Anda di halaman 1dari 34

Pengaruh Financial Stability, Ineffective Monitoring

dan Rationalization Terhadap Financial Statement


Fraud
(Studi Kasus Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar Di BEI Periode
2019-2021)

Disusun Oleh :
NANDA PUTRI SAFWANI

Dosen Pembimbing :
Dosen Pembahas 1 : Dr. Naz’aina, S.E., M.Si.,Ak Dosen Pembahas 2 :
Dr. Hendra Raza , S.E., M.Si.,Ak Dr. Darmawati, S.E., MM
- Latar Belakang

agenda - Kajian Pustaka

- Metodologi
Latar Belakang
Laporan keuangan merupakan sarana komunikasi perusahaan
kepada pihak eksternal yang mempunyai keterbatasan
pengetahuan mengenai kondisi internal perusahaan, sehingga
laporan keuangan menjadi rujukan utama dalam menilai
perusahaan. Pentingnya informasi dalam laporan keuangan
memotivasi perusahaan untuk membuat laporan keuangan
terlihat baik di mata pemangku kepentingan dapat
menimbulkan mendorong bagi beberapa perusahaan untuk
melakukan manipulasi atau fraud pada bagian tertentu,
sehingga informasi yang disajikan menjadi tidak tepat
(Tanjaya & Kwarto, 2022).

20XX presentation title 3


fenomena
Seperti yang dimuat situs berita online Kontan.Co.Id – Jakarta, 27
Maret 2019 kasus kecurangan laporan keuangan yang dilakukan ditahun
2017 yang dilakukan oleh dua mantan direksi PT Tiga Pilar Sejahtera Food
Tbk yang bernama Joko Mogoginta dan Budhi Istanto yang secara sah dan
meyakinkan memberikan pernyataan yang tidak benar atau menyesatkan
sehingga mempengaruhi harga efek di Bursa Efek Indonesia.
Sebagaimana dilarang dalam pasal 93 UU 8/1995 tentang pasar modal.
Mereka merupakan pihak yang menandatangani laporan keuangan dan
bertanggung jawab atas tindakan manipulasi yang dilakukan pada laporan
keuangan perseroan 2017.
Adapun manipulasi yang dilakukan berupa enam perusahaan
distributor afiliasi yang ditulis merupakan pihak ketiga dan adanya
penggelembungan (overstatement) piutang dari enam perusahaan tersebut
dengan nilai mencapai Rp 1,4 Triliun dan juga adanya dugaan aliran dana
dari perseroan senilai Rp. 1,78 triliun kepada manajemen. Adanya aliran
dana 1,78 triliun melalui beberapa skema seperti pencairan dana dari
beberapa bank melalui deposito berjangka, transfer bank dan yang lainnya.

20XX presentation title 4


1. Apakah financial stability
berpengaruh terhadap financial
statement fraud pada Perusahaan
Makanan dan minuman Yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2019- 2021?

2. Apakah ineffective monitoring


berpengaruh terhadap financial
RUMUSAN
statement fraud pada Perusahaan
Makanan dan minuman Yang Terdaftar
MASALAH
di Bursa Efek Indonesia Periode 2019-
2021?
Apakah rationalization berpengaruh terhadap
financial statement fraud pada Perusahaan
Makanan dan minuman Yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Periode 2019- 2021?
1. Untuk mengetahui pengaruh
financial stability terhadap financial
statement fraud pada Perusahaan
Makanan dan minuman Yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2019- 2021?

2. Untuk Mengetahui pengaruh


ineffective monitoring terhadap
Tujuan
financial statement fraud pada
Perusahaan Makanan dan minuman
Penelitian
Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2019- 2021? 3. Untuk mengetahui Pengaruh
rationalization terhadap financial statement
fraud pada Perusahaan Makanan dan
minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2019- 2021?
LANDASAN TEORI
TEORI AGENCY
Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan teori keagenan sebagai hubungan antara agen
(manajemen perusahaan) dan prinsipal (pemilik perusahaan). Prinsipal adalah pemilik bisnis
sedangkan agen adalah manajer. Adapun peran dari agen adalah untuk mewakili prinsipal
dalam mengelola organisasinya (Badjuri, 2011). Hubungan keagenan timbul karena adanya
kontrak antara prinsipal dan agen dengan mendelegasikan beberapa wewenang pengambilan
keputusan kepada agen. Sesuai dengan perjanjian tersebut dapat diasumsikan bahwa beberapa
keputusan akan memberikan kewenangan kepada agen (Jensen & Meckling, 1976). Prinsipal
sebagai pemilik perusahaan berkewajiban menyediakan fasilitas dan sarana untuk keperluan
operasional perusahaan, sedangkan agen sebagai pengurus perusahaan harus mengurus
perusahaan yang dipercayakan kepadanya oleh pemegang saham untuk kepentingan dan
keuntungan para pemegang saham, melalui pengelolaan perusahaan (Santoso & Heru,2019)

20XX presentation title 7


TEORI FRAUD TRIANGLE

Menurut Cressey (1953) ada tiga faktor yang tepat untuk menggambarkan alasan
mengapa seseorang melakukan fraud atau tindak kecurangan yaitu adanya
Tekanan (pressure), Kesempatan (opportunity) dan Rasionalisasi
(rationalization). Ketiga kondisi itu disebut sebagai konsep fraud triangle.
American Institute Certified Public Accountant AICPA (2017) memberikan solusi
terhadap prosedur pendeteksian kecurangan dengan menerbitkan Satement of
Auditing Standards (SAS) untuk memudahkan pendeteksian kecurangan dalam
laporan keuangan. Standar tersebut membahas faktor-faktor kecurangan yaitu ISA
240 dan SAS 99 yang menjelaskan teori segitiga kecurangan yang digagas oleh
Cressey (1953).

20XX presentation title 8


FINANCIAL
STATEMENT FRAUD
(Y)

Kecurangan laporan keuangan sebagai


kegiatan menyajikan laporan keuangan
keuangan, namun disalah sajikan dengan
unsur kesengajaan, dengan cara melakukan
penghilangan jumlah tertentu, atau dengan
mengungkapkan informasi akuntansi yang
tidak tepat demi kepentingan dan kekayaan
pribadi (Preicilia et al 2022).
FINANCIAL
STABILITY (X1)

Stabilitas keuangan adalah suatu kondisi


yang menggambarkan keadaan keuangan
perusahaan dalam keadaan stabil. Menurut
Skousen (2009) Ketika posisi keuangan
perusahaan stabil, nilai perusahaan
meningkat dari sudut pandang investor,
kreditur dan publik. Jika keuangan
perusahaan goyah, maka perusahaan akan
berusaha semaksimal mungkin agar
keuangan perusahaan terlihat baik.
INEFFECTIVE
MONITORING (X2)
Salah satu kondisi yang mendorong
seseorang untuk melakukan Fraud adalah
tidak adanya kontrol yang baik, sehingga
mereka merasa ada peluang untuk
melakukan kecurangan tanpa terdeteksi
(Mulya et al, 2019). Adanya peluang
memungkinkan terjadinya kecurangan
dikarenakan adanya kelemahan
pengendalian internal, ketidakefektifan
pengawasan manajemen, atau penyalah
gunaan posisi atau otoritas (Maghfiroh et
al., 2015).
RATIONALIZATION
(X3)

Tuanakotta, menjelaskan rationalization


(rasionalisasi) adalah pencarian
pembenaran sebelum melakukan kejahatan,
bukan sesudahnya. Mencari pembenaran
merupakan bagian yang harus ada dari
kejahatan itu sendiri bahkan merupakan
bagian dari motivasi untuk melakukan
kejahatan.
Penelitian
Judul, Nama dan Tahun Variabel
Terdahulu
Hasil Penelitian
Penelitian
Pengaruh Financial Target dan Financial Variabel Dependen 1. Variabel financial target memiliki
stability terhadap Financial statement Y= Financial statement fraud pengaruh positif dan signifikan
fraud ( Jao et al., 2020 ) terhadap financial statement fraud
Variabel Independen 2. Variabel Financial stability
X1= Financial Target berpengaruh signifikan positif
X2= Financial stability terhadap financial statement fraud
Pengaruh Financial stability, Financial Variabel Dependen 1. Financial stability berpengaruh
Target, Ineffective monitoring Dan Y= Financial statement fraud positif signifikan terhadap deteksi
Capability Terhadap Kecurangan kecurangan pada pelaporan
Laporan Keuangan Pada Perusahaan Variabel Independen keuangan.
Yang Terdaftar Dalam Indeks Lq-45 Bei X1= Financial stability 2. Financial Target tidak berpengaruh
Periode 2013 - 2015 (Hendra & Dwi X2= Financial Target positif signifikan dalam mendeteksi
Nugroho, 2022) X3= Ineffective monitoring kecurangan pelaporan keuangan.
X4= Capability 3. Ineffective monitoring tidak
berpengaruh positif signifikan dalam
mendeteksi kecurangan pelaporan
keuangan.
4. Capability tidak berpengaruh dalam
mendeteksi kecurangan pelaporan
keuangan.
Penelitian
Terdahulu
Judul, Nama dan Tahun Variabel Hasil Penelitian
Penelitian
Pengaruh Financial stability & Variabel Dependen 1. Financial stability tidak memiliki pengaruh
Financial Targets Terhadap Financial Y= Financial statement fraud secara parsial terhadap Financial statement
statement fraud Pada Perusahaan fraud
Manufaktur Sektor Property, Real Estate Variabel Independen 2. Financial Target memiliki pengaruh terhadap
& Konstruksi Bangunan Yang Terdaftar X1= Financial stability financial statement fraud
Pada Bei Tahun 2016 - 2019 X2= Financial Target
(Sumampow et al., 2021)
Nature Of Industry, KetidakEfektifan Variabel Dependen 1. Nature of industry memiliki pengaruh negatif
Pengawasan, dan Kecurangan Laporan Y= Financial statement fraud dan signifkan terhadap kecurangan laporan
Keuangan: Moderasi Teknologi keuangan.
Informasi Pada Perusahaan Manufaktur Variabel Independen 2. Ketidakefektifan pengawasan tidak memiliki
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia X1= Nature Of Industry pengaruh terhadap kecurangan laporan
Periode 2018-2020. (Waqidatun et al., X2= Ketidak Efektifan keuangan
2021) Pengawasan 3. Teknologi informasi berhasil memoderasi
hubungan nature of industry dengan
Variabel Moderasi kesempatan melakukan praktik kecurangan
Teknologi Informasi laporan keuangan
4. Teknologi informasi tidak berhasil memoderasi
hubungan ketidakefektifan pengawasan
dengan kecurangan laporan keuangan
Penelitian
Terdahulu
Judul, Nama dan Tahun Variabel Hasil Penelitian
Penelitian
Pengaruh Pressure, Opportunity Dan Variabel Dependen 1. Pressure Berpengaruh Positif
Rationalization (Fraud Triangle) Y= Financial statement fraud Terhadap Financial statement fraud
Terhadap Financial statement fraud 2. Opportunity Berpengaruh Positif
(Studi Empiris Pada Perusahaan Variabel Independen Terhadap Financial statement fraud.
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa X1= Pressure 3. Rationalization Berpengaruh Positif
Efek Indonesia Tahun 2013 - 2017 X2= Opportunity Terhadap Financial statement fraud
(Handayani et al., 2021) X3= Rationalization
Pengaruh Pressure, Opportunity Dan Variabel Dependen 1. Pressure (Tekanan) tidak
Rationalization Terhadap Financial Y= Financial statement fraud berpengaruh terhadap financial
statement fraud Pada Perusahaan Sub statement fraud
Sektor Makanan Dan Minuman Di Bursa Variabel Independen 2. Opportunity ( Peluang ) tidak
Efek Indonesia periode X1= Pressure berpengaruh terhadap financial
2013 – 2017 (Julio, 2020) X2= Opportunity statement fraud.
X3= Rationalization 3. Rationalization yang di proksikan
dengan total akrual menghasilkan
perhitungan bahwa rationalization
tidak berpengaruh terhadap financial
statement fraud.
Kerangka
Konseptual
Penelitian
Objek dan Lokasi Penelitian
• Objek : Financial Statement Fraud
• Lokasi Penelitian : Perusahaan Makanan & Minuman di Bursa
Efek Indonesia
• Website Resmi : www.idx.ac.id dan website resmi Masing-
masing perusahaan
• Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah studi dokumen, yaitu metode pengumpulan data yang
tidak ditujukan langsung terhadap subjek penelitian.

20XX presentation title 17


POPULASI DAN SAMPEL

Populasi : Adapun populasi dalam penelitian ini adalah


seluruh Perusahaan Makanan & Minuman tahun 2019-
2021 yang berjumlah 55 perusahaan.
Sampel : Dalam pemilihan sampel penelitian ini
menggunakan salah satu teknik non probability sampling,
yaitu Purposive Sampling. Dengan total observasi 165
perusahan

20XX presentation title 18


METODE ANALISIS DATA
ESTIMATE REGRESI DATA
PANEL :
STATISTIK DESKRIPTIF
- CEM
- FEM
- REM

PEMILIHAN MODEL
REGRESI DATA PANEL :
- UJI CHOW UJI ASUMSI KLASIK
- UJI HAUSMEN
- UJI LM
METODE ANALISIS DATA

ANALISIS REGRESI LINIER


PENGUJIAN HIPOTESIS
BERGANDA

UJI DETERMINASI (R2)


Bab 4
Hasil & Pembahasan

Objek penelitian dalam penelitian ini


adalah Financial Stability, Ineffective
monitoring, Rationalization dan Financial
statement fraud. Penelitian ini
menggunakan populasi perusahaan sektor
makanan dan minuman yang terdaftar di
bursa efek indonesia (BEI) tahun 2019-
2022 sebanyak 55 perusahaan
Statistik Deskriptif
Variabel Penelitian
Pemilihan Model
Regresi Data
Hasil Estimasi Regresi Data Panel
Common Effect Model
Uji Asumsi
klasik
Pada penelitian ini model terbaik
yang terpilih adalah CEM. Uji
asumsi klasik yang digunakan
dengan pendekatan Ordinary Least
Square (OLS) yaitu model Fixed
Effect dan model Common Effect
tidak perlu melakukan semua uji
asumsi klasik. Uji asumsi klasik yang
diperlukan hanya uji multikolineritas
dan uji heterokedastisitas (Basuki &
Prawoto, 2016)
Dari data diatas menunjukkan bahwa nilai korelasi antar variabel independen (Financial stability,

Ineffective monitoring dan Rationalization) lebih kecil dari 0,80. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa

tidak terdapat masalah multikolinearitas antar variabel indenpenden.


Hasil Uji Heterokedastisitas

Berdasarkan hasil uji Glejser pada tabel 4.6, diketahui nilai probability
variabel financial stability adalah 0,8922 > 0,05. Nilai probability ineffective
monitoring sebesar 0,9405 > 0,05 dan nilai probability rationalization sebesar
0,9014 > 0,05. Maka dapat disimpulkan data tidak terjadi heterokedastisitas.
Hasil Uji
Parsial (Uji t)
Uji T dapat dilihat dari
besaran nilai t dan nilai
signifikansi p (probabilitas),
jika p < 0,05 maka pengaruh
variabel independen
berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen
dan jika P > 0,05 maka tidak
terdapat pengaruh antara
variabel independen
terhadap variabel dependen
Pembahasan
Pengaruh Financial Stability
Terhadap financial statement
fraud
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis secara parsial menggunakan aplikasi
eviews 10 pada tabel 4.8, Financial Stability yang diproksikan dengan ACHANGE
(perubahan pertumbuhan nilai aset) diperoleh nilai koefisien financial stability sebesar -
0,042510 dengan t-statistik sebesar -0,167785 dimana lebih kecil dari t tabel yaitu -
1,9710075 dengan nilai signifikan sebesar 0,8669 > 0,05 sehingga dapat dikatakan H 1
ditolak.
Hal ini bisa terjadi karena jika aset suatu entitas mengalami perubahan yang
sangat besar dari tahun sebelumnya maka akan dapat menimbulkan sorotan dari
masyarakat terutama investor atau pihak-pihak stakeholder lainnya, informasi mengenai
emiten tersebut akan cepat menyebar, apalagi perusahaan tersebut merupakan
perusahaan terbuka (Go Public) yang memiliki kewajiban untuk menerbitkan laporan
keuangan secara transparan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ijudien,
(2018) dan Sumampow et al., (2021) yang menyatakan stabilitas keuangan tidak
berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan.
Pengaruh Innefective
Monitoring Terhadap financial
statement fraud

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis secara parsial menggunakan aplikasi


eviews 10 pada tabel 4.8, ineffective monitoring yang diukur dengan perbandingan
jumlah dewan komisaris independen dan total dewan komisaris (BDOUT) diperoleh
nilai koefisien ineffective monitoring sebesar -0,964777 dengan t-statistik sebesar -
0,053428 dimana lebih kecil dari t tabel yaitu -1,9710075 dengan nilai signifikan sebesar
0,9574 > 0,05 sehingga dapat dikatakan H2 ditolak.
Hal ini menandakan banyaknya jumlah jumlah dewan komisaris independen
dalam suatu perusahaan tidak menjamin perusahaan tersebut tidak melakukan
kecurangan laporan kuangan, karena pembentukan komisaris independen oleh
perusahaan mungkin hanya untuk memenuhi regulasi saja. Selain itu, hampir seluruh
perusahaan besar seperti perusaahan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia hampir semua memiliki komisaris independen yang lebih dari 1 orang
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Muningsih
& Muliati, (2020), Waqidatun et al., (2021) dan Hendra & Dwi, (2022), yang
menyatakan ineffective monitoring tidak berpengaruh terhadap kecurangan laporan
keuangan.
Pengaruh Rationalization
Terhadap financial statement
fraud

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis secara parsial menggunakan aplikasi


eviews 10 pada tabel 4.8, rationalization yang diukur dengan rasio total akrual (TACC)
diperoleh nilai koefisien rationalization sebesar 0,942377 dengan t-statistik sebesar
1,615671 dimana lebih kecil dari t tabel yaitu 1,9710075 dengan nilai signifikan sebesar
0,1076 > 0,05 sehingga dapat dikatakan H3 ditolak.
Hal ini dapat disebabkan karena nilai mean TACC sebesar – 0,213 lebih kecil
dari nilai standar deviasi sebesar 2,849, artinya terdapat perusahaan yang memiliki nilai
TACC tinggi namun tidak terdeteksi melakukan fraud dan sebaliknya. Hal ini
menunjukkan bahwa rasio total akrual (TACC) bukanlah faktor utama yang mendorong
seseorang untuk melakukan tindakan financial statement fraud.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Julio,
(2020), yang menyatakan Rationalization tidak berpengaruh terhadap kecurangan
laporan keuangan.
Kesimpulan

1. Financial Statement Fraud Tidak


Berpengaruh Terhadap Financial Statement
Fraud.
2. Ineffective Monitoring Tidak Berpengaruh
Terhadap Financial Statement Fraud.
3. Rationalization Tidak Berpengaruh Terhadap
Financial Statement Fraud.
Saran

1. Disarankan untuk penelitian selanjutnya menambah


periode pengamatan agar memperoleh sampel yang lebih
besar sehingga hasil penelitian akan menjadi lebih akurat.
2. Disarankan untuk penelitian selanjutnya
mengembangkan variabel – variabel lain yang dapat
mempengaruhi financial statement fraud, seperti nature
of industry, corperate governance, capability, arogansi,
struktur organisasi. Dikarenakan variabel independen
dalam penelitian ini hanya mampu mempengaruhi
variabel dependen sebesar 0,13%.
Thank You
Nanda Putri Safwani
Nanda.190420046@mhs.unimal.ac.id

Anda mungkin juga menyukai