Anda di halaman 1dari 23

CARA PEMBERIAN

VAKSIN JE
Pelarutan Vaksin
• Pelarutan vaksin hanya boleh dilakukan ketika sasaran sudah datang untuk
imunisasi.
• Pelarut harus berasal dari produsen yang sama dengan vaksin yang
digunakan.
• Pastikan vaksin dan pelarutnya belum kadaluarsa dan VVM dalam kondisi A
atau B.
• Vaksin dan pelarut harus mempunyai suhu yang sama (2-8) dan tidak
pernah beku.
• Melarutkan vaksin dengan dengan menggunakan ADS 5 ml. Satu ADS 5 ml
digunakan untuk melarutkan satu vial vaksin. Jangan menyentuh jarum ADS
dengan jari.
• Memastikan seluruh cairan pelarut vaksin terhisap dalam ADS
kemudian baru melakukan pelarutan dengan vaksin kering JE.
• Masukan pelarut secara perlahan ke dalam botol vaksin agar tidak
terjadi gelembung/busa.
• Kocok campuran vaksin dengan pelarut secara perlahan sampai
tercampur rata.
• Vaksin yang sudah dilarutkan hanya boleh digunakan dalam waktu 6
jam setelah itu harus dibuang.
• Memperhatikan prosedur aseptik.
Vaksin yang sudah dilarutkan harus segera
dibuang jika:
• Ada kecurigaan vial vaksin yang terbuka telah terkontaminasi seperti
ada sesuatu yang kotor dalam vial, vial jatuh ke tanah, penutup karet
(rubber cap) tidak sengaja tersentuh, dan kontak dengan air.
• VVM C dan D
• Waktu pelarutan sudah melebihi 6 jam
PEMELIHARAAN COLD CHAIN JE
• Vaksin JE harus disimpan pada suhu 2–8ºC, jangan simpan vaksin di
freezer.
• Vaksin yang sudah dilarutkan harus segera digunakan.
• Vaccine carrier ditempatkan terlindung dari sinar matahari langsung.
• Vaksin yang sudah dipakai ditempatkan pada spons/busa penutup
vaccine carrier, sedangkan yang belum dipakai tetap disimpan
didalam vaccine carrier.
• Selalu perhatikan kondisi VVM setiap akan menggunakan vaksin.
Vaksin yang bisa digunakan adalah kondisi VVM A atau B.
CARA PEMBERIAN VAKSIN
• Sebelum melakukan pemberian imunisasi petugas kesehatan
pelaksana imunisasi harus memastikan bahwa anak berada dalam
kondisi yang sehat dan dapat menerima imunisasi JE, dengan
melakukan wawancara pada orang tua/anak sekolah
• Jika semua jawaban ”Tidak” maka anak dapat diberikan imunisasi JE,
namun jika ada salah satu jawaban ”Ya” maka anak tersebut
dikonsulkan ke dokter.
• Imunisasi dilakukan dengan menggunakan alat suntik sekali pakai
(Auto Disable Syringes/ADS) 0,5 ml. Penggunaan alat suntik tersebut
dimaksudkan untuk menghindari pemakaian berulang jarum sehingga
dapat mencegah penularan penyakit HIV/AIDS, Hepatitis B dan C
• Pengambilan vaksin yang telah dilarutkan dilakukan dengan cara
memasukkan jarum ke dalam vial vaksin dan pastikan ujung jarum
selalu berada di bawah permukaan larutan vaksin sehingga tidak ada
udara yang masuk ke dalam spuit.
• Tarik torak perlahan-lahan agar larutan vaksin masuk ke dalam spuit
dan keluarkan udara yang tersisa dengan cara mengetuk alat suntik
dan mendorong torak sampai pada skala 0,5 ml, kemudian cabut
jarum dari vial.
• Bersihkan kulit tempat pemberian suntikan dengan kapas kering sekali
pakai atau kapas yang dibasahi dengan air matang, tunggu hingga
kering. Apabila lengan anak tampak kotor diminta untuk dibersihkan
terlebih dahulu.
• Pada anak usia 9-12 bulan, penyuntikan dilakukan pada paha lateral
kanan sedangkan pada anak usia >12 bulan, penyuntikan dilakukan
pada area deltoid di lengan kanan atas. Dosis pemberian adalah 0,5
ml diberikan secara subkutan (sudut kemiringan penyuntikan 45
derajat).
• Setelah vaksin disuntikkan, jarum ditarik keluar, kemudian ambil kapas
kering baru lalu ditekan pada bekas suntikan, jika ada perdarahan
kapas tetap ditekan pada lokasi suntikan hingga darah berhenti.
• Selalu menggunakan ADS dalam pelayanan imunisasi.
• Jangan menggunakan ADS dengan kemasan yang telah rusak atau telah melewati
tanggal kadaluarsa.
• Jarum suntik habis pakai harus langsung dibuang ke safety box tanpa menutup kembali
jarum. Jangan meletakkan jarum suntik di atas meja atau di nampan setelah injeksi.
• Jangan mengisi safety box sampai terlalu penuh (hanya boleh diisi ¾ volume).
• Safety box dibawa kembali ke Puskesmas untuk dimusnahkan.
• Pemusnahan safety box yang berisi jarum bekas dengan dikubur sesuai dengan
pedoman pengelolaan limbah atau menggunakan incinerator yang berizin atau melalui
pihak ketiga
• Vial vaksin terbuka dan sampah lain (kapas, plastik) dimasukkan ke dalam kantong
plastik khusus limbah medis atau kantong plastik biasa yang diberi tanda/ ditulis
“limbah medis” untuk selanjutnya dimusnahkan sesuai prosedur yang berlaku.
• Tenaga kesehatan harus mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan
penyuntikan
KIPI
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai