Anda di halaman 1dari 35

Sambas,5 April 2023

DISEMINASI HASIL
SURVEILANS GIZI 2023

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PONTIANAK
JURUSAN GIZI
PRODI SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA
TAHUN 2023
Waktu Pelaksanaan

15 Maret 2023 15 Maret – 4 April 2023

PENGUMPULAN DATA
START

SELESAI DISEMINASI

5 April 2023
Tempat Pelaksanaan

• PKM Sejangkung

• PKM Sambas

• PKM Selakau Timur

• PKM Selakau
EPPGBM, PK21 (BKKBN), BANGDA Depdagri, Satu

Sumber data Data Prov Kalbar, Puskesmas , Dinas Kesehatan,


Dinas Pertanian, Perikanan dan Ketahanan Pangan
kab.Sambas, Dinas Sosial P3AKB, BPS Kab. Sambas,
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Data Profil Desa

Peserta Pembimbing Pembimbing Metode


Akademik Lapangan

MAHASISWA 60 Pengumpulan
Kepala data sekunder
ORANG 14 Dosen Puskesmas dan skoring
CI

.
TUJUAN KEGIATAN

Mengetahui masalah gizi dan factor penyebab


masalah gizi di Kabupaten Sambas

iv e
je ct
Ob
PENYEBAB MASALAH GIZI
STATUS GIZI

ASUPAN ZAT PENYAKIT PENYEBAB


LANGSUNG
GIZI INFEKSI

Ketersedia- Perawatan Pelayanan/ PENYEBAB


an Pangan Anak dan Fasilitas TAK
RT Ibu hamil Kesehatan LANGSUNG

KEMISKINAN, TKT. PENDIDIKAN RENDAH,


MASALAH
KETERSEDIAAN PANGAN DI MASY. MENURUN, UTAMA
DAN SEMPITNYA LAPANGAN KERJA

MASALAH
KRISIS EKONOMI DAN POLITIK
DASAR
Metode Pengumpulan Data Surveilans
Gizi
Pengumpulan Data : Membandingkan Menganalisis
hasil Capaian sesuai kategori
1. Data indikator gizi indikator dengan serta membuat
2. Data indikator input Target skor
3. Data indikator proses
4. Data indikator output
5. Data indikator outcome
Merangking Menjumlahkan
hasil kumulatif skor masalah
untuk setiap
Membuat dan faktor
kelurahan resiko
prioritas
masalah

Mencari Membuat usulan


penyebab perencanaan
KETERSEDIAAN DATA
Indikator Masalah Gizi
KETERANGAN

DATA YANG DIKUMPULKAN SUDAH

ADA DATA TIDAK ADA DATA

Persentase balita berat badan kurang √  


Persentase balita pendek √  
Persentase balita gizi kurang √  
Persentase remaja putri anemia   √
Persentase ibu hamil anemia √
Persentase ibu hamil risiko Kurang Energi
 √
Kronik
Prevalensi masalah GAKI   √
Prevalensi Kurang Vitamin A   √
BBLR √
KETERANGAN
NO DATA YANG DIKUMPULKAN SUMBER DATA/INSTANSI SUDAH
ADA DATA TIDAK ADA DATA
 Kinerja Program Gizi
1 Persentase Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah Data dipuskesmas √  
Cakupan bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI
2 Data dipuskesmas √  
Eksklusif
3 Cakupan bayi usia 6 bulan yang mendapat ASI Eksklusif Data dipuskesmas √  

Cakupan ibu hamil yang mendapatkan Tablet Tambah Darah


4 Data dipuskesmas √  
minimal 90 tablet selama masa kehamilan
Cakupan ibu hamil Kurang Energi Kronik yang mendapat
5 Data dipuskesmas √  
makanan tambahan
6 Cakupan balita kurus yang mendapat makanan tambahan Data dipuskesmas √  
Cakupan remaja putri (Rematri) mendapat Tablet Tambah
7 Darah Data dipuskesmas √  
Cakupan bayi baru lahir yang mendapat Inisiasi Menyusu
8 Dini (IMD) Data dipuskesmas √  

9 Cakupan balita yang ditimbang berat badannya Data dipuskesmas √  

Cakupan balita mempunyai buku Kesehatan Ibu Anak Data dipuskesmas √  


10 (KIA)/Kartu Menuju Sehat (KMS)

11 Cakupan balita ditimbang yang naik berat badannya Data dipuskesmas √  


Cakupan balita ditimbang yang tidak naik berat badannya
12 Data dipuskesmas √  
dua kali berturut-turut
13 Jumlah balita yang berat badannya tidak naik Data dipuskesmas √  

14 Cakupan balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A Data dipuskesmas √  

15 Cakupan ibu nifas mendapat kapsul vitamin A Data dipuskesmas √  

16 Cakupan rumah tangga mengonsumsi garam beriodium Data dipuskesmas √

17 Cakupan kasus balita gizi buruk yang mendapat perawatan Data dipuskesmas √  
KETERANGAN
NO DATA YANG DIKUMPULKAN SUMBER DATA/INSTANSI SUDAH
ADA DATA TIDAK ADA DATA
Indikator Input
26 Jumlah Kader di Posyandu Data dipuskesmas √  
27 Jumlah buku pedoman gizi Data dipuskesmas √  
28 Jumlah buku pegangan kader Data dipuskesmas √  
29 Jumlah alat penyuluhan gizi Data dipuskesmas √  
30 Jumlah dan jenis formulir pencatatan dan Data dipuskesmas √  
pelaporan gizi
Jumlah timbangan dan alat ukur tinggi  √
31 Data dipuskesmas √
badan/ panjang badan
32 Jumlah pita Lingkar Lengang Atas (LiLA) Data dipuskesmas √ 
33 Jumlah KMS/ Buku KIA yang beredar Data dipuskesmas √ √ 
34 Jumlah dana untuk pelaksanaan kegiatan Data dipuskesmas √  
program gizi
35 Jumlah vitamin A untuk balita dan ibu nifas Data dipuskesmas √  
Jumlah tablet tambah darah untuk ibu
36 Data dipuskesmas √  
hamil dan remaja puteri
37 Jumlah MP-ASI balita Data dipuskesmas √  
38 Jumlah taburia untuk balita Data dipuskesmas √  
KETERANGAN
SUDAH
NO DATA YANG DIKUMPULKAN SUMBER DATA/INSTANSI
TIDAK ADA BELUM
ADA DATA DATA
Indikator Proses
39 Frekuensi Kegiatan Pelatihan Data dipuskesmas √    

40 Frekuensi Kegiatan Analisis, Pelaporan Data dipuskesmas √    


dan Diseminasi
Frekuensi Kegiatan Pemantauan Garam
41 Beriodium Data dipuskesmas √  

Frekuensi Kegiatan Pemantauan


42 Pertumbuhan di Posyandu Data dipuskesmas √    

43 Frekuensi Kegiatan Pemantauan Kohort Data dipuskesmas √    


Ibu dan Bayi
Frekuensi Kegiatan Edukasi Gizi di
44 Masyarakat (Penyuluhan, Promosi) Data dipuskesmas √    

Frekuensi Kegiatan Konseling Menyusui,


45 MP-ASI Data dipuskesmas √    

46 Frekuensi Kegiatan Distribusi Vitamin A Data dipuskesmas √    


untuk Balita
Frekuensi Kegiatan Distribusi Vitamin A
47 untuk Ibu Nifas Data dipuskesmas √    

Frekuensi Kegiatan Distribusi TTD untuk


48 Data dipuskesmas √    
Ibu Hamil

49 Frekuensi Kegiatan Distribusi TTD untuk Data dipuskesmas √    


Rematri
50 Frekuensi Kegiatan Distribusi Taburia Data dipuskesmas √    
SUDAH
NO DATA YANG DIKUMPULKAN ADA TIDAK ADA Keterangan
DATA DATA
 Indikator Faktor Resiko
51 Daya Beli Keluarga   √
Ada beberapa kelompok menggunakan data
52 Keadaan Sosial Ekonomi / Kemiskinan √   penerima bantuan karena data kemiskinan
tidak ditemukan

53 Sarana Air Bersih √   Beberapa kelompok menggunakan data air


bersih dan sebagian lainnya menggunakan
54 Jamban Sehat √   jamban sehat

55 Praktik Pengasuhan Anak   √


56 Konsumsi Makanan Bergizi   √
HASIL
TREN MASALAH GIZI
DI KABUPATEN SAMBAS

3 TAHUN TERAKHIR
2020-2022
Persentase Status Gizi Balita
Persentase Balita Kurus

2021
12

10

0
au u uk as bu s s h ad ri an g g oh
k ka r b m ba i ga ba j Su n al
in un l
la g pa Te a m r u Sa ng pi k Pa
Se b a n m el Sa Te S
a i m G ng
Se Se iK at P j a
a M Se
ng
Su

2021
Persentase Balita Gizi Kurang

2021

30

25

20

15

10

0
u u k as bu s as ah ad ri an g ng oh
ka ka a ru b m ba rig b j Su n al
in u l
la g p Te a m Su Sa g pi gk Pa
Se b a n
em Ke
l
Sa Te an i m G
an
Se S i at P j
g a M Se
n
Su 2021
Persentase Balita Gizi Pendek

2021

30

25

20

15

10

0
u au k as bu s as h ad ri an g ng oh
ka k a ru b m ba ig ba j Su n al
in u l
la ng p Te l a m r u Sa g pi gk Pa
Se b a m Ke Sa Te S
an i m G
an
Se Se i at P j
g a M Se
n
Su 2021
Persentase Ibu Hamil Mendapatkan Tablet Fe

Distribusi Tablet Fe
120

100

80

60

40

20

2019 2020 2021


Presentase Bayi BBLR

BBLR
4.75
4.7
4.65
4.6
4.55
4.5
4.45
4.4
4.35
4.3
4.25
2019 2020 2021
BBLR
PERANGKINGAN ANTAR PUSKESMAS
VARIABEL Selakau
Selakau
Timut
Sebangkau Pemangkat Semparuk Tebas Segarau
Sungai
Kelambu
Tekarang Sambas

INDIKATOR MASALAH GIZI                    

Balita BB Kurang 3 3 4 4 4 4 1 4 4 1

Balita Stunting 1 1 1 4 2 2 1 2 3 1

Balita Gizi Kurang 4 3 4 2 3 4 1 4 3 1

Bumil KEK 2 2 2 2 4 2 1 2 2 2

Bayi BBLR 1 1 3 3 4 1 2 2 1 2
VARIABEL Selakau Sungai
Selakau Sebangkau Pemangkat Semparuk Tebas Segarau Tekarang Sambas
Timut Kelambu
FAKTOR RESIKO                    

Keluarga beresiko stunting 1 1 4 3 1 4 1 1 1 3

Keluarga tidak mempunyai sumber air minum utama yang


layak
3 3 4 2 1 4 2 2 2 4
Keluarga tidak mempunyai jamban yang layak
1 1 4 3 2 3 3 3 3 4
Terlalu muda (umur istri < 20 tahun)
1 1 2 2 1 1 1 1 1 3
Terlalu tua (umur istri 35-40 tahun)
3 3 2 2 4 4 3 3 3 1
Terlalu dekat (< 2 tahun)
1 1 3 3 1 2 1 1 1 1
Terlalu banyak (≥ 3 anak)
1 1 4 3 2 4 2 2 2 1

WUS berstatus kawin dan pernah kawin (< 20 thn) 2 2 2 2 3 2 1 1 1 4

KK tdk bekerja + pekerja lepas 4 4 1 2 4 1 1 1 1 1


Pendidikan KK (≤ SD)
3 3 4 4 3 3 1 1 1 4
4 4 2 1 1 1 1 1 1 2
Tdk sekolah (7 - 12 thn)
Individu tdk memiliki jaminan kesehatan 4 4 1 3 3 1 1 1 1 4
VARIABEL Selakau Sungai
Selakau Sebangkau Pemangkat Semparuk Tebas Segarau Tekarang Sambas
Timut Kelambu
4 4 1 3 3 1 1 1 1 4
PUS tdk memiliki jaminan kesehatan
Usia PUS perempuan kawin pertama (< 19 thn) 2 2 2 2 2 2 1 1 1 4

Usia PUS laki-laki kawin pertama (< 25 thn) 2 2 3 3 2 2 1 1 1 4

PUS status hamil yg tdk diinginkan 2 2 4 3 1 4 4 4 4 2

Terlalu muda (< 20 thn) 1 1 1 2 4 4 3 3 3 4

Terlalu tua (> 35 thn) 1 1 4 4 1 2 1 1 1 3

Terlalu banyak (> 2 anak) 1 1 4 4 1 3 2 2 2 2

Terlalu dekat (< 2 thn) 2 2 4 4 2 3 3 3 3 1

Atap bambu, Jerami/ijuk/rumbia/daun-daunan 1 1 4 2 3 4 4 4 4 1

Dinding bambu, Lainnya 2 2 4 1 1 1 2 2 2 1

Lantai rumah bambu, tanah, lainnya 2 2 4 1 1 2 2 2 2 1

Penerangan non listrik 1 1 1 1 1 4 1 1 1 3


4 4 3 1 2 3 4 4 4 4
Ikut BKB
Keluarga ikut UPPKS 3 3 3 3 4 1 2 2 2 1

TOTAL SKOR 56 56 75 64 54 66 49 49 49 67

PRIORITAS 7 5 1 2 3 4 10 8 9 6
Capaian AKE & AKP
2020 2021 2022 Standar
SUMBER PANGAN jumlah protein %AKP hasil jumlah protein %AKP hasil jumlah protein %AKP hasil Pembanding
Sumber Protein 17,4 30,5 lebih 15,5% 21,3 37,4 lebih 17,4 27,8 48,8 lebih 33,8% 10-15%

Konsumsi Protein Hewani 10,9 Gr


15,1%
DEFISIT
2020

18,5%
Konsumsi Protein Hewani 7,5
Gr
2021
65%
DEFISIT

Konsumsi Protein Hewani 1,6 Gr


24,4%
2022
DEFISIT
Survei Konsumsi Balita
METODOLOGI
LOKASI
Wilayah Kerja Puskesmas  Sampel : 30 Responden ibu balita
Selakau, Kec. Selakau
 Metode pengumpulan data
obeservasional dan recall 1x24
WAKTU jam
 Pengumpul data Mahasiswa
Dari tangggal 8-12 Maret 2023 Jurusan Gizi

HASIL
KESIMPULAN
 Asupan protein • 20,8 gr

 Asupan Zinc • 2,34 gr Asupan protein dibadingkan


dengan standar 26 gr maka
 Asupan Lemak • 17,08 gr asupan protein balita di wilayah
kerja puskesmas senakin, desa
 Asupan Karbohidrat • 81,45 gr
andeng masih kategori kurang
 Pengetahuan ibu balita ( Defisit)
Kurang • 58,1 %
Baik • 38,7 %
REKOMENDASI
Sebelum lahir Sasaran
 Anemia pada remaja:
Sebelum hamil Saat hamil Remaja Putri

1. Konsumsi 2. Skrining
TTD anemia
• remaja putri kelas 7-12 konsumsi TTD setiap • Melakukan pemeriksaan hemoglobin
minggu (data sasaran dari dapodik). (Hb) pada remaja putri kelas 7
• remaja putri mendapat TTD (data sasaran dari • Hasil : yang anemia
semua remaja). • Bagi yang didiagnosis anemia
• Membagikan TTD saat kegiatan dirujuk dan diobati di faskes
sekolah agar konsumsi dapat dilakukan di
tempat dan diawasi oleh guru
• Pemantauan konsumsi TTD secara
digital

Dukungan Sektor lain:


• Diknas & kanwil Kemenag: memfasilitasi agar semua siswi kelas 7 dan 10 siap di-
screening anemia saat pemeriksaan kesehatan di UKS.
• Diknas & Kanwil Kemenag: Konsumsi TTD saat kegiatan rutin di sekolah / madrasah.
Contoh: masuk ke mata pelajaran pendidikan jasmani & kesehatan.
Sebelum lahir Sasaran  anak lahir dengan kondisi sudah stunted, akibat ibu hamil sejak masa
Sebelum hamil Saat hamil Ibu Hamil remaja kurang gizi dan anemia.

3. Konsumsi TTD 4. Pemberian makanan


tambahan bagi ibu hamil
kurang energi kronis (KEK)

• Ibu hamil konsumsi TTD setiap • Pemberian makanan tambahan pada


hari, minimal 90 TTD selama ibu hamil KEK sebanyak 90 Hari
kehamilan.

• Pemantauan konsumsi TTD secara


digital.

Dukungan Sektor lain:


• Bappeda: memastikan kab kota membuat perencanaan yang komprehensif dan terkoordinasi dalam mencegah
stunting di daerahnya
• Pemdes: Penggunaan Dana Desa untuk asupan gizi pada ibu hamil KEK berupa protein hewani (telur,
ikan, daging, susu) di setiap desa.
• Dinsos: Penggunaan dana bansos untuk pembelian protein hewani (telur, ikan, daging, susu) bagi keluarga
miskin.
Setelah lahir Sasaran
Balita

5. Pemantauan tumbuh kembang

• Deteksi dini balita dengan pemantauan tumbuh kembang di Posyandu


 Pengukuran berat badan dan tinggi badan dilakukan setiap bulan oleh kader

• Simplifikasi dan digitalisasi data rutin Posyandu

• Pelatihan kader untuk pemantauan tumbuh kembang balita

• Pengadaan antropometri di Posyandu

Dukungan Sektor lain:


• Bappeda, Pemdes, BKKBN, PKK, Kecamatan, Desa / Kelurahan
- memfasilitasi semua posyandu aktif dengan menyediakan biaya operasional.
- memfasilitasi semua balita didaerahnya dipantau tumbuh kembangnya di
posyandu atau fasilitas kesehatan.
Setelah lahir Sasaran
Balita

6. ASI Eksklusif

• Pemberian ASI Eksklusif sejak lahir sampai bayi berusia minimal 6 bulan,
dimulai dengan dengan inisiasi menyusui dini (IMD)
• Edukasi ASI Eksklusif saat:
1. Kelas Ibu hamil
2. Pelayanan KB / KB Aktif (70,93)
3. Kelas Keluarga Balita puskesmas yg 50 % desanya sudah mempunyai kelas Ibu
Balita)

Dukungan Sektor lain:


• Dinkominfo: Melakukan edukasi ASI eksklusif melalui berbagai media.
• GOW&PKK: Menggerakan Ibu-Ibu PKK untuk edukasi ASI eksklusif Ibu
hamil dan keluarga Balita.
• BKKBN: Edukasi ASI eksklusif pada saat pelayanan KB dan Bina Keluarga.
Setelah lahir Sasaran  Stunting meningkat signifkan pada usia 6-23 bulan, akibat kurang
Balita protein hewani pada makanan pendamping ASI (MP-ASI) yang mulai
diberikan sejak usia 6 bulan.

7. Pemberian makanan tambahan


protein hewani pada baduta

• Pemberian makanan tambahan protein hewani pada baduta


 Usia 6 – 23 bulan: balita gizi kurang mendapat PMT
• Pelatihan konselor PMBA (Pemberian Makanan Bayi dan Anak) untuk
tenaga kesehatan dan kader orang telah di latih (Gizi, Bidan, Perawat, TP
PKK)

Dukungan Sektor lain:


• Bappeda: Penggunaan Dana Pemda untuk asupan gizi pada baduta berupa telur dan
susu di setiap Kabupaten/Kota.
• Pemdes: Penggunaan Dana Desa untuk asupan gizi pada baduta berupa
telur dan susu di setiap desa.
• Dinas Sosial: Penggunaan dana bansos untuk pembelian protein hewani untuk
baduta (telur dan susu).
• Pihak Swasta/Kelompok Masyarakat/Ormas: Program Corporate Social
Responsibility (CSR) untuk asupan gizi Baduta di Desa 11
Sasaran
Setelah lahir Balita

8. Tatalaksana balita dengan masalah gizi


• Merujuk balita dengan weight faltering & masalah gizi dari Posyandu ke
Puskesmas untuk pemeriksaan lanjutan
 Memberikan makanan tambahan untuk weight faltering & gizi kurang
 Memberikan formula 75 dan formula 100 untuk gizi buruk

• Merujuk balita stunting & masalah gizi yang tidak dapat ditangani di Puskesmas ke
rumah sakit untuk pemeriksaan lanjut dengan dokter spesialis anak
 Mengatasi penyakit penyerta
 Memberikan PKMK (Pangan Keperluan Medis Khusus)

• Melatih tenaga kesehatan untuk menangani masalah gizi, latih MTBS dan
Masalah Gizi), 1 tim terdiri dari Dokter, Gizi, Perawat/Bidan

• Meningkatkan BOK Puskesmas untuk memenuhi produk dan layanan gizi


• Menyesuaikan peraturan BPJS terkait layanan stunting di RS

Dukungan Sektor lain:


• BKKBN, PKK, Kecamatan, Desa/Kelurahan: Pemerintah Daerah
melakukan pendampingan rujukan balita dengan masalah gizi ke puskesmas/RS
11
Sebelum lahir Setelah lahir
DINAS
PEMERINTAH
PROVINSI Sasaran Remaja KESEHATAN
PROVINSI
KALIMANTAN
BARAT
Sebelum hamil Saat hamil Putri, KALIMANTAN
BARAT

Ibu Hamil, & Balita

11. Edukasi remaja putri, ibu hamil, & keluarga balita


Remaja Putri Ibu Hamil Keluarga Balita

• Screening anemia • Pemeriksaan kehamilan 6x, • ASI eksklusif selama 6


• Konsumsi TTD / minggu 2x dengan dokter bulan pertama
• Konsumsi makanan bergizi • Konsumsi TTD setiap hari • Pemberian asupan protein
(protein hewani) • Konsumsi makanan hewani pada baduta
sekolah SMP/SMA sudah bergizi (protein • Pemantauan tumbuh
Konten

melaksanakan Aksi Bergizi hewani) kembang


Dari sekolah • ASI eksklusif selama 6 • Tatalaksana balita
bulan pertama dengan masalah gizi
• Gerakan Bumil sehat • Imunisasi
(hari Ibu)

• Media sosial (TikTok, YouTube, • Media sosial (Whatsapp, • Media sosial (Whatsapp, dst)
Whatsapp, dst) YouTube, dst) • TV/radio
Metode

• Usaha Kesehatan • TV/radio • Kelas Keluarga Balita


Sekolah (UKS) • Kelas Ibu Hamil
• Mata pelajaran
Penjaskes
Edukasi di 10 Puskesmas prioritas menggunakan
bahasa daerah setempat, melibatkan Ibu Bupati /,
dan influencer lokal.

Dukungan Sektor lain:


• Dinas Kominfo: Melakukan edukasi sesuai konten melalui berbagai media.
• PKK: Menggerakan Ibu-Ibu PKK untuk edukasi Ibu hamil dan keluarga Balita.
• Diknas: Edukasi masuk ke mata pelajaran pendidikan jasmani & kesehatan.
• BKKBN: Edukasi pada saat pelayanan KB dan Bina Keluarga.
TERIMAKASIH!

Anda mungkin juga menyukai