Anda di halaman 1dari 34

Manajemen Kebisingan

di Lingkungan Kerja

• Oktomi Wijaya, S.K.M., M.Sc.


Definisi

Kebisingan adalah semua suara yang tidak


dikehendaki yang bersumber dari alat-alat
proses produksi dan/atau alat-alat kerja
yang pada tingkat tertentu dapat
menimbulkan gangguan pendengaran
2
Jenis Kebisingan
1. Continuos noise
TYPE OF NOISE

Bising dimana fluktuasi dari intensitasnya tidak lebih dari 6 db dan tidak putus-putus.
Contoh suara kipas angin, suara gergaji sirkuler, suara mesin tenun
2. Intermittent Noise

TYPE OF NOISE

Bising yang berlangsung secara tidak terus menerus, dimana ada periode tenang,
misal lalu lintas, kendaraan, kapal terbang, kereta api.
3. Impulsive noise

TYPE OF NOISE

Bising yang memiliki perubahan intensitas suara melebihi 40 dB dalam waktu


sangat cepat dan biasanya mengejutkan pendengarnya seperti suara tembakan,
bom, meriam, petasan.
Jenis Kebisingan

TYPE OF NOISE
• Proses Pendengaran
SOUND PROPOGATION IN EAR
Pengaruh Bising pada Pekerja

Gangguan Fisiologi: Gangguan Psikologi:


• Tekanan darah. • Stres.
• Denyut nadi. • Kelelahan.
• Metabolisme basal. • Emosional.
• Ketegangan otot. • Gangguan komunikasi.
• Penurunan ambang • Gangguan konsentrasi.
dengar.
Jenis Gangguan Pendengaran

Commonly occurred

9
Faktor Risiko Kebisingan

1. Intensitas kebisingan.
2. Lama pemaparan / hari.
3. Tipe kebisingan (frekuensi).
4. Total waktu kerja (length of service).
5. Sensitivitas individual.
6. Usia pekerja.
7. Jarak dari sumber bunyi.
8. Adanya penyakit lain pada telinga.

10
Dampak
Bising
• Chronic Noise-Induced Hearing Loss (NIHL)
– Dampak permanen pada sensorineural.
– Terjadi penurunan sensitivitas terhadap suara frekuensi
tinggi, biasanya pada frekuensi >2000 Hz.
• Paparan pada pekerja dengan pendengaran normal
dari kebisingan di tempat kerja yang melebihi NAB
dapat menyebabkan perubahan batas ambang
pendengaran pekerja (Standard Threshold Shift /
STS).
– Ditandai dengan rata-rata 10 dB atau lebih pada 2000,
3000 dan 4000 Hz di salah satu telinga.

11
Pengukuran
Kebisingan
• Kebisingan diukur dengan satuan dB
(decibel).
• Decibel adalah kuantitas logaritma yang
dipakai untuk mengukur besarnya tekanan
udara yang ditimbulkan oleh gelombang bunyi.
• Pengukuran kebisingan dilakukan dengan
Sound Level Meter (SLM) dengan network A,
yang mensimulasi telinga manusia.

12
• Alat Pengukur Kebisingan

Sound Level Meter


Noise Dosimeter
Pengukuran
Kebisingan
• Simple Sound Level Meter
– Mengukur seluruh bising, tidak dapat mengintegrasikan
dalam waktu tertentu.
• Integrating Sound Level Meter
– Mampu mengintegrasikan hasil dalam waktu
pengukuran tertentu (misalnya 1,2, disebut
Equivalent
atau 8 (Leq). jam) yang Level
• Noise Dosimeter
– SLM yang dapat mengukur dosis pemaparan individual dengan
pengukuran pada ‘hearing zone’.
• Octave Band Noise Analyzer
• Hasil Pengukuran :
– Area : Noise map, noise contour.
– Personal : Noise dose.
14
Filter Pembobotan
Filter Pembobotan
Octave band 63 125 250 500 1K 2K 4K 8K
centre
frequency (Hz)

A-weighting -26 -16 -9 -3 0 +1 +1 -1


adjustment
Pengukuran Kebisingan
• Sound pressure
level (Lp)
Kebisingan Sinambung Setara (LAeq)

LAeq

LP

TIME
Penghitungan LAeq

 L1 L2 L3

((t x10 10
)  (t x10 10
)  (t x10 10
)  etc..)
LAeq  10 log  1 2 3 
 t1  t 2  t3  etc... 
 

T is the total time period under consideration


t1 is the time period when the SPL was at a value of L 1 dB(A)
t2 is the time period when the SPL was at a value of L 2 dB(A)
t3 is the time period when the SPL was at a value of L 3 dB(A)
etc........
Contoh
hitunglah tingkat kebisingan sinambung setara (LAeq)
dari data kebisingan berikut:

A-weighted SPL Duration (Mins)


93 90
88 180
97 30
79 120
85 60
85
Jawaban

 93 88 97 79 85

((90 x10 10
)  (180 x10 10
)  (30 x10 10
)  (120 x10 10
)  ( 60 x10 10
))
LAeq (8 Hours )  10 log  
 (90  180  30  120  60) 
 

 89.9dB  90dB
Kombinasi Sumber Kebisingan
Latihan
Inverse Square Law
INVERSE SQUARE LAW
NAB Kebisingan
Item OSHA NIOSH PERMENKES PERMENAKER
70/2016 8/2018
Action level 85 dBA 85 dBA - -
(AL)
Permissible 90 dBA 85 dBA 85 dBA 85 dBA
noise level
(PNE)
Exchange rate 5 dB 5 dB 3 dB 3 dB
(ER)
Ceiling level 115 dBA 140 dBA 140 dBA continuos 140 dBA continuos
(CL) continuos continuos and impulse level and impulse level
level level
Alat Pelindung Telinga
a. Ear Muff. b. Ear Plug.

27
Alat Pelindung Telinga
• Setiap APD bising memiliki ukuran kemampuan dalam
mengurangi tingkat kebisingan atau biasa disebut dengan
Noise Reduction Rating (NRR).
• APD yang tidak tercantum NRR-nya tidak diperkenankan
untuk digunakan. Contoh nameplate NRR dapat dilihat pada
gambar di bawah.

28
Alat Pelindung Telinga
• NRR tidak dapat dimaknai sebagai tingkat kebisingan nyata
yang diterima oleh pekerja ketika menggunakan APD.
• Estimasi yang tepat untuk menghitung intensitas kebisingan
yang diterima oleh pekerja dilakukan melalui perhitungan
Paparan Efektif dengan rumus sbb:

29
Alat Pelindung Telinga
Contoh 1:
• Di tempat kerja yang telah dilakukan pengukuran menggunakan
SLM, didapat kebisingan terdeteksi sebesar 98 dBA. Untuk
penggunaan tunggal APD (earplug) diketahui NRR-nya sebesar 25
dBA. Berikut perhitungan Paparan Efektif:

A = N − {(NRR − 7 dBA) X 50%}


A = Paparan EfektifN = 98 dBA
NRR = 25 dBA
A = 98 dBA – {(25 dBA – 7 dBA) X 0,5}
A = 98 dBA – 9 dBA A = 89 dBA

Artinya: meski sudah menggunakan pelindung pendengaran, jumlah


paparan kebisingan akhir yang diterima oleh pekerja adalah 89 dBA.
30
Alat Pelindung Telinga
Contoh 2 :
• Di tempat kerja yang paparan kebisingan terdeteksi 98 dBA dan hanya
memakai earplug dengan NRR 25 dBA belum bisa menurunkan
paparan sampai NAB yang diizinkan. Sehingga pemakaian APD ganda
diperlukan. APD yang dimiliki yaitu earplug dengan NRR 25 dBA dan
earmuff dengan NRR 29 dBA.
• Berikut perhitungan Paparan Efektif bising yang diterima:
A = N − {[(NRRh − 7 dBA) X 50%] + 5}
A = Estimasi paparan N = 98 dBA
NRRh = 29 dBA
A = 98 dBA – {[(29 dBA – 7 dBA) X 0,5]
+ 5} A = 98 dBA – 16 dBA
A = 82 dBA
Artinya: setelah memakai APD ganda (earplug
dan earmuff)
estimasi maka
paparan yang diterima pekerja sebesar 82 dBA.
31
Pengendalian Kebisingan
• Eliminasi: Menghilangkan sumber bahaya bising di tempat kerja.
• Penggantian: Mengganti sumber bahaya bising di tempat kerja
dengan proses atau peralatan yang memiliki risiko lebih rendah.
• Rekayasa (termasuk isolasi): Melakukan rekayasa desain proses
atau peralatan untuk menimalkan paparan bahaya bising di tempat
kerja seperti memisahkan pekerja dari bahaya atau memberikan
penghalang fisik/jarak.
• Administrasi (termasuk pendidikan dan pelatihan): Mengurangi
bahaya paparan bising dengan mengorganisasikan kegiatan di
tempat kerja. Misalnya membatasi jumlah jam kerja dan merotasi
pekerja, pendidikan dan pelatihan untuk memahami bahaya
paparan bising dan pembuatan prosedur kerja untuk mengurangi
risiko.
• Alat Pelindung Diri (APD): Mengurangi paparan bahaya bising
dengan menggunakan earplug atau earmuff.

32
Pengendalian Kebisingan

33

Anda mungkin juga menyukai