Anda di halaman 1dari 46

LISTRIK DINAMIS

Listrik mengalir

Reny Afifah
Menentukan arus listrik dan arus elektron.

Arah arus listrik Arah elektron

Arus lisrik adalah aliran muatan positif dari potensial


tinggi ke potensial rendah
Arus elektron adalah aliran elektron dari potensial
rendah ke potensial tinggi
Menentukan syarat arus listrik dapat mengalir pada suatu rangkaian
Rangkaian Terbuka Rangkaian Tertutup

• Lampu mati • Lampu menyala


• Arus listrik tidak mengalir • Arus listrik mengalir

Arus listrik dapat mengalir jika dalam rangkaian tertutup


Arus listrik identik dengan arus air

hA
hB

hA > hB
hA = hB
EPA > EPB
EPA = EPB
Potensial A = Potensial B

Arus air dapat mengalir jika ada perbedaan energi potensial


Benda A Potensial tinggi Benda B Potensial rendah
Arus listrik

Konduktor

Arus elektron

Arus listrik dapat mengalir jika ada beda potensial


Kuat Arus Listrik

Kuat arus listrik adalah banyaknya muatan


yang mengalir pada penghantar tiap detik.

Q I = Kuat arus listrik ( Ampere )


I Q = muatan ( Coulomb )
t t = waktu ( secon )
Contoh
• Sebuah akumulator pada kutub-kutubnya dihubungkan
pada terminal lampu jika kuat arus yang mengalir pada
lampu 0,5 A dan lampu dinyalakan selama 2 menit
berapakah muatan listrik yang telah melewati lampu ?
Diketahui
I = ……………… A
t = ……………… s
Jawab
Q = ………… x …………….

= ………….x …………….
= …………………………. C
Pengukuran Kuat arus listrik

Amperemeter adalah alat yang digunakan untuk


mengukur kuat arus listrik
Pemasangan Amperemeter dalam rangkaian
listrik disusun secara seri
Cara membaca Amperemeter
skala maksimum
skala yang ditunjuk
jarum
skala batas ukur

Nilai yang ditunjuk jarum


Nilai yang terukur = x Batas ukur
Nilai maksimum
34
X1 = 0,34 A
100
Beda Potensial
Energi yang diperlukan untuk memindah muatan listrik tiap satuan muatan

V = Beda Potensial ( Volt )


W
V W = Energi ( Joule )
Q Q = Muatan ( Coulomb )

1 Volt = 1J/C

Satu volt adalah untuk memindah muatan listrik sebesar 1 Coulumb


memerlukan energi sebesar 1 Joule.
Contoh
• Sebuah baterai memiliki beda potensial sebesar 1,5 volt
jika baterai digunakan untuk menyalakan lampu maka
sejumlah 50 coulomb muatan listrik yang melewati
lampu. Berapakah besar energi yang dikeluarkan baterai
Diketahui
V = ………………… Jawab
Q = …………………. W = ………….. X ……………..
Ditanya = ………….. X ……………..
W=? = ………………… J
Pengukuran Beda Potensial
• Voltmeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur
beda potensial listrik ( tegangan )
• Pemasangan voltmeter dalam rangkaian listrik disusun
secara parallel seperti gambar.
Cara Membaca Voltmeter
Skala yang ditunjuk jarum
Skala maksimum
Batas ukur

Nilai yang terukur = ….


HUKUM OHM
Jml V I
0,40
0,20
0,54 1,2
2,6
4,0
Batrai
1
2
3

V ~ 
Dari tabel data dapat kita ketahui jika beda potensial diperbesar maka kuat
arus listriknya juga turut membesar.
Hubungan yang didapatkan antara beda potensial dengan kuat adalah

Beda potensial sebanding dengan kuat arus listrik


Grafik Hubungan Beda potensail (V)
terhadap kuat arus listrik ( I )
V(volt) V ~ 
5,0
V = R
4,0
V = Beda potensial ( volt )
3,0  = Kuat arus listrik ( A )

2,0 R = Hambatan ( Ω )

1,0 V
R =
I( A) I
0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6
Grafik Hubungan Hambatan (R)
terhadap kuat arus listrik ( I )
Data
R(Ω) R 10 20 30 40

