di Lingkungan Kerja
Bising dimana fluktuasi dari intensitasnya tidak lebih dari 6 db dan tidak putus-putus.
Contoh suara kipas angin, suara gergaji sirkuler, suara mesin tenun
2. Intermittent Noise
TYPE OF NOISE
Bising yang berlangsung secara tidak terus menerus, dimana ada periode tenang,
misal lalu lintas, kendaraan, kapal terbang, kereta api.
3. Impulsive noise
TYPE OF NOISE
TYPE OF NOISE
• Proses Pendengaran
SOUND PROPOGATION IN EAR
Pengaruh Bising pada Pekerja
Commonly occurred
9
Faktor Risiko Kebisingan
1. Intensitas kebisingan.
2. Lama pemaparan / hari.
3. Tipe kebisingan (frekuensi).
4. Total waktu kerja (length of service).
5. Sensitivitas individual.
6. Usia pekerja.
7. Jarak dari sumber bunyi.
8. Adanya penyakit lain pada telinga.
10
Dampak
Bising
• Chronic Noise-Induced Hearing Loss (NIHL)
– Dampak permanen pada sensorineural.
– Terjadi penurunan sensitivitas terhadap suara frekuensi
tinggi, biasanya pada frekuensi >2000 Hz.
• Paparan pada pekerja dengan pendengaran normal
dari kebisingan di tempat kerja yang melebihi NAB
dapat menyebabkan perubahan batas ambang
pendengaran pekerja (Standard Threshold Shift /
STS).
– Ditandai dengan rata-rata 10 dB atau lebih pada 2000,
3000 dan 4000 Hz di salah satu telinga.
11
Pengukuran
Kebisingan
• Kebisingan diukur dengan satuan dB
(decibel).
• Decibel adalah kuantitas logaritma yang
dipakai untuk mengukur besarnya tekanan
udara yang ditimbulkan oleh gelombang bunyi.
• Pengukuran kebisingan dilakukan dengan
Sound Level Meter (SLM) dengan network A,
yang mensimulasi telinga manusia.
12
• Alat Pengukur Kebisingan
LAeq
LP
TIME
Penghitungan LAeq
L1 L2 L3
((t x10 10
) (t x10 10
) (t x10 10
) etc..)
LAeq 10 log 1 2 3
t1 t 2 t3 etc...
93 88 97 79 85
((90 x10 10
) (180 x10 10
) (30 x10 10
) (120 x10 10
) ( 60 x10 10
))
LAeq (8 Hours ) 10 log
(90 180 30 120 60)
89.9dB 90dB
Kombinasi Sumber Kebisingan
Latihan
Inverse Square Law
INVERSE SQUARE LAW
NAB Kebisingan
Item OSHA NIOSH PERMENKES PERMENAKER
70/2016 8/2018
Action level 85 dBA 85 dBA - -
(AL)
Permissible 90 dBA 85 dBA 85 dBA 85 dBA
noise level
(PNE)
Exchange rate 5 dB 5 dB 3 dB 3 dB
(ER)
Ceiling level 115 dBA 140 dBA 140 dBA continuos 140 dBA continuos
(CL) continuos continuos and impulse level and impulse level
level level
Alat Pelindung Telinga
a. Ear Muff. b. Ear Plug.
27
Alat Pelindung Telinga
• Setiap APD bising memiliki ukuran kemampuan dalam
mengurangi tingkat kebisingan atau biasa disebut dengan
Noise Reduction Rating (NRR).
• APD yang tidak tercantum NRR-nya tidak diperkenankan
untuk digunakan. Contoh nameplate NRR dapat dilihat pada
gambar di bawah.
28
Alat Pelindung Telinga
• NRR tidak dapat dimaknai sebagai tingkat kebisingan nyata
yang diterima oleh pekerja ketika menggunakan APD.
• Estimasi yang tepat untuk menghitung intensitas kebisingan
yang diterima oleh pekerja dilakukan melalui perhitungan
Paparan Efektif dengan rumus sbb:
29
Alat Pelindung Telinga
Contoh 1:
• Di tempat kerja yang telah dilakukan pengukuran menggunakan
SLM, didapat kebisingan terdeteksi sebesar 98 dBA. Untuk
penggunaan tunggal APD (earplug) diketahui NRR-nya sebesar 25
dBA. Berikut perhitungan Paparan Efektif:
32
Pengendalian Kebisingan
33