Anda di halaman 1dari 50

0 TENTANG

PEDOMAN
PENYELESAIAN
PERKARA
KEPAILITAN DAN
PENUNDAAN
KEWAJIBAN
PEMBAYARAN
UTANG
NANI INDRAWATI., SH., Mhum
wkpt palangka raya
Dasar Pertimbangan MA:
Belum ada keseragaman dalam praktek
penyelesaian perkara Kepailitan dan PKPU antara
Pengadilan Niaga yang satu dengan yang lain
Memastikan agar seluruh Hakim Niaga, Hakim
Pengawas, Panitera Pengganti dan Staf Kepaniteraan
Niaga memiliki pemahaman yang sama dan
melaksanakan secara konsisten sesuai dengan UU
No.37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan
Kewajiban Pembayaran Utang
Perlu menetapkan Keputusan Ketua MA tentang
Pemberlakuan Buku Pedoman Penyelesaian Perkara
Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran
Utang (PKPU)
Buku Pedoman Penyelesaian Perkara Kepailitan
dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
tersebut dituangkan dalam Keputusan Ketua
Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor
3/KMA/SK/I/2020 yang telah diubah dengan
Keputusan Ketua Mahkamah Agung Republik
Indonesia Nomor : 109/KMA/SK/IV/2020 tentang
Pemberlakukan Buku Pedoman Penyelesaian
Perkara Kepailitan dan Penundaan Kewajiban
Pembayaran Utang
Lampiran Keputusan Ketua Mahkamah Agung
Republik Indonesia Nomor : 109/KMA/SK/IV/2020,
terdiri dari 2 buku, yaitu:
1. Buku I : tentang Proses Pemeriksaan Perkara
Permohonan Pernyataan Pailit Dan Penundaan
Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU)
2. Buku II tentang Proses Penyelesaian Perkara
Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran
Utang (PKPU) Setelah Putusan Pernyataan Pailit
Dan Putusan Penundaan Kewajiban Pembayaran
Utang (PKPU).
Ad.1 Buku I :
 I. Perkara Permohonan Pernyataan Pailit
Kelengkapan administrasi pendaftaran perkara
permohonan pernyataan pailit sebagaimana
tercantum dalam daftar persyaratan (check list),
persyaratan tersebut dibedakan antara:
 Permohonan yang diajukan oleh Debitor
1. Debitor perorangan,
2. Debitor Badan Hukum (PT, Yayasan dan Koperasi),
3. Debitor Persekutuan Perdata: CV, Firma dan
Persekutuan Perdata lainnya,
4.Permohonan oleh Debitor (Bank, Perusahaan Effek,
Bursa Effek, Lembaga Kliring dan Penjaminan,
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Lembaga
Pembiayaan, Perusahaan Asuransi, Perusahaan
Reasuransi dan Dana Pensiun, hanya dapat diajukan
oleh Otoritas Jasa Keuangan/OJK (Pasal 2 ayat (3)
dan (4) UU K PKPU yo Pasal 6, Pasal 55 UU No. 21
Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan )

5.Permohonan oleh Debitor BUMN/BUMD yang


bergerak di bidang kepentingan publik (Pasal 2 ayat
(5) UUK PKPU hanya dapat diajukan oleh Menteri
Keuangan/Menteri yang bertanggung jawab.
Permohonan oleh Kreditor, dengan syarat-syarat
sbgmana dalam check list sebagai berikut :
1.Permohonan oleh Kreditor Perorangan
2.Permohonan oleh Kreditor Badan Hukum: Perseroan
Terbatas, Yayasan dan Koperasi
3.Permohonan oleh Kreditor Persekutuan Perdata :
CV, Firma dan Persekutuan Perdata lainnya
4.Permohonan oleh Kreditor : Pasar Modal,
Perasuransian, Dana Pensiun dan Lembaga Jasa
Keuangan lainnya, hanya dapat diajukan oleh Otoritas
Jasa Keuangan/OJK (Pasal 6, Pasal 55 UU No.21
Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan Jo Pasal
2 ayat (3) dan (4) UUK PKPU)
5.Permohonan oleh Kreditor Badan Usaha Milik
Negara/Badan Usaha Milik Daerah yang bergerak di
bidang kepentingan publik (Pasal 2 ayat (5) UU No.37
tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan
Kewajiban Pembayaran Utang).

