Anda di halaman 1dari 30

Technopreneurship/

Bisnis digital
SESI 1
Pengertian
Seperti yang diisyaratkan oleh istilah tersebut, ini adalah perpaduan dari dua kata
seperti techno yang berarti “teknologi” dan Entrepreneur yang berarti” “Kewirausahaan”.
Proses technopreneurship merupakan kombinasi dari kemajuan teknologi dan keterampilan
kewirausahaan. Dalam transformasi produk dan layanan, bagian integral dari technopreneur
adalah teknologi.
Ini adalah generasi baru di bidang kewirausahaan. Jenis kewirausahaan ini cocok untuk orang
yang cerdas, inovatif, paham teknologi, dan bersemangat dalam perhitungan risiko.
Technopreneurship mencapai tingkat kesuksesan berikutnya melalui kerja tim
Entrepreneurship dan technopreneurship
Entrepreneurship adalah keyakinan kuat yang ada dalam diri seseorang untuk mengubah dunia
melalui ide dan inovasinya. Keyakinan ini kemudian ditindaklanjuti dengan keberanian
mengambil risiko mewujudkan ide dan inovasinya tersebut melalui organisasi yang didirikannya,
mulai dari membangun, memelihara, dan mengembangkannya sampai menghasilkan dampak
nyata bagi dunia.
Menurut Tomas W Zimmerer (1996), kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas
dan keinovasian dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki
kehidupan usaha. Sedangkan technopreneurship adalah proses menyatukan keahlian dalam
teknologi dengan keterampilan dan kemampuan kewirausahaan.
Dalam kamus Collins mendefinisikan teknopreneur sebagai "wirausahawan yang memulai dan
mengelola bisnis teknologi mereka sendiri". Seorang teknopreneur biasanya adalah orang yang
lebih suka menentang sistem dan praktik tradisional untuk menghasilkan cara yang lebih baik,
lebih kreatif, dan berbeda dalam melakukan sesuatu.
Secara umum, seorang teknopreneur adalah orang yang paham teknologi, kreatif, bersemangat,
inovatif dan dinamis yang berpikir ‘out of the box’.
Sehingga sebenarnya technopreneurship hanyalah istilah dari entrepreneurship di bidang
teknologi.
Elon Musk, adalah billionaire dan CEO dari SpaceX, PayPal, dan Tesla. Pria ini kabarnya telah menjadi miliuner
sejak usianya masih 20 tahun, karena menjual perusahaan rintisannya, Zip2 untuk menjadi bagian dari Compaq
Computers.
Dilansir dari kompas.com, sejak kecil Elon Musk banyak melamun mengenai penemuan yang ingin dia
buat. Saat usia 10 tahun, dia belajar komputer secara otodidak dan dua tahun kemudian dia berhasil menjual
perangkat lunak pertamanya yaitu video game Blastar yang bertema perang luar angkasa. Setelah pindah dari
Afrika Selatan ke Kanada, Musk mengenyam pendidikan di Queen’s University, kemudian dia pindah ke Amerika
dan belajar bisnis dan fisika di Universitas Pennsylvania. Dia juga mengejar gelar PhD di bidang fisika energi di
Universitas Stanford, namun keluar dua hari setelah masuk di universitas top di Amerika itu.
Setelah mendirikan Zip2, Musk membuat X.com, kini berubah menjadi PayPal, yang bergerak di bidang jasa
transfer uang secara online. PayPal kemudian dilelang online di eBay dan laku seharga 1,5 milliar dollar Amerika
Serikat. Kegilaannya pada luar angkasa membuat Musk menciptakan perusahaan SpaceX (Space Exploration
Technologies), dengan tujuan membuat roket yang lebih terjangkau. Tidak hanya roket, Elon Musk juga tertarik
dengan masa depan mobil listrik, sehingga dia menjadi salah satu penyandang dana utama Tesla Motors.
Bill Gates, penemu dan peraih penghargaan perusahaan sepanjang masa, yaitu Microsoft. Dikutip
dari voffice.co.id, Bill Gates adalah orang yang bertahun-tahun berada di peringkat atas dalam
daftar orang terkaya di dunia. Saat kecil, Gates sempat mengalami kesulitan semasa sekolah,
kemudian di Lakeside School dia pertama kali belajar dan mengenal dunia komputer.
Gates dapat menguasai BASIC, sebuah bahasa pemrograman komputer, dengan cepat. Dia
menggunakan waktunya selama berjam-jam untuk menulis program, melakukan permainan dan
mempelajari banyak hal tentang komputer. Bill Gates mengenyam studi di Harvard University, di
sanalah dia bertemu dengan Paul Allen dan bersama mereka mengembangkan talent di bidang
pemrograman komputer. Untuk memberikan lebih banyak waktunya membangun Microsoft, Bill
Gates memutuskan untuk keluar dari Harvard University.
Dengan usaha kerasnya, dia berhasil mendirikan Microsoft Corporation yang membuatnya
menjadi jutawan. Walaupun sukses merilis sistem operasi yang meledak di pasar dunia, Bill Gates
juga sering melakukan beberapa kali kesalahan dalam bisnis perangkat lunaknya itu .
Nadiem Makarim
Kita pasti sudah tak asing lagi dengan sosok yang satu ini. Nadiem Makarim adalah pendiri
Gojek, yaitu startup transportasi online yang sangat terkenal. Kini, Gojek tak hanya beroperasi di
Indonesia, tetapi juga di beberapa negara tetangga sekitar Asia Tenggara.
Sosok technopreneur yang satu ini merupakan lulusan S2 Harvard Business School di Harvard
University, Amerika Serikat. Usaha rintisan miliknya dimulai tahun 2010 berawal dari keresahan
dirinya sendiri yang sulit mendapatkan ojek untuk berangkat kerja. Kemampuan problem
solving atau pemecahan masalah technopreneur ini berbuah startup yang memudahkan hidup
jutaan orang saat ini.
Mengapa belajar technopreneuship ?
Teknologi itu Memudahkan
Penggunaan teknologi dalam mengembangkan usaha bertujuan untuk memudahkan segala
aktiftas bisnismu. Dengan memanfaatkan teknologi, kamu dapat melakukan efsiensi untuk
meningkatkan produktiftas. Kuasailah teknologi. Teknologi akan memberimu peluang untuk
memudahkan proses produksi hingga distribusi produk dan jasa yang sedang kamu tekuni. Tidak
perlu menunggu dalam waktu yang lama, teknologi membuat semuanya menjadi lebih cepat.
Produktivitas pun akan meningkat
Mengapa belajar technopreneuship ?
Hidup di Era Teknologi-Informasi
Saat ini, kita hidup di era Teknologi-Informasi, di mana segala sesuatunya serba cepat dan tidak
terbatas. Dengan kata lain, tidak terbatas antara jarak, waktu, tempat, dsb. Nah, buat kamu
yang baru memulai usaha, kamu bisa mencoba menjalankan technopreneurship dengan
memanfaatkan internet untuk mendongkrak usahamu. Misalnya untuk men-display produk yang
kamu jual. Tidak perlu menunggu memilii bangunan toko secara fisik, kamu bisa membuat toko
online-mu terlebih dahulu. Ingat, informasi yang kita sebarkan lewat internet akan meluas lebih
cepat daripada berpromosi secara offline.
Mengapa belajar technopreneuship ?
Tinggalkan Cara Manual
Saatnya kamu meninggalkan cara lama dalam melakukan kegiatan usaha. Jadilah seorang
entrepreneur yang cerdas. Manfaatkan segala macam teknologi di sekitarmu untuk menjalankan
usaha. Misalnya saja, jika kamu biasanya memproduksi kripik secara manual dengan
menggunakan pisau dapur sebanyak 10 kg per hari, dengan menggunakan mesin/alat pemotong
kamu bisa memproduksi 50 bahkan 100 kg perhari!
Mengapa belajar technopreneuship ?
Mengembangkan Inovasi
Inovasi merupakan hal yang wajib bagi pengusaha. Tidak ada usaha tanpa adanya inovasi. Jika
kamu masih bingung saat memulai bisnis, mulailah dengan sistem ATM yaitu Amati, Tiru,
Modifkasi. Modifkasi di sini tentunya membutuhkan inovasi-inovasi baru yang dapat
menghasilkan produk yang lebih berkualitas dari produk sebelumnya. Jangan berinovasi dengan
kualitas atau hasil yang lebih buruk! Jadi, teknologi akan membantumu mengembangkan inovasi
dalam bisnis, sehingga perlu adanya pengetahuan tentang technopreneurship
Mengapa belajar technopreneuship ?
Memperluas Jaringan
Hal terakhir adalah teknologi akan membantumu memperluas jaringan. Misalnya saja dengan
memanfaatkan media sosial, kamu akan menemukan ceruk pasar yang tepat untuk menjual
produkmu. Lewat pintu tersebut, kamu akan terhubung dengan lebih banyak lagi orang dalam
rangka memperluas jaringan bisnismu. Kamu tidak perlu capek-capek mendatangi orang satu
persatu untuk menawarkan produkmu, juga menunggu pembeli datang seperti di toko atau mal.
Kamu bisa menerapkan system jemput bola alias menawarkan langsung ke calon konsumenmu
tentunya tanpa harus bertatap muka. Manfaatkan pula berbagai kemudahan komunikasi seperti
smartphone yang dilengkapi aplikasi chatting (WhatsApp, Telegram, Line, Sosial Media, dst.)
Mengapa belajar technopreneuship ?
Tidak membutuhkan modal besar
Para pendiri perusahaan berbasis teknologi awalnya tidak langsung membuat perusahaan
sebesar sekarang yang kita lihat. Sebut saja Facebook awalnya hanya diciptakan mahasiswa di
kamar kos-kosannya. Apple kantor awalnya hanya bermodalkan garasi
Mengapa belajar technopreneuship ?
Tidak perlu sumber daya yang banyak
Perusahaan EduTech terbesar di Indonesia, Ruangguru tidak merekrut guru-guru tetap
melainkan orang yang ingin menjadi guru bisa mendaftar secara online melalui aplikasinya.
Begitu juga dengan Gojek, grab, dan sejenisnya, mereka tidak mempunyai armada. Jadi mereka
hanya menyediakan aplikasi untuk menghubungkan antara guru dengan murid atau driver
dengan penumpang
Mengapa belajar technopreneuship ?
Tidak perlu kantor yang besar
Bisnis berbasis teknologi umumnya bisa dikerjakan dimana saja, asalkan ada laptop/PC dan
koneksi internet. Tim yang mendukung pun bisa diatur untuk bekerja secara remote dari rumah
masingmasing, jadi menghemat biaya sewa gedung untuk operasional bisnis di awal-awal
perusahaan berkembang
Mengapa belajar technopreneuship ?
Berpotensi mendapatkan Valuasi Besar
Jumlah valuasi perusahaan teknologi di Indonesia maupun di dunia sangat besar jumlahnya.
Bahkan jika perusahaan teknologi tersebut benar-benar bisa memberikan dampak ekonomi
untuk masyarakatnya akan sangat cepat memiliki nilai valuasi yang tinggi. Contohnya
perusahaan Gojek yang saat ini bernilai triliunan
Mengapa belajar technopreneuship ?
Bisa dimulai dari rumah
Perusahaan-perusahaan raksasa sekelas Apple, Microsoft, Google, atau Amazon awalnya hanya
dimulai dari garasi rumah. Oleh karena itu, Technopreneurship pun bisa dimulai dengan
bermodalkan prinsip dan inovasi sehingga perusahaan bisa dijalankan sesederhana itu
Tujuan Technopreneurship
1. Menciptakan Kesempatan Kerja
Ketika memulai bisnis, maka ada peningkatan peluang kerja karena mereka membutuhkan
tenaga kerja untuk menjalankan semua operasi bisnis.
Dengan cara yang sama, technopreneurship menciptakan lapangan kerja dan membantu bangsa
untuk memerangi masalah pengangguran. Ini meningkatkan tingkat lapangan kerja suatu
perekonomian.
Tujuan Technopreneurship
2. Sumber Daya Lokal
Berbagai sumber daya alam dan produktif tersedia yang dapat dimanfaatkan oleh setiap
pengusaha untuk kesuksesan bisnis. Penggunaan sumber daya lokal meningkatkan nilainya dan
mengurangi laju pemborosan sumber daya.
Tujuan Technopreneurship
3. Diversifikasi bisnis dan desentralisasi
Seorang Pengusaha dapat mengetahui peluang bisnis dan menempatkannya di daerah yang
sesuai termasuk daerah terpencil.
Tujuan Technopreneurship
4. Kemajuan teknologi
Dengan menjadi technopreneur yang kreatif dan inovatif, mereka memainkan peran penting
dalam bidang pemanfaatan serta perkembangan teknologi.
Tujuan Technopreneurship
5. Pembentukan modal
Investasi merupakan bagian integral dari bisnis dan Pengusaha membutuhkan dana untuk
memulai dan membawa bisnis mereka ke ketinggian yang baru. Mereka mengambil bantuan
keuangan dari investor dan pemodal dan memanfaatkan investasi besar yang mengarah pada
pembangunan ekonomi.
Tujuan Technopreneurship
6. Promosi kegiatan kewirausahaan
Generasi muda mendapat kesempatan untuk bekerja dengan perusahaan technopreneurship
tersebut dan mempelajari cara untuk mencapai kesuksesan. Ini juga menginspirasi rekan tim dan
karyawan ini untuk tumbuh dan memulai perusahaan bisnis mereka juga.
Bagaimana Cara menjadi Seorang Technopreneur yang
Sukses?

1. Bangun tim
Technopreneurship adalah kombinasi antara keahlian teknis dengan bakat kewirausahaan.
Namun, dasarnya tetap sama. Ketika Anda memiliki ide cemerlang, maka ini adalah waktu
terbaik untuk mencari dukungan dan jika Anda tidak memiliki pengetahuan teknologi, maka
rekrutlah orang yang paham teknologi.
Jika Anda memiliki kecakapan di bidang teknologi, maka Anda membutuhkan pakar pemasaran.
Ini bukan pertunjukan satu orang dan Anda selalu membutuhkan dukungan untuk mengubah
ide menjadi kenyataan.
Bagaimana Cara menjadi Seorang Technopreneur yang
Sukses?

2. Meningkatkan keterampilan pemecahan masalah


Menjadi seorang Technopreneur Anda harus terus memecahkan masalah di setiap kesempatan.
Terutama, di awal, Anda bisa mengatasi perubahan operasional, pendanaan, dan juga hambatan
regulasi. Jadi, diperlukan kemampuan pemecahan masalah.
Jika Anda gagal dalam rencana nyata, Anda harus membuat rencana sebelumnya dengan
alternatif. Selain itu, ada juga kebutuhan untuk menganalisis biaya, waktu, tenaga, dan sumber
daya yang dibutuhkan untuk berbagai jalan. Jangan lupa untuk menghitung keuntungan yang
diharapkan.
Bagaimana Cara menjadi Seorang Technopreneur yang
Sukses?

3. Keputusan tentang strategi akhir


Pengambilan keputusan adalah keterampilan penting yang harus dimiliki setiap teknopreneur.
Setelah mendapatkan perkiraan pro dan kontra semua opsi, Anda harus mengambil strategi
terbaik yang hemat biaya serta layak secara komersial. Jangan membingungkan diri sendiri
dengan mengubah rencana Anda berulang kali.
Terakhir, tahap terakhir adalah mengimplementasikan ide seperti meluncurkan produk atau
layanan atau platform yang telah Anda upayakan.
Kerja keras bukanlah satu-satunya hal untuk menjadi seorang technopreneur, tetapi juga
dibutuhkan keteguhan hati untuk mewujudkan suatu ide. Anda harus mengubah ide atau
pendapat Anda untuk cara kerja yang inovatif, jika diperlukan
Fokus Utama Technopreneur

1. Usaha berteknologi tinggi dalam Teknologi Informasi dan Komunikasi, internet, layanan
kehidupan, elektronik, dan bioteknologi.
2. Perusahaan jasa yang misi utamanya adalah teknologi.
3. Merancang produk berteknologi tinggi seperti perangkat keras atau perangkat komputer.
4. Penggunaan teknologi dalam penyampaian aktivitas bisnis normal.
Kesimpulan
Technopreneur bukanlah produk tetapi prosedur untuk menghasilkan inovasi manusia dengan
bantuan teknologi. Ini semua tentang melakukan perbaikan dengan bantuan kemajuan teknologi
untuk suatu organisasi, negara, dan juga dunia. Jenis kewirausahaan ini telah membawa banyak
manfaat dalam mengurangi biaya bisnis lain.

Anda mungkin juga menyukai