50 I 1,0 0,5 0,3 0,25

40 Jika V dibuat tetap = 10 V


V 10 I1 = 1,0 A
I1 = I1 =
30 R 10
V 10 I2 = 0,5 A
I2 = I2 =
20 R 20
V 10 I3 = 0,3 A
I3 = I3 =
R 30
10
V 10 I4 = 0,25 A
I4 = I4 =
R 40
I( A)
0,25 0,50 0,75 1,0 1,5
Tujuan : Menyelidiki faktor yang mempengaruhi
besar hambatan kawat
1
B
A

Variabel manipulasi : panjang kawat


Variabel respon : hambatan kawat
Variabel kontrol : jenis kawat, luas penampang kawat

IA > IB Semakin panjang kawat maka hambatan kawat semakin besar


RA < R B Hambatan kawat sebanding dengan panjang kawat.

lA < lB R~ℓ
2

A B
IA < IB
Variabel manipulasi : jenis kawat
Variabel respon : Hambatan R A > RB
Variabel kontrol : panjang, luas penampang kawat
A > B
Semakin besar hambatan jenis kawat maka hambatan kawat semakin besar
Hambatan kawat sebanding dengan hambatan jenis kawat.

R ~
3

A B
IA < IB
Variabel manipulasi : luas penampang kawat
Variabel respon : hambatan kawat R A > RB
Variabel kontrol : jenis kawat, panjang kawat AA < AB
Semakin besar luas penampang kawat maka hambatan kawat semakin kecil
Hambatan kawat berbanding terbalik dengan luas penampang kawat.

R~1
A
Faktor yang mempengaruhi besar hambatan
pada kawat adalah :

1. Panjang kawat ( l )
2. Luas penampang kawat ( A )
3. Hambatan jenis kawat ( 

R = Hambatan (Ω )
 l = Panjang kawat ( m )
R ρ Luas penampang kawat ( m2 )

A  = Hambatan jenis kawat ( Ω m )


Konduktor dan Isolator

Kayu isolator

Plastik isolator

kayu
Alluminium konduktor
plastik
alluminium
Besi konduktor
besi
tembaga Tembaga konduktor
Hukum I Kirchhoff
Rangkaian seri

L1 L2

Pada rangkaian tidak bercabang ( seri ) kuat arus listrik


dimana-mana sama
Rangkaian Paralel

L2

L1

Pada rangkaian bercabang (Paralel)


Jumlah kuat arus listrik yang masuk pada
titik cabang sama dengan jumlah kuat arus Σ Imasuk = Σ Ikeluar
yang keluar dari titik cabang
Contoh
1. Perhatikan rangkaian di bawah 3. Perhatikan rangkaian di bawah
dan tentukan nilai I1, I2, I3 ? dan tentukan nilai I1 sampai I7 ?
10A
Q I2 S
40 A P I1 I3
25A I7

2. Tentukanlah kuat arus I1 sampai dengan I6 ?


I5 I6
12 A I1 I3
50 mA I1 I2 I3
I4 I2 I4
30mA I I6
5 23mA
Jika I1 = I2
15 mA
I3 : I4 = 1 : 2
dan I5 = 2 I6
Susunan seri pada Hambatan
R1 R2 R3
a b c d

Vab Vbc Vcd


a Rs d

Vad
Vad = Vab + Vbc + Vcd

I Rs = I R1 + I R2 + I R3

Rs = R1 + R2 + R3
Susunan Paralel pada Hambatan
I1 R1 I= I1 + I2 + I3
Vab Vab Vab Vab
I a I2 R2 b = + +
RP R1 R2 R3
I3 R3 1 1 1 1
= + +
I RP R1 R2 R3
Rp b
a

Vab
Contoh
• Tentukan hambatan pengganti pada rangkaian di bawah
1
Rs = R1+R2+R3+R4+R5+R6+R7
2Ω 4Ω 3Ω
2Ω Rs =2+4+3+2+4+5+3
3Ω 5Ω 4Ω
Rs =23 Ω

1 1 1
= + Rs = R1+RP+R2
RP R1 R2
1 = 1 + 1 Rs = 4+2+3
2 6Ω RP 6 3 Rs = 9 Ω
3Ω 1 1 2
4Ω 3Ω = +
RP 6 6
1 3
=
RP 6
4Ω RP: 2 Ω 3Ω RP = 2 Ω
3
2Ω 2Ω 4Ω 2Ω 2Ω

2Ω 2Ω

4
2Ω 2Ω 2Ω 4Ω

24Ω 8Ω 6Ω 4Ω

2Ω 2Ω 2Ω 4Ω
5 2Ω 2Ω

24Ω 12Ω 8Ω

2Ω 2Ω
Perhatikan gambar di bawah a V c
I1 R1
I R Vab = I R3
18 volt Vab = 3 x 4
a 4Ω
b
6Ω
c I
I R3 3Ω 6Ω Vab = 12 V
I2 R2 I 3A
Vbc = I1 R1
b
1 1 Vbc = 1 x 6
V = 18 volt I 1 : I2 = : Vbc = 6 V
Tentukan R1 R2
atau
a.Kuat arus total 1 1 Vbc = I2 R2
I 1 : I2 = :
b.Kuat arus I1 dan I2 6 3 x6 Vbc = 2 x 3
c.Tegangan ab dan tegangan bc I1 : I2 = 1 : 2 Vbc = 6 V
1 1 1
= + Rs = R3 + Rp 1 x I 2 xI
RP R1 R2 I1 = I2 =
Rs = 4 + 2 3 3
1 1 1
RP = 6 + 3 Rs = 6Ω 1 x 2 x
I1 = 3 I2 = 3
1 3 3 3
= RP = 2 Ω I1 = 1 A I2 = 2 A
RP 6
Latihan 2
2Ω a 2Ω 2Ω d 2Ω e
b 4Ω c

1 Tentukan
a. Hambatan pengganti 2Ω f 2Ω

b. Kuat arus total
c. Kuat arus I1 dan I2 V = 12 V
d. Tegangan Vab
a
2Ω I2 3Ω Tentukan
I I1
a. Hambatan pengganti
4Ω 4Ω b. Kuat arus tiap hambatan
12 V
c. Tegangan tiap hambatan
1Ω 5Ω
b
GAYA GERAK LISTRIK (E)
• Gaya gerak listrik adalah beda potensial antara ujung-
ujung sumber tegangan pada saat tidak mengalirkan
arus listrik atau dalam rangkaian terbuka.
Pengukura ggl

V
TEGANGAN JEPIT (V)
• Tegangan jepit adalah beda potensial antara ujung –
ujung sumber tegangan saat mengalirkan arus listrik
atau dalam rangkaian tertutup .

Pengukura Tegangan Jepit

V
Susunan Seri GGL Susunan Paralel GGL
E
r
E
E E E
r
r r r E
r
Etotal = n E
rtotal = n r
Etotal = E
E = ggl ( volt)
r
r = hambatan dalam ( Ω ) rtotal =
n
n = jumlah baterai
Hukum Ohm dalam rangkaian tertutup
Untuk sebuah ggl
p R q
Hubungan ggl dengan tegangan jepit
I

E = Vpq + I r
E,r
Kuat arus yang mengalir dalam rangkaian

E
I I = Kuat arus ( A )
Rr E = ggl ( volt )
R = hambatan luar ( Ω )
Tegangan jepit r = hambatan dalam ( Ω )
Vpq = tegangan jepit ( volt )
Vpq = I R
LATIHAN
Tiga buah elemen yang I1 6 Ω
dirangkai seri masing – a 3Ω
b c
masing memiliki GGL 4 V I
I2
dan hambatan dalam 0,2 Ω, 4Ω
dirangkai dengan hambatan E E E
luar seperti gambar r r r
Tentukan :
V=4V
a. Hambatan luar
r = 0,2 Ω
b. Kuat arus total ( I )
c. Kuat arus I1 dan I2
d. Tegangan Vab, Vbc
e. Tegangan jepit
Sehingga RAB menjadi :

Hitung Rangkaian
pengganti AB R1=2Ω R2=8Ω
Rs1
A B
Rs2
R1=2Ω R2=8Ω R3=3Ω R4=12Ω

A R5=24Ω B Rs1= R1 + R2 Rs2= R3 + R4


Rs1= 2 + 8 Rs2= 3 + 12
R3=3Ω R4=12Ω Rs1= 10 Ω Rs2= 15 Ω
1 1 1 1 5
Syarat Jembatan dalam keadaan seimbang : = + =
RAB Rs1 Rs2 RAB 30
R1.R4 = R2.R3 1 1 1
= + RAB = 6Ω
Jika Syarat itu terpenuhi, maka R5 diabaikan RAB 10 15
Sehingga RAB diubah menjadi :

Hitung Rangkaian R1=2Ω Rb


R2=8Ω
pengganti AB
A Ra R5=4Ω B
Rc

R1=2Ω R3=4Ω R4=12Ω


R2=8Ω

A R5=4Ω B R1.R3
Ra =
R1+R3+R5
R3=4Ω R4=12Ω R1.R5
Rb =
R1+R3+R5
Syarat Jembatan seimbang tidak terpenuhi :
R3.R5
Rc =
R1.R4 = R2.R3 R1+R3+R5

Jika Syarat tidak terpenuhi, maka R5 tidak


dapat diabaikan
(2)(4) Rs1= Rb + R2 Rs2= Rc + R4
Ra =
2+4+4
= 0.8
Rs1= 0.8 + 10 Rs2= 1.6 + 6
(2)(4) Rs1= 10.8 Ω Rs2= 7.6 Ω
Rb = = 0.8
2+4+4
1 1 1 1 18.4
(4)(4)
= + =
Rc = = 1.6 Rp Rs1 Rs2
2+4+4 Rp 82.08
1 1 1 Rp = 4,46Ω
= +
Rp 10.8 7.6
Rb R2=8Ω
Rs1
A B Maka : RAB= Ra + Rp
Ra Rs2
Rc
RAB= 0.8 Ω + 4.46Ω
R4=12Ω
RAB= 5.26 Ω
Hukum II Kirchoff:
Jumlah GGL dan Tegangan Jepit Dalam suatu Rangkaian Tertutup
sama dengan Nol

Tentukan besar arus yang melewati tiap-tiap cabang


penghantar!

R1 =2Ω R4 =2Ω
E3 =3V
R3 =2Ω

E1 =3V
E2 =6V

R2 =2Ω R5 =2Ω
Loop I i1 Loop II
i2 i3
R1 =2Ω R4 =2Ω
E3 =3V
R3 =2Ω R3 =2Ω
i2 I2 = I1 + I3 I3 = I2 - I1
E1 =3V 2 I2 + 4 I3 = 3
E2 =6V E2 =6V
2 I2 + 4 (I2 - I1) = 3
-4 I1 + 6 I2 = 3 (3)
R5 =2Ω
R2 =2Ω
SUBTITUSI (1) DAN (3)
E1 – E2 + I1(R1+R2) + I2R3 = 0 I1 = 3/8 A
4 I1 + 2 I2 = 3
3 – 6 + I1(2+2) + I2(2) = 0 -4 I1 + 6 I2 = 3 +
(1)
I3 = I2 - I1
4 I1 + 2 I2 = 3 8 I2 = 6
I3 = I2 - I1
E3 – E2 + I3(R4+R5) + I2R3 = 0 I2 = ¾ A I3 = (¾)- (3/8)
3 – 6 + I3(2+2) + I2(2) = 0
2 I2 + 4 I3 = 3 (2) 4 I1 + 2 (¾) = 3 I3 = 3 / 8 A
7.4 Energi dan Daya Listrik
a. Energi Listrik
2
V
W  VIt  I 2 Rt  t
R

b. Daya Listrik
2
W V
P  VI  I 2 R 
t R
Contoh :
1. Pada sebuah lampu pijar tertera 100 W, 220 V. Tentukan
hambatan lampu tsb !
2. Lampu pijar dari 60 W, 220 V, dipasang pada tegangan
110 V, tentukan daya yg dapakai lampu tsb !
Contoh soal dan Pembahasan

Anda mungkin juga menyukai