6.Permohonan diajukan oleh Kejaksaan (selaku


Kreditor) untuk kepentingan umum (Pasal 2 ayat (2)
UUK PKPU dan penjelasannya)

7. Permohonan diajukan oleh Kurator


(Kurator yang mewakili Debitor Pailit dapat
mengajukan permohonan pernyataan pailit kepada
pihak ketiga)
 II. Proses pendaftaran perkara permohonan
pernyataan pailit
 III. Penunjukan Majelis Hakim, Panitera Pengganti
dan Juru sita
 IV. Pemanggilan para Pihak
 V. Persidangan
 V.1.1. Persidangan pertama
 V.1.2. Persidangan lanjutan
 V.1.3. Putusan
- Pertimbangan hukum jika dikabulkan
- Pertimbangan hukum jika ditolak
 V.1.4. Sidang Pengucapan putusan
 V.1.5. Berita Acara Sidang
V.2. Upaya Hukum Putusan Pernyataan Pailit
V.2.1. Kasasi (Pasal 11 dan 12 UUK PKPU)
Proses Administrasi Berkas Perkara Kasasi di
Pengadilan Niaga
Proses Administrasi Pemeriksaan Perkara Kasasi di
Mahkamah Agung
Proses Pemeriksaan Perkara Kasasi
Pengiriman Salinan Putusan Kasasi pada Pengadilan
Pengaju
Pengiriman Salinan putusan Kasasi oleh Pengadilan
Pengaju Kepada Para Pihak
V.2.2. Peninjauan Kembali
Proses Pemeriksaan Administrasi Peninjauan
Kembali di Pengadilan
Proses Pemeriksaan Administrasi Perkara
Peninjauan kembali di Mahkamah Agung
Proses Pemeriksaan Perkara Peninjauan Kembali di
Mahkamah Agung
Pengiriman Salinan Putusan Peninjauan Kembali
pada Pengadilan Pengaju
Pengadilan Pengaju Menerima Perkara Berkas
Perkara dari Mahkamah Agung
Pengadilan pengaju menerima berkas perkara dan
memeriksa kelengkapan berkas perkara
Panitera mengembalikan salinan putusan ke
Mahkamah Agung untuk proses perbaikan (renvoi),
apabila terdapat kekeliruan pengetikan dan
kesalahan redaksional
Panitera menunjuk juru sita untuk menyampaikan
salinan putusan kepada Hakim Pengawas dan
mengirimkan kepada Kurator
Panitera Muda Perdata Niaga menginput dan
mengunggah semua data putusan Peninjauan
Kembali ke dalam SIPP dan dicatat dalam buku
register.
Proses pemeriksaan perkara dan pengiriman
salinan putusan perkara pailit kasasi dan
peninjauan kembali yang diajukan dan diperiksa
secara elektronik dilakukan sesuai Peraturan
Mahkamah Agung tentang Administrasi dan
Persidangan Pengadilan Secara Elektronik
Permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran
Utang (PKPU)
Kelengkapan Administrasi Pendaftaran Permohonan
PKPU dengan syarat sbgmana dalam checklist,
sebagai berikut :
– Permohonan PKPU oleh Debitor
• Permohonan oleh Debitor perorangan;
• Permohonan oleh Debitor Badan Hukum :
Perseroan Terbatas (PT), Yayasan dan
Koperasi;
• Permohonan oleh Debitor Persekutuan
Perdata : CV, Firma dan Persekutuan Perdata
lainnya;
Permohonan oleh Otoritas Jasa Keuangan untuk
kepentingan Debitor (Bank, Perusahaan Effek,
Bursa Effek, Lembaga Kliring dan Penjaminan,
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Lembaga
Pembiayaan, Perusahaan Asuransi, Perusahaan
Reasuransi, Dana Pensiun, Badan Usaha Milik
Negara yang bergerak di bidang kepentingan publik
hanya dapat diajukan oleh Otoritas Jasa Keuangan
(Pasal 223 UU K PKPU Jo Pasal 6, Pasal 55 UU No.
21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan)

 Permohonan PKPU oleh Kreditor, dengan


syarat-syarat sebagaimana dalam checklist,
sebagai berikut:
1.2.1 Permohonan oleh Kreditor Perorangan
1.2.2 Permohonan oleh Kreditor Badan Hukum :
Perserona Terbatas (PT), Yayasan dan Koperasi
1.2.3 Permohonan oleh Kreditor Persekutuan
Perdata : CV, Firma dan Persekutuan Perdata
lainnya
1.2.4 Permohonan oleh Otoritas Jasa
Keuangan/OJK (untuk kepentingan Kreditor)
terhadap Bank, Perusahaan Efek, Bursa Effek,
Lembaga Kliring dan Penjaminan, Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian, Perusahaan
Asuransi, Perusahaan Reasuransi, Dana Pensiun
(Pasal 223 UUK PKPU) jo Pasal 6 jo Pasal 55 ayat
(1) UU No 21 Tahun 2011.
 Proses pendaftaran Permohonan Penundaan
Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU), diajukan
kepada Pengadilan Niaga secara manual maupun
elektronik;
1. Penunjukan Majelis Hakim, Panitera Pengganti dan
Juru Sita
2. Pemanggilan Para Pihak
3. Persidangan

 5.1.1 Permohonan PKPU diajukan oleh Debitor


5.1.1 Persidangan Pertama
5.1.2 Pertimbangan Hukum
Pertimbangan hukum mengabulkan permohonan
PKPU
Pertimbangan hukum menolak permohonan PKPU

Amar Putusan PKPU Sementara


1. Mengabulkan Permohonan PKPU dari Pemohon …
tersebut;
2. Menetapkan Pemohon (Debitor) … (identitas) dalam
keadaan PKPU sementara selama… hari (paling
lama 45 (empat puluh lima hari)
3. Menunjuk…. Hakim Niaga pada Pengadilan Negeri…
sebagai Hakim Pengawas
4. Mengangkat …. (nama, alamat kantor, SK
Pengangkatan Pengurus) sebagai Pengurus
5. Menangguhkan biaya perkara dalam PKPU
sementara sampai PKPU berakhir

5.1.3 Sidang Pengucapan Putusan


5.1.4 Berita Acara Sidang PKPU
 Permohonan PKPU diajukan oleh Kreditor

5.2.1. Persidangan Pertama


5.2.2. Pertimbangan hukum mengabulkan
permohonan PKPU
5.2.3. Terhadap permohonan PKPU yang
masih dalam proses persidangan maupun
dalam proses pengurusan PKPU tidak
dapat diajukan lagi permohonan PKPU
yang baru terhadap Debitor yang sama
5.2.4 Pertimbangan hukum menolak permohonan
PKPU
5.2.5. Putusan
5.2.6. Sidang pengucapan Putusan
5.2.7 Berita Acara Sidang PKPU

5.3 PKPU Tetap

 5.4. Upaya Hukum


5.4.1 Tidak tersedia Upaya Hukum apapun terhadap
putusan PKPU Sementara (Pasal 235 UU K PKPU)
5.4.2 Dalam Proses PKPU, Debitor dapat dinyatakan
pailit, tidak tersedia upaya hukum apapun (Pasal
290 UUK PKPU)
5.4.3 Tidak tersedia Upaya hukum terhadap
putusan PKPU Tetap
5.4.4 Upaya Hukum Pengakhiran PKPU
5.4.5 Upaya hukum Pengesahan
perdamaian dalam PKPU

5.5.Proses Pemeriksaan perkara,


pengucapan putusan dan pengiriman salinan
putusan perkara PKPU Kasasi dan
Peninjauan Kembali yang diajukan dan
diperiksa secara elektronik dilakukan sesuai
Peraturan Mahkamah Agung tentang
Administrasi dan Persidangan secara
elektronik.
Buku II : Proses Penyelesaian Perkara Kepailitan dan
Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU)
Setelah Putusan Pernyataan Pailit Dan Penundaan
Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU)

