Anda di halaman 1dari 6

LK 3.

1 Menyusun Best Practices

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode


Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam
Pembelajaran

Lokasi SDN 2 Dukuhwidara


Lingkup Pendidikan Sekolah Dasar
Tujuan yang ingin dicapai Meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa yang
rendah melalui penerapan model pembelajaran problem
based learning pada pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan kelas VI pada materi Wirausaha
Penulis Kana Maulana
Tanggal 2 Desember 2022
Situasi:
Kondisi yang menjadi latar Tahun pembelajaran 2022/2023 merupakan tahun ajaran
belakang masalah, mengapa yang baru diselenggarakan setelah 2 tahun sekolah
praktik ini penting untuk
menggunakan metode daring, metode daring sendiri
dibagikan, apa yang menjadi
peran dan tanggung jawab memiliki banyak sekali kelemahan dalam pengawasan
anda dalam praktik ini. dalam tahap pembelajarannya. apalagi bila melihat factor
lingkungan yang kurang mendukung terjadinya metode
pembelajan daring di rumah, yang sebagian besar siswa
masih belum memiliki gadget untuk belajar daring secara
mendiri.

Sehingga pada tahun ajaran baru 2022/2023 ini saya


sebegai penulis mendapati siswa yang masih memiliki
motivasi dan minat belajar yang rendah sehingga sangat
mempengaruhi kegiatan belajar di kelas.

Motivasi belajar sendiri menurut para ahli sebagai


berikut:

Graham & Golan, (1991) menyatakan bahwa : Motivasi


penting dalam menetukan seberapa banyak siswa akan
belajar dari suatu kegiatan pembelajaran atau seberapa
banyak menyerap informasi yang disajikan kepada
mereka. Siswa yang termotivasi untuk belajar sesuatu
akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi
dalam mempelajari materi itu, sehingga siswa itu akan
menyerap dan mengendapkan materi itu dengan lebih
baik

“Motivasi belajar siswa merupakan faktor utama yang


menentukan keberhasilan belajarnya. Kadar motivasi ini
banyak ditentukan oleh kadar kebermaknaan bahan
pelajaran dan kegiatan pembelajaranyang dimiliki oleh
sisya yang bersangkutan ”(Djamarah S.B, dkk, 1995:70)

Rendahnya motivasi belajar siswa diakibatkan oleh


beberapa factor diantaranya adalah proses pembelajaran
di Sekolah Dasar (SD) masih banyak yang
dilaksanakannya secara konvensional. Para pendidik
belum sepenuhnya melaksanakan pembelajaran yang
aktif, inovatif dan kreatif dalam melibatkan peserta didik.
Sehingga peserta didik kesuliatan untuk mengembangkan
keterampilannya dalam memecahkan persoalan yang
sedang diajarkan. Hal ini berdampak pada hasil belajar
peserta didik.

Guru sebagai pendidik sangat berperan penting dalam


mencari solusi setiap permasalahan yang dialami oleh
peserta didik, pada masalah tentang motivasi belajar ini
biasanya diakibatkan oleh pemilihan metode balajar yang
kurang cocok bagi peserta didik, sehingga peserta didik
cenderung cepat merasa bosan Ketika belajar di kelas.

Maka dari itu penulis mencoba melakukan perubahan


dengan metode belajarnya, setelah melakukan analisis
dari berbagai informasi seperti melakukan kajian teori
dan wawancara baik dengan rekan sejawat maupun ahli,
penulis menemukan metode balajar inovatif yang dirasa
cocok untuk menghadapi permasalahan tentang motivasi
belajar tersebut, metode yang dimaksud adalah metode
Problem Based Learning (PBL). Menurut Duch
(1995) dalam Aris Shoimin (2014:130) mengemukakan
bahwa pengertian dari model Problem Based
Learning adalah: PBL atau pembelajaran berbasih
masalah adalah model pengajaran yang bercirikan adanya
permasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta
didik belajar berfikir kritis dan keterampilan
memecahkan masalah serta memperoleh pengetahuan.

