Anda di halaman 1dari 59

ASUHAN KEPERAWATAN IBU

DENGAN PERSALINAN
FISIOLOGIS

OLEH : YEYEN DESIAR FIRDA SARY, S.KEP.NERS.M.KES


KONSEP DASAR PERSALINAN

DEFINISI PERSALINAN

 Proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan


uri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup
di luar kandungan melalui jalan lahir / dengan
bantuan / tanpa bantuan (kekeuatan sendiri)
(Manuaba, 1998 : 157)
JENIS PERSALINAN

Spontan
Persalinan berlangsung dengan kekuatan ibu
sendiri dan melalui jalan lahir
Buatan
Persalinan dengan bantuan tenaga dari luar misal
ekstrasi dengan forceps/dilakukan operasi
section caesarea.
Anjuran
Kekuatan yang diperlukan untuk persalinan
ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan
misal pemberian pitocin atau prostaglandin.
MENURUT TUA UMUR KEHAMILAN
Abortus :
Berakhirnya kehamilan < 16 minggu
Imaturus :
Penghentian kehamilan < 28 minggu
Prematurus :
Persalinan hasil konsepsi pada usia 28-36 minggu
Maturus :
Partus pada kehamilan 37-40 minggu
Postmaturus :
Persalinan terjadi 2 minggu atau lebih dari waktu partus
yang ditaksir
TEORI PERSALINAN
Teori Penurunan Kadar Hormon Progesteron
Akhir kehamilan terjadi penurunan kadar progesteron
yang menyebabkan peningkatan kontraksi uterus,
karena sintesa prostaglandin di chorio amnion

Teori Rangsangan Esterogen


Esterogen menyebabkan irritability myometrium, karena
peningkatan actin-myocin dan adeno tripospat (ATP)

Teori Rangsangan Oksitosin


Oxcytocin yang dikeluarkan hipofisis posterior
mempengaruhi permeabilitas Na yang menyebabkan
peningkatan kontraksi uterus
Teori Fetal Cortisol
Sapi yang diberi infuse cortisol / ACTH lahir prematur

Teori Fetal Membran


Meningkatnya esterogen mempengaruhi arachnoid acid
untuk pembentukan prostaglandin yang menyebabkan
peningkatan kontraksi uterus

Teori Placenta Sudah Tua


Umur kehamilan 40 minggu menyebabkan sirkulasi
placenta menurun shg terjadi degenerasi trofoblast
maka terjadi penurunan produksi hormon /
menghasilkan hormon baru

Distention Theory
Peningkatan regangan uterus meningkatkan sisntesis shg
kontraksi uterus meningkat
Tanda-Tanda Timbulnya Persalinan
 His
Kontraksi rahim yang dapat diraba dan
menimbulkan rasa nyeri di perut serta dapat
menimbulkan pembukaan servix
 Show
Keluarnya darah bercampur lendir pervaginam,
disebabkan robeknya pembuluh darah saat
pembukaan servix
 Dilatasi dan Effacement
 Dilatasi : terbukanya canalis cervikalis secara
berangsur-angsur akibat pengaruh his.
 Effacement : pendataran atau pemendekan
canalis cervikalis
FAKTOR-FAKTOR PENTING
PERSALINAN
a. Passanger = janin
b. Passageway = jalan lahir
c. Power = kekuatan mengejan
d. Psikis
e. Penolong
FASE-FASE PERSALINAN
 Fase Pembukaan (Kala I)
 Waktu antara timbulnya tanda-tanda inpartu
sampai pembukaan lengkap

 Fase Pengeluaran (Kala II)


 Waktu antara pembukaan lengkap sampai janin lahir

 Fase Kala Uri (Kala III)


 Waktu antara lahirnya janin sampai placenta lahir

 Fase Kala Pengawasan (Kala IV)


 Kala pengawasan selama 1-2 jam setelah uri lahir
ADAPTASI IBU DAN JANIN SELAMA
PERSALINAN

1. ADAPTASI JANIN

Denyut Jantung Janin


 DJJ normal 110 -160 denyut / menit
 Pada kehamilan muda (usia gestasi 20 minggu), DJJ
sekitar 160 denyut / menit. Laju denyut akan
menurun secara progresif dengan semakin
matangnya janin saat mencapai aterm.
 Sirkulasi Janin

 Dipengaruhi posisi ibu, kontraksi uterus,


tekanan darah dan aliran darah tali pusat.
 Kontraksi uterus selama persalinan cenderung
mengurangi sirkulasi melalui arteriol spiralis,
sehingga mengurangi perfusi melalui ruang
intervilosa.
Pernapasan dan perilaku janin

- 7 sampai 42 ml air ketuban diperas keluar dari


paru-paru (selama persalinan pervaginam)
- PO2 janin menurun
- PCO2 arteri meningkat
- pH arteri menurun
- Gerakan janin masih sama seperti pada masa
hamil, tetapi menurun setelah ketuban pecah.
2. ADAPTASI IBU
Perubahan kardiovaskuler

- Tidak boleh melakukan valsava manuver


(menahan napas dan menegangkan otot
abdomen)
- Valsava manuver → tekanan intrathoraks ↑ →
aliran balik vena ↓ → curah jantung dan
tekanan darah ↑ nadi ↓ → janin hipoksia.
 Perubahan pernapasan

 Frekuensi pernapasan ↑ akibat :


- aktivitas fisik ↑
- pemakaian oksigen ↑, mis : kecemasan
 Hiperventilasi menyebabkan :
- alkalosis respiratorik (pH ↑),
- hipoksia dan hipokapnea (CO2 ↓).
 Perubahan ginjal

 Kesulitan berkemih secara spontan akibat :


 edema jaringan akibat tekanan bagian
presentasi
 rasa tidak nyaman
 sedasi
 rasa malu.
 Protein uria +1 dapat dikatakan normal
 Perubahan integumen

Introitus vagina :
 Distensibilitas
 Robekan-robekan kecil
 Perubahan muskuloskeletal
 Masa aterm : peregangan sendi nyeri
punggung dan nyeri sendi.
 Persalinan dan gerakan meluruskan jari-jari
kaki kram tungkai.
 Diaforesis, keletihan, proteinuria (+1), suhu ↑
menyertai peningkatan aktivitas otot yang
menyolok.
 Perubahan neurologi
 Perubahan sensoris terjadi saat masuk ke
setiap tahap persalinan
 Mula-mula euforia yang membuat ibu serius
→ amnesia di antara traksi selama tahap
kedua → sangat senang atau letih setelah
melahirkan.
 Endorfin endogen → ambang nyeri ↑ dan
menimbulkan sedasi.
Perubahan pencernaan

 Bibirdan mulut kering


 Motilitas dan absorbsi saluran cerna menurun
 Waktu pengosongan lambung lebih lambat.
 Mual dan muntah sebagai respon reflek
terhadap dilatasi serviks lengkap.
 Diare pada awal persalinan.
 Perubahan endokrin

 Kadar progesteron ↓
 Kadar esterogen, prostaglandin dan oksitosin ↑
 Metabolisme meningkat dan kadar glukosa
darah dapat menurun
PROSES KEPERAWATAN IBU DENGAN
PERSALINAN FISIOLOGIS KALA I
PENGKAJIAN
 Anamnesa
 Sejak kapan mulai sakit perut
 Jarak setiap rasa sakit
 Lamanya rasa sakit
 Apakah sudah mengeluarkan Lendir campur
darah, darah atau cairan
 Bagaimana rasa atau kesan perut bagian
bawah
 Bagaimana gerak janin dalam perut
 Pemeriksaan fisik
 Pemeriksaan fisik umum
 Kesan umum : - Apakah tampak sakit
 Bagaimana kesadarannya
 Apakah tampak pucat
 Pemeriksaan tanda Vital : TD, Nadi, Suhu, Pernafasan
 Pemeriksaan khusus abdomen
 Kesan Abdomen
 Perut Kembung
 Apakah tampak ada gerakan janin
 Pemeriksaan leopold
 Rasa nyeri yang berlebihan
 Tanda cairan bebas dalam abdomen
 Kesan lingkaran Bandle meningkat/tinggi
 Bagian janin mudah diraba
 Tampak perdarahan pervaginam
 Pemeriksaan denyut jantung janin
 Keteraturan dari DJJ
 Apakah disertai pengeluaran meconium pada letak kepala
 Pemeriksaan dalam

 Dilakukan pada setiap klien yang baru datang


 Tujuan : penentuan apakah klien inpartu, menetapkan
titik awal rencana persalinan dan ramalan perjalanan
persalinan.
 Indikasi :
 Bila ketuban pecah sebelum waktunya ( Ph
dari cairan amnion 7,0 - 7,5 sedangkan
sekret vagina 4,5 – 5,5)
 Evaluasi pembukaan
 Menyelesaikan persalinan atau rencana
melakukan rujukan.
 Petunjuk partograf
 PRIORITAS & DIAGNOSA KEPERAWATAN
Fase Laten (pembukaan 0-3cm)
 Prioritas Keperawatan
 Meningkatkan kesiapan emosi dan fisik klien/pasangan
terhadap persalinan
 Meningkatkan dan mempermudah kemajuan persalinan
normal
 Mendukung kemampuan koping klien/pasangan
 Mencegah komplikasi maternal/janin
 Diagnosa
 Ansietas, Risiko tinggi terhadap Krisis situasi
 Kurang pengetahuan terhadap kemajuan
persalinan/ketersediaan pilihan
 Risiko tinggi terhadap kekurangan cairan b/d penurunan
masukan dan peningkatan pengeluaran (Pernafasan mulut,
perpindahan hormonal, perdarahan)
 Koping individu tidak efektif atau risiko tinggi terhadap
Krisis situasi, ketidakkuatan sistem pendukung
 Risiko tinggi terhadap infeksi maternal b.d Prosedur invasif,
pemeriksaan vagina yang berulang-ulang.
Fase Aktif ( akselerasi 3-4 cm, kemajuan maksimal
4-9 cm)
 Prioritas Keperawatan
 Meningkatkan dan memudahkan kemajuan normal
persalinan
 Mendukung kemampuan koping klien/pasangan
 Meningkatkan kesejahteraan ibu dan janin

 Diagnosa Keperawatan
 Nyeri (Akut) b/d Dilatasi jaringan/hipoksia, tekanan
pada jaringan sekitar, stimulasi ujung saraf
 Perubahan eleminasi urine b/d Perubahan masukan,
perubahan hormonal, kompresi mekanik kandung
kemih.
 Ansietas b/d krisis situasi, kebutuhan tidak terpenuhi
 Koping individual/pasangan tidak efektif b/d
ketidakkuatan sistem pendukung
Fase Deselarasi (pembukaan 9-10cm):

 Prioritas Keperawatan
 Meningkatkan kesejahteraan janin dan maternal
 Memberikan dukungan fisik dan emosional

 Diagnosa keperawatan
 Nyeri (Akut) b/d tekanan pada daerah presentasi,
dilatasi/regangan dan hipoksia jaringan
 Penurunan curah jantung (Risiko tinggi) b/d
Penurunan aliran balik vena, hipovolemia
 Kekurangan volume cairan (Risiko tinggi) b/d
kehilangan cairan hemorargi berlebihan
 Keletihan b/d Peningkatan kebutuhan energi
 Koping individu/pasangan tidak efektif b/d rasa
kelebihan beban/ ketidakkuatan sistem pendukung
PROSES KEPERAWATAN IBU DENGAN
PERSALINAN FISIOLOGIS KALA II
PENGKAJIAN
 Aktivitas
 Kelelahan
 Ketidakmampuan melakukan dorongan
sendiri/tehnik relaksasi
 Letargi
 Lingkaran hitam dibawah mata
 Sirkulasi
 Tekanan darah meningkat 5-10 mmHg diantara
kontraksi
 Integritas Ego
 Respon emosional
 Merasa kehilangan kontrol
 Eleminasi
 Keinginan untuk defekasi / mendorong involunter
pada kontraksi, disertai tekanan intra abdomen dan
tekanan uterus
 Dapat mengalami rabas fekal saat mengejan
 Distensi kandung kemih

 Nyeri/Ketidaknyamanan
 Merintih / menangis selama kontraksi
 Amnesia diantara kontraksi mungkin terlihat
 Melaporkan rasa terbakar / meregang dari perineum
 Kaki gemetar selama upaya mendorong
 Kontraksi uterus kuat, terjadi 1,5-2 menitmasing-masing
dan berkahir 60-90 dtk
 Dapat melawan kontraksi, khususnya bila ia tidak
berpartisipasi saat kelahiran anak
 Pernapasan
 Peningkatan frekuensi pernapasan
 Keamanan
 Diaforesis sering terjadi
 Bradikardia janin dapat terjadi selama kontraksi
 Seksualitas
 Serviks dilatasi penuh (10 cm) dan penonjolan 100%
 Peningkatan perdarahan vagina
 Penonjolan rektal/perineal dengan turunnya janin
 Membran mungkin ruptur pada saat ini bila masih
utuh
 Peningkatan pengeluaran cairan amnion selama
kontraksi
 Crowning terjadi, kaput tampak tepat sebelum
kelahiran pada presentasi verteks
PERSIAPAN PERTOLONGAN PERSALINAN
 Persiapan Ibu
 Persiapan mental
 Persiapan fisik
 Untuk mengurangi terjadinya infeksi, tubuh
ibu dibersihkan dengan cara dimandikan
 Mengerjakan “toilet vulva” yaitu memotong
rambut kemaluan dan membersihkan dengan
sabun daerah sekitar aurat
 Mengosongkan kandung kemih dengan
melakukan kateterisasi dan memberikan
huknah gliserin untuk membersihkan kotoran
dalam poros usus
 Persiapan tempat persalinan
 Tempat tidur persalinan sebaiknya ditengah
ruangansehingga dapat didekati dari kanan dan
kiri. Cahaya sedapat mungkin tertuju pada
tempat persalinan.

 Persiapan penolong
 Pemakaian celemek (skort) dan masker yang
bersih
 Mencuci tangan dengan tehnik steril dan
menggunakan sarung tangan yang steril
 Persiapan alat-alat dan obat-obat untuk ibu
dan bayi yang akan dilahirkan

 Alat-alat desinfeksi, periksa dalam, pemecah


ketuban
 Sarung tangan steril
 Kom dengan larutan desinfektan
 Bengkok
 Kapas dan kasa steril
 Duk steril
 Kateter Nelaton
 1/2 Kocher
 Alat-alat untuk episiotomi dan menjahit luka

 Gunting episiotomi
 Penjepit kocher
 Gunting biasa
 Pemegang jarum
 Jarum tajam dan bulat
 Pinset (anatomi dan sirurgik)
 Benang catgut dan sutra
 Kasa steril dan bola kasa
 Alat-alat pemotong tali pusat
 Penjepit kocher
 Gunting tali pusat
 Tali pengikat

 Alat-alat persiapan bayi yang baru lahir


 Penghisap lendir
 O2
 Alat suntikan
 Obat suntikan (Vit. K)
 Obat mata / salep mata
 Kasa steril
 Alat-alat persiapan untuk mencegah
perdarahan
 Alat suntikan
 Amp. Utero-tonika (pitosin, metergin, sintosinon)
 Penjepit kocher
 Mangkok untuk menampung darah

 Alat-alat persiapan perawatan post partum


 Set infus
 Cairan infus
 Tampon
MEKANISME PERSALINAN

1. Engagement
 Diameter biparietal
melewati PAP
 Nullipara terjadi 2
minggu sebelum
persalinan
 Multi para terjadi
permulaan persalinan
2. Descent
 Turunnya presentasi kepala
 Disebabkan oleh :
 Tekanan cairan ketuban
 Tekanan langsung oleh fundus uteri
 Kontraksi diafragma dan otot perut
(Kala II)
 Melurusnya badan janin akibat
kontraksi uterus
Dibagi : - synclitismus
- asynclitismus
Synclitismus
 Sutura Sagitalis
terdapat ditengah-
tengah jalan lahir
tepat antara
Symphisis dan
Promontorium
 Os Pariental depan
dan belakang sama
tinggi
 Asynclitismus

 Asynclitismus Posterior
 Sutura Sagitalis mendekati
Symphisis, Os.Parietal
belakang lebih rendah dari
Os. Parietal depan.
 Asynclitismus Anterior
 Sutura Sagitalis mendekati
promontorium sehingga Os.
Parietal depan > rendah dari
Os.Parietal belakang.
3. Flexion

 Majunya kepala 
kepala mendapat
tekanan dari cervix,
dinding panggul atau
dasar panggul  flexi
(dagu lebih mendekati
dada)
4. Internal Rotation
 Bagian terendah memutar ke
depan ke bawah symphisis
 Usaha untuk menyesuaikan
posisi kepala dengan bentuk
jalan lahir (bidang lengan
dan PBP)
 Terjadinya bersama dengan
majunya kepala
 Rotasi muka belakang secara
lengkap terjadi setelah
kepala didasar panggul
5. Extention
 Defleksi kepala
 Karena sumbu PBP
mengarah ke depan atas
 Dua kekuatan kepala
(kekuatan ke depan atas)
 Mendesak ke bawah
 Tahanan dasar panggul
menolak keatas
 Setelah Sub Occiput bertahan
pada pinggir bawah
symphisis sebagai
Hypomoclion lahir  lewat
perineum = occiput muka
dagu
6. External Rotation

 Setelah kepala lahir 


kepala memutar
kembali kearah
punggung anak untuk
menghilangkan torsi
leher akibat putaran
paksi dalam.
7. Expulsi

 Bahu depan dibawah


Symphisis  sebagai
Hypomoclion  lahir
 bahu ke belakang,
bahu depan  badan
seluruhnya.
 PRIORITAS KEPERAWATAN

 Menudahkan kemajuan normal dari


persalinan dan turunnya persalinan
 Meningkatkan keamanan ibu dan janin
 Mendukung keinginan klien/pasangan
berkenaan dengan pengalaman
melahirkan, mempertahankan keamanan
sesuai prioritas
 DIAGNOSA KEPERAWATAN

 Resiko tinggi cedera pada ibu dan janin b/d


CPD, malpresentasi/posisi
 Koping individu tidak efektif b/d krisis
situasi, ketidakadekuatan sistem pendukung
 Nyeri b/d distensi perineum
 Ansietas b/d kurangnya pengetahuan
PROSES KEPERAWATAN IBU DENGAN
PERSALINAN FISIOLOGIS KALA III

 Terdiri dari 2 fase :

 Fase pelepasan uri


 Fase pengeluaran uri
Mekanisme pelepasan uri :

 Cara SCHULTZE

 Yang lepas dulu


adalah bagian
tengah, kemudian
seluruhnya.
 Perdarahan
biasanya tidak ada
sebelum uri lahir
dan banyak setelah
uri lahir.
 Cara DUCAN

 Lepasnya uri
mulai dari
pinggir
 Darah akan
mengalir keluar
antara selaput
ketuban.
Perasat untuk mengetahui lepasnya uri:
 KUSTNER
 Dengan meletakkan tangan disertai tekanan
pada / diatas simfisis, tali pusat ditegangkan,
maka bila tali pusat masukbelum lepas;
diam atau majusudah lepas.
 KLEIN
 Sewaktu ada his, rahim kita dorong sedikit,
bila tali pusat kembalibelum lepas, diam
atau turunlepas.
 STRASSMAN
 Tegangkan tali pusat dan ketok pada fundus,
bila tali pusat bergetarbelum lepas, tak
bergetarsudah lepas.
Catatan :

Normalnya pelepasan uri berkisar ¼ - ½ jam, paling


lama 1 jam.

Indikasi pengeluaran plasenta manual :


- Plasenta tdk keluar dlm wkt > 1 jm
- Perdarahan > 500 cc
- Ada riwayat perdarahan post partum.
Pimpinan Kala Uri :
 Segera setelah anak lahir, anak diurus dan tali pusat diklem.
Biasanya rahim setelah bayi lahir, akan beristirahat beberapa
menit. Dalam masa istirahat ini tugas kita adalah :
 Memeriksa keadaan ibu :
 Status lokalis obstetrik dengan cara palpasi fundus uteri dan
konsistensinya
 Memeriksa tanda-tanda vital ; TD, nadi, dan pernapasan
 Mengawasi perdarahan
 Mencari tanda-tanda pelepasan uri, kalau sudah lepas
segera melahirkan uri. Kalau tidak ada perdarahan dan
konsistensi uterusbaik; kita hanya menunggu dan
mengawasi; jangan buru-buru melahirkan uri. Bila rahim
memerlukan stimulasi setelah beberapa menit, lakukan
massage pelan-pelan. Bila kita sabar menunggu, biasanya
uri akan lair spontan dan bila sudah ada tanda-tanda
lepasnya uri, plasenta akan segera dilahirkan dengan :
 Menyuruh ibu mengedan
 Memberi tekanan pada fundus uteri
Catatan :

 Dorongan pada fundus hanya boleh


dikerjakan pada rahim yang kontraksinya
baik, sebab pada rahimyang lembek dapat
menimbulkan inversio uteri. Jangan
mendorong sampai serviks melewati introitus
vagina, karena terancam akan bahaya infeksi.
Diagnosa Keperawatan

 Gangguan integritas kulit berhubungan


dengan :

 Episiotomi
 Laserasi perineum
PROSES KEPERAWATAN IBU DENGAN
PERSALINAN FISIOLOGIS KALA IV
 Pemeriksaan yg dilakukan :
 Kontraksi rahim : baik atau tidak dapat diketahui
dengan palpasi. Bila perlu lakukan massage dan
berikan uterus tonika : methergen, ermetrin dan
pitosin.
 Perdarahan : ada atau tidak, banyak atau biasa
 Kandung kencing harus kosong, kalau penuh ibu
disuruh kencing dan kalau tidak bisa dilakukan
kateter
 Luka-luka : jahitannya baik atau tidak, ada
perdarahan atau tidak
 Uri dan selaput ketuban harus lengkap.
Diagnosa Keperawatan
 Resiko tinggi defisit volume cairan (perdarahan) yang berhubungan
dengan :
 Atonia uterus setelah melahirkan
 Retensi urine yang berhubungan dengan :
  Efek persalinan / melahirkan pada sensasi saluran kemih
 Nyeri yang berhubungan dengan :
  Luka akibat proses kelahiran bayi
 Resiko tinggi cedera yang berhubungan dengan :
  Ambulasi dini
 Resiko tinggi perubahan peran orang tua yang berhubungan dengan :
  Nyeri atau keletihan pasca partum
  Kekecewaan terhadap jenis kelamin atau penampilan bayi yang baru
lahir
 Perubahan proses keluarga yang berhubungan dengan :
  Bertambahnya anggota keluarga baru
 Menyusui bayi tidak efektif yang berhubungan dengan :
  Kurang pengalaman
TENGKYU…

Anda mungkin juga menyukai