam menyelesaikan
praktik/proyek yang ditugaskan oleh guru.
3. Siswa takut mencoba hal-hal baru atau berinovasi di luar
dari contoh yang diberikan guru.
4. Siswa kurang maksimal dalam memanfaatkan
lingkungan sekitar dalam menyajikan suatu produk
terkait topik yang dibahas.
5. Guru jarang memberikan tugas proyek kepada siswa
yang bersifat menantang.

Pembelajaran Project Based Learning dengan pemberian


tugas proyek menantang dapat meningkatkan kretivitas
kreativitas siswa dalam berkarya dan berinovasi. Husna
(dalam Putri dkk, 2021) memamparkan Model Project Based
Learning merupakan suatu model pembelajaran yang
memberi kesempatan pada siswa untuk mengelola kegiatan
pembelajaran di kelas dengan melibatkan kegiatan proyek
sebagai media pembelajaran.
Di samping itu, penggunaan strategi outdoor learning
dalam pembelajaran berbasis proyek dapat menunjang serta
memaksimalkan kegiatan siswa dalam mencoba atau
mempraktikkan tugas maupun proyek yang diberikan karena
memanfaatkan lingkungan sekitar secara kontekstual.
Khoirunnisa dan Amidi (2022) memaparkan pembelajaran
dengan strategi Outdoor Learning merupakan pembelajaran
dengan memberikan pengalaman langsung kepada siswa
melalui pemanfaatan lingkungan sekitar dengan
menyediakan hal-hal konkret yang dapat dijadikan sebagai
bahan pembelajaran.

Pentingnya Praktik Pembelajaran Project Based


Learning (PjBL) dengan Strategi Outdoor Learning
Praktik pembelajaran Project Based Learning perlu
dibagikan untuk merefleksi dan memotivasi guru dalam
melaksanakan pembelajaran inovatif. Selain itu, dengan
model pembelajaran Project Based Learning dapat
memberikan referensi ataupun rujukan bagi rekan sejawat
lainnya untuk mengimplementasikan pembelajaran inovatif,
sehingga dapat mewujudkan pembelajaran bermakna bagi
siswa dalam mengonstruksikan pengetahuan sendiri.
Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) dengan
strategi outdoor learning yang telah dilaksanakan terbukti
dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam menyajikan
suatu karya atau produk dengan memanfaatkan sumber
sekitar dan lingkungan di luar kelas, sehingga pembelajaran
bersifat kontekstual.
Peran dan Tanggung Jawab Penulis
Peran penulis sebagai guru adalah bertanggung jawab
untuk melaksanakan setiap pembelajaran yang
menyenangkan dan bermakna bagi siswa. Dengan demikian,
siswa akan terus termotivasi untuk belajar dan mampu
mengasah kreativitas berpikir dalam menyelesaikan
permasalahan secara kontekstual dan menghasilkan produk
sebagai solusi dari permasalahan yang terjadi.
Tantangan : Tantangan untuk Mencapai Tujuan
Apa saja yang menjadi Setelah dilakukan identifikasi masalah dengan refleksi
tantangan untuk mencapai diri, wawancara dengan kepala sekolah, rekan sejawat, pakar
tujuan tersebut? Siapa saja yang serta dengan kajian literatur. Adapun hasil wawancara yang
terlibat? dilakukan sebagai berikut.

1. Wawancara dengan Kepala Sekolah SD No. 2 Dalung


(I Made Sendra, S.Pd., M.Pd)
Berdasarkan kegiatan wawancara yang dilaksanakan,
beliau memaparkan bahwa faktor penyebab kurang
optimalnya kreativitas siswa menyajikan karya dalam
pembelajaran disebabkan oleh pembelajaran yang masih
bersifat teacher centred sehingga belum optimal dalam
membantu siswa dalam memunculkan pandangan-
pandangan baru yang bersifat divergen.

2. Wawancara dengan Guru/Rekan Sejawat SD No. 2


Dalung (Ni Made Seriani, S.Pd.)
Berdasarkan kegiatan wawancara yang dilaksanakan,
Ibu Ni Made Seriani, S.Pd. memaparkan bahwa faktor
penyebab kurang optimalnya kreativitas siswa
menyajikan karya dalam pembelajaran disebabkan
rendahnya kemauan siswa dalam mencoba hal-hal baru
dan belum optimalnya media serta stretegi pembelajaran
yang digunakan guru dalam memunculkan ide-ide kreatif
siswa.

3. Wawancara dengan Tutor Universitas Terbuka


Jurusan PGSD (Ni Putu Novi Ekawati, S.Pd.SD.,
M.Pd.)
Berdasarkan kegiatan wawancara yang dilaksanakan,
Ibu Ni Putu Novi Ekawati, S.Pd.SD., M.Pd. memaparkan
bahwa faktor penyebab kurang optimalnya kreativitas
siswa menyajikan karya dalam pembelajaran disebabkan
kurangnya minat/motivasi dari dalam diri siswa serta
motivasi luar (guru/lingkungan) yang mendukung
pembelajaran. Selain itu, penggunaan model
pembelajaran inovatif yang masih belum optimal
dimanfaatkan menyebabkan siswa belum dengan baik
dapat terasah kreativitasnya.
Gambar 1. Wawancara dengan Kepala Sekolah, Rekan
Sejawat, dan Pakar

Adapun beberapa tantangan untuk mencapai tujuan


sebelum pelaksanaan praktik pembelajaran sebagai berikut.
1. Belum optimalnya kemampuan guru dalam memfasilitasi
pembelajaran menggunakan media-media pembelajaran
yang menarik ataupun meningkatkan kemampuan
berpikir kreatif siswa.
2. Guru belum optimal memberikan pembelajaran yang
kontekstual.
3. Kurang mampunya guru mengimplementasikan langkah-
langkah (sintaks) pada model pembelajaran inovatif.
4. Belum adanya kesiapan guru untuk memulai perubahan
pola pembelajaran yang didominasi metode ceramah.
5. Guru belum optimal mengenal karakteristik siswa dalam
hal gaya belajar setiap siswa dengan tepat.

Adapun beberapa tantangan yang ditemui dalam


pelakasanan praktik pembelajaran Project Based Learning
(PjBL) dengan strategi outdoor learning sebagai berikut.
1. Memastikan keadaan cuaca harus cerah agar proyek
berjalan dengan optimal karena berkaitan dengan
pemanfaatan tenaga surya.
2. Menyusun bahan ajar dan LKPD berbasis teknologi
dengan menyesuaikan pada tujuan pembelajaran yang
dicapai.
3. Melaksanakan praktik terkait pembuatan proyek
pembuatan oven tenaga surya yang menyesuaikan
dengan alokasi waktu yang direncanakan pada RPP.
4. Melaksanakan penilaian secara holistik (sikap,
pengetahuan, dan keterampilan) berdasarkan rubrik yang
disusun terkait tiga aspek yang diukur.

Tantangan tersebut menyebabkan guru harus mencari


solusi terhadap kondisi yang dihadapi yakni melalui
penerapan pembelajaran inovatif yang dikolaborasikan
dengan strategi, model, metode, serta media pembelajaran
yang menyesuaikan karakteristik siswa dan materi yang
dibelajarkan. Dengan demikian, siswa termotivasi untuk
terlibat aktif dalam pembelajaran serta dapat meningkatkan
kreativitas menyajikan suatu karya atau produk dalam
menyelesaikan permasalahan yang diajukan.

Pihak yang Terlibat dalam Pemecahan terkait


Tantangan yang Dihadapi
Pihak yang terlibat dalam pemecahan terkait tantangan
yang dihadapi sebagai berikut.
1. Kepala sekolah yang telah memberikan izin dan
dukungan fasilitas, dan masukan terkait pelaksanaan aksi
pembelajaran.
2. Guru (penulis) selaku pelaksana yang telah berperan
dalam merancang perangkat pembelajaran (RPP, bahan
ajar yang disusun dengan berbantuan canva dan
penggunaan QR Code, media pembelajaran, LKPD yang
disusun dengan berbantuan canva yang diintegrasikan
dengan Google Worksplace (pendukung TPACK),
instrumen penilaian, pelaksanaan kegiatan, dan
pelaporan.
3. Rekan sejawat yang telah memberikan saran serta
bantuan mempersiapkan segala fasilitas penunjang
pembelajaran.
4. Siswa kelas VI A SD No. 2 Dalung yang selalu
bersemangat dan antusias dalam melaksanakan
pembelajaran.
5. Petugas Perpustakaan dan pegawai Tata Usaha yang
mendukung dalam mendokumentasikan pembelajaran.
Aksi : Langkah-langkah Menghadapi Tantangan
Langkah-langkah apa yang Langkah-langkah yang dilakukan yang dilakukan untuk
dilakukan untuk menghadapi menghadapi tantangan tersebut sebagai berikut.
tantangan tersebut/ strategi apa 1. Berkoordinasi dengan melaksanakan wawancara kepada
yang digunakan/ bagaimana kepala sekolah, guru/rekan sejawat, serta pakar secara
prosesnya, siapa saja yang tatap muka maupun daring terkait identifikasi masalah
terlibat / Apa saja sumber daya hingga penentuan solusi kurangnya kreativitas siswa
atau materi yang diperlukan menyajikan karya dalam pembelajaran tematik melalui
untuk melaksanakan strategi ini penerapan model pembelajaran Project Based Learning
(PjBL) dengan strategi outdoor learning.
2. Mencari literatur dengan mengakses jurnal terkait
permasalahan, penyebab, hingga solusi dari
permasalahan kurangnya kreativitas siswa menyajikan
karya dalam pembelajaran tematik. Tautan jurnal yang
digunakan sebagai literatur pendukung sebagai berikut.
a. https://ejournal.unib.ac.id/diadik/article/view/18365/
8634
b. https://www.edukatif.org/index.php/edukatif/article/
view/356
c. http://jtam.ulm.ac.id/index.php/jcae/article/view/129
3/749
d. https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/prisma/arti
cle/view/54524/21116
3. Membuat rencana aksi yaitu pembelajaran Project Based
Learning (PjBL) dengan strategi outdoor learning dan
rencana evaluasi dalam penyelesaian masalah kurangnya
kreativitas siswa menyajikan karya dalam pembelajaran
tematik.
4. Melaksanakan pembelajaran Project Based Learning
(PjBL) dengan strategi outdoor learning yang disajikan
dengan differensiasi proses .
Differensiasi proses dilaksanakan melalui kegiatan
bertahap yang diawali dengan pemberian
challenge (tantangan) pada orientasi permasalahan
melalui pertanyaan mendasar untuk menjawab
permasalahan terkait cara memanfaatkan bantuan sinar
matahari dengan benda-benda di sekitar yang memiliki
prinsip serupa pada panel surya berdasarkan cerita pada
buku digital yang dibagikan, kemudian penugasan
proyek pembuatan oven tenaga surya dengan durasi 30
menit. Setelah proyek selesai dibuat, siswa membuat
laporan. Dilanjutkan dengan kegiatan ice breaking
“Jika...Maka…”, mempresentasikan produk dan
pemberian tes formatif (evaluasi) berupa pertanyaan
HOTS dengan tipe esai melalui quizizz (pemanfaatan
teknologi/TPACK), serta kegiatan refleksi pembelajaran
melalui mengisi instrumen refleksi yang dilengkapi
dengan pilihan emotikon atau ekspresi.

Strategi dalam Menyelesaikan Tantangan


Tantangan tersebut diselesaikan dengan strategi sebagai
berikut.
1. Berkaitan dengan pembelajaran inovatif, penulis
merancang pembelajaran menggunakan model
pembelajaran inovatif yakni Project Based Learning
(PjBL) dengan strategi outdoor learning. Project Based
Learning (PjBL) dengan strategi outdoor learning dapat
memberikan dampak positif terhadap peningkatan hasil
belajar siswa melalui pemberian tugas-tugas berupa
proyek-proyek menantang yang diberikan, sehingga akan
meningkatkan kreativitas siswa dalam berkarya dan
berinovasi. Terlebih lagi, pembelajaran proyek yang
dilaksanakan dengan strategi outdoor learning (belajar di
luar kelas) memberikan pengalaman belajar langsung
untuk siswa dalam memanfaatkan sumber belajar,
sehingga bersifat kontekstual. Tugas proyek yang
diberikan berkaitan dengan cara memanfaatkan bantuan
sinar matahari dengan benda-benda di sekitar yang
memiliki prinsip serupa pada panel surya melalui
pembuatan oven tenaga surya. Siswa diajak untuk
membuat proyek bersama teman kelompok di luar kelas
dan membuktikan produk oven tenaga surya dapat
berjalan dengan baik melalui bantuan panas matahari.
Setiap bahan dan alat yang digunakan untuk merancang
dan menghasilkan produk dapat mengasah siswa untuk
berpikir kreatif, serta melatih kemampuan berpikir kritis
dalam mengaitkan peranan tenaga surya dengan produk
oven tenaga surya yang tertuang dalam laporan
pengamatan, kemudian dipresentasikan. Selain itu,
melalui proyek oven tenaga surya yang dilaksanakan
secara berkelompok dapat melatih siswa untuk belajar
kolaboratif. Serangkaian kegiatan yang dilaksanakan
dalam pembelajaran Project Based Learning (PjBL)
dengan strategi outdoor learning tentunya dapat
mendukung keterampilan 4C (Critical thinking and
Problem Solving, Collaboration, Creativity and
Inovation, and Communication) dalam pembelajaran
abad ke-21 yakni mengasah keterampilan berpikir kritis,
kolaboratif, berkomunikasi, dan tentunya meningkatkan
kreativitas siswa menghasilkan karya dalam
pembelajaran tematik.

2. Berkaitan dengan kesiapan siswa dalam menerima


model pembelajaran inovatif, penulis (guru)
berkoordinasi dan berkomunikasi kepada siswa berkaitan
dengan kesiapan siswa dalam menerima pembelajaran
melalui pemanfaatan aplikasi WhatsApp Group (WAG)
untuk mengirimkan softcopy terkait bahan ajar serta
LKPD yang akan digunakan dalam pembelajaran.

Gambar 2. Guru Berkoordinasi dan Komunikasi terkait


Bahan Ajar serta LKPD yang Digunakan dalam
Pembelajaran
3. Berkaitan dengan perangkat pembelajaran, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dirancang oleh
penulis yakni dengan menerapkan model pembelajaran
Project Based Learning (PjBL) dengan strategi outdoor
learning melalui pendekatan blended learning
(pembelajaran dikolaborasikan secara daring yakni
membagikan bahan ajar dan LKPD melalui WAG sehari
sebelum pelakasanaan pembelajaran serta luring untuk
pelaksanaan pembelajaran keseluruhan di kelas) pada
pembelajaran tematik yaitu Tema 4 Globalisasi, Subtema
3 Globalisasi dan Cinta Tanah Air, Pembelajaran ke-3.

Gambar 3. RPP Model Project Based Learning (PjBL)


dengan Strategi Outdoor Learning

Selanjutnya, komponen perangkat pembelajaran


yakni bahan ajar, LKPD, dan media pembelajaran yang
dirancang melalui pemanfaatan TPACK. Bahan ajar,
LKPD, dan media pembelajaran disusun dengan bantuan
platform Canva dengan memanfaatkan fitur-fitur yang
disajikan. Pemanfaatan fitur elemen, teks, dan foto
digunakan dalam merancang LKPD. Begitu pula, dalam
merancang bahan ajar yang memanfaatkan pengunaan
fitur sama seperti LKPD dengan menambahkan
penggunaan QR Code. Media pembelajaran berupa
presentasi dirancang dengan memanfaatkan fitur elemen,
teks, foto, unggahan video dari youtube, dan QR Code.
Bahan ajar, LKPD, dan media disajikan dalam gambar
berikut.

Gambar 4. Bahan Ajar dalam Pembelajaran Project


Based Learning (PjBL) dengan Strategi Outdoor
Learning

Gambar 5. LKPD dalam Pembelajaran Project Based


Learning (PjBL) dengan Strategi Outdoor Learning
Gambar 5. Media Presentasi Pembelajaran Project
Based Learning (PjBL) dengan Strategi Outdoor
Learning

Di sisi lain, dirancang juga rencana evaluasi terkait


Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) dengan
Strategi Outdoor Learning untuk menigkatkan kreativitas
siswa dalam menyajikan karya atau produk pembelajaran
mulai dari aspek penilaian sikap, pengetahuan, dan
keterampilan berdasarkan rubrik. Rencana evaluasi
tersebut disajikan dalam gambar sebagai berikut.

Gambar 6. Rubrik penilaian sikap, pengetahuan, dan


keterampilan siswa dalam implementasi Project Based
Learning (PjBL) dengan Strategi Outdoor Learning
4. Berkaitan dengan hasil belajar siswa, penulis (guru)
melaksanakan penilaian secara holistik terkait penilaian
sikap, pengetahuan, dan keterampilan melalui rubrik
yang telah dirancang. Penilaian sikap spiritual
dilaksanakan melalui pengamatan ketika siswa berdoa
memulai dan mengakhiri pembelajaran dan sikap sosial
melalui pengamatan sikap siswa dalam mengikuti
pembelajaran baik secara individu maupun bekerja dalam
kelompok. Penilaian pengetahuan dilaksanakan melalui
pemberian soal esai melalui pemanfaatan quizizz.
Selanjutnya, penilaian keterampilan dilaksanakan
berdasarkan produk yang dihasilkan siswa berupa oven
tenaga surya.

Gambar 7. Penggunaan Quizizz sebagai evaluasi (tes


formatif) dalam mengimplementasikan Project Based
Learning (PjBL) dengan Strategi Outdoor Learning

Proses Pelaksanaan Praktik Pembelajaran Project Based


Learning (PjBL) dengan Strategi Outdoor Learning
Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) dengan
Strategi Outdoor Learning dilaksanakan berdasarkan
langkah-langkah (sintaks) sebagai berikut.
1. Fase pertanyaan mendasar
Pada fase pertanyaan mendasar, penulis (guru)
menyampaikan topik dan mengajukan pertanyaan kepada
siswa terkait cara memecahakan masalah yaitu berkaitan
dengan isi cerita pada buku digital “Rumah Dian Terang
Sekali” yang telah dibagikan guru melalui WhatsApp
Group (WAG) yakni tentang bagaimana cara
memanfaatkan bantuan sinar matahari dengan benda-
benda di sekitar yang memiliki prinsip serupa pada panel
surya. Guru dan siswa bertanya jawab terkait topik atau
pemecahan masalah tersebut.

Gambar 8. Guru Mengajukan Pertanyaan Mendasar


terkait topik/permasalahan pada Buku Digital “Rumah
Dian Paling Terang”

Gambar 9. Siswa Mengemukakan Pendapat dan


Bertanya Lebih Lanjut Mengenai Cara Pemecahan
Permasalahan yang Diajukan

2. Fase mendesain perencanaan produk


Pada fase mendesain perencanaan produk, siswa dibagi
dalam kelompok secara heterogen dan guru memastikan
tugas proyek yang akan dikerjakan. Siswa dibagikan
bahan ajar dan LKPD untuk membantu menuntun setiap
kelompok dalam mengerjakan proyek sebagai solusi dari
permasalahan yang akan dipecahkan.

Gambar 10. Siswa Ditugaskan untuk Menyelesaikan


Permasalah dengan Kelompok yang Telah dibentuk
secara Heterogen

3. Fase menyusun jadwal perencanaan produk


Pada fase menyusun jadwal perencanaan produk, siswa
dan guru berdiskusi menyepakati waktu pelaksanaan
(alokasi waktu) proyek terkait pemecahan masalah yakni
pembuatan oven tenaga surya sederhana.

Gambar 11. Guru Menayangkan Jadwal Pelaksanaan


Proyek yang Telah Disepakati Bersama Siswa

4. Fase memonitor keaktifan dan perkembangan proyek


Pada fase memonitor keaktifan dan perkembangan
proyek, siswa mulai mengerjakan proyek pembuatan
oven tenaga surya di luar kelas secara kolaboratif dan
menuangkan kreativitasnya dengan menyesuaikan alat
dan bahan yang dibutuhkan berdasarkan petunjuk yang
tertuang pada LKPD. Guru memberikan bimbingan
kepada setiap kelompok dalam mengerjakan proyek dan
memonitor perkembangan setiap proyek yang dikerjakan
kelompok.

Gambar 12. Siswa dalam Kelompok Membuat Proyek


Oven Tenaga Surya Sederhana

Gambar 13. Guru Membimbing Siswa dalam


Pembuatan Proyek dan Memantau Keaktifan Siswa
5. Fase menguji hasil
Pada fase menguji hasil, siswa menguji hasil produk oven
tenaga surya sederhana yang telah dibuat di bawah terik
matahari untuk memecahkan terkait permasalahan yang
diajukan dengan mengaitkannya terhadap konsep-konsep
pemanfaatan energi matahari pada bahan ajar atau
sumber yang dimiliki, kemudian mendiskusikan hasil
pengujian kepada guru. Guru memberikan masukan
terkait hasil pengujian produk dan dilanjutkan dengan
siswa bersama kelompok membuat laporan hasil
percobaan.

Gambar 14. Siswa Menguji Cara Kerja Oven Tenaga


Surya di Bawah Terik Matahari

Gambar 15. Siswa Mendiskusikan Hasil Pengujian


Oven Tenaga Surya Berdasarkan Percobaan kepada
Guru

6. Fase evaluasi pengalaman belajar


Pada fase evaluasi pengalaman belajar, guru
membimbing proses pemaparan proyek, menanggapi
hasil presentasi kelompok siswa. Siswa dalam kelompok
lain diberikan kesempatan untuk menanggapi dan
mengomentari produk yang dipresentasikan. Kemudian,
guru memberikan penguatan ataupun penegasan terhadap
produk yang dihasilkan oleh siswa. Kegiatan diakhiri
dengan menyimpulkan hasil proyek yang telah dibuat
untuk memecahkan permasalahan yang diajukan pada
fase pertanyaan mendasar.

Gambar 15. Siswa Mempresentasi Produk dalam Proyek


Pembuatan Oven Tenaga Surya Sederhana
Gambar 16. Siswa Menunjukkan Hasil Proyek
Pembuatan Oven Tenaga Surya Sederhana

Gambar 17. Guru Memberikan Penegasan terhadap


Hasil Proyek Oven Tenaga Surya dan Menyimpulkan
Hasil Proyek Bersama Siswa

Pihak yang Terlibat dalam Pelaksanaan Pembelajaran


Pelaksanaan pada proses praktik pembelajaran Project
Based Learning (PjBL) dengan Strategi Outdoor Learning
adalah guru (penulis) sebagai fasilitator dalam pembelajaran,
siswa sebagai subyek pembelajaran yang mengimplementasi
pembelajaran Project Based Learning (PjBL) dengan
Strategi Outdoor Learning, serta rekan sejawat sebagai
camera man yang mendokumentasikan pembelajaran dari
awal hingga akhir pembelajaran.

