DEFINISI
• perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik atau masyarakat sampai tingkat yang
memadai pada wilayah pascabencana dengan sasaran utama untuk normalisasi atau berjalannya
secara wajar semua aspek pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah pascabencana.
• Prinsip dasar yang dilakukan:
a. Menempatkan masyarakat tidak saja sebagai korban bencana, namun juga sebagai pelaku aktif
dalam kegiatan rehabilitasi.
b. Kegiatan rehabilitasi merupakan rangkaian kegiatan yang terkait dan terintegrasi dengan
kegiatan prabencana, tanggap darurat dan pemulihan dini serta kegiatan rekonstruksi.
c. “Early recovery” dilakukan oleh “Rapid Assessment Team” segera setelah terjadi bencana.
d. Program rehabilitasi dimulai segera setelah masa tanggap darurat (sesuai dengan Perpres tentang
Penetapan Status dan Tingkatan Bencana) dan diakhiri setelah tujuan utama rehabilitasi tercapai.
STRATEGI REHABILITASI
Yang dimaksud dengan rekonstruksi fisik adalah tindakan untuk memulihkan kondisi fisik melalui
pembangunan kembali secara permanen prasarana dan sarana permukiman, pemerintahan dan
pelayanan masyarakat (kesehatan, pendidikan dll), prasarana dan sarana ekonomi (jaringan
perhubungan, air bersih, sanitasi dan drainase, irigasi, listrik dan telekomunikasi dll), prasarana dan
sarana sosial (ibadah, budaya dll.) yang rusak akibat bencana, agar kembali ke kondisi semula atau
bahkan lebih baik dari kondisi sebelum bencana.
Cakupan kegiatan rekonstruksi fisik mencakup, tapi tidak terbatas pada, kegiatan membangun
kembali sarana dan prasarana fisik dengan lebih baik dari hal-hal berikut:
a. prasarana dan sarana;
b. sarana sosial masyarakat;
c. penerapan rancang bangun dan penggunaan peralatan yang lebih baik dan tahan bencana.
INDIKATOR FISIK
REKONTRUKSI NON FISIK
Yang dimaksud dengan rekonstruksi non fisik adalah tindakan untuk memperbaiki atau memulihkan
kegiatan pelayanan publik dan kegiatan sosial, ekonomi serta kehidupan masyarakat, antara lain sektor
kesehatan, pendidikan, perekonomian, pelayanan kantor pemerintahan, peribadatan dan kondisi
mental/sosial masyarakat yang terganggu oleh bencana, kembali ke kondisi pelayanan dan kegiatan
semula atau bahkan lebih baik dari kondisi sebelumnya. Cakupan kegiatan rekonstruksi non-fisik di
antaranya adalah:
a. Kegiatan pemulihan layanan yang berhubungan dengan kehidupan sosial dan budaya masyarakat.
b. Partisipasi dan peran serta lembaga/organisasi kemasyarakatan, dunia usaha, dan masyarakat.
c. Kegiatan pemulihan kegiatan perekonomian masyarakat.
d. Fungsi pelayanan publik dan pelayanan utama dalam masyarakat.
e. Kesehatan mental masyarakat.
INDIKATOR NON FISIK
REFERENCE
• https://bnpb.go.id/uploads/24/peraturan-kepala/2008/perka-11-tahun-2008-tent
ang-pedoman-rehabilitasi-dan-rekonstruksi-pasca-bencana.pdf
• https://simantu.pu.go.id/epel/edok/6e01a_02._Modul_2_Manajemen_Penanggu
langan_Bencana.pdf