Capaian Pembelajaran
Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi pembelajaran yang harus dicapai
peserta didik pada setiap fase
1. kompetensi yang ingin dicapai ditulis dalam paragraf yang memadukan antara
pengetahuan, keterampilan, dan sikap atau disposisi untuk belajar rampilan, dan sikap
atau disposisi untuk belajar
2. Sementara karakter dan kompetensi umum yang ingin dikembangkan dinyatakan dalam
profil pelajar Pancasila secara terpisah
3. CP dirancang dengan banyak merujuk kepada teori belajar Konstruktivisme
4. Naskah CP terdiri atas rasional, tujuan, karakteristik, dan capaian per fase. Rasional
menjelaskan alasan pentingnya mempelajari mata pelajaran tersebut serta kaitannya dengan
profil pelajar Pancasila
5. Memahami CP adalah langkah pertama yang sangat penting
TUJUAN PEMBELAJARAN (TP)
1. Alur Tujuan Pembelajaran sebenarnya memiliki fungsi yang serupa dengan apa yang
dikenal selama ini sebagai “silabus”, yaitu untuk perencanaan dan pengaturan
pembelajaran dan asesmen secara garis besar untuk jangka waktu satu tahun
2. Alur Tujuan Pembelajaran dapat diperoleh dengan : merancang sendiri berdasarkan
CP, mengembangkan dan memodifikasi contoh yang disediakan, atau menggunakan
contoh yang disediakan pemerintah.
3. . Cara-Cara Menyusun Tujuan Pembelajaran Menjadi Alur Tujuan Pembelajaran
- Pengurutan dari yang Konkret ke yang Abstrak
- Pengurutan Deduktif
- Pengurutan dari mudah ke yang lebih sulit
- Pengurutan Hierarki : ketrampilan sederhana ke komplek dan merupakan
prasarat
- Pengurutan Prosedural : pengerjaan proses dari awal
- Scaffolding : meningkatkan standar performa sekaligus mengurangi bantuan secara
bertahap
KRITERIA KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN
(KKTP)
CP : Peserta didik mampu menganalisis cara pandangpara pendiri negara tentang
rumusan Pancasila sebagai dasar negara; Peserta didik mampu menganalisis fungsidan
kedudukan Pancasila sebagai dasar negara, ideologi negara, dan identitasnasional;
Pesertadidik mengenali dan menggunakan produk dalam negeri sekaligus mempromosikan
budaya lokal dan nasional.
Isi laporan Belum mampu menulis teks Mampu menulis teks Mampu menulis teks Mampu menulis teks
eksplanasi, hasil eksplanasi, hasil eksplanasi, hasil eksplanasi, hasil
pengamatan, dan pengamatan, pengamatan, pengamatan,
pengalaman belum jelas dan pengalaman secara dan pengalaman secara dan pengalaman secara
tertuang dalam tulisan. Ide jelas. jelas. jelas.
dan informasi dalam Laporan menunjukkan Laporan menjelaskan Laporan menjelaskan
laporan tercampur dan hubungan yang jelas di hubungan kausalitas hubungan kausalitas
hubungan antara paragraf sebagian paragraf. yang logis disertai yang logis disertai
tidak berhubungan. dengan argumen yang dengan argumen yang
logis sehingga dapat logis sehingga dapat
meyakinkan pembaca. meyakinkan pembaca
serta ada fakta-fakta
pendukung yang relevan
Penulisan tanda baca Belum menggunakan tanda Sebagian tanda baca dan Sebagian besar tanda Semua tanda baca dan
dan huruf kapital baca dan huruf kapital atau huruf kapital baca dan huruf kapital huruf kapital
sebagian besar tidak digunakan secara tepat. digunakan secara tepat digunakan secara tepat.
digunakan secara tepat
Kesimpulan: Peserta didik dianggap sudah mencapai tujuan pembelajaran jika kedua kriteria di
MENENTUKAN KKTP
3. Menggunakan Interval Nilai
belum muncul muncul sudah muncul terlihat pada
(1) sebagian di sebagian keseluruhan
kecil besar teks
Kriteria Ketuntasan
(2) (3) (4)
Menunjukkan kemampuan
penulisan teks eksplanasi
🗸
dengan runtut
Laporan menunjukkan hasil
pengamatan yang jelas
🗸
Laporan menceritakan
pengalaman secara jelas.
🗸
Laporan menjelaskan
hubungan kausalitas yang
🗸
logis disertai dengan
argumen yang logis
Ket: (1) 0 dapat
sehingga - 40% : belum mencapai, remedial di seluruh bagian
meyakinkan
pembaca.
(2) 41% - 60% : belum mencapai ketuntasan, remedial di bagian yang diperlukan
(3) 61% - 80% : sudah mencapai ketuntasan, tidak perlu remedial
(4) 81% - 100%: sudah mencapai ketuntasan, perlu pengayaan atau
tantangan lebih
MENENTUKAN KKTP
4. Menggunakan Skor Ketuntasan Minimal
Masih bisakah diterapkan?
K : Kompeten : 76 - 89 80 - 89
SK : Sangat Kompeten: 90 -100 90 - 100
KESIMPULAN
Fungsi KKTP :
Untuk mengetahui apakah siswa sudah mencapai batas
kelulusan atau belum
Untuk mengetahui gambaran kemampuan siswa.
Untuk menentukan langkah pembelajaran yang tepat
Untuk menentukan model dan metode pembalajaran yang tepat
Untuk merencanakan asesmen yang tepat
Titik akhir adalah pembelajaran berdiferensiasi yang dilakukan
guru berdasar asesmen awal.
PEMBELAJARAN
BERDIFERENSIASI
BBGP
SUMARYANTA PROP. DI YOGYAKARTA
08562861880,
maryanta01@gmail.com
KURIKULUM MERDEKA
VISI PENDIDIKAN
“
Beriman,
bertakwa kepada
Berkebinekaan
Mewujudkan Indonesia maju yang
Tuhan YME, dan
berakhlak mulia Global berdaulat, mandiri, dan
berkepribadian melalui terciptanya
Pelajar Pancasila yang beriman,
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Mandiri
PELAJAR
PANCASILA
Bergotong-
Royong “
Esa, dan berakhlak mulia, bernalar
kritis, kreatif, mandiri, bergotong
royong, dan berkebinekaan global
Bernalar
Kritis Kreatif
PEMBELAJARAN DAN ASESMEN
PRINSIP PENILAIAN
PRINSIP PEMBELAJARAN
Bagian terpadu dari proses
• Mempertimbangkan tahap pembelajaran, fasilitasi
perkembangan dan tingkat
pembelajaran, dan penyediaan
pencapaian peserta didik
informasi yang holistik, sebagai
• Membangun kapasitas untuk FORMATIF umpan balik untuk pendidik,
menjadi pembelajar sepanjang Pembelajaran
hayat
(Awal & peserta didik, dan orang tua/wali.
Berdiferensiasi Proses) Dirancang sesuai fungsi asesmen.
• Mendukung perkembangan
Dirancang secara adil,
kompetensi dan karakter SUMATIF
peserta didik secara holistik proporsional, valid, dan dapat
• Sesuai konteks, lingkungan, dan dipercaya (reliable) untuk
budaya peserta didik, serta menjelaskan kemajuan belajar
melibatkan orang tua dan Laporan belajar bersifat
komunitas sebagai mitra sederhana dan informatif
• Berorientasi pada masa depan Hasil belajar sebagai refleksi
yang berkelanjutan
PEMBELAJARAN ASESMEN untuk mutu pendidikan
P E M B E LAJARAN B E R D I F E R E N S IAS I
Asesmen Formatif
“Asesmen awal dan asesmen selama proses, untuk menentukan tingkat
kesiapan, mengungkapkan potensi miskonsepsi, dan untuk mengukur kemajuan
Asesmen Awal di sepanjang pembelajaran” (Wiggins, dkk, 2007). Asesmen
(Asesmen Formatif di Awal Pembelajaran) Sumatif
Kesiapan Belajar Merujuk pada penguasaan materi prasyarat dan/atau materi yag akan dipelajari
Minat Belajar Memahami minat siswa dan menghubungkannya dengan konten untuk meningkatkan
motivasi siswa
Profil Belajar
Berkaitan erat dengan: gaya belajar, budaya, gender, preferensi kecerdasan
Kemampuan Belajar
Kemampuan anak dalam menyerap pelajaran
CONTOH
DIFERENSIASI
PEMBELAJARAN
Contoh
diferensiasi
pembelajaran 2
Contoh
diferensiasi
pembelajaran 3
ASESMEN AWAL
Asesmen awal merupakan salah satu
bagian krusial untuk dilaksanakannya
pembelajaran berdiferensiasi
Asesmen awal membantu guru
Seorang dokter, ketika
membantu pasiennya, menemukan wilayah belajar yang tepat
maka yang akan ia siswa-siswanya untuk memulai
lakukan adalah
menegakkan deteksi awal
pembelajaran (Tomlison & Moon, 2013)
Dokter hanya akan Asesmen awal memberikan informasi untuk
meresepkan obat membantu perencanaan guru dan memandu
dan/atau memutuskan
tindakan terbaik setelah
pembelajaran yang berdiferensiasi (Wiggins,
ia mengetahui kondisi dkk, 2007)
awal pasien
ASESMEN AWAL
SEBAGAI PIJAKAN PEMBELAJARAN
Asesmen terhadap tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang akan diajarkan
penting bagi untuk menghindari “pemaksaan” siswa yang telah memahami materi
belajar ulang hanya demi “membersamai” teman-temannya
Tidak seharusnya guru berasumsi bahwa siswa adalah papan tulis kosong atau belum
memiliki pemahaman sama sekali terhadap materi yang akan diajarkan hanya karena
guru belum menerangkan di kelas, karena siswa bisa saja telah belajar mandiri, atau
telah belajar dari guru lain.
Mengajarkan kembali konsep atau keterampilan yang telah dikuasai siswa, terlepas dari
manapun siswa belajar, merupakan pemborosan waktu pembelajaran, yang seharusnya
bisa digunakan untuk memfasilitasi siswa tersebut dengan aktivitas belajar yang sesuai
dengan kebutuhannya.
ASESMEN AWAL
UNTUK KESIAPAN BELAJAR
Strategi asesmen awal dapat berupa tindakan tidak langsung (informal) atau
langsung (formal).
Strategi tidak langsung (informal)
○ Strategi tidak langsung atau informal biasanya tidak terstruktur dalam waktu pembelajaran tertentu yang
tidak dikhususkan untuk mengumpulkan data untuk setiap siswa, sebaliknya, guru melakukan “penyapuan”
atau “sampel” di kelas.
○ Keuntungan pendekatan ini memungkinkan dilakukan cepat dengan gangguan minimal pada pembelajaran
○ Kerugiannya, data umumnya di unit kelas bukan individu, sehingga sulit untuk mendapatkan pembacaan
yang akurat dari status setiap individu siswa
Strategi langsung (formal)
○ Strategi langsung atau formal untuk asesmen awal kesiapan siswa adalah asesmen yang dilakukan secara
terstruktur untuk tujuan mengumpulkan data pada tingkat individu siswa.
○ Asesmen awal dapat dilakukan melalui tes atau yang lain yang relevan yang memungkinkan dapat
memberikan data kesiapan belajar siswa secara individual
ASESMEN AWAL UNTUK MINAT
Minat merupakan faktor penting pendorong belajar siswa
Seorang guru yang efektif menghubungkan konten yang diajarkan dengan minat
siswa untuk menarik perhatian siswa.
Memahami minat siswa dan menghubungkannya dengan konten diperlukan
untuk meningkatkan motivasi siswa dalam belajar sehingga dapat mendorong
peningkatan hasil akademik siswa
Esensi yang saling berhubungan dari semua pengetahuan, ada banyak cara untuk
menghubungkan apa yang seharusnya dia pelajari dengan apa yang menurut
pelajar menarik, sehingga menghubungkan pembelajaran dengan minat siswa
lebih membantu siswa berhasil belajar
ASESMEN AWAL UNTUK MINAT
Minat dapat berhubungan dengan kegiatan yang dinikmati siswa pada waktu
mereka sendiri—dengan kata lain, hal-hal seperti musik, bola basket,
mengumpulkan koin, pengabdian masyarakat, arkeologi, permainan, dan
sebagainya.
■ Guru yang terampil dapat menemukan banyak hubungan antara bidang konten yang
mereka ajarkan dan minat siswa.
- Matematika, misalnya, dapat terhubung ke game, musik, olahraga, pasar saham, dan lain-lain.
- Tema sastra terlihat jelas dalam sejarah, peristiwa terkini, seni, dan musik—dan di ruang
makan sekolah.
■ Guru yang berbicara dengan siswa tentang minat mereka, mendengarkan minat
siswa, dan secara langsung mensurvei (atau menilai terlebih dahulu) minat siswa
berada pada posisi yang baik untuk membuat hubungan minat siswa dengan apa dan
bagaimana pembelajaran dilaksanakan.
ASESMEN AWAL UNTUK PROFIL BELAJAR
Profil belajar siswa merupakan aspek yang berharga bagi guru karena mengakui fakta bahwa
semua individu memproses informasi secara berbeda, dan memiliki preferensi berbeda tentang
belajar
Profil belajar mengacu pada cara belajar yang disukai siswa—cara yang terbaik bagi siswa untuk
belajar.
○ Beberapa siswa mungkin belajar paling baik ketika mereka berkolaborasi dengan teman sebaya; beberapa belajar paling
baik sendirian.
○ Beberapa siswa harus melihat gambaran besar dari pemikiran di balik apa yang mereka pelajari sebelum bagian-bagiannya
masuk akal; siswa lain bekerja secara efektif dengan mengumpulkan sedikit demi sediki bagian-bagian pembelajaran dan
kemudian membangun makna
○ Beberapa siswa paling efisien ketika mereka melakukan tugas-tugas analitis; yang lain belajar jauh lebih baik ketika mereka
mengerjakan yang kontekstual atau praktis.
○ Beberapa siswa berkembang dengan penghargaan individu; yang lain tersinggung dengan penekanan pada individu dan
merespon lebih baik terhadap pujian kelompok
Pemahaman guru terhadap berbagai aspek di atas dapat membantu guru membuat keputusan
terbaik untuk memberikan layanan belajar
PENILAIAN PROSES
Bagan di samping menunjukkan dengan
jelas bahwa tujuan penilaian proses
adalah untuk memonitor perkembangan
belajar siswa, baik secara individual
maupun klasikal, dan sebagai dasar bagi
guru dan siswa berefleksi atas kinerja
masing-masing dalam proses
pembelajaran
Penilaian proses mendokumentasikan
apa yang sudah diketahui, dipahami, dan
dapat dilakukan siswa, serta
mengembangkan keterampilan untuk
memonitor apa yang terjadi dalam proses
pembelajaran untuk kepentingan
penyesuaian, adaptasi, atau membuat
perubahan mayor dari pemikiran
terhadap pembelajaran
Dalam konteks pembelajaran
berdiferensiasi, tentu penilaian proses ini
sangat esensial
ASESMEN SUMATIF
Penilaian atau asesmen sumatif pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
bertujuan untuk menilai pencapaian tujuan pembelajaran dan/atau CP peserta didik
sebagai dasar penentuan kenaikan kelas dan/atau kelulusan dari satuan pendidikan.
Penilaian pencapaian hasil belajar peserta didik dilakukan dengan membandi gkan
pencapaian hasil belajar peserta didik dengan kriteria ketercapaian tujuan
pembelajaran
Pada pendidikan anak usia dini, asesmen sumatif digunakan untuk mengetahui
capaian perkembangan peserta didik dan bukan sebagai hasil evaluasi untuk
penentuan kenaikan kelas atau kelulusan
Perbedaan RPP dan Modul Ajar
Modul Ajar
TERIMA KASIH