Sumber Daya yang Diperlukan untuk untuk Menjawanb


Tantangan
Sumber daya yang diperlukan dalam menjawab
tantangan sebagai berikut.
1. Platform Canva dimanfaatkan sebagai pendukung dalam
merancang bahan ajar, LKPD, dan media yang berbasis
teknologi.
2. Laptop/handphone dimanfaatkan sebagai perangkat
penghubung untuk mengakses informasi terkait materi
yang akan dibahas yakni pemanfaatan energi alternatf
dan sebagai perangkat untuk menyajikan
media/presentasi kepada siswa dalam pembelajaran yang
dilaksanakan.
3. LCD/proyektor sebagai alat pembelajaran yang
memproyeksikan atau menampilkan media presentasi
yang disampaikan oleh guru.
4. Buku-buku sebagai pelengkap materi pada bahan ajar.
a. Buku Guru:
Kemendikbud. 2018. Buku Tematik Terpadu
Kurikulum 2013 Buku Guru SD/MI Kelas VI Tema 4
Globalisasi (Edisi Revisi 2018). Jakarta:
Kemendikbud Republik Indonesia.
b. Buku Siswa:
Kemendikbud. 2018. Buku Tematik Terpadu
Kurikulum 2013 Buku Siswa SD/MI Kelas VI Tema 4
Globalisasi (Edisi Revisi 2018). Jakarta:
Kemendikbud Republik Indonesia.
c. Buku Penunjang (Bupena):
Irene MJA, dkk. 2018. Buku Penilaian Bupena untuk
SD/MI Kelas VI Tema 4 dan Tema 5. Jakarta:
Erlangga.
d. Pertanyaan Mendasar Pertemuan ke-2 “Rumah Dian
Terang Sekali” (e-book Sistem Informasi Perbukuan
Indonesia)
https://buku.kemdikbud.go.id/katalog/rumah-dian-
terang-sekali
5. Bahan-bahan di sekitar sebagai produk untuk pembuatan
proyek oven tenaga surya, seperti kardus bekas,
aluminium foil, plastic wrap, kertas karbon, penggaris,
cutter, penyangga, sumpit, roti tawar, butiran cokelat, dan
mentega. Terlebih lagi, memanfaatkan panas matahari
dalam menguji produk oven surya yang telah dibuat.
Refleksi Hasil dan dampak Dampak Aksi dari Langkah-langkah Pembelajaran yang
Bagaimana dampak dari aksi Dilaksanakan
dari Langkah-langkah yang Dampak aksi dari langkah-langkah pembelajaran
dilakukan? Apakah hasilnya Project Based Learning (PjBL) dengan Strategi Outdoor
efektif? Atau tidak efektif? Learning adalah berdampak positif dan efektif terhadap hasil
Mengapa? Bagaimana respon belajar siswa terutama dalam meningkatkan kreativitas siswa
orang lain terkait dengan strategi dalam menghasilkan karya atau produk sebagai hasil
yang dilakukan, Apa yang pemecahan masalah yang bersifat kontekstual. Dampak
menjadi faktor keberhasilan atau efektif pembelajaran Project Based Learning (PjBL) dengan
ketidakberhasilan dari strategi Strategi Outdoor Learning yang telah dilaksanakan
yang dilakukan? Apa dijabarkan sebagai berikut.
pembelajaran dari keseluruhan 1. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, diperoleh
proses tersebut bahwa semakin meningkatnya antusias belajar siswa di
luar kelas secara kolaboratif dalam kelompok untuk
menyajikan sebuah produk oven tenaga surya dengan
memanfaatkan sumber di sekitar yang dekat dengan
kehidupan siswa baik berupa bahan-bahan pembuatan
produk, seperti kotak karton, roti tawar, kertas karbon,
dan sebagainya serta belajar secara langsung
memanfaatkan alam, seperti panas matahari untuk
menguji produk yang dibuat.
Gambar 18. Siswa Antusias Menyajikan Produk Oven
Tenaga Surya Sederhana

2. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, keativitas


menyajikan karya semakin meningkat melalui
berkolaborasi dengan kelompok untuk menyajikan
produk oven tenaga surya sederhana sebagai pemecahan
masalah dengan mengelaborasikan setiap petunjuk kerja
pada pembuatan oven tenaga surya dengan bahan yang
disediakan.

Gambar 19. Hasil Produk Oven Tenaga Surya


Sederhana

3. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, kemampuan


berpikir kritis dan kreatif siswa semakin meningkat
melalui penyajian laporan hasil percobaan dengan
menguji cara kerja oven tenaga surya di bawah terik
matahari yang dilakukan bersama kelompok.

Gambar 19. Hasil Laporan Percobaan Oven Tenaga


Surya Sederhana
4. Berdasarkan hasil evaluasi pembelajaran yang telah
dilaksanakan melalui quizizz, diperoleh bahwa siswa
telah dapat menganalisis informasi penting dari teks yang
dibaca dengan tepat dan menganalisis manfaat sumber
energi alternatif dengan tepat.

Gambar 20. Hasil Evaluasi Siswa melalui Quizizz

Respon Pihak Lain terkait Pelaksanaan Pembelajaran


Project Based Learning (PjBL) dengan Strategi Outdoor
Learning
Respon atau tanggapan siswa terhadap pelaksanaan
pembelajaran Project Based Learning (PjBL) dengan
Strategi Outdoor Learning, secara umum sangat positif.
Siswa merasa senang dan antusias dengan pembelajaran
yang dilaksanakan. Hal tersebut dapat diketahui dari respon
yang siswa isi dalam instrumen refleksi pembelajaran
sebagai berikut.

