Anda di halaman 1dari 12

RESUME

REHABILITAS DAN REKONTRUKSI

Disusun Oleh :

TINCE MAYANG SARI


NPM : 2026041033.P

Kelas : Blok C Kebidanan

Dosen Pengampu : Pitri subani, SST, M.Kes

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
TRI MANDIRI SAKTI
BENGKULU
2021
REHABILITAS DAN REKONTRUKSI

A. Program Pemantauan Pasca Bencana


Menangani dampak buruk meliputi kegiatan seperti penyelematan dan
evakuasi korban serta harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan
dan pengurusan pengungsi, penyelamatan serta pemulihan sarana prasarana.
Program yang dilakukan
1. Pembentukan pos komando dan koordinasi tanggap darurat
2. Pencarian dan penyelamatan korban
3. Penampungan sementara
4. Pelayanan kesehatan darurat
5. Pelayanan kesehatan rujukan
6. Penilaian cepat kesehatan (RHA)
7. Mobilisasi bantuan kesehatan, pangan dan bantuan social
8. Penanganan post traumatic stress
9. Pelayanan masyarakat
10. Logistic dan transportasi
11. Pendidikan

B. Rehabilitasi
Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan
publik atau masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah
pascabencana dengan sasaran utama untuk normalisasi atau berjalannya secara
wajar semua aspek pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah
pascabencana.
Rehabilitasi bersifat segera dan merupakan kegiatan yang menjembatani
antara tanggap darurat dengan pasca bencana. Beberapa kegiatan di antaranya
pengembalian pelayanan yang terganggu, membersihkan jalan, memperbaiki
bangunan-bangunan yang rusak, dan menyediakan makanan dan tempat
tinggal bagi pengungsi. Kegiatan pemulihan jangka pendek dapat berlangsung
selama beberapa minggu.
Ruang Lingkup Pelaksanaan Rehabilitasi
a. Perbaikan Lingkungan Daerah Bencana
Perbaikan lingkungan fisik meliputi kegiatan: perbaikan lingkungan
fisik untuk kawasan pemukiman, kawasan industri, kawasan usaha dan
kawasan gedung.
Indikator yang harus dicapai pada perbaikan lingkungan adalah
kondisi lingkungan yang memenuhi persyaratan teknis, sosial, ekonomi,
dan budaya serta ekosistem
b. Perbaikan Prasarana dan Sarana Umum
Prasarana dan sarana umum adalah jaringan infrastruktur dan
fasilitas fisik yang menunjang kegiatan kehidupan sosial dan
perekonomian masyarakat. Prasarana umum atau jaringan infrastruktur
fisik disini mencakup: jaringan jalan/ perhubungan, jaringan air bersih,
jaringan listrik, jaringan komunikasi, jaringan sanitasi dan limbah, dan
jaringan irigasi/ pertanian.
Sarana umum atau fasilitas sosial dan umum mencakup: fasilitas
kesehatan, fasilitas perekonomian, fasilitas pendidikan, fasilitas
perkantoran pemerintah, dan fasilitas peribadatan.
c. Pemberian Bantuan Perbaikan Rumah Masyarakat
Yang menjadi target pemberian bantuan adalah masyarakat korban
bencana yang rumah/ lingkungannya mengalami kerusakan struktural
hingga tingkat sedang akibat bencana, dan masyarakat korban
berkehendak untuk tetap tinggal di tempat semula. Kerusakan tingkat
sedang adalah kerusakan fisik bangunan sebagaimana Pedoman Teknis
(DepPU, 2006) dan/ atau kerusakan pada halaman dan/ atau kerusakan
pada utilitas, sehingga mengganggu penyelenggaraan fungsi huniannya.
Untuk bangunan rumah rusak berat atau roboh diarahkan untuk
rekonstruksi.
d. Pemulihan Sosial Psikologis
Pemulihan sosial psikologis adalah pemberian bantuan kepada
masyarakat yang terkena dampak bencana agar dapat berfungsi kembali
secara normal. Sedangkan kegiatan psikososial adalah kegiatan
mengaktifkan elemen-elemen masyarakat agar dapat kembali menjalankan
fungsi sosial secara normal. Kegiatan ini dapat dilakukan oleh siapa saja
yang sudah terlatih.
Pemulihan sosial psikologis bertujuan agar masyarakat mampu
melakukan tugas sosial seperti sebelum terjadi bencana, serta tercegah dari
mengalami dampak psikologis lebih lanjut yang mengarah pada gangguan
kesehatan mental.
e. Pelayanan Kesehatan
Pemulihan pelayanan kesehatan adalah aktivitas memulihkan
kembali segala bentuk pelayanan kesehatan sehingga minimal tercapai
kondisi seperti sebelum terjadi bencana.
Pemulihan sistem pelayanan kesehatan adalah semua usaha yang
dilakukan untuk memulihkan kembali fungsi sistem pelayanan kesehatan
yang meliputi: SDM Kesehatan, sarana/prasarana kesehatan, kepercayaan
masyarakat.
f. Rekonsiliasi dan Resolusi Konflik
Kegiatan rekonsiliasi adalah merukunkan atau mendamaikan
kembali pihak-pihak yang terlibat dalam perselisihan, pertengkaran dan
konflik. Sedangkan kegiatan resolusi adalah memposisikan perbedaan
pendapat, perselisihan, pertengkaran atau konflik dan menyelesaikan
masalah atas perselisihan, pertengkaran atau konflik tersebut.
Rekonsiliasi dan resolusi ditujukan untuk membantu masyarakat di
daerah bencana untuk menurunkan eskalasi konflik sosial dan ketegangan
serta memulihkan kondisi sosial kehidupan masyarakat.
g. Pemulihan Sosial Ekonomi Budaya
Pemulihan sosial ekonomi budaya adalah upaya untuk
memfungsikan kembali kegiatan dan/ atau lembaga sosial, ekonomi dan
budaya masyarakat di daerah bencana.
Kegiatan pemulihan sosial, ekonomi, dan budaya ditujukan untuk
menghidupkan kembali kegiatan dan lembaga sosial, ekonomi dan budaya
masyarakat di daerah bencana seperti sebelum terjadi bencana.
h. Pemulihan Keamanan dan Ketertiban
Pemulihan keamanan adalah kegiatan mengembalikan kondisi
keamanan dan ketertiban masyarakat sebagaimana sebelum terjadi
bencana dan menghilangkan gangguan keamanan dan ketertiban di daerah
bencana.
Pemulihan keamanan dan ketertiban ditujukan untuk membantu
memulihkan kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat di daerah
bencana agar kembali seperti kondisi sebelum terjadi bencana dan terbebas
dari rasa tidak aman dan tidak tertib.
i. Pemulihan Fungsi Pemerintahan
Indikator yang harus dicapai pada pemulihan fungsi pemerintahan
adalah:
1) Keaktifan kembali petugas pemerintahan.
2) Terselamatkan dan terjaganya dokumen-dokumen negara dan
pemerintahan.
3) Konsolidasi dan pengaturan tugas pokok dan fungsi petugas
pemerintahan.
4) Berfungsinya kembali peralatan pendukung tugas-tugas pemerintahan.
5) Pengaturan kembali tugas-tugas instansi/lembaga yang saling terkait.

C. Rekonstruksi
Rekonstruksi adalah pembangunan kembali semua prasarana dan sarana,
kelembagaan pada wilayah pascabencana, baik pada tingkat pemerintahan
maupun masyarakat dengan sasaran utama tumbuh dan berkembangnya
kegiatan perekonomian, sosial dan budaya, tegaknya hukum dan ketertiban,
dan bangkitnya peran serta masyarakat dalam segala aspek kehidupan
bermasyarakat pada wilayah pascabencana.
Rekonstruksi melibatkan beberapa kegiatan yang sama tetapi berlanjut
hingga beberapa bulan atau tahun. Namun pemulihan jangka panjang lebih
berfokus pada pembangunan kembali bangunan-bangunan fisik secara
permanen dan peningkatan sosial ekonomi. Kadang-kadang pembangunan
kembali dilakukan secara menyeluruh jika kerusakan sangat parah. Tujuan
pemulihan jangka panjang adalah mengembalikan keadaan sebelum bencana
atau bahkan menjadi lebih baik. Pemulihan ini juga menjadi waktu yang tepat
untuk mengambil langkah-langkah mitigasi sehingga masyarakat lebih siap
dan bencana yang serupa tidak terulang.
Lingkup Pelaksanaan Rekonstruksi:
a. Program Rekonstruksi Fisik
Rekonstruksi fisik adalah tindakan untuk memulihkan kondisi fisik
melalui pembangunan kembali secara permanen prasarana dan sarana
permukiman, pemerintahan dan pelayanan masyarakat (kesehatan,
pendidikan dan lain-lain), prasarana dan sarana ekonomi (jaringan
perhubungan, air bersih, sanitasi dan drainase, irigasi, listrik dan
telekomunikasi dan lain-lain), prasarana dan sarana sosial (ibadah, budaya
dan lain-lain.) yang rusak akibat bencana, agar kembali ke kondisi semula
atau bahkan lebih baik dari kondisi sebelum bencana.
Cakupan kegiatan rekonstruksi fisik mencakup, tapi tidak terbatas
pada, kegiatan membangun kembali sarana dan prasarana fisik dengan
lebih baik dari hal-hal berikut:
1) Prasarana dan sarana
2) Sarana sosial masyarakat;
3) Penerapan rancang bangun dan penggunaan peralatan yang lebih baik
dan tahan bencana.
b. Program Rekonstruksi Non Fisik
Rekonstruksi non fisik adalah tindakan untuk memperbaiki atau
memulihkan kegiatan pelayanan publik dan kegiatan sosial, ekonomi serta
kehidupan masyarakat, antara lain sektor kesehatan, pendidikan,
perekonomian, pelayanan kantor pemerintahan, peribadatan dan kondisi
mental/sosial masyarakat yang terganggu oleh bencana, kembali ke
kondisi pelayanan dan kegiatan semula atau bahkan lebih baik dari kondisi
sebelumnya.
Cakupan kegiatan rekonstruksi non-fisik di antaranya adalah:
1) Kegiatan pemulihan layanan yang berhubungan dengan kehidupan
sosial dan budaya masyarakat.
2) Partisipasi dan peran serta lembaga/organisasi kemasyarakatan, dunia
usaha, dan masyarakat.
3) Kegiatan pemulihan kegiatan perekonomian masyarakat.
4) Fungsi pelayanan publik dan pelayanan utama dalam masyarakat.
5) Kesehatan mental masyarakat.

D. Perbedaan Antara Pemulihan, Pemulihan Dini, Rehabilitasi dan


Rekontruksi
1. Pengertian Pemulihan
Dalam bidang kedokteran olahraga. dihubungkan dengan kegiatan
menurunkan aktivitas latihan fisik secara periahan-lahan setelah kegiatan
olahraga. Bila pemanasan dilakukan sebelum kegiatan olahraga untuk
mempersiapkan tubuh menghadapi latihan fisik yang lebih berat,
pemulihan dilakukan untuk mengembalikan irama tubuh ke tingkat yang
normal secara berangsur-angsur setelah latihan tisik selesai. Dengan
pemulihan ini: tubuh mempunyai waktu cukup untuk mengatur kembali
pengaliran darah ke otot-otot, pernapasan, dan fungsi tubuh lainnya.
Seorang yang tiba-tiba menghentikan kegiatan fisiknya tanpa masa
pemulihan dapat jatuh pingsan karena darah masih banyak mengalir ke
otot; sementara yang mengalir ke otak sangat kurang.
2. Pemulihan Dini
Penanganan tanggap darurat di bawah Pos Komando Tanggap
Darurat Bencana Banjir dan Longsor menunjukkan kemajuan cepat.
Pemulihan dini dilakukan pemerintah daerah dan stakeholders di beberapa
sektor.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho
menyampaikan perkembangan hingga Kamis (9/3), air bersih melalui
jaringan pipa PDAM telah mengaliri hingga Kecamatan Pangkalan,
Limapuluh Kota.
Namun, di wilayah Nagari Sialang, Kecamatan Kapur Sembilan
suplai air terkendala mobilisasi dan pemasangan pipa dengan berat hingga
450 kg. Pemasangan pipa tersebut berlokasi di dasar sungai. "Pemulihan
lain berlangsung di sektor listrik, fasilitas umum, infrastruktur jalan, dan
jaringan komunikasi. Sebanyak 99 persen pelanggan PLN telah
mengakses listrik, dan 1 persen atau sekitar 169 pelanggan masih terus
diupayakan penyelesaian perbaikan jaringan," kata dia dalam keterangan
tertulis BNPB, Jumat (10/3).
Di sektor fasilitas umum, lanjutnya, sebanyak 68 fasilitas seperti
sekolah, mushola dan masjid telah dibersihkan. Pada akses jalur darat,
jalan putus di KM 187 sudah diperbaiki oleh dinas terkait. Jalur distribusi
darat memperlancar perekonomian lokal.
Sementara itu, jaringan seluler pada sektor komunikasi di Kecamatan
Pangkalan telah aktif, sedangkan di wilayah Nagari Koto Lamo, Kapur
Sembilan, masih mati. Melalui pemulihan dini yang dilakukan secara
cepat, masyarakat sudah beraktivitas normal.
Sementara itu, kata dia, penanganan darurat masih terus dilakukan.
Salah satunya pendistribusian bantuan kemanusiaan melalui helikopter
BNPB. Distribusi bantuan melalui udara ini untuk menjangkau wilayah-
wilayah terisolasi, seperti Durian Tinggi, Tanjung Jajaran dan Koto Lamo.
Bantuan yang diberikan beragam, seperti bahan makanan, sandang,
lauk-pauk hingga obat-obatan. Terkait dengan penanganan masyarakat
terdampak, Pos Komando Tanggap Darurat Banjir dan Longsor telah
mengidentifikasi 3.285 sebagai penerima cash for work.
Murid sekolah sudah melakukan kegiatan belajar sejak kemarin
(9/3). Dilihat pada dampak bencana, banjir dan longsor Kabupaten
Limapuluh Kota mengakibatkan kerugian materiil sebesar Rp 14 milyar,
dengan kerugian terbesar di Kecamatan Harau Rp 4,9 miliar. "Penanganan
darurat bencana banjir dan longsor yang memakan 8 warga meninggal
dunia ini masih akan berlangsung setelah Kepala Daerah setempat
memperpanjang surat keputusan tanggap darurat bencana,".
Rehabilitasi adalah Perbaikan dan Pemulihan semua aspek layanan
publik/masyarakat sampai tingkat memadai pada wilayah pascabencana
dengan sasaran utama Normalisasi/ berjalannya secara wajar berbagai
aspek pemerintahan dan kehidupan masyarakat seperti pada kondisi
sebelum terjadinya bencana. Rekonstruksi adalah Pembangunan kembali
semua prasarana dan sarana serta kelembagaan pada wilayah pasca
bencana pemerintahan/ masyarakat dengan sasaran utama Tumbuh
kembangnya kegiatan ekonomi, sosial dan budaya, tegaknya hukum dan
ketertiban serta bangkitnya peran serta masyarakat dalam segala aspek
kehidupan. Pada Bidang Rehabilitasi & Rekonstruksi (RR), terdapat 5
(lima) sektor yang menjadi fokus dalam penanganan Pasca Bencana yaitu :
a. Sektor Perumahan & Permukiman
b. Sektor Infrastruktur Publik
c. Sektor Ekonomi Produktif
d. Sektor Sosial, dan
e. Lintas Sektor
3. Rehabilitasi & Rekonstruksi
Uraian Tugas Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi
a. Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi, mempunyai tugas
mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan di bidang
penanggulangan bencana pada pasca bencana.
b. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (a),
Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi, mempunyai fungsi :
1) Perumusan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada
pasca bencana;
2) Pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang
penanggulangan bencana pada pasca bencana;
3) Pelaksanaan kerja sama dengan instansi atau lembaga terkait di
bidang penanggulangan bencana pada pasca bencana;
4) Pemantauan, evaluasi dan analisis pelaporan di bidang
penanggulangan bencana pada pasca bencana;
5) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Badan.
c. Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi, terdiri atas :
1) Seksi Rehabilitasi;
2) Seksi Rekonstruksi.
d. Masing-masing Seksi dipimpin oleh Kepala Seksi yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang. Seksi
Rehabilitasi, mempunyai tugas :
1) Menyiapkan bahan perencanaan kebijakan di bidang rehabilitasi
pasca bencana ;
2) Menyiapkan bahan pedoman teknis dan standart di bidang
rehabilitasi pasca bencana ;
3) Menyiapkan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang dukungan
logistik;
4) Menyiapkan bahan kerjasama di bidang rehabilitasi pasca bencana;
5) Menyiapkan bahan pengendalian dan pengawasan di bidang
rehabilitasi pasca bencana ;
6) Menyiapkan bahan dan menyusun laporan di bidang rehabilitasi
pasca bencana ;
7) Menyiapkan bahan fasilitasi di bidang rehabilitasi pasca bencana;
8) Menyiapkan bahan evaluasi di bidang rehabilitasi pasca bencana;
9) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang
e. Seksi Rekonstruksi, mempunyai tugas :
1) Menyiapkan bahan perencanaan kebijakan di bidang rekonstruksi
sarana prasarana, kehidupan sosial masyarakat dan pelayanan
publik;
2) Menyiapkan bahan pedoman teknis dan standart di bidang
rekonstruksi sarana prasarana, kehidupan sosial masyarakat dan
pelayanan publik;
3) Menyiapkan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang rekonstruksi
sarana prasarana, kehidupan sosial masyarakat dan pelayanan
publik;
4) Menyiapkan bahan kerjasama di bidang rekonstruksi sarana
prasarana, kehidupan sosial masyarakat dan pelayanan publik;
5) Menyiapkan bahan pengendalian dan pengawasan di bidang
rekonstruksi sarana prasarana, kehidupan sosial masyarakat dan
pelayanan publik ;
6) Menyiapkan bahan dan menyusun laporan di bidang rekonstruksi
sarana prasarana, kehidupan sosial masyarakat dan pelayanan
publik;
7) Menyiapkan bahan fasilitasi di bidang rekonstruksi sarana
prasarana, kehidupan sosial masyarakat dan pelayanan publik;
8) Menyiapkan bahan evaluasi di bidang rekonstruksi sarana
prasarana, kehidupan sosial masyarakat dan pelayanan publik;
9) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang.

E. Fungsi-Fungsi Pemulihan Dini


Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan
Bencana Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan
Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana, maka prinsip dasar
penyelenggaraan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana adalah
1. Merupakan tanggung jawab Pemerintah Daerah dan Pemerintah
2. Membangun menjadi lebih baik (build back better) yang terpadu dengan
konsep pengurangan risiko bencana dalam bentuk pengalokasian dana
minimal 10% dari dana rehabilitasi dan rekonstruksi
3. Mendahulukan kepentingan kelompok rentan seperti lansia, perempuan,
anak dan penyandang cacat
4. Mengoptimalkan sumberdaya daerah
5. Mengarah pada pencapaian kemandirian masyarakat, keberlanjutan
program dan kegiatan serta perwujudan tatakelola pemerintahan yang
baik
6. Mengedepankan keadilan dan kesetaraan gender.

Anda mungkin juga menyukai