Anda di halaman 1dari 67

ALL CERAMIC

&
PFM
PEMBIMBING: DRG. SETYAWAN BONIFACIUS.,SP.PROS

DETIN NITAMI 160221200002


ALDA ARIFIALDA 160221200004
DAISY WULANSARI 160221200005
ALL CERAMIC
PENDAHULUAN

• Mahkota all ceramic  Restorasi


mahkota yang bahannya hanya
keramik
• Penambahan inti dari alumina,
zirconia, kombinasi keduanya
meningkatkan kekuatan.
Pembuatan Mahkota All Ceramic

1. Preparasi gigi
• Pengurangan seluruhnya min 1 mm, tetapi ada yang
mengurangi bagian fasial 1,5 mm & oklusal 1,5 – 2
mm, semua sudut dibulatkan

2. Pencetakan
Pembuatan Mahkota All Ceramic

3. Buat master model, dengan die bisa dilepas


• Die diasah dan setiap undercut di blokir

4. Cement spacer diaplikasikan pada die

• mempertahankan jarak 0,5 – 1 mm dari tepi garis servikal


• Aplikasikan pada preparasi menjauh dari tepi servikal
Pembuatan Mahkota All Ceramic

5. Penambahan bahan cetak silicon  duplikat


model
• Selanjutnya  Cor  stone

6. die duplikasi diasah, garis tepi servikal


diberi tanda
Pembuatan Mahkota All Ceramic

7. Aplikasikan Sealant
• Fungsi  bahan pembasah permukaan, yang mengurangi absorpsi dari cairan
yang masuk ke dalam die.

8. Alat ultasonik (Vitasonic, vident)


• Untuk mempersiapkan bahan alumina.
• Cairan bubuk alumina & aditif dicampur  diaduk pada vibrator sampai
homogen.
• Satu tetes aditif ditambahkan ke dalam satu ampul cairan yang sudah diaduk
• Slip alumina dicampur pada unit ultrasonik. Saat cairan ditambahkan ke dalam
wadah  campuran digetarkan
Pembuatan Mahkota All Ceramic
9. Bahan diaplikasikan dengan sikat sintetik
• Membentuk konfigurasi coping yang diinginkan

10. Coping diukir dengan skalpel


• Coping alumina yang sudah selesai biarkan mengering 30 menit.
Cairan penstabil dioleskan pada kerangka ini untuk
memungkinkan dilakukannya perbaikan setelah pembakaran.
Pembuatan Mahkota All Ceramic

11. Rangka dikeraskan dalam tungku


• Suhu 1.120°C  10 jam
• Selama proses pengerasan, die duplikat mengerut,  coping bisa dilepas
dengan sangat mudah

12. Infiltrasi kaca diaplikasikan pada coping


• Infiltrasi kaca memberikan warna, translusensi dan kekuatan pada coping.
• Bubuk kaca disesuaikan dengan warna pada Vita lumin shade guide (Vident).
Bubuk kaca dengan warna yang diinginkan kemudian dicampur dengan air
distilasi  aplikasikan ke coping
Pembuatan Mahkota All Ceramic

13. Coping ditempatkan pada platinum foil  persiapan pembakaran


• Siklus pembakaran 1.100°C  4 jam untuk satu mahkota & 6 jam untuk
rangka gigi tiruan sebagian cekat.
• kelebihan kaca dihilangkan dengan bur intan. Coping kemudian diabrasi udara

14. Bentuk mahkota dibuat dengan porselen feldspathic

15. Daerah insisal dipotong  porselen ditambahkan pada bagian


insisal untuk mengembalikan kontur yang penuh  Bakar 
Glazing
Vinir Poerselen

• Vinir porselen  alternatif konservatif dari mahkota penuh  memperbaiki


penampilan gigi anterior.
• Restorasi ini sangat tipis dari bahan porselen yang langsung diaplikasikan pada
struktur gigi.
• Indikasi 
memperbaiki warna gigi,
mengubah kontur gigi yang bentuknya tidak normal,
untuk menutup celah inteproksimal.
Preparasi Vinir Porselen