Gambar 21. Bukti Lembar Refleksi Pembelajaran Siswa

Respon atau tanggapan kepala sekolah (I Made Sendra,


S.Pd., M.Pd.) menyatakan bahwa pembelajaran Project
Based Learning (PjBL) dengan Strategi Outdoor Learning
sudah efektif dan tepat dilaksanakan pada siswa kelas VI
dengan memberikan tugas proyek kepada siswa yang
dilakukan di luar kelas, sehingga siswa benar-benar dapat
mengonstruksi pengetahuannya melalui praktik dan
percobaan, sehingga dapat mendorong kreativitas siswa
dalam menyajikan karya. Selain itu, untuk ke depannya
diperlukan juga komitmen tinggi dalam mengolaborasikan
model pembelajaran inovatif dengan media serta strategi
yang menyesuaikan dengan kebutuhan siswa dan
perkembangan teknologi.
Gambar 22. Wawancara terkait Respon Kepala Sekolah
(I Made Sendra, S.Pd., M.Pd.) terhadap Praktik
Pembelajaran (Kamis, 8 Desember 2022)

Respon atau tanggapan guru/rekan sejawat (Putu Ida


Rosmala Dewi, S.Pd.) terkait pembelajaran Project Based
Learning (PjBL) dengan Strategi Outdoor Learning adalah
penerapan praktik pembelajaran Project Based Learning
(PjBL) dengan Strategi Outdoor Learning mengakibatkan
siswa menjadi terlibat aktif dalam pembelajaran dan
pemecahan masalah karena siswa bersama kelompok
mengerjakan proyek secara langsung dan memanfaatkan
lingkungan sekitar sebagai sumber belajar. Dengan
demikian, penugasan proyek akan meningkatkan kreativitas
siswa menyajikan karya terlebih lagi ketika proyek tersebut
relevan dilakukan di luar kelas dan sesuai dengan materi
yang dibelajarkan.

Gambar 22. Wawancara terkait Respon Guru/Rekan


Sejawat (Putu Ida Rosmala Dewi, S.Pd.) terhadap
Praktik Pembelajaran (Kamis, 8 Desember 2022)

Faktor Keberhasilan Strategi yang Dilaksanakan


Keberhasilan strategi yang dilaksanakan dalam
pembelajaran Project Based Learning (PjBL) dengan
strategi outdoor learning ditentukan oleh penguasaan guru
terkait model dan strategi pembelajaran yang dirancang
melalui perangkat pembelajaran yang telah disusun dan
pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan RPP yang disusun
melalui keterampilan mengajar dan pemanfaatan teknologi
yang dikuasi oleh guru. Melalui pengajuan permasalahan
dengan pertanyaan HOTS kepada siswa dalam apresepsi dan
pertanyaan mendasar, siswa berhasil meningkatkan
kemampuan berpikir kritis dalam menyampaikan pendapat
maupun menjawab permasalahan yang diajukan.
Melalui pemberian LKPD dan bahan ajar yang berbasis
teknologi dengan pemanfaatan Canva serta SIBI, berhasil
meningkatkan antusias siswa untuk memanfaatkan bahan
ajar serta LKPD dalam pembelajaran agar tidak monoton.
Melalui penugasan proyek di luar kelas yang diberikan guru
yaitu pembuatan oven tenaga surya, berhasil meningkatkan
antusias, kolaborasi, dan kreativitas siswa dalam menyajikan
karya sebagai hasil pemecahan cara memanfaatkan bantuan
sinar matahari dengan benda-benda di sekitar dengan prinsip
serupa panel surya (pemanfaatan energi alternatif). Melalui
evaluasi yang diberikan dengan quizizz, berhasil
memberikan pengalaman baru kepada siswa mengerjakan
evaluasi tidak selalu di atas kertas serta meningkatkan
antusias siswa dalam mengerjakan evaluasi.
Penerapan model pembelajaran pembelajaran Project
Based Learning (PjBL) dengan strategi outdoor learning
tentunya memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan
yang diperoleh adalah siswa didukung untuk berpikir kritis
dan kreatif dalam menyelesaikan permasalahan melalui
pembuatan suatu produk seperti oven tenaga surya cara
memanfaatkan bantuan sinar matahari dengan benda-benda
di sekitar dengan prinsip serupa panel surya (pemanfaatan
energi alternatif), sehingga kreativitas siswa dalam
menyajikan suatu karya atau produk semakin meningkat.
Selain itu, dapat meningkatkan kerja sama siswa dalam
kelompok dengan belajar secara kolaboratif, serta dapat
memanfaatkan sumber dan lingkungan sekitar siswa secara
efektif.
Namun, kelemahan dari Project Based Learning (PjBL)
dengan strategi outdoor learning adalah tidak semua materi
pembelajaran dapat diterapkan menggunakan model
pembelajaran Project Based Learning (PjBL) dengan
strategi outdoor learning. Hal tersebut disebabkan oleh
diperlukannya kesesuaian materi dengan produk yang akan
dibuat. Di sisi lain, ketika pembelajaran dilaksanakan dengan
strategi outdoor learning, peranan cuaca sangat
memengaruhi pelaksanaan pratik pembelajaran. Dengan
demikian, guru perlu mempertimbangkan keamanan
keadaan luar lingkungan dan cuaca agar pelaksanaan praktik
berjalan dengan optimal.

Kesan dari keseluruhan pembelajaran Project Based


Learning (PjBL) dengan Strategi Outdoor Learning
Secara keseluruhan pembelajaran yang dapat diambil
dari pelaksanaan praktik pembelajaran Project Based
Learning (PjBL) dengan Strategi Outdoor Learning adalah
penulis (guru) sebagai pendidik memiliki tanggung jawab
yang besar dalam mengimplementasikan pembelajaran yang
bermakna dan menyenangkan bagi siswa, sehingga
memberikan kemerdekaan belajar untuk siswa.
Pembelajaran bermakna terwujud dengan melibatkan siswa
secara aktif dalam pembelajaran yakni mengonstruksikan
pengetahuan sendiri, seperti dalam pemberian penugasan
proyek yang menantang bagi siswa ataupun pengajuan
permasalahan yang kontekstual.
Selain itu, guru (penulis) memiliki peranan penting
dalam mengimplementasikan pembelajaran yang
menyenangkan bagi siswa melalui pengelolaan
pembelajaran dengan metode, media, dan strategi yang
variatif dengan memanfaatkan teknologi (TPACK) yang
menyesuaikan karakteristik dan kebutuhan siswa, sehingga
siswa senang untuk belajar melalui strategi outdoor learning
(belajar di luar kelas), media, bahan ajar, dan LKPD yang
dikemas menarik berbantuan Canva, serta penggunaan
quizziz dalam pelaksanaan evaluasi. Keterampilan guru
dalam mengelola pembelajaran yakni sikap guru yang
ramah, memberikan pelayanan dengan ikhlas, dan ceria akan
membangkitkan antusias dan rasa nyaman siswa dalam
belajar.
DAFTAR PUSTAKA

Irene MJA, dkk. 2018. Buku Penilaian Bupena untuk SD/MI Kelas VI Tema 4 dan Tema 5.
Jakarta: Erlangga.

Kemendikbud. 2018. Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Buku Guru SD/MI Kelas VI
Tema 4 Globalisasi (Edisi Revisi 2018). Jakarta: Kemendikbud Republik Indonesia.

Kemendikbud. 2018. Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Buku Siswa SD/MI Kelas VI
Tema 4 Globalisasi (Edisi Revisi 2018). Jakarta: Kemendikbud Republik Indonesia.

Khoirunnisa, K., & Amidi, A. 2022. Kajian Teori: Pengembangan Bahan Ajar Berbasis
Pendekatan Realistic Mathematics Education dengan Model CORE dan Strategi
Outdoor Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis. In PRISMA,
Prosiding Seminar Nasional Matematika (Vol. 5, pp. 537-550). Tersedia pada
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/prisma/article/view/54524/21116

Putri, F. P. W., Koeswanti, H. D., & Giarti, S. 2021. Perbedaan Model Problem Based Learning
Dan Project Based Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar. Edukatif:
Jurnal Ilmu Pendidikan, 3 (2), 496-504. Tersedia pada
https://www.edukatif.org/index.php/edukatif/article/view/356

Ulfah, M., Bakti, I., & Saadi, P. 2022. Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning
dengan Tugas Mind-Map pada Materi Larutan Penyangga. JCAE (Journal of
Chemistry And Education), 5(3), 95-101. Tersedia pada
http://jtam.ulm.ac.id/index.php/jcae/article/view/1293/749

Yusika, I., & Turdjai, T. 2021. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek (PjBL) untuk
Meningkatkan Kreativitas Siswa. Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 11(1), 17-25.
Tersedia pada https://ejournal.unib.ac.id/diadik/article/view/18365/8634
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL)

Rencana tindak lanjut yang akan saya laksanakan setelah pelaksanaan praktik
pembelajaran sebagai berikut.
1. Saya akan mendesiminasikan praktik baik pembelajaran yang telah saya lakukan pada
media sosial, platform guru berbagi, ataupun platform youtube.
2. Saya tidak akan skeptis terhadap model pembelajaran inovatif yang ada.
3. Saya akan berupaya untuk konsisten dalam menerapkan pembelajaran yang bersifat HOTS.
4. Saya akan berupaya mengimplementasi pembelajaran inovatif berbantuan teknologi dengan
menyesuaikan karakteristik dan kebutuhan siswa, serta materi yang dibelajarkan.
5. Saya akan berupaya konsisten dalam memberikan pelayanan dan bimbingan yang intensif
kepada siswa selama pembelajaran.
LAMPIRAN TANGKAPAN LAYAR

Adapun tangkapan layar terkait berbagi praktik baik (Pembelajaran Project Based
Learning (PjBL) dengan Strategi Outdoor Learning) yang telah dilakukan sebagai berikut.

1. Berbagi video praktik pembelajaran melalui platform youtube


Tautan: https://youtu.be/DW49BljBvw8

Gambar 1. Tangkapan Layar Berbagi Video Praktik Pembelajaran melalui Platform Youtube

2. Berbagi best pratice melalui platform guru berbagi


Tautan: https://guru.kemdikbud.go.id/bukti-karya/pdf/52241?from=share

Gambar 2. Tangkapan Layar Berbagi Best Practice melalui Platform Guru Berbagi

Anda mungkin juga menyukai