Anda di halaman 1dari 19

Pelayanan

kesehatan pasca
bencana
Valery Oktavia
Hemi Afifah
Latifah Khusnul Khotimah
Asa Alamanda
Savira Ilsa Fahrina
Clara Septi Amanda
Mastika Chusnul 1710711051
Khotimah 1710711054
Tsilmi Adhari 1710711056
Clara Widya M 1710711062
Indah Burdah Sari 1710711064
Widya Nofira Anwar 1710711066
Muhamad Alfian 1710711067
2

Pelayanan kesehatan dasar di pengungsian

Pola pengungsian di Indonesia Apapun pola pengungsian yang ada


sangat beragam mengikuti jenis akibat bencana tetap menimbulkan masalah
bencana, lama pengungsian dan kesehatan. Masalah kesehatan berawal dari
upaya persiapannya. Pengungsian kurangnya air bersih yang berakibat pada
pola sisipan yaitu pengungsi buruknya kebersihan diri dan sanitasi
menumpang di rumah sanak lingkungan yang menyebabkan
keluarga. Pengungsian yang perkembangan beberapa penyakit menular.
terkonsentrasi di tempat-tempat Persediaan pangan yang tidak
umum atau di barak-barak yang mencukupi juga memengaruhi pemenuhan
telah disiapkan. Pola lain kebutuhan gizi seseorang serta akan
pengungsian yaitu di tenda-tenda memperberat proses terjadinya penurunan
darurat disamping kanan kiri rumah daya tahan tubuh terhadap berbagai
mereka yang rusak akibat bencana. penyakit.
3
Pelayanan kesehatan dasar yang diperlukan pengungsi meliputi:
✖ Pelayanan pengobatan
Bila pola pengungsian terkonsentrasi di barak-barak atau tempat-tempat umum, pelayanan pengobatan
dilakukan di lokasi pengungsian dengan membuat pos pengobatan. Pelayanan pengobatan dilakukan di Puskesmas
bila fasilitas kesehatan tersebut masih berfungsi dan pola pengungsianya tersebar berada di tenda-tenda kanan kiri
rumah pengungsi.
✖ Pelayanan imunisasi
Bagi pengungsi khususnya anak-anak, dilakukan vaksinasi campak tanpa memandang status imunisasi
sebelumnya. Adapun kegiatan vaksinasi lainnya tetap dilakukan sesuai program untuk melindungi kelompok-
kelompok rentan dalam pengungsian.
✖ Pelayanan kesehatan ibu dan anak
Kegiatan yang harus dilaksanakan adalah:
1. Kesehatan Ibu dan Anak (pelayanan kehamilan, persalinan, nifas dan pasca-keguguran)
2. Keluarga berencana (KB)
3. Deteksi dini dan penanggulangan IMS dan HIV/AIDS
4. Kesehatan reproduksi remaja
4
✖ Pelayanan gizi
Tujuannya meningkatkan status gizi bagi ibu hamil dan balita melalui pemberian makanan optimal.
Setelah dilakukan identifikasi terhadap kelompok bumil dan balita, petugas kesehatan menentukan
strategi intervensi berdasarkan analisis status gizi.Pada bayi tidak diperkenan diberikan susu formula,
kecuali bayi piatu, bayi terpisah dari ibunya, ibu bayi dalam keadaan sakit berat.

✖ Pemberantasan penyakit menular dan pengendalian vektor


Beberapa jenis penyakit yang sering timbul di pengungsian dan memerlukan tindakan pencegahan
karena berpotensi menjadi KLB antara lain: campak, diare, cacar, malaria, varicella, ISPA, tetanus.
Pelaksanaan pengendalian vektor yang perlu mendapatkan perhatian di lokasi pengungsi adalah
pengelolaan lingkungan, pengendalian dengan insektisida, serta pengawasan makanan dan minuman.
Pada pelaksanaan kegiatan surveilans bila menemukan kasus penyakit menular, semua pihak termasuk
LSM kemanusiaan di pengungsian harus melaporkan kepada Puskesmas/Pos Yankes di bawah koordinasi
Dinas Kesehatan Kabupaten sebagai penanggung jawab pemantauan dan pengendalian.
5
✖ Pelayanan kesehatan jiwa
Pelayanan kesehatan jiwa di pos kesehatan diperlukan bagi korban bencana, umumnya dimulai pada hari
ke-2 setelah kejadian bencana. Bagi korban bencana yang memerlukan pertolongan pelayanan kesehatan
jiwa dapat dilayani di pos kesehatan untuk kasus kejiwaan ringan. Sedangkan untuk kasus berat harus
dirujuk ke Rumah Sakit terdekat yang melayani kesehatan jiwa.

✖ Pelayanan promosi kesehatan


Kegiatan promosi kesehatan bagi para pengungsi diarahkan untuk membiasakan perilaku hidup
bersih dan sehat. Kegiatan ini mencakup:
1. Kebersihan diri
2. Pengolahan makanan
3. Pengolahan air minum bersih dan aman
4. Perawatan kesehatan ibu hamil (pemeriksaan rutin, imunisasi)

Kegiatan promosi kesehatan dilakukan melekat pada kegiatan kesehatan lainnya.


6

Pengertian dan batasan yang digunakan dalam pedoman ini adalah pengertian
dan batasan sebagaimana yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 24
Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana dan Peraturan Pemerintah
Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana, dan
penjelasannya :

Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik


atau masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah pasca bencana
dengan sasaran utama untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua
aspek pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah pascabencana.
7
✖ Rehabilitasi dilakukan melalui a. rekonsiliasi dan resolusi
kegiatan konflik
a. perbaikan lingkungan daerah b. pemulihan sosial ekonomi
bencana budaya
b. perbaikan prasarana dan c. pemulihan keamanan dan
sarana umum ketertiban
c. pemberian bantuan perbaikan d. pemulihan fungsi
rumah masyarakat pemerintahan
d. pemulihan sosial psikologis e. pemulihan fungsi pelayanan
e. pelayanan kesehatan publik.
memperhatikan pengaturan mengenai
8
standar konstruksi bangunan, kondisi
sosial, adat istiadat, budaya dan
ekonomi

Perbaikan lingkungan daerah bencana merupakan


kegiatan fisik perbaikan lingkungan untuk memenuhi
persyaratan teknis, sosial, ekonomi, dan budaya serta
ekosistem suatu kawasan. Kegiatan perbaikan fisik
lingkungan sebagaimana dimaksud mencakup
lingkungan kawasan permukiman, kawasan industri,
kawasan usaha, dan kawasan bangunan gedung.
✖ Perbaikan prasarana dan sarana umum merupakan kegiatan perbaikan prasarana 9

dan sarana umum untuk memenuhi kebutuhan transportasi, kelancaran kegiatan


ekonomi, dan kehidupan sosial budaya masyarakat. Kegiatan perbaikan prasarana dan
sarana umum mencakup
a. perbaikan infrastuktur
b. fasilitas sosial dan fasilitas umum.

✖ Kegiatan perbaikan prasarana dan sarana umum memenuhi ketentuan mengenai:


a. persyaratan keselamatan
b. persyaratan sistem sanitasi
c. persyaratan penggunaan bahan bangunan
d. persyaratan standar teknis konstruksi jalan, jembatan, bangunan gedung dan bangunan
air.
10
✖ Pemulihan sosial psikologis ditujukan untuk membantu masyarakat
yang terkena dampak bencana, memulihkan kembali kehidupan sosial
dan kondisi psikologis pada keadaan normal seperti kondisi sebelum
bencana. Kegiatan membantu masyarakat terkena dampak bencana
sebagaimana dimaksud dilakukan melalui upaya pelayanan sosial
psikologis berupa:
a. bantuan konseling dan konsultasi
b. Pendampingan
c. Pelatihan
d. kegiatan psikososial
11
✖ Pelayanan kesehatan ditujukan untuk membantu masyarakat yang
terkena dampak bencana dalam rangka memulihkan kondisi kesehatan
masyarakat melalui pemulihan sistem pelayanan kesehatan masyarakat.
Kegiatan pemulihan kondisi kesehatan masyarakat terkena dampak
bencana sebagaimana dimaksud dilakukan melalui:
a. membantu perawatan lanjut korban bencana yang sakit dan mengalami
luka
b. menyediakan obat-obatan
c. menyediakan peralatan kesehatan
d. menyediakan tenaga medis dan paramedis
e. memfungsikan kembali sistem pelayanan kesehatan termasuk sistem
rujukan.
12

Pemulihan pelayanan kesehatan pasca


bencana
13

CAKUPAN
a. Yang dimaksud dengan b. Pemulihan sistem pelayanan
pemulihan pelayanan kesehatan kesehatan adalah semua usaha yang
adalah aktivitas memulihkan dilakukan untuk memulihkan
kembali segala bentuk pelayanan kembali fungsi sistem pelayanan
kesehatan sehingga minimal kesehatan yang meliputi:
tercapai kondisi seperti sebelum 1. SDM Kesehatan
terjadi bencana.
2. sarana/prasarana kesehatan
3. kepercayaan masyarakat.
14
Indikator Capaian
Tabel Indikator Capaian Pelayanan Kesehatan

Komponen Indikator Capaian


SDM Kesehatan 1. Berfungsinya kembali instansi kesehatan pemerintah dalam hal
ini dinas kesehatan setempat yang dilaksanakan oleh staf lokal
seperti saat sebelum bencana.
2. Berfungsinya kembali pelayanan kesehatan baik pemerintah
maupun swasta yang dilakukan oleh staf kesehatan lokal.
3. Penggantian tenaga medis meninggal dunia karena bencana
oleh staf setempat, baik lewat pengangkatan baru maupun
promosi atau mutasi di fasilitas kesehatan pemerintah maupun
swasta.
Sarana/Prasarana 1. Pulihnya fungsi koordinatif yang dilakukan oleh dinas kesehatan setempat
Kesehatan yang melibatkan semua unsur kesehatan.
2. Tercapainya jumlah minimal alat pelayanan medis dan obat-obatan untuk
memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan di wilayah tersebut dan terjamin
keberlanjutannya.
3. Terjaminnya keberlanjutan pelayanan kesehatan dengan adanya kepastian
pendanaan.
4. Membangun kembali RS, puskesmas, dan sarana pelayanan kesehatan
publik yang rusak atau hancur di daerah bencana.

Masyarakat 1.Terbentuknya kepercayaan masyarakat untuk kembali menggunakan fasilitas


pelayanan kesehatan publik setempat.
2.Tertanganinya korban-korban bencana baik yang luka maupun cacat hingga
dapat melakukan aktivitas seperti sediakala.
3. Adanya pemulihan bagi korban-korban yang mengalami cacat tubuh
menetap sehingga tidak dapat melakukan aktivitasnya seperti sediakala.
16

Prosedur/Pers
yaratan
Teknis
a. Setiap kegiatan pemulihan pelayanan kesehatan harus
dilakukan setelah dilakukan analisis dampak bencana
terhadap pelayanan kesehatan.
b. Penyusunan rencana pemulihan sistem pelayanan kesehatan
dilakukan oleh BPBD dan atau BNPB dan dibantu oleh
lembaga/dinas/instansi yang relevan baik swasta maupun
milik pemerintah.
c. Skenario, mekanisme dan pelaksanaan pemulihan sistem
pelayanan kesehatan harus mempertimbangkan dan atau
mengikuti adat budaya orang atau kelompok masyarakat di
daerah bencana serta ketentuan-ketentuan lain yang relevan
dan telah ditetapkan oleh dinas/instansi yang mempunyai
kewenangan untuk itu.
Pelaksanaan dan Organisasi

a. Program pemulihan pelayanan kesehatan dilakukan atas setiap unsur


kesehatan yang terkena dampak bencana.
b. Pelaksanaan program pemulihan dilaksanakan oleh BPBD dan/atau BNPB
serta Pemerintah dengan memfungsikan semua instansi terkait dan
sumber daya daerah yang dapat dikerahkan untuk menjamin jalannya
program dan dapat melibatkan lembaga nonpemerintah maupun asing
yang mempunyai tujuan yang sama.
c. Dalam hal program pemulihan yang dilakukan di wilayah yang meliputi
lebih dari satu daerah Kabupaten/Kota, koordinasi dilakukan oleh BPBD
Provinsi dan atau BNPB serta Pemerintah Provinsi
d. Dalam hal program pemulihan yang dilakukan di wilayah yang meliputi
lebih dari satu daerah provinsi, koordinasi dilakukan BNPB.
19

Thank you !

Anda mungkin juga menyukai