Selain model pembelajaran yang harus diperhatikan


seorang guru juga harus menyesuaikan media dan metode
pembelajaran yang tepat, penggunaan media belajar yang
tepat dapat memungkinkan rasa keingintahuan peserta
didik, yang memungkinkan peserta didik merasa lebih
termotivasi dalam pembelajaran di kelas.
Tantangan : Penggunaan metode belajar baru merupakan tantangan
Apa saja yang menjadi yang sangat besar bagi seorang guru, adaptasi dari
tantangan untuk mencapai
metode belajar konvesional ke metode belajar inovatif
tujuan tersebut? Siapa saja
yang terlibat, membutuhkan perencanaan yang sangat matang baik dari
persiapan dimana guru dituntut untuk mencari sumber
belajar yang dapat menarik siswa agar lebih termotivasi
dalam belajar. Serta kebiasaan-kebiasaan guru dimana
dipembelajaran konvesional guru lebih sering
berceramah karena lebih mudah dalam persiapannya, lalu
guru dituntut untuk tidak menjelaskan materi
pembelajaran seperti biasanya, di mana dalam
pembelajaran PBL siswa diharapkan untuk mencari
solusi dari setiap masalah yang ada dilingkungan sekitar
dengan bimbingan guru.

Perubahan kebiasaan ini juga berdampak kepada peseta


didik dimana kebiasaan lama yang hanya mendengarkan,
sekarang dituntut untuk melakukan diskusi dengan rekan
sebayanya tentang masalah yang ada di lingkungan
sekitar.

Untuk menghadapi tantangan ini guru sebagai pendidik


dituntut untuk terus belajar dan menjalin komunikasi
baik dengan murid, rekan sejawat, maupun dengan ahli.
Persiapan sebelum belajar menjadi salahsatu aspek yang
paling penting dari suksesnya menggunakan medel
pembelajaran inovatif, dimana pemilihan media belajar
yang dapat menarik minat siswa, menghubungkan materi
ajar dengan keadaan lingkungan sekitar serta penyusunan
lembar kerja peserta didik (LKPD) yang dapat
mengarahkan siswa agar lebih mudah dalam
menyelesaikan masalah yang dihadapinya.

Aksi : Untuk menghadapi tantangan yang muncul selama proses


Langkah-langkah apa yang pembelajaran berlansung dibutuhkan strategi
dilakukan untuk
pembelajaran yang sesuai dengan permasalahan yang
menghadapi tantangan
tersebut/ strategi apa yang akan diselesaikan, pada pembelajaran Pendidikan
digunakan/ bagaimana kewarganegaraan kali ini dimana siswa akan belajar
prosesnya, siapa saja yang tentang wirausaha yang ada di lingkungan sekitar, guru
terlibat / Apa saja sumber
sebagai pendidik berusaha meningkatkan minat belajar
daya atau materi yang
diperlukan untuk siswa dengan mengaitkan materi ajar tersebut dengan
melaksanakan strategi ini kegiatan peserta didik sehari-hari dimana pemilihan
usaha yang akan dibahas dipilih secara cermat sesuai
kebutuhan dan sesuatu yang familiar bagi peserta didik.
Pada pembelajaran kali ini peserta didik akan mencoba
melakukan demonstrasi dari berbagai usaha yang ada di
lingkungan sekitar rumahnya, dengan menggunakan
metode PBL peserta didik diminta untuk merintis suatu
usaha yang dipilihnya bersama teman satu kelompoknya,
apa saja yang dibutuhkan dalam kegiatan usaha
pilihannya, dimana mereka menentukan letak tempat
usaha yang sesuai dan menentukan harga yang nantinya
akan dikenakan.

Proses pembelajaran PBL diharuskan mengikuti sintak


yang sudah disesuaikan, berikut alur pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) :

Kegitan awal dengan durasi 10 menit, dimana dalam


kegiatan tersebut memuat kegiatan menyiapkan peserta
didik untuk belajar dan membangkitkan semangat peserta
didik untuk belajar.

Kegiatan Inti dengan durasi 50 menit, memuat sintak-


sintak dalam Model Pembelajaran PBL

Orientasi pada masalah sebagai langkahpertama dalam


pembelajaran ini, dalam hal ini orientasi masalah
menampilkan video yang sering peserta didik lakukan
dalam kehidupannya dan bersentuhan langsung dengan
masalah yang sering kali dihapai peserta didik.

Mengorganisasikan peserta didik, merupakah langkah


kedua yang mana pendidik menyiapkan kelompok utntuk
belajar bersama dalam kelompoknya dan menjelaskan
tugas yang harus di kerjakan.

Membimbing penyelidikan kelompok, kegiatan ini


menjadikan guru hanya menjadi fasilitator dalam
pembelajaran.

Mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dalam


hal ini peserta didik akan menyajikan hasil dari
pemecahan masalah yang terlah dibuatnya.

Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan


masalah, pada kegiatan ini peserta didik dibantu pendidik
untuk mengevaluasi segala kegiatan yang sudah
dilaksanakan.
Kegiatan akhir dengan durasi 10 menit ini memuat
tentang penguatan materi yang sudah dilakukan juga
tentang evaluasi diri untuk mengetahui hasil belajar yang
sudah dilaksanakan.

Pemilihan media belajar yang tepat sangat dibutuhkan


dalam kelancaran proses pembelajaran PBL dimana pada
kegiatan inti ada sintak orientasi pada masalah, yang
mengharuskan guru mencari media yang sanggat dekat
dengan kehiduran sehari hari peserta didik, penayangan
video yang berkaitan dengan usaha yang ada di
lingkungan sekitar menjadi salahsatu opsi yang paling
optimal dalam memancing rasa keingintahuan siswa,
dimana menggunakan teknologi sebagau sumber belajar
menjadi sesuatu yang baru bagi siswa yang biasanya
hanya mendengarkan guru yang ceramah.

Dengan menggunakan kombinasi pembelajaran di atas


situasi kelas yang biasanya pasif hanya mendengarkan
dan mengerjakan tugas yang diberikan sekarang sudah
mulai menunjukan sedikit perubahan dimana siswa
sangat antusias dalam melakukan pembelajaran, seperti
tanya jawab Ketika pembelajaran berlangsung baik
dengan guru maupun dengan teman satu kelompoknya.

Refleksi Hasil dan dampak Hasil dari pembelajaran kali ini adalah ketuntasan belajar
Bagaimana dampak dari aksi peserta didik meningkat. Berdasarkan hasil yang diperoleh
dari Langkah-langkah yang
dari observasi yang dilakukan guru adanya peningkatan yang
dilakukan? Apakah hasilnya
efektif? Atau tidak efektif? cukup signifikan dibidang keaktifan siswa dalam belajar,
Mengapa? Bagaimana respon dimana yang awalnya sungkan untuk bertanya dan maju
orang lain terkait dengan kedepan, sekarang sudah ada perubahan dimana siswa sering
strategi yang dilakukan, Apa
bertanya dan berani mempresentasikan hasilnya di depan
yang menjadi faktor
keberhasilan atau kelas.
ketidakberhasilan dari
strategi yang dilakukan? Apa Hal diatas tersebut menunjukan peserta didik sudah mulai
pembelajaran dari menunjukan peningkatan berdasarkan masalah awal yaitu
keseluruhan proses tersebut motivasi belajar siswa, dan dari hasil evalusi pengetahuan
belajar peserta didik sudah mengalami peningkatan yang
semula 9 dari 23 yang belum lulus KKM sekarang hanya
menyisakan 4 peserta didik yang belum lulus KKM.

Dalam praktik pembelajaran kali ini dikarenakan masih


menggunakan metode pembelajaran yang sangat berbeda
dengan pembelajaran konvesional maka masih banyak
kebingungan dari peserta didik, karena perubahan tidak
mungkin bisa dilakukan secara instan. Penerapan metode
pembelajaran kali ini memungkinkan guru untuk
menemukan kelemahan peserta didik seperti kesulitan untuk
berbicara di depan, yang nantinya dengan berjalannya waktu
dan kebiasaan nantinya akan bisa terselesaikan.

Anda mungkin juga menyukai