Setelah putusan pernyataan pailit, langkah yang


harus dilakukan oleh Hakim Pengawas adalah
memastikan terpenuhinya asas publisitas, setelah
putusan pernyataan pailit diterima oleh Hakim
Pengawas, Hakim Pengawas memanggil Kurator
untuk segera melaksanakan pengumuman paling
lambat 5 (lima) hari setelah putusan pernyataan pailit
diterima oleh Hakim Pengawas.
Hakim Pengawas menyelenggarakan Rapat
Kreditor yang dihadiri oleh : Kurator, Debitor, Para
Kreditor dan Panitera Pengganti sebagai
Sekretaris.
Sebelum menyelenggarakan rapat verifikasi Hakim
Pengawas dapat melakukan tindakan-tindakan
antara lain memberi izin kepada Kurator untuk
mengambil alih perkara yang sedang berjalan,
memerintahkan kantor ATR untuk melakukan
pencoretan/roya dsb.
Hakim Pengawas dapat mengadakan Rapat
Kreditor kapan saja apabila dianggap perlu atau
atas permintaan Panitia Kreditor (jika ada) atau
paling sedikit 5 (lima) Kreditor yang mewakili 1/5
(seperlima) bagian dari semua piutang yang diakui
atau diterima dengan syarat. Sekretaris/PP
mencatat dalam Berita Acara Rapat dan menanda-
tangani bersama Hakim Pengawas.
Selanjutnya Hakim Pengawas mengagendakan
rapat Pencocokan Piutang/Verifikasi paling lambat
14 (empat belas hari) setelah putusan pernyataan
pailit diucapkan. Dalam proses verifikasi tersebut
apabila terjadi bantahan dan Hakim Pengawas
tidak dapat mendamaikan maka para pihak diminta
untuk mengajukan renvoi prosedur.
Berita Acara Rapat Pencocokan Piutang harus
ditanda-tangani oleh Hakim Pengawas dan
Sekretaris/Panitera Pengganti. Sekretaris/PP wajib
menginput dan mengunggah data ke dalam SIPP,
serta melaporkan kepada Kepaniteraan Niaga
untuk dicatat dalam buku register.
Berita Acara Rapat Pencocokan Piutang wajib disediakan
di kepaniteraan Niaga dan di kantor Kurator

Proses pemeriksaan Renvoi Prosedur hanya dapat diajukan


oleh Hakim Pengawas kepada Majelis Pemutus dengan
menyerahkan berkas perkara yang di dalamnya berisi
laporan, bukti-bukti, bantahan-bantahan, hanya bantahan
terhadap tagihan yang dapat diajukan pada saat rapat
pencocokan piutang yang dapat diajukan ke proses
prosedur renvoi. Putusan Renvoi Prosedur ditanda-tangani
oleh Majelis Hakim dan Panitera Pengganti, Berita Acara
pemeriksaan permohonan prosedur renvoi dibuat oleh
Panitera Pengganti dan ditanda-tangani oleh Hakim Ketua
serta Panitera Pengganti. Panitera Pengganti wajib
menginput dan mengunggah data ke dalam SIPP, serta
melaporkan kepada Kepaniteraan Niaga untuk dicatat
dalam buku register.
RAPAT PENCOCOKAN PIUTANG/VERIFIKASI
LANJUTAN:
Dalam Rapat Verifikasi lanjutan setelah putusan
Renvoi Prosedur berkekuatan Hukum Tetap maka
Sekretaris wajib membuat Berita Acara dan
menanda-tangani bersama Ketua Majelis. Hasil dan
Berita Acara Pencocokan Piutang wajib disediakan
di kepaniteraan dan Kantor Kurator. Sekretaris
wajib menginput dan mengunggah data ke dalam
SIPP serta melaporkan kepada Kepaniteraan Niaga
untuk dicatat dalam buku register.
RENCANA PERDAMAIAN OLEH DEBITOR:
Debitor mempunyai hak untuk mengajukan Rencana
Perdamaian. Rapat Pembahasan Perdamaian dibuat
berita acara oleh Panitera Pengganti dan ditanda-tangani
oleh Hakim Pengawas dan Panitera Pengganti sebagai
Sekretaris. Panitera Pengganti wajib menginput dan
mengunggah data ke dalam SIPP serta melaporkan
kepada Kepaniteraan Niaga untuk dicatat dalam buku
register. Dalam proses rencana perdamaian Hakim
Pengawas menyelenggarakan Rapat Pemungutan Suara
(voting). Sekretaris/Panitera Pengganti wajib membuat
Berita Acara pemungutan suara yang memuat :
Isi perdamaian
Nama Kreditor yang hadir dan berhak mengeluarkan
suara
Suara yang dikeluarkan
Hasil pemungutan suara
Segala sesuatu yang terjadi dalam rapat
RAPAT PEMUNGUTAN SUARA (VOTING) RENCANA
PERDAMAIAN:
Berita Acara Rapat Pemungutan Suara ditanda-tangani
oleh Hakim Pengawas dan Sekretaris/Panitera Pengganti
serta Panitera Pengganti wajib menginput dan
mengunggah data ke dalam SIPP, serta melaporkan
kepada kepaniteraan Niaga untuk dicatat ke dalam SIPP.
Berita Acara Pemungutan Suara disediakan di
Kepaniteraan Niaga agar dapat dilihat oleh setiap orang
yang berkepentingan secara cuma-cuma, paling lambat 7
(tujuh) hari setelah berakhirnya rapat. Untuk memperoleh
salinan Berita Acara Rapat Pemungutan Suara dikenakan
biaya (Pasal 154 ayat (4) UUK PKPU). Kreditor yang
menyetujui Rencana Perdamaian atau Debitor Pailit
dapat mengajukan permohonan pembetulan Berita Acara
Rapat Pemungutan Suara kepada Pengadilan melalui
Hakim Pengawas dalam waktu 8 (delapan) hari setelah
disediakannya Berita Acara tersebut di Kepaniteraan
PEMBETULAN BERITA ACARA RAPAT
PEMUNGUTAN SUARA:
Dalam persidangan permohonan tersebut Majelis
Hakim mengeluarkan penetapan (Pasal 156 ayat (3)
UUK PKPU). Panitera Pengganti wajib menginput
dan mengunggah data ke dalam SIPP, serta
melaporkan kepada Kepaniteraan Niaga untuk
dicatat dalam Buku Register.

PENGESAHAN PERDAMAIAN/HOMOLOGASI:
Persidangan Pengesahan Perdamaian (Homologasi)
dilakukan oleh Majelis Hakim paling singkat 8
(delapan) hari dan paling lambat 14 (empat belas)
hari setelah diterimanya rencana perdamaian
dalam rapat Pemungutan Suara atau setelah
dikeluarkannya penetapan pengadilan dalam hal
terdapat kekeliruan. Putusan pengesahan
perdamaian di tanda-tangani oleh Majelis Hakim
Pemutus dan Panitera Pengganti
Ketua Majelis menginput dan mengunggah tanggal
serta amar putusan ke dalam SIPP. Berita Acara
Sidang harus dibuat oleh Panitera Pengganti dan
ditanda-tangani oleh Hakim Ketua dan Panitera
Pengganti. Panitera Pengganti wajib menginput dan
mengunggah data ke dalam SIPP serta melaporkan
kepada kepaniteraan Niaga untuk dicatat dalam
Buku Register. Terhadap putusan pengesahan
perdamaian dapat diajukan upaya hukum kasasi.
PEMBATALAN PERDAMAIAN:
Perdamaian dapat dibatalkan dalam hal Debitor
tidak memenuhi isi perdamaian dan Debitor demi
hukum dinyatakan pailit. Terhadap putusan
pembatalan perdamaian dapat diajukan upaya
hukum kasasi

INSOLVENSI:
Demi hukum harta pailit dalam keadaan insolvensi
apabila : a. dalam Rapat Pencocokan Piutang tidak
ditawarkan rencana perdamaian, b. Rencana
perdamaian yang ditawarkan tidak diterima, c,
Pengesahan perdamaian ditolak berdasarkan
putusan yang telah memperoleh kekuatan hukum
tetap
Pernyataan demi hukum Debitor dalam keadaan
insolvensi dinyatakan secara tegas oleh Hakim
Pengawas dalam Rapat Kreditor dan dituangkan
dalam Berita Acara, tidak perlu dengan penetapan.
Apabila ada instansi yang memerlukan keterangan
insovensi maka Panitera mengeluarkan keterangan
insolvensi yang merujuk pada Berita Acara Rapat.
Panitera Pengganti wajib menginput dan
mengunggah Berita Acara Insovensi ke dalam
Sistem Informasi Pengadilan serta melaporkan
kepada Kepaniteraan Niaga untuk dicatat dalam
Buku Register.
PEMBERESAN:
Kurator atau Kreditor dapat mengajukan usul melanjutkan
usaha Debitor dalam proses pemberesan. Panitera
Pengganti menginput dan mengunggah pengumuman
panggilan kepada para Kreditor tentang adanya usul
melanjutkan usaha Debitor ke dalam SIPP serta melaporkan
kepada Kepaniteraan Niaga untuk dicatat dalam Buku
Register.

PENJUALAN HARTA PAILIT:


Semua harta benda Debitor dalam penjualan harta pailit
harus dijual di muka umum sesuai dengan tata cara yang
ditentukan dalam peraturan perundang-undangan. Panitera
Pengganti menginput dan mengunggah pengumuman benda
yang akan dijual ke dalam SIPP, Jika 2 (dua) kali lelang
tidak terjual, Kurator dapat minta ijin kepada Hakim
Pengawas agar dapat menjual harta pailit dengan dijual di
bawah tangan. Penetapan ijin menjual di bawah tangan
harus ditanda-tangani oleh Hakim Pengawas.
 DAFTAR PEMBAGIAN HARTA PAILIT:
Apabila tersedia uang tunai yang cukup, Hakim
Pengawas wajib memerintahkan Kurator untuk
membuat Daftar Pembagian Harta pailit secara pro
rata. Persidangan terhadap keberatan atas Daftar
Pembagian Harta Pailit dilakukan oleh Majelis
Hakim Pemutus. Putusan harus ditanda-tangani
oleh Majelis Hakim Pemutus dan Panitera
Pengganti. Berita Acara Sidang harus dibuat oleh
Panitera Pengganti dan ditanda-tangani oleh
Majelis Hakim Pemutus dan Panitera Pengganti.
Panitera Pengganti wajib menginput dan
mengunggah data ke dalam SIPP serta melaporkan
kepada Kepaniteraan Niaga untuk dicatat dalam
buku register.
 DAFTAR PEMBAGIAN HARTA LANJUTAN
 UPAYA HUKUM TERHADAP PUTUSAN KEBERATAN
DAFTAR PEMBAGIAN HARTA PAILIT : Kasasi
 PENGAKHIRAN KEPAILITAN :
Kepailitan berakhir dalam hal : a. Putusan
pernyataan pailit dicabut, b. Debitor membayar
lunas piutang para Kreditor setelah rapat kreditor,
c. Putusan pernyataan pailit dibatalkan oleh
Mahkamah Agung, d. Pengesahan perdamaian
dikabulkan, e. Setelah piutang Kreditor dibayar
penuh atau setelah Daftar Pembagian Penutup
Harta Pailit mengikat.
 GUGATAN LAIN-LAIN:
Sebagaimana ketentuan Pasal 3 UUK PKPU yang
dimaksud dengan gugatan lain-lain antara lain :
actio pauliana, perlawanan pihak ketiga terhadap
penyitaan budel pailit atau perkara dimana Debitor,
Kreditor, Kurator atau Pengurus menjadi salah satu
pihak.
 PENGGANTIAN DAN PENAMBAHAN KURATOR:
Penggantian Kurator dimungkinakan dalam proses
pengurusan dan pemberesan pailit.
Penggantian Kurator dapat diajukan kepada
pengadilan melalui Hakim Pengawas atas
permohonan : a. Kurator sendiri. b. Kurator lainnya
jika ada. c. Hakim Pengawas, d. Permintaan Debitor
Pailit atau e. Kreditor Konkuren.
 BIAYA KEPAILITAN DAN IMBALAN JASA KURATOR:
Setelah Kepailitan berakhir maka Kurator akan
memohonkan pembayaran atas biaya Kepailitan
dan Imbalan Jasa Kurator.
Berita Acara sidang terhadap permohonan
penentuan biaya kepailitan dan imbalan jasa
Kurator harus dibuat oleh Panitera Pengganti dan
ditanda-tangani oleh Panitera Pengganti dan Hakim
Ketua. Panitera Pengganti wajib menginput dan
mengunggah data ke dalam SIPP serta melaporkan
kepada Kepaniteraan Niaga untuk dicatat dalam
Buku Register
 SETELAH PUTUSAN PKPU :
Setelah putusan diucapkan Hakim Pengawas yang
ditunjuk setelah menerima putusan memanggil
Pengurus untuk melaksanakan kewajiban
mengumumkan pada 2 (dua) surat kabar harian
yang ditetapkan oleh Hakim Pengawas dan Berita
Negara serta Sistem Informasi Pengadilan, paling
lama 5 (lima) hari setelah putusan PKPU Sementara
diterima.
 RAPAT KREDITOR PERTAMA :
Hakim Pengawas menyelenggarakan Rapat
Kreditor Pertama dalam proses PKPU Sementara
yang dihadiri oleh : Pengurus, Debitor, para Kreditor
dan Panitera Pengganti/Sekretaris. Panitera
Pengganti wajib untuk membuat Berita Acara yang
ditanda-tangani oleh Hakim Pengawas dan Panitera
Pengganti serta menginput dan mengunggah ke
dalam SIPP.
Hakim Pengawas dapat menyelenggarakan rapat lanjutan
PKPU Sementara, Panitera Pengganti wajib membuat
Berita Acara yang ditanda-tangani oleh hakim Pengawas
dan Panitera Pengganti serta menginput dan
mengunggah ke dalam SIPP dan dicatat ke dalam Buku
Register.
 RAPAT PENCOCOKAN PIUTANG DALAM PKPU S:
Dalam Pelaksanaan Rapat Pencocokan Piutang dalam
proses PKPU Sementara, Hakim pengawas memberikan
kesempatan kepada para pihak untuk menyetujui atau
membantah tagihan sesuai daftar yang dibacakan oleh
Hakim Pengawas. Apabila ada bantahan Hakim
Pengawas wajib mendamaikan, jika tidak berhasil
mendamaikan maka Hakim Pengawas memutus dengan
Penetapan (Pasal 229 ayat (2) jo Pasal 278 ayat (6) UUK
PKPU. Berita Acara rapat pencocokan piutang harus
ditanda-tangani oleh Hakim Pengawas dan Panitera
Pengganti, dan Panitera pengganti menginput dan
mengunggah ke dalam SIPP serta mencatat ke dalam
buku register.
Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Tetap
diberikan dalam hal :
1. Debitor PKPU S belum mengajukan rencana
perdamaian dalam waktu 45 hari dan mengajukan
permohonan perpanjangan serta disetujui oleh
Kreditor
2. Rencana perdamaian telah diajukan oleh Debitor
dalam waktu 45 hari, akan tetapi pembahasan
rencana perdamaian belum selesai, oleh karena itu
Debitor mengajukan permohonan perpanjangan dan
disetujui oleh Kreditor.

Persetujuan atau penolakan dilakukan dengan cara


pemungutan suara/voting yang diikuti oleh Kreditor
Konkuren dan Kreditor pemegang hak
jaminan/Separatis.
 RENCANA PERDAMAIAN:
Rencana Perdamaian dapat diajukan oleh Debitor :
a. Bersamaan dengan permohonan PKPU, b. Selama
proses pemeriksaan permohonan PKPU dan c.
Setelah putusan PKPU diucapkan. Terhadap hasil
pemungutan suara tentang rencana perdamaian
dalam PKPU (disetujui atau tidak disetujui) tidak
ada upaya hukum apapun.
Pengadilan mengadakan persidangan setelah
menerima laporan dari Hakim Pengawas tentang
diterimanya rencana perdamaian dalam
pemungutan suara untuk disahkan/homologasi.
Hakim Pengawas memerintahkan Panitera
Pengganti untuk menginput dan mengunggah ke
dalam SIPP serta melaporkan kepada Kepaniteraan
Niaga untuk dicatat dalam buku register
 PENGESAHAN PERDAMAIAN (HOMOLOGASI)
Putusan yang mengesahkan perdamaian atau
homologasi
Putusan yang menolak pengesahan perdamaian dan
menyatakan Debitor pailit.

 PENGAKHIRAN PKPU Pasal 225 UUK PKPU):


Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang dapat
diakhiri atas permintaan : a. Hakim Pengawss, b.
Satu atau lebih Kreditor, c. Prakarsa Majelis Hakim.
PKPU dapat diakhir antara lain karena Debitor
selama waktu PKPU bertindak dengan itikat buruk
dalam melakukan pengurusan terhadap hartanya.
 Debitor dinyatakan pailit dalam proses PKPU, dalam
hal:
 Dalam proses PKPU Sementara antara lain apabila
Debitor tidak hadir dalam rapat Kreditor pertama
sampai dengan rapat Kreditor selanjutnya, paling lama
pada hari ke 45 Majelis Pemutus menyatakan Debitor
pailit. Dalam proses PKPU Tetap antara lain karena
Debitor tidak mengajukan rencana perdamaian.

PENCABUTAN PKPU (Pasal 259 UUK PKPU)


• Debitor setiap waktu dapat mengajukan permohonan
pencabutan PKPU ke Pengadilan dengan alasan harta
Debitor memungkinkan dimulainya pembayaran
kembali. Majelis Hakim memutus permohonan
pencabutan PKPU dalam bentuk putusan. Panitera
Pengganti menginput dan mengunggah putusan
pencabutan PKPU ke dalam SIPP.
 PEMBATALAN PERDAMAIAN YG BERASAL DARI
PKPU (Pasal 291 UUK PKPU):
Apabila Debitor tidak memenuhi isi perdamaian
yang berasal dari PKPU, Kreditor dapat mengajukan
permohonan pembatalan perdamaian ke pengadilan
niaga. Putusan pembatalan perdamaian harus
ditanda tangani oleh Majelis Hakim dan Panitera
Pengganti. Panitera Pengganti menginput dan
mengunggah data ke dalam SIPP serta melaporkan
kepada Kepaniteraan Niaga untuk dicatat dalam
register.
 IMBALAN JASA PENGURUS DAN BIAYA
PENGURUSAN PKPU:
Imbalan Jasa pengurus dan Biaya Pengurusan
PKPU (PermenKumham Nomor 2 tahun 2017)
dilaporkan oleh Hakim Pengawas kepada Majelis
Pemutus, kemudian Majelis Pemutus
mempertimbangkan kewajaran dan kepatutan biaya
PKPU serta mendengar tanggapan dari Pengurus,
Kreditor, Debitor selanjutnya memutuskan. Berita
Acara Sidang terhadap permohonan penentuan
biaya PKPU dibuat oleh Panitera Pengganti dan
ditanda-tangani oleh Hakim Ketua dan Panitera
Pengganti. Panitera Pengganti wajib menginput dan
mengunggah Imbalan Jasa Pengurus dan biaya
pengurusan PKPU ke dalam SIPP serta melaporkan
kepada Kepaniteraan Niaga untuk dicatat dalam
resgister
REHABILITASI:
Setelah kepailitan berakhir, Debitor atau ahli
warisnya dapat mengajukan rehabilitasi dengan
melampirkan bukti-bukti tentang pembayaran
kepada semua Kreditor secara memuaskan. Majelis
Hakim akan memutus permohonan tersebut.
Putusan tersebut ditandatangani oleh Majelis
Hakim dan Panitera Pengganti. Berita Acara Sidang
Permohonan Rehabilitasi dan keberatannya
(apabila ada) dibuat oleh Panitera Pengganti dan
ditanda-tangani oleh Majelis Hakim dan Panitera
Pengganti. Panitera Pengganti wajb menginput dan
mengunggah data ke dalam SIPP dan melaporkan
kepada Kepaniteraan Niaga untuk dicatat dalam
Buku Register. Amar Putusan yang mengabulkan
rehabilitasi harus disediakan di Kepaniteraan untuk
dilihat secara cuma-cuma.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai