Anda di halaman 1dari 35

PENGANTAR

 Capaian Pembelajaran
Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi pembelajaran yang harus dicapai
peserta didik pada setiap fase
1. kompetensi yang ingin dicapai ditulis dalam paragraf yang memadukan antara
pengetahuan, keterampilan, dan sikap atau disposisi untuk belajar rampilan, dan sikap
atau disposisi untuk belajar
2. Sementara karakter dan kompetensi umum yang ingin dikembangkan dinyatakan dalam
profil pelajar Pancasila secara terpisah
3. CP dirancang dengan banyak merujuk kepada teori belajar Konstruktivisme
4. Naskah CP terdiri atas rasional, tujuan, karakteristik, dan capaian per fase. Rasional
menjelaskan alasan pentingnya mempelajari mata pelajaran tersebut serta kaitannya dengan
profil pelajar Pancasila
5. Memahami CP adalah langkah pertama yang sangat penting
TUJUAN PEMBELAJARAN (TP)

1. Pendidik perlu mengembangkan CP dalam beberapa tujuan pembelajaran.


2. Dalam merumuskan tujuan pembelajaran, dalam 1 CP belum diurutkan tujuan-
tujuan tersebut, cukup merancang tujuan- tujuan belajar yang lebih operasional dan
konkret saja sesuai CP
3. Urutan-urutan tujuan pembelajaran akan disusun saat menentukan Alur Tujuan
Pembelajaran
4. Penulisan tujuan pembelajaran sebaiknya memuat 2 komponen utama, yaitu:
- Kompetensi, yaitu kemampuan atau keterampilan yang perlu ditunjukkan/
didemonstrasikan oleh peserta didik.
- Lingkup materi, yaitu konten dan konsep utama yang perlu dipahami pada akhir
satu unit pembelajaran
5. Perumusan Tujuan Pembelajaran dapat meggunakan Teori Taksonomi Bloom oleh
Anderson dan Krathwohl (2001) (mengingat, memahami, mengaplikasikan,
menganalisis, mengevaluasi dan menciptakan.)
6. Atau menggunakan teori dari Tighe dan Wiggins (2005) tentang enam bentuk
pemahaman (penjelasan, interpretasi, aplikasi, perspektif, empati dan pengenalan
diri/refleksi.)
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP)

1. Alur Tujuan Pembelajaran sebenarnya memiliki fungsi yang serupa dengan apa yang
dikenal selama ini sebagai “silabus”, yaitu untuk perencanaan dan pengaturan
pembelajaran dan asesmen secara garis besar untuk jangka waktu satu tahun
2. Alur Tujuan Pembelajaran dapat diperoleh dengan : merancang sendiri berdasarkan
CP, mengembangkan dan memodifikasi contoh yang disediakan, atau menggunakan
contoh yang disediakan pemerintah.
3. . Cara-Cara Menyusun Tujuan Pembelajaran Menjadi Alur Tujuan Pembelajaran
- Pengurutan dari yang Konkret ke yang Abstrak

- Pengurutan Deduktif
- Pengurutan dari mudah ke yang lebih sulit
- Pengurutan Hierarki : ketrampilan sederhana ke komplek dan merupakan
prasarat
- Pengurutan Prosedural : pengerjaan proses dari awal
- Scaffolding : meningkatkan standar performa sekaligus mengurangi bantuan secara
bertahap
KRITERIA KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN
(KKTP)
CP : Peserta didik mampu menganalisis cara pandangpara pendiri negara tentang
rumusan Pancasila sebagai dasar negara; Peserta didik mampu menganalisis fungsidan
kedudukan Pancasila sebagai dasar negara, ideologi negara, dan identitasnasional;
Pesertadidik mengenali dan menggunakan produk dalam negeri sekaligus mempromosikan
budaya lokal dan nasional.

TP : 1. Memahami cara pandang para pendiri negara tentang rumusan Pancasila


sebagai dasarnegara;
2. Memahami fungsi dan kedudukan Pancasila sebagai dasar negara, ideologi
negara, dan identitas nasional;
3.Memahami pemanfaatanproduk dalam negeri sekaligus mempromosikan
budaya lokal dan nasional
KRITERIA KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN
(KKTP)
TP : 1. Memahami cara pandang para pendiri negara tentang rumusan Pancasila
sebagai dasarnegara;

KKTP : 1. Menjelaskan fungsi dan kedudukanPancasila


2.Membedakan antara fungsi dan kedudukan Pancasila
3.Menjelaskan Pancasila sebagai ideologi negara
4.Mengimplementasikan fungsi dan kedudukan Pancasila sebagai
dasar negara, ideologi negara dan identitas nasional dalam
kehidupan berbangsa danbernegara
APA ITU KKTP :
 Rincian Materi pembelajaran pada setiap Tujuan Pembelajaran
 Mengetahui tahapan penyampaian materi secara berurutan
 Menentukan langkah pembelajaran yang tepat
 Menentukan langkah pembelajaran yang tepat
 Untuk merencanakan asesmen yang tepat
 Hasil asesmen untuk mengetahui apakah siswa sudah mencapai batas kelulusan atau
belum
 Mengetahui gambaran kemampuan siswa.
 Titik akhir adalah pembelajaran berdiferensiasi yang dilakukan guru berdasar asesmen
awal.
MENENTUKAN KKTP :

1. Menggunakan Deskripsi Data


Kriteria Tidak memadai Memadai

Laporan menunjukkan kemampuan penulisan


teks eksplanasi dengan runtut.
🗸
Laporan menunjukkan hasil pengamatan yang
jelas.
🗸
Laporan menceritakan pengalaman secara
🗸
jelas.
Laporan menjelaskan hubungan kausalitas
yang logis disertai dengan argumen yang
🗸
logis sehingga dapat meyakinkan pembaca.

Kesimpulan: Peserta didik dianggap mencapai tujuan pembelajaran jika minimal 3


kriteria memadai. Jika ada dua kriteria masuk kategori tidak tuntas, maka perlu
dilakukan intervensi agar pencapaian peserta didik ini bisa diperbaiki
MENENTUKAN KKTP
2. Menggunakan Rubrik
baru berkembang layak cakap mahir

Isi laporan Belum mampu menulis teks Mampu menulis teks Mampu menulis teks Mampu menulis teks
eksplanasi, hasil eksplanasi, hasil eksplanasi, hasil eksplanasi, hasil
pengamatan, dan pengamatan, pengamatan, pengamatan,
pengalaman belum jelas dan pengalaman secara dan pengalaman secara dan pengalaman secara
tertuang dalam tulisan. Ide jelas. jelas. jelas.
dan informasi dalam Laporan menunjukkan Laporan menjelaskan Laporan menjelaskan
laporan tercampur dan hubungan yang jelas di hubungan kausalitas hubungan kausalitas
hubungan antara paragraf sebagian paragraf. yang logis disertai yang logis disertai
tidak berhubungan. dengan argumen yang dengan argumen yang
logis sehingga dapat logis sehingga dapat
meyakinkan pembaca. meyakinkan pembaca
serta ada fakta-fakta
pendukung yang relevan

Penulisan tanda baca Belum menggunakan tanda Sebagian tanda baca dan Sebagian besar tanda Semua tanda baca dan
dan huruf kapital baca dan huruf kapital atau huruf kapital baca dan huruf kapital huruf kapital
sebagian besar tidak digunakan secara tepat. digunakan secara tepat digunakan secara tepat.
digunakan secara tepat

Kesimpulan: Peserta didik dianggap sudah mencapai tujuan pembelajaran jika kedua kriteria di
MENENTUKAN KKTP
3. Menggunakan Interval Nilai
belum muncul muncul sudah muncul terlihat pada
(1) sebagian di sebagian keseluruhan
kecil besar teks
Kriteria Ketuntasan
(2) (3) (4)
Menunjukkan kemampuan
penulisan teks eksplanasi
🗸
dengan runtut
Laporan menunjukkan hasil
pengamatan yang jelas
🗸
Laporan menceritakan
pengalaman secara jelas.
🗸
Laporan menjelaskan
hubungan kausalitas yang
🗸
logis disertai dengan
argumen yang logis
Ket: (1) 0 dapat
sehingga - 40% : belum mencapai, remedial di seluruh bagian
meyakinkan
pembaca.
(2) 41% - 60% : belum mencapai ketuntasan, remedial di bagian yang diperlukan
(3) 61% - 80% : sudah mencapai ketuntasan, tidak perlu remedial
(4) 81% - 100%: sudah mencapai ketuntasan, perlu pengayaan atau
tantangan lebih
MENENTUKAN KKTP
4. Menggunakan Skor Ketuntasan Minimal
Masih bisakah diterapkan?

SKM : 60 SKM :75


BK : Belum Kompeten : 0 - 59 0 - 74
CK : Cukup Kompeten : 60 - 75 75 - 79

K : Kompeten : 76 - 89 80 - 89
SK : Sangat Kompeten: 90 -100 90 - 100
KESIMPULAN
Fungsi KKTP :
 Untuk mengetahui apakah siswa sudah mencapai batas
kelulusan atau belum
 Untuk mengetahui gambaran kemampuan siswa.
 Untuk menentukan langkah pembelajaran yang tepat
 Untuk menentukan model dan metode pembalajaran yang tepat
 Untuk merencanakan asesmen yang tepat
 Titik akhir adalah pembelajaran berdiferensiasi yang dilakukan
guru berdasar asesmen awal.
PEMBELAJARAN
BERDIFERENSIASI

BBGP
SUMARYANTA PROP. DI YOGYAKARTA
08562861880,
maryanta01@gmail.com
KURIKULUM MERDEKA
VISI PENDIDIKAN


Beriman,
bertakwa kepada
Berkebinekaan
Mewujudkan Indonesia maju yang
Tuhan YME, dan
berakhlak mulia Global berdaulat, mandiri, dan
berkepribadian melalui terciptanya
Pelajar Pancasila yang beriman,
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Mandiri
PELAJAR
PANCASILA
Bergotong-
Royong “
Esa, dan berakhlak mulia, bernalar
kritis, kreatif, mandiri, bergotong
royong, dan berkebinekaan global

Bernalar
Kritis Kreatif
PEMBELAJARAN DAN ASESMEN

Pembelajaran dan asesmen yang


berorientasi pada peserta didik
sehingga menjadi generasi baru
Indonesia yang kompeten,
berkarakter dan berperilaku sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila
PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI
Berakar pada pemenuhan kebutuhan belajar murid dan bagaimana guru merespon
kebutuhan belajar tersebut

PRINSIP PENILAIAN
PRINSIP PEMBELAJARAN
 Bagian terpadu dari proses
• Mempertimbangkan tahap pembelajaran, fasilitasi
perkembangan dan tingkat
pembelajaran, dan penyediaan
pencapaian peserta didik
informasi yang holistik, sebagai
• Membangun kapasitas untuk FORMATIF umpan balik untuk pendidik,
menjadi pembelajar sepanjang Pembelajaran
hayat
(Awal & peserta didik, dan orang tua/wali.
Berdiferensiasi Proses)  Dirancang sesuai fungsi asesmen.
• Mendukung perkembangan
 Dirancang secara adil,
kompetensi dan karakter SUMATIF
peserta didik secara holistik proporsional, valid, dan dapat
• Sesuai konteks, lingkungan, dan dipercaya (reliable) untuk
budaya peserta didik, serta menjelaskan kemajuan belajar
melibatkan orang tua dan  Laporan belajar bersifat
komunitas sebagai mitra sederhana dan informatif
• Berorientasi pada masa depan  Hasil belajar sebagai refleksi
yang berkelanjutan
PEMBELAJARAN ASESMEN untuk mutu pendidikan

Teaching at the Right Level (TaRL)


Pembelajaran sesuai dengan tahap capaian belajar peserta didik

“PEMBELAJARAN BERWAWASAN KEBERAGAMAN”


Merujuk pada strategi Merujuk pada strategi
Diferensiasi konten merujuk
membedakan proses yang harus memodifikasi produk hasil belajar
pada strategi membedakan
dijalani peserta didik yang peserta didik, hasil latihan,
pengorganisasian dan format
memungkinkan mereka berlatih penerapan, dan pengembangan
penyampaian konten
dan memahami content apa yang telah dipelajari

KONTEN PROSES PRODUK

P E M B E LAJARAN B E R D I F E R E N S IAS I

Asesmen Formatif
“Asesmen awal dan asesmen selama proses, untuk menentukan tingkat
kesiapan, mengungkapkan potensi miskonsepsi, dan untuk mengukur kemajuan
Asesmen Awal di sepanjang pembelajaran” (Wiggins, dkk, 2007). Asesmen
(Asesmen Formatif di Awal Pembelajaran) Sumatif
Kesiapan Belajar Merujuk pada penguasaan materi prasyarat dan/atau materi yag akan dipelajari

Minat Belajar Memahami minat siswa dan menghubungkannya dengan konten untuk meningkatkan
motivasi siswa
Profil Belajar
Berkaitan erat dengan: gaya belajar, budaya, gender, preferensi kecerdasan
Kemampuan Belajar
Kemampuan anak dalam menyerap pelajaran
CONTOH
DIFERENSIASI
PEMBELAJARAN
Contoh
diferensiasi
pembelajaran 2
Contoh
diferensiasi
pembelajaran 3
ASESMEN AWAL
 Asesmen awal merupakan salah satu
bagian krusial untuk dilaksanakannya
pembelajaran berdiferensiasi
 Asesmen awal membantu guru
 Seorang dokter, ketika
membantu pasiennya, menemukan wilayah belajar yang tepat
maka yang akan ia siswa-siswanya untuk memulai
lakukan adalah
menegakkan deteksi awal
pembelajaran (Tomlison & Moon, 2013)
 Dokter hanya akan  Asesmen awal memberikan informasi untuk
meresepkan obat membantu perencanaan guru dan memandu
dan/atau memutuskan
tindakan terbaik setelah
pembelajaran yang berdiferensiasi (Wiggins,
ia mengetahui kondisi dkk, 2007)
awal pasien
ASESMEN AWAL
SEBAGAI PIJAKAN PEMBELAJARAN

Asesmen awal bukanlah suatu target yang harus


dilakukan guru, melainkan hal yang diperlukan
untuk guru dapat merancang dan melaksanakan
pembelajaran terbaik bagi siswa-siswanya

Hal esensial dalam diskursus tentang


asesmen awal tidak hanya terkait dengan
data apa yang harus dikumpulkan melalui
asesmen awal, tetapi juga meliputi
bagaimana asesmen awal seharusnya
ditindaklanjuti
ASESMEN AWAL
UNTUK KESIAPAN BELAJAR

 Kesiapan belajar berkaitan dengan kesiapan siswa


untuk belajar dengan pengetahuan, pemahaman,
dan keterampilan yang baru.
 Jika siswa dapat menyelesaikan tugas dengan mudah tanpa
diperlukan usaha karena sudah menguasai, dia mungkin mendapat
nilai bagus, tetapi sesungguhnya dia tidak belajar.
 Jika pekerjaan jauh dari jangkauan kemampuan siswa saat ini, siswa
tidak memiliki cara untuk menyelesaikan tugas, akan frustrasi
sehingga gagal belajar.
ASESMEN AWAL
UNTUK KESIAPAN BELAJAR

Asesmen awal untuk kesiapan belajar mempunyai 2 fungsi:


○ memberikan kejelasan kepada guru mengenai pengetahuan
sebelumnya atau prasyarat siswa terkait dengan konten yang akan
dikembangkan pembelajaran yang akan datang
○ memberikan informasi kepada guru mengenai tingkat penguasaan
siswa terhadap materi baru yang akan dipelajari sehingga
pengajaran dapat ditargetkan dengan tepat untuk berbagai
kecakapan mereka dengan konten tersebut.
ASESMEN AWAL
UNTUK KESIAPAN BELAJAR

 Asesmen terhadap pengetahuan sebelumnya atau prasyarat dapat


memberikan gambaran pada guru tentang:
o kesenjangan pengetahuan dan keterampilan yang seharusnya dikuasai siswa dari
tingkat sebelumnya dengan yang kenyataannya telah dikuasai siswa saat ini
sebelum pembelajaran berikutnya
o Miskonsepsi yang dimiliki siswa tentang materi-materi prasyarat yang akan
digunakan untuk pembelajaran berikutnya
 Mengatasi kesenjangan dan miskonsepi pada materi prasyarat melalui pembelajaran
yang tepat penting dilakukan guru karena bukti menunjukkan bahwa siswa
mengasimilasi konten baru ke dalam skema konten yang telah ada sebelumnya
(Tomlinson & Moon, 2013)
ASESMEN AWAL
UNTUK KESIAPAN BELAJAR

 Asesmen terhadap tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang akan diajarkan
penting bagi untuk menghindari “pemaksaan” siswa yang telah memahami materi
belajar ulang hanya demi “membersamai” teman-temannya
 Tidak seharusnya guru berasumsi bahwa siswa adalah papan tulis kosong atau belum
memiliki pemahaman sama sekali terhadap materi yang akan diajarkan hanya karena
guru belum menerangkan di kelas, karena siswa bisa saja telah belajar mandiri, atau
telah belajar dari guru lain.
 Mengajarkan kembali konsep atau keterampilan yang telah dikuasai siswa, terlepas dari
manapun siswa belajar, merupakan pemborosan waktu pembelajaran, yang seharusnya
bisa digunakan untuk memfasilitasi siswa tersebut dengan aktivitas belajar yang sesuai
dengan kebutuhannya.
ASESMEN AWAL
UNTUK KESIAPAN BELAJAR

 Asesmen awal membantu guru mendapatkan beberapa kemungkinan keberagaman siswa.


 Beberapa siswa mungkin kekurangan pengetahuan, pemahaman, atau keterampilan prasyarat yang mutlak diperlukan untuk
pembelajaran yang akan dilakukan
○ Misalnya, memahami pecahan merupakan bahan penting untuk studi awal dalam aljabar.
○ Jika siswa tidak memiliki pemahaman yang kuat tentang sifat-sifat bilangan dan operasi, mengejar konsep dan operasi yang
lebih kompleks dalam aljabar tidak akan berhasil
 Dalam kasus lain, bisa juga terjadi siswa telah menguasai prasyarat yang diperlukan serta
pembelajaran materi baru yang akan dipelajari.
○ Siswa-siswa ini tidak perlu menghabiskan tiga atau empat minggu untuk “mempelajari kembali” apa yang telah mereka pahami
secara mendalam.
○ Sebaliknya, guru mungkin merencanakan, misalnya, untuk membimbing mereka dalam mempelajari yang lebih luas atau lebih
mendalam.
 Dalam kasus lain, data dapat menunjukkan bahwa siswa telah menguasai prasyarat yang diperlukan
serta pembelajaran baru yang akan dipelajari. Siswa-siswa ini tidak perlu menghabiskan tiga atau
empat minggu untuk “mempelajari kembali” apa yang telah mereka pahami secara mendalam.
Sebaliknya, guru mungkin merencanakan, misalnya, untuk membimbing mereka dalam mempelajari
yang lebih luas atau lebih mendalam
ASESMEN AWAL
UNTUK KESIAPAN BELAJAR

 Strategi asesmen awal dapat berupa tindakan tidak langsung (informal) atau
langsung (formal).
 Strategi tidak langsung (informal)
○ Strategi tidak langsung atau informal biasanya tidak terstruktur dalam waktu pembelajaran tertentu yang
tidak dikhususkan untuk mengumpulkan data untuk setiap siswa, sebaliknya, guru melakukan “penyapuan”
atau “sampel” di kelas.
○ Keuntungan pendekatan ini memungkinkan dilakukan cepat dengan gangguan minimal pada pembelajaran
○ Kerugiannya, data umumnya di unit kelas bukan individu, sehingga sulit untuk mendapatkan pembacaan
yang akurat dari status setiap individu siswa
 Strategi langsung (formal)
○ Strategi langsung atau formal untuk asesmen awal kesiapan siswa adalah asesmen yang dilakukan secara
terstruktur untuk tujuan mengumpulkan data pada tingkat individu siswa.
○ Asesmen awal dapat dilakukan melalui tes atau yang lain yang relevan yang memungkinkan dapat
memberikan data kesiapan belajar siswa secara individual
ASESMEN AWAL UNTUK MINAT
 Minat merupakan faktor penting pendorong belajar siswa
 Seorang guru yang efektif menghubungkan konten yang diajarkan dengan minat
siswa untuk menarik perhatian siswa.
 Memahami minat siswa dan menghubungkannya dengan konten diperlukan
untuk meningkatkan motivasi siswa dalam belajar sehingga dapat mendorong
peningkatan hasil akademik siswa
 Esensi yang saling berhubungan dari semua pengetahuan, ada banyak cara untuk
menghubungkan apa yang seharusnya dia pelajari dengan apa yang menurut
pelajar menarik, sehingga menghubungkan pembelajaran dengan minat siswa
lebih membantu siswa berhasil belajar
ASESMEN AWAL UNTUK MINAT
 Minat dapat berhubungan dengan kegiatan yang dinikmati siswa pada waktu
mereka sendiri—dengan kata lain, hal-hal seperti musik, bola basket,
mengumpulkan koin, pengabdian masyarakat, arkeologi, permainan, dan
sebagainya.
■ Guru yang terampil dapat menemukan banyak hubungan antara bidang konten yang
mereka ajarkan dan minat siswa.
- Matematika, misalnya, dapat terhubung ke game, musik, olahraga, pasar saham, dan lain-lain.
- Tema sastra terlihat jelas dalam sejarah, peristiwa terkini, seni, dan musik—dan di ruang
makan sekolah.
■ Guru yang berbicara dengan siswa tentang minat mereka, mendengarkan minat
siswa, dan secara langsung mensurvei (atau menilai terlebih dahulu) minat siswa
berada pada posisi yang baik untuk membuat hubungan minat siswa dengan apa dan
bagaimana pembelajaran dilaksanakan.
ASESMEN AWAL UNTUK PROFIL BELAJAR

 Profil belajar siswa merupakan aspek yang berharga bagi guru karena mengakui fakta bahwa
semua individu memproses informasi secara berbeda, dan memiliki preferensi berbeda tentang
belajar
 Profil belajar mengacu pada cara belajar yang disukai siswa—cara yang terbaik bagi siswa untuk
belajar.
○ Beberapa siswa mungkin belajar paling baik ketika mereka berkolaborasi dengan teman sebaya; beberapa belajar paling
baik sendirian.
○ Beberapa siswa harus melihat gambaran besar dari pemikiran di balik apa yang mereka pelajari sebelum bagian-bagiannya
masuk akal; siswa lain bekerja secara efektif dengan mengumpulkan sedikit demi sediki bagian-bagian pembelajaran dan
kemudian membangun makna
○ Beberapa siswa paling efisien ketika mereka melakukan tugas-tugas analitis; yang lain belajar jauh lebih baik ketika mereka
mengerjakan yang kontekstual atau praktis.
○ Beberapa siswa berkembang dengan penghargaan individu; yang lain tersinggung dengan penekanan pada individu dan
merespon lebih baik terhadap pujian kelompok
 Pemahaman guru terhadap berbagai aspek di atas dapat membantu guru membuat keputusan
terbaik untuk memberikan layanan belajar
PENILAIAN PROSES
 Bagan di samping menunjukkan dengan
jelas bahwa tujuan penilaian proses
adalah untuk memonitor perkembangan
belajar siswa, baik secara individual
maupun klasikal, dan sebagai dasar bagi
guru dan siswa berefleksi atas kinerja
masing-masing dalam proses
pembelajaran
 Penilaian proses mendokumentasikan
apa yang sudah diketahui, dipahami, dan
dapat dilakukan siswa, serta
mengembangkan keterampilan untuk
memonitor apa yang terjadi dalam proses
pembelajaran untuk kepentingan
penyesuaian, adaptasi, atau membuat
perubahan mayor dari pemikiran
terhadap pembelajaran
 Dalam konteks pembelajaran
berdiferensiasi, tentu penilaian proses ini
sangat esensial
ASESMEN SUMATIF

 Penilaian atau asesmen sumatif pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
bertujuan untuk menilai pencapaian tujuan pembelajaran dan/atau CP peserta didik
sebagai dasar penentuan kenaikan kelas dan/atau kelulusan dari satuan pendidikan.
 Penilaian pencapaian hasil belajar peserta didik dilakukan dengan membandi gkan
pencapaian hasil belajar peserta didik dengan kriteria ketercapaian tujuan
pembelajaran
 Pada pendidikan anak usia dini, asesmen sumatif digunakan untuk mengetahui
capaian perkembangan peserta didik dan bukan sebagai hasil evaluasi untuk
penentuan kenaikan kelas atau kelulusan
Perbedaan RPP dan Modul Ajar
Modul Ajar
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai