PEDOMAN
PENYELESAIAN
PERKARA
KEPAILITAN DAN
PENUNDAAN
KEWAJIBAN
PEMBAYARAN
UTANG
NANI INDRAWATI., SH., Mhum
wkpt palangka raya
Dasar Pertimbangan MA:
Belum ada keseragaman dalam praktek
penyelesaian perkara Kepailitan dan PKPU antara
Pengadilan Niaga yang satu dengan yang lain
Memastikan agar seluruh Hakim Niaga, Hakim
Pengawas, Panitera Pengganti dan Staf Kepaniteraan
Niaga memiliki pemahaman yang sama dan
melaksanakan secara konsisten sesuai dengan UU
No.37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan
Kewajiban Pembayaran Utang
Perlu menetapkan Keputusan Ketua MA tentang
Pemberlakuan Buku Pedoman Penyelesaian Perkara
Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran
Utang (PKPU)
Buku Pedoman Penyelesaian Perkara Kepailitan
dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
tersebut dituangkan dalam Keputusan Ketua
Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor
3/KMA/SK/I/2020 yang telah diubah dengan
Keputusan Ketua Mahkamah Agung Republik
Indonesia Nomor : 109/KMA/SK/IV/2020 tentang
Pemberlakukan Buku Pedoman Penyelesaian
Perkara Kepailitan dan Penundaan Kewajiban
Pembayaran Utang
Lampiran Keputusan Ketua Mahkamah Agung
Republik Indonesia Nomor : 109/KMA/SK/IV/2020,
terdiri dari 2 buku, yaitu:
1. Buku I : tentang Proses Pemeriksaan Perkara
Permohonan Pernyataan Pailit Dan Penundaan
Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU)
2. Buku II tentang Proses Penyelesaian Perkara
Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran
Utang (PKPU) Setelah Putusan Pernyataan Pailit
Dan Putusan Penundaan Kewajiban Pembayaran
Utang (PKPU).
Ad.1 Buku I :
I. Perkara Permohonan Pernyataan Pailit
Kelengkapan administrasi pendaftaran perkara
permohonan pernyataan pailit sebagaimana
tercantum dalam daftar persyaratan (check list),
persyaratan tersebut dibedakan antara:
Permohonan yang diajukan oleh Debitor
1. Debitor perorangan,
2. Debitor Badan Hukum (PT, Yayasan dan Koperasi),
3. Debitor Persekutuan Perdata: CV, Firma dan
Persekutuan Perdata lainnya,
4.Permohonan oleh Debitor (Bank, Perusahaan Effek,
Bursa Effek, Lembaga Kliring dan Penjaminan,
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Lembaga
Pembiayaan, Perusahaan Asuransi, Perusahaan
Reasuransi dan Dana Pensiun, hanya dapat diajukan
oleh Otoritas Jasa Keuangan/OJK (Pasal 2 ayat (3)
dan (4) UU K PKPU yo Pasal 6, Pasal 55 UU No. 21
Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan )
PENGESAHAN PERDAMAIAN/HOMOLOGASI:
Persidangan Pengesahan Perdamaian (Homologasi)
dilakukan oleh Majelis Hakim paling singkat 8
(delapan) hari dan paling lambat 14 (empat belas)
hari setelah diterimanya rencana perdamaian
dalam rapat Pemungutan Suara atau setelah
dikeluarkannya penetapan pengadilan dalam hal
terdapat kekeliruan. Putusan pengesahan
perdamaian di tanda-tangani oleh Majelis Hakim
Pemutus dan Panitera Pengganti
Ketua Majelis menginput dan mengunggah tanggal
serta amar putusan ke dalam SIPP. Berita Acara
Sidang harus dibuat oleh Panitera Pengganti dan
ditanda-tangani oleh Hakim Ketua dan Panitera
Pengganti. Panitera Pengganti wajib menginput dan
mengunggah data ke dalam SIPP serta melaporkan
kepada kepaniteraan Niaga untuk dicatat dalam
Buku Register. Terhadap putusan pengesahan
perdamaian dapat diajukan upaya hukum kasasi.
PEMBATALAN PERDAMAIAN:
Perdamaian dapat dibatalkan dalam hal Debitor
tidak memenuhi isi perdamaian dan Debitor demi
hukum dinyatakan pailit. Terhadap putusan
pembatalan perdamaian dapat diajukan upaya
hukum kasasi
INSOLVENSI:
Demi hukum harta pailit dalam keadaan insolvensi
apabila : a. dalam Rapat Pencocokan Piutang tidak
ditawarkan rencana perdamaian, b. Rencana
perdamaian yang ditawarkan tidak diterima, c,
Pengesahan perdamaian ditolak berdasarkan
putusan yang telah memperoleh kekuatan hukum
tetap
Pernyataan demi hukum Debitor dalam keadaan
insolvensi dinyatakan secara tegas oleh Hakim
Pengawas dalam Rapat Kreditor dan dituangkan
dalam Berita Acara, tidak perlu dengan penetapan.
Apabila ada instansi yang memerlukan keterangan
insovensi maka Panitera mengeluarkan keterangan
insolvensi yang merujuk pada Berita Acara Rapat.
Panitera Pengganti wajib menginput dan
mengunggah Berita Acara Insovensi ke dalam
Sistem Informasi Pengadilan serta melaporkan
kepada Kepaniteraan Niaga untuk dicatat dalam
Buku Register.
PEMBERESAN:
Kurator atau Kreditor dapat mengajukan usul melanjutkan
usaha Debitor dalam proses pemberesan. Panitera
Pengganti menginput dan mengunggah pengumuman
panggilan kepada para Kreditor tentang adanya usul
melanjutkan usaha Debitor ke dalam SIPP serta melaporkan
kepada Kepaniteraan Niaga untuk dicatat dalam Buku
Register.