• Preparasi gigi  minimal, terbatas


pada email gigi.
• Sebelum melakukan preparasi vinir,
banyaknya pengasahan gigi harus
ditentukan terlebih dahulu.
• Panduan pengasahan dari silicone
putty dapat dibuat dari model malam
diagnostik untuk melihat kontur akhir
yang dikehendaki.
A. Preparasi servikal 0,5 mm ;
B. Bagian tengah fasial 0.7 mm ;
C. Bagian insisal 1,5 mm
Pencetakan

• Retraksi gingiva perlu dilakukan saat mencetak preparasi vinir, karena garis
akhir preparasi servikal berada sedikit dibawah tepi gingiva.
• Ada yang perlu anestesi lokal / tidak
• Semua bahan cetak untuk pembuatan restorasi cekat dapat digunakan.
• Jika cetakan akan diisi di laboratorium, harus menggunakan bahan yang stabil
seperti polivinil siloxane atau polieter.
Restorasi Sementara

• Vinir porselen preparasi nya minimal  tidak diperlukan penggunaan mahkota


sementara.
• Apabila pasien ingin penggunaan mahkota sementara, gunakan  bahan resin
komposit mikro yang dikeraskan dengan sinar.
• Satu atau dua titik pengetsa ditempatkan pada permukaan fasial  stuktur gigi
yang hilang dibentuk dengan resin komposit dengan atau tanpa panduan kompon.
• Pembuangan kelebihan komposit harus hati-hati agar tidak mengenai akhiran
preparasi.
Pembuatan Model Kerja & Die

• Setelah cetak, cetakan diisi dengan die stone dengan ketebalan basis minimal 20 mm.

• Stone mengeras, model dikeluarkan dari cetakan dan diasah agar diperoleh tinggi 15 mm dan lebar
fasiolingual 10 mm  pengasah model dan arbor band.

• Model yang sudah diasah ditempatkan  longgar jika dimasukkan ke dalam sendok cetak.

• Basis die stone diberi takikan.

• Stone diaduk dan digetarkan ke dalam sendok cetak tersebut.

• Model yang sudah diasah ditempatkan dengan gerak menggoyang-goyang sampai daerah servikal gigi-gigi
terletak kira-kira 5 mm diatas tepi sendok.

• Stone yang berlebih dibuang dan dibiarkan sampai menjadi keras dan kering.
Pembuatan Model Kerja & Die

• Model dilepas dari sendok cetak agar bisa dilakukan pemotongan die.

• Gunakan gergaji untuk memisahkan die dari basis model agar tidak merusak garis akhir preparasi
proksimal. Potongan gergaji ini harus diperpanjang melalui papilla interdental dan berakhir 1 mm dari
garis akhir preparasi interproksimal.

• Gunakan tekanan jari untuk mematahkan die dan gigi-gigi yang melekat padanya dari model

• Die dirapikan dan garis akhir preparasi ditandai dengan pensil merah.

• Dua lapis spacer semen diulaskan pada die sampai 1 mm dari garis akhir preparasi. Die dan model kerja
dimasukkan kembali ke dalam sendok cetak
Pembuatan Die Refraktori
1. Bhn Cetak Polivinil Siloksan viskositas
rendah (pasta, liquid, katalis) dicampurkan Bahan cetak dituang pada area yang
dalam plastic cup dikelilingi strip putty

2. Menjadi strip putty dan dibuat setebal kira-


kira 3 mm

3. Strip putty ditempatkan mengelilingi working


cast termasuk die gigi yang dipreparasi

4. Diperluas 3 mm diluar insisal edge


Mold dibiarkan untuk setting kurang lebih 30 Tray dilepaskan dengan hati-hati
menit

Strip putty dilepaskan dari mold Tray dilepaskan dari cast dengan tidak menganggu
mold
Tray dilepaskan tanpa bottom articulating plate 
akses material refraktori untuk dapat dicor

Material refraktori dituang melalui sisi bawah die


Die refraktori menduplikasi master die dalam relasinya terhadap
gigi lainnya seperti di dalam suatu konfigurasi
Material die refraktori dicampurkan dan secara
perlahan dilakukan vibrasi melalui opening base tray
untuk mengisi ruangan kosong pada die

Die refraktori dibiarkan setting berdasarkan


rekomendasi petunjuk pabrik yaitu biasanya 1-2 jam
Degassed die refraktori dalam rangka mengeliminasi
gas amonia dan gas sulfur yang bisa menyebabkan Die ditransfer ke tungku pembakaran porselen (porcelain
kemungkinan terkontaminasinya porselen di casting furnace) yang sudah dipanaskan sebelumnya
burnnout oven

Die refraktori dibiarkan mendingin dalam temperatur


Die ditempatkan dalam oven dengan temperatur ruang, ruangan
dipanaskan & dilanjutkan diproses dalam temperatur
yang spesifik (preheating di burnout furnace)
Die ditutupi dengan dentin porcelain dan dilakukan glazing
Finish line ditandai dengan underglaze pada tahap tersebut
clay pencil dan kemudian die direndam
dalam air sampai tidak ada gelembung Jika tanpa pelapis, material porus refraktori akan menyerap air
udara tertinggal dari porselen yang membuat porselen akan menjadi sulit untuk
dibuat dan dibentuk
Aplikasi Porselen
• Untuk pembuatan porcelain laminate veneer dengan rupa yang natural teknisi harus
menguasai informasi mengenai shade gigi yang belum dipreparasi, shade yang
diinginkan serta lokasi dari area diskolorasi

• Teknisi harus juga berpedoman kepada diagram dan foto keadaan gigi baik dalam
keadaan sebelum dipreparasi maupun setelah agar lebih leluasa untuk memproduksi
porcelain veneer yang dapat dikatakan kesemuanya dibuat berdasarkan pesanan
(custom)

• Salah satu tantangan terbesar dari pembuatan porcelain veneers adalah membuat
tampilan senatural mungkin yang dapat menutupi diskolorasi
1. Warna gigi yang dipreparasi agak keabuan sehingga
memerlukan white modifier/ enhancer untuk meningkatan value

Teknik lain: Masking dentin porcelain untuk memblokade struktur


gigi dibawahnya sebelum warna dentin, enamel dan porselen
translusen diaplikasikan  internal shading dan sebagai light
diffuser

Pembuatan porselen mirip seperti teknik layering pada 2. Porselen dibentuk menjadi kontur yang diinginkan
restorasi keramik konvensional dan dibuilt-up sampai full baik porselen dentin maupun porselen enamel dengan
contour kuas
3. Kelebihan moisture dibuang dengan menggunakan tissue. Porselen harus tetap lembab namun
mudah dibentuk dan dipahat

4. Membentuk kontur gingival

5. Membuang 1/3 insisal sampai ½


dengan menggunakan pisau tajam
untuk memberi space enamel porselen

6. Mengaplikasikan enamel porselen pada area yang dikurangi


menggunakan kuas hitam

7. Membentuk fasial dan incisal edge sedikit berlebih 


mengkompensasi penyusutan yang akan terjadi

8. Finalisasi dan penghalusan kontur aksial pada porselen


9. Die kemudian dipindahkan dari working cast dan dibentuk kontur proksimal. Periksa marjin, dan buang
kelebihan porselen walaupun kecil sekalipun

10. Die refraktori dengan porcelain buildup ditempatkan pada sagger tray untuk dilakukan pengeringan.
Dan kemudian porselen dibakar menurut petunjuk rekomendasi pabrikan.

11. Die dibiarkan mendingin sempurna dalam temperatur ruang dan ditempatkan kembali dalam working cast

12. Setelah kontur dan oklusi porselen yang dibakar tersebut dievaluasi, pengkoreksian dilakukan dengan
grinding menggunakan fine-grit diamond atau batu hijau atau juga dengan menambahkan porselen secukupnya
dan dilakukan pembakaran kembali dalam temperatur yang sedikit lebih rendah.

13. Jika sudah sesuai porselen veneer di-glazing pada die refraktori

14. Setelah pendinginan, secara perlahan die dipisahkan dari veneer dengan glass-bead air abrasion. Integritas
ketepatan marjinal veneer dikonfirmasi pada original stone die
15. Kemudian veneer diletakan dalam toples pada ultrasonic cleaner dan diletakan dalam
kassa untuk mencegah fraktur akibat pergesekan dengan ujung toples kaca
Sementasi Mahkota dan Veneer
• Sebaiknya ditunda untuk melakukan penyesuaian grinding pada restorasi-retorasi veneer yang tipis dan inlay sampai
restorasi-restorasi tersebut menempel permanen kepada gigi

• Permukaan keramik yang kasar dihaluskan menggunakan batu putih yang bersih dan dipoles dengan rubber wheels of
progressively fine grit seperti yang ditemukan pada Ceramiste porcelain adjustmen kit (Shofu) atau diamond impregnate
wheels dan point (Dialite, Brasseler) Grit dalam ceramiste kit

• Pada prosedur try-in, pasien diminta untuk melembabkan keramik dengan gigi terdekatnya dengan saliva. Shade dievaluasi
dibawah cahaya incandescent, fluorescent, dan cahaya natural. Untuk meminimalisir efek metamerisme sebaiknya memilih
shade yang cocok pada segala jenis cahaya. Pasien diminta untuk melihat dalam cermin agar merasa puas sebelum sementasi
Sementasi Mahkota
1. Mahkota dibersihkan dari aseton atau alcohol dari debris organik
2. Preparasi gigi dibersihkan dengan rubber cup, pumis, dicuci dan dikeringkan
3. Aplikasi etsa asam fosforik
4. Jika pada prosedur lab mahkota tidak dilakukan silaned, maka dapat diaplikasikan silane coupling agent (1
tetes silane primer dan 1 tetes silane activator dicampurkan pada dappen dish dan selanjutnya dicampurkan
likuid dengan kuas selama 10-15 detik pada struktur internal mahkota. Campuran tersebut harus siap dalam
waktu 5 menit dan tidak lebih dari 10 menit sebelum diaplikasikan kepada mahkota
5. Selapis tipis semen zinc phosphate (ZnPO 4), glass ionomer atau semen resin dual polymerizing seperti RelyX
Unicem (3M ESPE) diaplikasikan kedalam struktur internal mahkota
6. Mahkota ditempatkan perlahan sambil dibuang kelebihan semen dari area marjinal dengan sonde atau kuas
bersih
7. Sedikit kelebihan semen dapat ditinggalkan untuk menghindari terjadinya semacam parit pada semen di
bagian marjinal tersebut
8. Dilakukan light curing pada marjinal dari arah fasial, lingual dan oklusal selama 40 detik. Jika tidak
menggunakan light curing autopolimerisasi dibiarkan untuk berlangsung selama 6 menit
9. Marjin yang tebal atau kontak oklusal prematur disesuaikan dengan fine diamond stone. Permukaan oklusal
dipoles dengan wheels dari set perlengkapan finishing porselen
Sementasi Veneer

1. Try-in veneer. Selama prosedur try-in, dapat dibantu dengan meneteskan air atau gliserin agar veneer dapat diam di
posisinya
2. Verifikasi marjinal fit
3. Pengecekan kontak proksimal
4. Gigi diisolasi dengan Mylar strip

5. Veneer dibersihkan dengan larutan aseton


6. Preparasi gigi gigi dibersihkan dengan pumis nonfluoride untuk membuang sisa-sisa polimer resin komposit
7. Etsa dengan 30% asam fosforik pada gigi yang telah dipreparasi dan dibiarkan selama 1 menit
8. Setelah 1 menit gigi dibersihkan dengan semprotan air kuat selama 30 detik dan dikeringkan
9. Silane coupling agent diaplikasikan pada permukaan internal veneer dan dibiarkan berkontak selama 1 menit. Setelah 1
menit, veneer dikeringkan dengan semprotan udara parallel dan sedikit diatas veneer
10. Lutting agent resin komposit diaplikasikan pada permukaan internal veneer dan didistribusikan menggunakan kuas
11. Dengan tekanan jari ringan, veneer ditempatkan perlahan pada permukaan labial dan hati-hati jika tekanan dilakukan
dengan terlalu kuat maka bisa terjadi fraktur pada veneer
12. Dilakukan penyinaran dengan light curing selama 10 detik dan setelah selesai diverifikasi terkait kesesuaian
penempatan veneer tersebut
Setelah inisial set, sinar perlahan dipindahkan:
 Polimerisasi berlanjut dalam 45-60 detik dengan sinar yang diarahkan pada bagian lingual (melewati gigi) yang
bertujuan agar penyusutan (shrinkage) terjadi mengarah ke gigi
 Kemudian penyinaran dilanjutkan dari arah labial (melewati veneer) selama 60 detik

13. Setelah luting agent berpolimerisasi, kelebihan resin komposit dikurangi dengan fine-grit flame diamond
14. Dilakukan pengecekan pada oklusi & penyesuaian
15. Prosedur finishing  porcelain polishing agents, termasuk penggunaan rubber abrasif dan diamond polishing
paste.
16. Area proksimal dapat disesuaikan dengan finishing strip
Restorasi Metal Ceramic
• MCR dibentuk dari logam cor/ coping yang menutupi preparasi gigi dan keramik yang melekat ke coping
• Coping ini adalah selubung yang tidak terlalu tipis atau berupa mahkota cor yang dikurangi pada beberapa bagian dan
diganti dengan porselen

Coping logam pada MCR ditutupi dengan 3 lapisan porselen,


diantaranya adalah:

1. Porselen opak yang menutupi logam yang ada di bawahnya,


memainkan peran penting dalam ikatan antara keramik dan
logam

2. Porselen dentin atau body yang membentuk ketebalan restorasi


dan memberikan sebagian besar warna atau shade

3. Porselen enamel atau insisal yang memberi translusensi pada


restorasi
Alloy yang digunakan pada pembuatan restorasi metal-ceramic
Disain Coping

1. Ketebalan veneer porselen

2. Dukungan untuk veneer porselen

3. Ketebalan logam yang berada di bawah dan didekat porselen

4. Penempatan kontak oklusal dan proksimal

5. Luas daerah yang akan diberi veneer porselen

6. Disain tepi fasial


1. Ketebalan Veneer Porselen

• Ketebalan minimal adalah 0,7 mm dan ketebalan yang diharapkan adalah 1,0-1,5 mm, > 2,0 mm
rentan fraktur
2. Porcelain Veneer Support

1. Kontur cembung dengan ketebalan yang merata akan mendistribusikan tekanan dengan sangat baik.
Pertemuan bagian luar porselen dan logam harus bersudut tegak lurus agar meminimalisir kemungkinan
terjadinya fraktur porselen
2. Sudut yang tajam dan undercut serta logam yang tajam pada interfase logam-porselen memungkinkan
timbulnya crazing porselen  harus dihindari
3. Perluasan logam lingual ke tepi insisal restorasi anterior harus dihindari
4. Membuat supporting ledge dibawah cusp fasial MCR molar atau premolar atas
3. Ketebalan logam yang berada di bawah dan
didekat porselen

• Disain coping logam tidak boleh lentur selama pemasangan atau selama mendapat beban olusal  harus

sekeras mungkin dan mempunyai ketebalan optimal untuk mendapatkan stiffness/ kekakuan

• Untuk kekuatan dan kekakuan yang adekuat, coping dari logam murni harus mempunyai ketebalan 0,3-

0,5 mm. Alloy logam dasar dapat mempunyai ketebalan setipis 0,2 mm.
4. Penempatan kontak oklusal dan proksimal
• Untuk meminimalisir stress yang dari kontak oklusal pada permukaan palatal restorasi anterior RA, porcelain
metal junction tidak seharusnya ditempatkan didekat kontak dengan gigi-gigi rahang bawah
• Porcelain metal junction juga tidak boleh terlalu dekat dengan tepi insisal oleh sebab karena akan merusak
translusensi insisal dan kemungkinan terjadinya fraktur akan sangat besar karena porselen tidak mendapat
dukungan dari logam
• Jika tidak cukup overbite untuk tempat logam maka porcelain metal junction diletakkan lebih jauh kearah
gingiva untuk menghindari kontak pada porselennya
• Jika kontak lingual pada restorasi rahang atas harus ditempatkan pada porselen maka ada kemungkinan
potensi abrasi tinggi terhadap gigi antagonis asli sehingga pasien harus diberitahu bahwa pada akhirnya gigi
antagonis juga akan membutuhkan restorasi
5. Luas daerah yang akan diberi veneer porselen

Untuk menempatkan kontak oklusal pada logam,


porselen pada permukaan fasial diperluas sampai ke
cusp tip P dan M1 RA
Harus dibuat rounded ledge of metal dibawah cusp fasial
sebagai dukungan porselen
Penutupan linggir marjinal mesial dengan porselen sampai pertengahan linggir
triangular

Untuk estetika maksimal yaitu penutupan seluruh


permukaan oklusal gigi premolar (full porcelain
occlusal coverage)
Occlusal (top) and mesial (bot-
tom) views of a mandibular Occlusal (top) and mesial (bot- tom) Occlusal (top) and mesial (bot- Occlusal (top) and mesial (bot-
premolar metal- ceramic coping views of a standard mandibular tom) views of a standard tom) views of an optional
design (standard for rst premolar, second premolar metal-ceramic mandibular rst molar metal- mandibular rst molar metal-
optional for second premolar) coping design ceramic coping design. ceramic coping design.
SINGLE COPING WAX
PATTERN

If the coping pattern (a) is the rst step in


The correct steps in the fabrication of a metal-ceramic
fabrication, the porcelain veneer on the de
restoration: (a) full-contour wax pattern; (b) coping
nitive restoration may have contours that are
wax pattern cut back; (c) porcelain addi- tion to metal
not continuous with those of the unveneered
coping
coping (b).
ALL-WAX TECHNIQU

The proximal outline is traced with a sharp knife tip.

The knife is used to cut 1.5 mm from the incisal portion of the pattern.

Orientation grooves are carved in the wax


pattern with a discoid carver

Wax is removed with a sharp knife to the desired depth

The facial axial wall of a wax pattern for a crown with an


all-porcelain shoulder ends at the gingivofacial angle
(arrow).
Alloy surface treatment

The veneering area is prepared with


aluminum oxide stones.

The coping thickness is checked with an Iwanson thick- ness gauge. / calipers

TRY IN

OKSIDASI

The nal step in metal preparation is reduction of the oxide layer on the part
of the coping to be veneered with porcelain by air abrading with 50-μm
aluminum oxide.
Failures of alloy-
porcelain
Aplikasi Porselen Opak Pembuatan Tepi Porselen

Porcelain
addition The veneering surface of the coping is wetted with dis- tilled water A thin “wash layer” of opaque porcelain is
or special liquid recommended by the manufacturer applied with a brush.

After the rst layer of opaque porcelain is red, a second The facial shoulder nish line is marked with the side of a red pencil.
coat is applied to completely cover the metal.

Cyanoacrylate cement is applied to seal the die Excess liquid is blown off to ensure a thin, uniform coat.
in the area of the facial shoulder.
All-porcelain margin fabrication

Porcelain release agent is applied to the die around the facial shoulder The firrst shoulder porcelain is applied to the facial shoulder of the
to prevent porcelain from sticking to the die. die with a brush. It should extend 2 to 3 mm onto the metal coping.

The porcelain is condensed by blotting it dry with A large spoon excavator or a discoid carver is used to remove the excess
tissue until no more liquid comes to the surface. “green” shoulder porcelain. Only the material directly over the shoulder and a
slight extension (1.0 mm or less) onto the coping is left in place.
A large no. 10 sable brush is used to smooth the margin The coping is gently teased off the die, and the shoulder
and remove excess bulk. porcelain is inspected for defects.

Any porcelain visible on the internal aspect of the The coping is placed on a sagger tray and dried in
coping is removed. front of the oven door.
Following the first ring of the shoulder A uniform layer of shoulder porcelain is The coping is placed back on the die,
porcelain, porce- lain shrinkage will cause a applied with a brush to the underside of the maneuvering it to completely seat it.
slight marginal gap (arrow). already red porcelain.

The corrected porcelain application is condensed The marginal gap between the
and smoothed with a large condensing brush. shoulder porcelain and the nish line
must be closed before proceeding.
Porcelain
addition

AB

Opaque porcelain application. A, Substructure is oxidized. B, Porcelain is applied. Vibration can be used to help spread the
opaque porcelain into an even, thin film (C). D, Application of additional opaque porcelain. E, After drying in front of the
furnace, the opaque layer should have a uniform matte-white appearance. Excess powder must be removed before firing.
Dentin and enamel porcelain application
Dentin and enamel porcelain application

Completion of cutback for the incisal porcelain.

Enamel porcelain is added with a brush to the


cutback areas: frontal view (a) and incisal view (b).

The enamel porcelain is carried onto the lingual surface.


The lingual fossa is shaped with a brush.

The newly added porcelain is shaped by blotting it


from the lingual (a) and from the facial (b).
The enamel porcelain is slightly overbuilt to Facial view of completed porcelain buildup on
compensate for shrinkage during ring. the work- ing cast.

The die is removed from the cast, and a small amount of The proximal addition is blended into the facial
porcelain is added to the two interproximal surfaces. and lin- gual contours.

Any porcelain that extends onto the metal is The completed crown is carefully removed from
removed prior to ring. the die.
The condensation of the porcelain is
completed, using a tissue to ab- sorb the Any porcelain that extends inside the
excess moisture. crown is removed with a dry brush.

After the initial ring, the crown is A small amount of porcelain is


tried back on the cast, and the added to the proximal surfaces to
contours are evaluated. restore contact.

Following the correction bake, minor


adjustments may be necessary, such as A clean green stone or diamond is
reducing the heavy proximal contact used to recontour the porcelain.
demon- strated here.
AB

A and B, Natural incisal appearance has been achieved through subtle layering of porcelains of different translucencies.
TEPI FASIAL

AB

A and B, Metal-ceramic restorations with porce- lain labial margins combine the excellent esthetics of all-ceramic restorations with the
strength of the metal-ceramic technique.
Porcelain surface treatment

Porselen memiliki kemampuan untuk menglazing diri sendiri jika


Natural / autoglaze dibiarkan di udara pada temperature lelehnya selama 1-4 menit

porselen kehilangan kemampuannya untuk membentuk glazing


alami setelah dibakar beberapa kali .
porselen bening dengan titik leleh rendah yang dioleskan pada
Applied overglaze permukaan restorasi dan dibakar pada temperature leleh yang jauh
lebih rendah daripada temperature leleh dari porselen dentin dan
porselen email

Hasil permukaan lebih kasar dibanding yang di-glazing


polishing Penggunaan relative pada area yang kecil : kontak proksimal,
kontak oklusal
Finishing and cementation

modifikasi

Kontur / warna akan dimodifikasi: Tidak diglazing dahulu sampai penyesuaian selesai.

Jika warna mahkota logam-keramik terlalu gelap  tidak mungkin memudakan warnanya
dengan cara pemberian wara tanpa menyebabkan gigi tampak terlalu opak.

jika warna terlalu muda  modifikasi dapat dilakukan  pewarna porselen (pigmen oksida
logam dengan titik leleh rendah), diaplikasikan pada permukaan yang belum diglazing

Chairside correcton
Koreksiminor imperfection : perbaikan kontur + pemolesan daerah yang dimodifikasi
Panas dan getaran yang terlalu besar dapat mendorong terjadinya fraktur mikro yang mengarah ke
kegagalan premature dari porselen
Intra-oral repair technique for ceramic fracture using direct resin composite
(Ozcan, et al, 2016) Italian Joural of Dental Medicine vol 1/ 2-2016
Defective Dental Restorations: To Repair or Not to Repair? Part 2: All– Ceramics and Porcelain Fused to Metal Systems
(Blum, et al , 2011) Dent Update 2011; 38: 150–158
Repairing of Fractured Metal Ceramic Restorations: Techniques Review
(Al-Moaleem, et al. 2013) International Journal of Contemporary Dentistry,April 4(1)
Repairing of Fractured Metal Ceramic Restorations: Techniques Review
(Al-Moaleem, et al. 2013) International Journal of Contemporary Dentistry,April 4(1)
Repairing of Fractured Metal Ceramic Restorations: Techniques Review
(Al-Moaleem, et al. 2013) International Journal of Contemporary Dentistry,April 4(1)
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai