Anda di halaman 1dari 70

SISTEM TELEMEDICINE

DR.DRS.DADANG KUSNADI.,MARS
DOSEN PASCA PRODI MM-RS ARS UNIVERSITY
PETUGAS KESEHATAN
PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI

Pra RS – intra dan inter RS /fasyankes – Pasca RS


TELEMEDICINE SISRUTE
(SISTEM
RUJUKAN TERINTEGRASI) PENDAFTARAN
PENGEMBANGAN
Pasien PASIEN ONLINE SISTEM RUJUKAN
UMPAN BALIK TERINTEGRASI
Puskesmas INFO BED BERBASIS IT
DIAMPU Dr. SPESIALIS RAWAT INAP

 SISRUTE  memudahkan sistem rujukan antar Fasyankes


 SISRUTE  Memberikan kepastian pelayanan kesehatan dalam
mendapatkan RS yang sesuai kompetensi penatalaksanaan PIE
FASYANKES  PASIEN  SISRUTE  basis keselamatan pasien
ANTAR FASYANKES  SISRUTE  Rujukan Horizontal/vertikal
Inovasi Pelayanan Kesehatan
TRANSFORMASI DIGITAL DI RUMAH SAKIT
 Kementerian kesehatan senantiasa mendukung upaya digitalisasi rumah sakit, dimana
ditunjukkan dalam berbagai inovasi yang sudah ada antara lain konsep smart e-
health seperti TELEMEDICINE dan SIMRS (Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit), SISRUTE
(Sistem Informasi Rujukan Terintegrasi), aplikasi SehatPedia, sistem JKN (Jaminan Kesehatan
Nasional), dan e-medical record. Tentunya digitalisasi ini tidak lepas dari perlunya regulasi yang
jelas dan mendukung pertumbuhan sistem dengan satu tujuan yaitu peningkatan kualitas
layanan kesehatan masyarakat Indonesia.
 Tren dan Manfaat Sistem Transformasi Digital menuju Era Kesehatan 4.0
1. Meningkatnya permintaan terhadap pelayanan kesehatan yang sesuai kebutuhan.
2. Pentingnya pemanfaatan big data dalam pelayanan Kesehatan.
3. Mengobati pasien dengan teknologi VR (virtual reality).
4. Alat kesehatan yang wearable (dapat dipakai manusia).
5. Pelayanan berbasis analisis prediktif.
6. Perkembangan Artificial Intelligence.
7. Blockchain dan rekam medis elektronik
PENGERTIAN

 Telemedicine adalah aplikasi dari pengobatan klinis yang


pengembangannya memanfaatkan telepon, internet, dan jaringan
komunikasi lain untuk mentransfer informasi medis. Dengan transfer
ini informasi media tersebut dapat digunakan untuk konsultasi
kesehatan, dan kadang-kadang dapat digunakan untuk prosedur medis
di tempat terpencil.
 Teknologi telemedicine terdiri dari teknologi perangkat keras dan
perangkat lunak. Penerapannya kembali ke manajemen sarana
kesehatan dan kembali ke visi misi organisasi
Fungsi Telemedicine

 Telemedicine secara real time (synchronous telemedicine) bisa berbentuk


sederhana seperti penggunaan telepon, atau yang kompleks seperti
penggunaan robot bedah. Synchronous telemedicine memerlukan kehadiran
dua pihak di waktu yang sama.
 Untuk itu diperlukan media penghubung yang dapat menawarkan
interaksi real time sehingga salah satu pihak bisa melakukan penanganan
kesehatan. Contohnya penggunaan teknologi tele-otoscope yang memberikan
fasilitas untuk sorang dokter yang melihat ke dalam pendengaran pasien dari
jarak jauh. Contoh lainnya yaitu tele-stethoskopyang membuat seorang
dokter mendengarkan detak jantung pasien dari jarak jauh.
Fungsi Telemedicine

 Telemedicine dalam store-and-forward (asynchronous


telemedicine) mencakup pengumpulan data medis dan pengiriman
data ini ke seorang dokter pada waktu yang tepat untuk evaluasi
offline.
 Jenis ini tidak memerlukan kehadiran kedua belah pihak dalam waktu
yang sama. Dermatologi, radiologi, dan patologi adalah spesialis yang
biasanya menggunakan teknologi ini. Rekam medis dalam struktur
yang tepat dalah komponen utama dalam transfer ini.
E-HEALTH STATION
MANFAAT TELEMEDICINE

 Telemedicine paling bermanfaat untuk masyarakat yang tinggal di daerah


terpencil ataupun daerah yang jauh. Saat ini telemedicine diterapkan secara
virtual untuk semua bidang medis. Spesialis yang menggunakan telemedicine
sering menggunakan prefix tele. Contohnya telemedicine yang diterapkan
oleh radiologist disebut teleradiology, telemedicine yang diterapkan
oleh cardiologist disebut telecardiology.
 Telemedicine sangat bermanfaat sebagai alat komunikasi antara praktisi
umum dan spesialis yang berada di lokasi yang jauh. Pemantauan pasien di
rumah, dengan menggunakan perangkat-perangkat yang dikenal umum seperti
tekanan darah dan mengirimkan informasi tersebut ke caregiver (orang yang
bertanggung jawab atas kesehatan pasien, yaitu keluarga pasien) di tempat
yang jauh. Solusi pemantauan jarak jauh difokuskan pada penyakit kronis
dengan morbiditas tinggi.
PENGEMBANGAN TELEMEDICINE
Robotic Penanganan Pasien Covid-19
ROBOTIC DI RSU PERTAMINA
CEMPAKA PUTIH
 ROBOT INI PERANNYA MEMBAWA
OBAT RUTIN SESUAI JADWAL
PEMBERIAN KEPADA PASIEN COVID-
19.
 MEMBAWA MAKANAN RUTIN YANG
DIBERIKAN KEPADA PASIEN.
Konsultasi
Medis

 Teknologi informasi bidang kesehatan berupa pelayanan telemedicine


berbasis video-conference dan teleradiologi memberikan manfaat dalam
peningkatan ketepatan dan kecepatan diagnosis medis serta konsultasi medis
di rumah sakit yang belum memiliki tenaga dokter spesialis tertentu;
TANTANGAN MEMBANGUN BUDAYA BARU DI FASYANKES

Standar PPI Jaga jarak  PD, SD ………………


Wajib masker
Standar baru ?
Budaya PPI
• Cuci tangan 5 momen Cuci tangan Budaya baru ?
• Sistem layanan
• Air mengalir, sabun cair
• APD semua level pelayanan • Sarana-prasarana
dan tisu • Tata kelola organisasi • Menejemen dan Kompetensi
• Sanitizer
• Tata kelola klinis SDM
• APD pada tindakan tertentu
• Pembiayaan • Pemanfaatan IT
dan pelayanan tertentu  • Risiko tertular dan menularkan • Pembiayaan
Batuk, PIE
• Monev
• Etika batuk
• Perilaku nakes, pasien,
• PHBS
pengunjung….
• Kebersihan fasilitas
• Germas
COVID-19
NORMAL PANDEMI TRANSISI NEW NORMAL ?
PROTOKOL RS DALAM PELAKSANAAN NEW NORMAL
MANAJEMEN MANAJEMEN SARANA - MANAJEMEN
PELAYANAN SDM PRASARANA KEUANGAN
• PEMBAGIAN TUGAS SDM 
sesuai kompetensi, schedule • PERUBAHAN MASTERPLAN • Perubahan RBA
• Sistem Pelayanan tugas Pembatasan Jam
a. Continuum of Care pelayanan, pendidikan dan
BERDASARKAN ZONASI DAN TITIK (Bussiness Plan)
KRITIS
Menjamin kesinambungan penelitian
- Zona merah  • Perubahan Sistem
dari akses masuk sampai • JUMLAH SDM  ABK (Analisis
dilengkapi Tekanan pembiayaan
AHAN

pemindahan pasien Beban Kerja), sesuai jenis SDM


LASI

terimplementasi • PENINGKATAN KOMPETENSI SDM Negative (IGD, ICU,


optimal Access to care Melalui : Klinik, OK, RAWAT INAP pasien  Unit
KAMAR JENAZAH )
cost dan
U
B

b. Pembagian zoning (merah, - PELATIHAN MANAJEMEN


G

- Zona kuning  Ventilasi


U

kuning, hijau) dengan titik-titik PIE  Capacity Building :


penentuan tarif
E
R

kritis pembagian perawatan PIE Pembentukan TIM baik, Hefa filter (AREA
R
E

CSSD DAN LAUNDRY, Gizi,


dan non PIE, berperan  Manajemen • Perubahan Sistem
P

menentukan pemakaian level Perubahan Budaya/ Farmasi, Pemeriksaan


APD Perilaku  petugas, Penunjang) Remunerasi 
- Area Pelayanan Pasien
c. Triase primer dan sekunder pasien dan atau keluarga
non PIE, Area Pendidiksn dan ABK
ASPEK

memisahkan PIE dan non PIE pasien dengan cuci tangan,


• Manajemen Mutu : Riset • Pembiayaan
- PPI pemakaian Masker, APD - Zona hijau  ventilasi
- Kesematan Pasien sesuai level dan sesuai baik (area Manajemen ) Manajemen Risiko
• Letak Area pelayanan PIE terpisah
- Pembiayaan
LEGAL

- Patient centeredness zonasi


- Indikator mutu  Acces to care  dengan Non PIE
- Manajemen Risiko Patient Centeredness
• TT Rawat inap 60% untuk PIE, 40% risiko SDM
non PIE
• Sistim Pendidikan dan Penelitian
• Sistem Inovasi Yankes dan
 Patient Safety
 PPI • Sarana Cuci tangan terinfeksi
Penguatan Rujukan : - FELLOW  UPDATE PENYAKIT • Ruang Tunggu pasien/keluarga - Pembiayaan
Telemedicine, SISRUTE, Sistim metode Social Distancing
Pengampuan PIE
• Pemisahan Koridor RS (Pengunjung, komplain
• Penguatan Pelayanan Penunjang  Pedoman/PPK

Pasien PIE, Non PIE)
Penguatan Alat Kesehatan
pelanggan
• Sistim monitoring evaluasi dan (penatalaksanaan PIE)
pelaporan  Pengembangan terapi PIE Penunjang
 Penguatan Pemeriksaan
ZONASI Kelompok
rentan
PELAYANAN
FASYANKES

PENDIDIKAN
PENGUATAN DAN PENELITIAN
PRA HOSPITAL
EDUKASI-PE-SKRINING PENYIAPAN SDM

TITIK KRITIS
.

Sistem Monev
dan PENYIAPAN
pelaporan SARANA-PRASARANA

PENYELIDIKAN PERUBAHAN
EPIDEMIOLOGI/SURVEILENS PENGUATAN
SATUAN BIAYA PELAYANAN
PENUNJANG
MANAGEMENT POLICY
Medical services system with :
‘CONTINUUM OF CARE’ APPROACH

CONTINUUM OF CARE ?
Pasien mendapat perlakuan pelayanan dari mulai akses,
entri, pengkajian,
kesinambungan pelayanan, pulang-rujuk dan
tindak lanjut, /sampai dengan pemindahan
pasien ke RS lain.
HOSPITAL MANAGEMENT SYSTEM
CONTINUUM OF CARE
( 8 Tahap Pelayanan Berkesinambungan )

1.Access
8.Community
2.Entry
3.Assessment 7.Separation
4.Care planning 6.Evaluation
5.Implementation
of Care
TATA
MANAJEMEN RISIKO
KELOLA

MUTU LAYANAN
DASAR : HAK PASIEN
ZONASI
ACCESS – ENTRY
IGD KLINIK
ASSESMENT
BARU
TRIASE APD LEVEL 2 RAWAT
PRIMER INAP/TINDAKAN/OK
PASIEN SKRINING TRIASE
AREA NON PIE SEKUNDER CARE PLANNING
MASUK AREA PIE /COVID TRIASE
19 SEKUNDER IMPLEMENTATION OF
CARE
RAWAT INAP ISOLASI TEK
RUJUKAN APD LEVEL 3 NEGATIF/TINDAKAN/OK
CUCI TANGAN PAKAI MASKER

IGD KLINIK
COVID/NON COVID
JAGA JARAK
LAYANAN PRIMER
EVALUASION – SEPARATION - COMMUNITY
EDUKASI

SEMBUH DARI
COVID19
PAKAI MASKER
PELAPORAN CUCI TANGAN
PENYELIDIKAN- - PAKAI SABUN
EPIDEMIOLOGI - HAND SANITIZER
JAGA JARAK 1-2M
/SURVEILENS
JAGA KESEHATAN ->
PENELITIAN - MAKANAN BERGIZI
- MAKAN VITAMIN
MENINGGAL - OLAH RAGA
- CUKUP ISTIRAHAT
PEMULASARAN
JENAZAH COVID19
MANAJEMEN SDM

- Pemenuhan
KUALITAS kompetensi
SDM - Pemenuhan
jumlah dan
jenis sesuai
Analisis Beban
KUANTITAS Kerja REGULASI/
SDM - Tim Multidisiplin
- Jadwal kerja dan KEBIJAKAN
pembatasan praktik
- Pendidikan,
penelitian
- Pelatihan – fellowship
- Capacity Building
PEMBAGIAN - Perubahan budaya
perilaku
TUGAS - manajemen PIE
PENYIAPAN SARANA- PRASARANA
PERUBAHAN MASTERPLAN ??
RUANG SARANA CUCI
ISOLASI TANGAN,
TEK AREA
NEGATIVE/ DEKONTAMINASI, PENGUATAN
NON NEGATIVE KAMAR MANDI RUANGAN DAN
ALAT KESEHATAN
Bayi, anak,
PEMBAGIAN PENUNJANG
dewasa DIAGNOSTIK PIE
KORIDOR
ANTAR GEDUNG
AREA PUBLIK-
AMAN, NYAMAN,
SAFETY,
ZONASI VENTILASI BAIK
PELAYANAN
MERAH, KUNING ,
HIJAU
AREA PIE/NON CSSD.
PIE TRANS
IT
IGD, KLINIK, JENAZ
SISTEM AH,
RAWAT INAP, ICU, LIMBA
H
KAMAR OPERASI
KERANGKA KONSEP PEMENUHAN SPA ERA NEW NORMAL
Evaluasi : Kajian Pola Penyakit/
mengapa masih terjadi Kasus PIE, kelayakan
penularan ke petugas, Fasyankes dalam
sedangkan sudah memiliki PENATAAN a na
n
n ga
n
menangani kasus, kajian y ku ana
standar PPI rumah sakit? KEMBALI ela Li n g ar
kapasitas pelayanan
am
P
a n P ras
r d n&
REVIU : Pr
og h an un a
i si La B ang
nd ting
a. Alur Proses Kegiatan Pelayanan Ko ks is
STUDI is iE
b. Zoning, Fungsi Ruang dan Tata ruang / Lay-out nd
KELAYAKAN Ko E
ktur & M
ISU PIE

u r, S t r u
c. Bentuk, Karakteristik & Komposisi Bangunan Arsitekt
D e s a in
d. Jenis Konstruksi Bangunan dan Prasarana
& Perencanaan Alkes
e. Program, Persyaratan & Hubungan antar Ruangan
f. Utilitas dan Fasilitas Penunjang Perencana
MASTERPLAN an logistik
A PD
PENGEMBANGAN g. Ketersediaan dan Kualitas Alkes dan APD
Waktu
/ Tahap
Kem a n Kap
am asitas
pua Pelay
FASYANKES n Te
kno
anan

Pe
logi

me
Bia
Pemenuhan Program

lih
y a/

a ra
Layanan, SDM, SPA,

an
Ang

SP
dan Pembiayaan serta

A
ara
PENTAHAPANNYA

n
KONSEP SPA PELAYANAN KESEHATAN DI ERA NEW NORMAL
HEALTHCARE BUILDING
Permenkes RI no. 24/2016 Tentang Persyaratan Teknis Bangunan dan Prasarana RS
a. Kepatuhan fasyankes terkait Massa bangunan mendukung terjadinya
peruntukan bangunan disesuaikan dg sirkulasi udara (untuk kepentingan
ketentuan daerah. dilusi) dan pencahayaan alami :

b. Pengaturan kembali jarak bebas antar a. Massa bangunan tidak gemuk


bangunan, kepadatan bangunan dan Rencana (bulky mass)
ketinggian bangunan 
Massa
Blok b. Desain bangunan memperhatikan
mempertimbangkan kaidah-kaidah Bangunan orientasi matahari
PPI
a. Desain meminimalisir resiko
Tata Letak Bangunan penyebaran infeksi  a.l.
(Site Plan) pengaturan jarak antar tempat
Desain Tata duduk di r. tunggu, jarak antar
Ruang & bed, tata ruang dg zonasi,
sistem tata udara, material
Penataan kembali zonasi blok bangunan Komponen bangunan non porosif, dll
fasyankes dengan penguatan pada : Bangunan
b. To be concern : desain
a. minimalisasi risiko penularan
perhatikan alur/ pergerakan
penyakit
petugas, pasien dan barang 
b. tingkat privasi ruang-ruang a. Efektif dan efisien one way flow, no cross.
pelayanan sesuai fungsi
c. Selain akses masuk/keluar
pelayanan. pasien dan barang diupayakan
c. kedekatan hubungan fungsi antar Pemanfaatan
Ruang pelayanan  mempersingkat b. Pemisahan yang jelas terdapat akses khusus pasien
Ruang PIE yang jelas  area strictly
jarak dan respon time antara pasien infeksius
dan non infeksius limited access
PRA HOSPITAL
Zonasi pelayanan SKRINING, EARLY DETECTION,
PE/SURVEILENS, EDUKASI

INTRA HOSPITAL
PEMERIKSAAN SWAB RT/PCR TRIASE PRIMER PASIEN LAMA
SKRINING PASIEN BARU

ZONA HIJAU ZONA KUNING ZONA MERAH


TRIASE SEKUNDER TRIASE SEKUNDER
KANTOR
MANAJEMEN
KLINIK I GD KLINIK
RUMAH DINAS, ASRAMA

RUANG RAWAT INAP BIASA RUANG ISOLASI TEK


 PELAYANAN DAN ISOLASI TEKANAN
GIZI/DAPUR
POSITIF
O K NEGATIVE
 LOGISTIK FARMASI BAYI, ANAK, DEWASA
 GAS MEDIK BAYI, ANAK, DEWASA ICU, ICCU
LABORA TORIUM
 AIR BERSIH ICU, ICCU
 GENSET PEMULASARAN JENAZAH PEMULASARAN JENAZAH
PENUNJANG LAINNYA
Lainnya
LAUNDRY- CSSD,. ;,
LIMBAH
Prinsip Ruang Isolasi

Sistem Tata udara tersaring &


terkontrol: Tek (-), filtrasi, Airlock
system (ante room)
Pengaturan zoning sesuai tingkat infeksi,
zoning publik-private
Material komponen bangunan non porosif

Pintu interlock

One room one patient, toilet dan wastafel didalam,


ruang dan alat dekontaminasi.

Petugas dilengkapi APD/PPE sebagai safety precautions,


Kamar mandi dan kamar ganti petugas
MANAJEMEN KEUANGAN

PERUBAHAN RBA/ PEMBIAYAAN


BUSSINES PLAN MANAJEMEN
RISIKO

 Pembiayaan risiko SDM


terinfeksi
 Pembiayaan komplain
pelanggan
PERUBAHAN SISTEM
PEMBIAYAAN PASIEN PERUBAHAN
SISTEM
 UNIT COST REMUNERASI
 TARIF RS
ANALISIS BEBAN KERJA
DIMENSI MUTU PELAYANAN KESEHATAN PANDEMI COVID 19

Project analysis slide 2


Optimalkan Sumberdaya yang ada,
7 DIMENSI Kebutuhan PPI
Transmisi COVID19 di fasyankes
MUTU Keterbatasan tenaga Kesehatan
tanpa pemborosan bahan

EFISIEN AMAN
Belum tersedianya panduan/protocol Kebutuhan PPI

INTEGRASI
penanganan COVID 19 yang tepat. Transmisi COVID19 di fasyankes
Belum didapatkan obat-obatan yang efektif Keterbatasan tenaga Kesehatan

EFEKTIF ADIL
Penundaan pelayanan non covid (esensial) Kelompok populasi yang rawan yang tidak
Keterlambatan pelayanan akibat kekurangan staf mendapatkan pelayanan (lanjut usia, pasien
dengan penyakit kronik)

TEPAT kMal
BERORIENTASI
WAKTU PASIEN
Terganggunya koordinasi antar fasyankes dan sistem rujukan
Pemenuhan Standar Mutu Pelayanan di era New Normal

Menggunakan pendekatan kerangka mutu Donabedian

Penyediaan Pengaturan proses


Input yang dapat Untuk mendukung
mendukung pelayanan mendukung pelayanan
covid dan non covid covid dan non covid

Perlu dievaluasi indikator-


indikator mutu yang terkait
STANDAR MUTU - INPUT -

• Kebijakan/ Pedoman/ SPO  SPA, SDM


• Redistribusi tenaga Kesehatan untuk memastikan ketersediaan tenaga
Kesehatan untuk pelayanan covid dan non covid

• Menjamin ketersediaan obat-obatan esensial, BMHP, oksigen


suplai dan perbekalan kesehatan
• Menjamin ketersediaan APD yang cukup

• Mengupayakan ketersediaan SPA yang dibutuhkan sesuai


kemampuan RS seperti :
a. ICU/HCU
b. Ruang Isolasi Tekanan Negatif
c. Sarana cuci tangan bagi staf maupun pengunjung
d. Ruang tunggu maupun jalur khusus pasien covid19
STANDAR MUTU - Proses pelayanan pasien -

Mencegah transmisi didalam rumah sakit


• Skrining dan triage
• Pemisahan alur pasien covid 19 dan non covid 19
• Pelayanan Kesehatan Telemedicine
• Peningkatan program PPI di RS terutama terkait:
 Meningkatkan kepatuhan pemakaian APD yang benar
 Kepatuhan cuci tangan
 Desinfeksi, Dekontaminsasi dan Sterilisasi
 Surveilans
• Penyediaan pelayanan kesehatan bagi populasi rentan
• Pengaturan pelayanan Kesehatan bagi pasien-pasien kronik maupun lansia
• Menjamin keberlangsungan pelayanan emergensi
STANDAR MUTU - MANAJERIAL-
1. Sumber Daya Manusia
a) Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
 Test Covid-19 secara berkala bagi tenaga kesehatan
 Evaluasi fisik dan psikologis tenaga Kesehatan
 Pelatihan Pengendalian dan pencegahan infeksi
b) Meningkatkan kapasitas dalam pelayanan kasus COVID 19
2. Penguatan jejaring
Meningkatkan koordinasi dan komunikasi dengan fasilitas pelayanan Kesehatan lain untuk menjamin
keberlangsungan pelayanan pasien
3. Supply Chain Management
1) Memantau ketersediaan obat untuk layanan covid 19 - non covid 19,
2) Mengevaluasi pemakaian APD untuk menjamin ketersediaan APD
3) Memantau ketersediaan oksigen, air bersih dll
STANDAR MUTU - output/outcome-

 Menetapkan dan mengukur indikator-indikator yang berkaitan


dengan penanganan pasien covid 19 dan “New normal RS”
 Jumlah kunjungan pasien rawat jalan, jumlah pasien
discharge
 Jumlah nakes yang terpapar/terinfeksi covid 19
 Insiden keselamatan pasien, dll
NEW NORMAL
Kondisi dimana RS harus beradaptasi dalam
memberikan pelayanan sehari-hari utk Karena RS harus tetap
mengantisipasi penularan Covid-19 baik kepada melayani pasien
petugas, pasien dan lingkungan apakah tanpa atau
dgn Covid-19
(berlaku untuk seluruh RS)

 Kepatuhan terhadap standar PPI


 Kebutuhan kapasitas RITN & Lab meningkat
 Kebutuhan Alat diagnostik meningkat: Rapid Test, PCR,
TCM dll. Pasien, petugas &
 Kebutuhan APD meningkat: Masker, face shield, Hazmat,
Kacamata Google, Handscoon dll.
lingkungan masyarakat
 Kebutuhan Peralatan meningkat; swab chamber, Strecher Terlindungi
Isolation, dll
 Rekomendasi re-disain sarpras RS aman, nyaman
PENUTUP

• Diperlukan penyesuaian tata kelola


organisasi, tata kelola klinik, fasilitas dan
budaya baru Rumahsakit
• Diperlukan kemampuan kepemimpinan
dan manajerial rumahsakityang kuat dan
adaptif
• Diperlukan penyesuaian master plan,
rencana strategi dan rencana bisnis
rumahsakit
TANTANGAN:
Bagaimana mempercepat proses penerimaan dan kepatuhan mengimplementasikan budaya
baru
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai