Anda di halaman 1dari 18

“PENDEKATAN FILSAFAT ETIS

SEBAGAI PRINSIP
PERGAULAN SOSIAL”
Yang akan dipresentasikan oleh kelompok 5 :
1. Fahrudin fanani (220123)
2. Ryan prestaek (220123)
3. Wahyu anuanuan (220123)
4. Vina kurniawati (220123)
5. Arini dian savitri (220123898)
WE WILL EXPLAIN BRIEFLY ABOUT WHAT HAS BEEN RECORDED IN THE TITLE OF THIS PPT,
WHICH IS SUPPORTED BY Dr. Fauzan Muttaqien, S.E., M.M.
LATAR BELAKANG
Pendekatan filsafat etis dalam konteks prinsip pergaulan sosial mengacu pada penggunaan pemikiran etika atau filsafat moral dalam membimbing tindakan
individu dan interaksi sosial. Pendekatan ini melibatkan pertimbangan nilai-nilai moral, prinsip-prinsip etis, dan pertimbangan moral lainnya untuk membentuk landasan perilaku
yang sehat dalam masyarakat. Latar belakang dari pendekatan filsafat etis dalam prinsip pergaulan sosial dapat ditemukan dalam sejarah pemikiran filsafat, termasuk berbagai aliran
etika yang telah berkembang sepanjang sejarah. Beberapa poin kunci yang relevan untuk latar belakang ini meliputi:

Sejarah Filsafat Etika Etika adalah salah satu cabang utama dalam filsafat yang telah ada sejak zaman kuno. Gagasan-
gagasan etis seperti etika Aristotelian, etika Kantian, dan etika utilitarian telah memberikan
pandangan tentang apa yang merupakan perilaku etis dan bagaimana manusia seharusnya bersikap
dalam masyarakat.

Pembentukan Moral Individu Filsafat etis membantu individu untuk merenungkan prinsip-prinsip moral yang mereka pegang dan
mengapa mereka memegangnya. Hal ini memungkinkan individu untuk memahami bagaimana nilai-
nilai ini berkontribusi pada perilaku mereka dalam masyarakat.

Pembimbing dalam Pengambilan Pendekatan etis dapat digunakan sebagai panduan dalam pengambilan keputusan sehari-hari.
Keputusan Individu dapat merenungkan apakah tindakan mereka sesuai dengan prinsip-prinsip etis yang
mereka anut.

Membentuk Hubungan Sosial yang Sehat Filsafat etis membantu membentuk hubungan sosial yang lebih sehat. Dengan mempertimbangkan
prinsip-prinsip moral, individu dapat berinteraksi dengan orang lain dengan lebih penuh pengertian,
rasa hormat, dan empati.

Perkembangan Masyarakat yang Lebih Pendekatan etis juga berperan dalam membentuk masyarakat yang lebih adil dan inklusif. Prinsip-
Adil prinsip etis seperti keadilan dan persamaan bisa membantu menentukan tindakan kolektif yang
mendukung kesejahteraan bersama.
Dengan demikian, pendekatan filsafat etis sebagai prinsip pergaulan sosial menghubungkan pemikiran etika dengan interaksi sosial
sehari-hari, mbantu membentuk masyarakat yang lebih etis, adil, dan berempati. Etika menjadi panduan dalam berperilaku dan
berinteraksi dengan orang lain, membantu menjaga hubungan sosial yang sehat dan mendorong perkembangan moral individu dan
masyarakat.
Berikut adalah beberapa tujuan utama dari penggunaan pedekatan filsafat etis dalam pergaulan sosial:

1 Mengedepankan Keadilan Mengembangkan


6 Kesadaran Moral

Menghormati Hak Asasi Menghasilkan Keputusan


2 Manusia 7 yang Etis

Menghasilkan Perubahan
3
Mendorong Pertumbuhan dan
Perkembangan Pribadi
8 Positif dalam Masyarakat

Mendukung
4
Menciptakan Lingkungan 9 Kesejahteraan Bersama
yang Beradab

Pencegahan Konflik
5
Tinjuan pustaka!
Tinjauan pustaka adalah langkah yang penting dalam
mengembangkan pemahaman yang mendalam Tinjuan pustaka
tentang pendekatan filsafat etis dalam prinsip pergaulan sosial
dan membantu mengarahkan penelitian lebih lanjut dalam
domain ini.
1
Pendekatan
filosofi
• Konsekuensialisme, Utilitarianisme, atau Teleologi • Deontologi
Pelaku Konsekuensialisme sungguh sungguh dalam memaksimalkan Berbeda dengan konsekuensialisme, deontologi berfokus
manfaat yang dihasilkan oleh keputusan. Utilitarianisme klasik pada kewajiban dan tanggung jawab yang memotivasi
berkaitan dengan utilitas keseluruhan, mencakup keseluruhan varian, suatu keputusan atau tindakan dan bukan pada
dan karenanya hal ini hanyalah sebagian manfaat dalam pengambilan konsekuensi dari tindakan. Tindakan yang didasarkan pada
keputusan etis dalam konteks bisnis, profesional dan organisasi. pertimbangan kewajiban, hak, dan keadilan sangat penting
Konsekuensialisme dan utilitarianisme berfokus pada hasil atau akhir bagi professional, direktur, dan eksekutif yang diharapkan
dari tindakan, maka disebut juga Teleological. memenuhi kewajibannya.

• Virtue Ethics
Kalau kedua pendekatan tadi menekankan pada
konsekuensi dari tindakan atau tanggung jawab, hak dan
prinsip-prinsip sebagai panduan untuk membenarkan
kebiasaan moral, etika kebajikan berkaitan dengan aspek
motivasi dari karakter moral yang ditunjukkan oleh
pengambil keputusan.
Sistematika etika
Secara umum, menurut A. Sonny Keraf, etika dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :

>>Etika Umum berbicara mengenai norma dan >>Etika Khusus, yaitu penerapan prinsip-prinsip
nilai moral, kondisikondisi dasar bagi manusia atau norma-norma moral dasar dalam bidang
untuk bertindak secara etis dalam mengambil kehidupan yang khusus, yaitu bagaimana seseorang
keputusan etis, dan teori-teori etika, serta mengambil keputusan dan bertindak dalam
mengacu pada prinsip moral dasar yang menjadi kehidupan sehari-hari pada proses dan fungsional
pegangan dalam bertindak dan tolok ukur atau dari suatu organisasi, atau dapat juga sebagai
pedoman untuk menilai “baik buruknya” suatu seorang profesional untuk bertindak etis yang
tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau berlandaskan teori-teori etika dan prinsip-prinsip
kelompok orang. moral dasar.
Etika sosial
Definisi Etika Sosial Ruang Lingkup Etika Sosial

Menurut A. Qodri A. Azizy, etika sosial


Etika sosial menyangkut hubungan manusia
diartikan sebagai filsafat atau pemikiran dengan manusia baik secara langsung maupun
kritis rasional tentang kewajiban dan secara kelembagaan (keluarga, masyarakat,
tanggung jawab manusia sebagai anggota negara), sikap kritis terhadap pandangan-
umat manusia. Menurut beliau, Etika sosial pandangan duania dan ideologi-ideologi
juga membicarakan kewajiban manusia maupun tanggungjawab manusia terhadap
sebagai anggota umat manusia, yang artinya lingkungan hidup.
secara sadar semua berpangkal dari hati
nuraninya seseorang harus merasa
berkewajiban untuk berbuat baik untuk
kepentingan manusia yang lain disamping
kepentingan diri sendiri, bukan kepentingan
pribadi dalam pengertian egois dan
merugikan orang lain.
Manfaat etika dalam pergaulan sosial sangat penting karena etika membantu membentuk norma perilaku yang
positif dan menciptakan lingkungan sosial yang lebih baik. Berikut adalah beberapa manfaat utama etika dalam
pergaulan sosial:

1. Penghormatan dan Keadilan


2. Pengembangan Hubungan yang Sehat
3. Kesadaran Moral
4. Pemberian Contoh yang Baik
5. Pencegahan Konflik
6. Peningkatan Kepercayaan dan Reputasi
7. Pengembangan Karakter dan Moral
8. Penghindaran Sanksi Hukum dan Sosial
9. Peningkatan Lingkungan Kerja
10. Pengembangan Masyarakat yang Lebih Baik
Manfaat Etika dalam Bermasyarakat :

Penghargaan terhadap sesama: Etika membantu orang untuk lebih menghargai satu sama lain dalam kehidupan
bermasyarakat

Mawas diri dalam bertindak: Etika mendorong individu untuk lebih berpikir sebelum bertindak, sehingga
mengurangi potensi konflik

Keharmonisan dan kerukunan: Etika dapat menciptakan suasana yang lebih hangat, harmonis, dan penuh
toleransi dalam masyarakat

Terhindarnya konflik: Dengan mengikuti prinsip etika, konflik dan perselisihan dapat dihindari atau
dikurangi

Timbulnya rasa saling membantu: Etika mendorong individu untuk saling membantu dan peduli terhadap
kebutuhan sesama

Organisasi yang bermanfaat: Etika dapat mendorong pembentukan organisasi atau inisiatif yang bermanfaat
bagi masyarakat
ada beberapa batasan masalah
yang mungkin muncul dalam mengaplikasikan pendekatan filosofi etika sebagai prinsip pergaulan sosial:

1. Subjektivitas Nilai
2. Kebingungan dalam Keputusan Moral
3. Implementasi yang Tidak Konsisten
4. Konflik dengan Nilai Sosial atau Kultural
5. Tantangan dalam Penilaian Etis
6. Kesulitan Mengubah Perilaku
7. Keterbatasan Penerapan Universal
Berikut adalah beberapa kasus aktual yang mencerminkan
penggunaan prinsip-prinsip etika dalam pergaulan sosial:
>> Pertimbangan Etis dalam Kebijakan Lingkungan
>> Hak Asasi Manusia dan Pengungsi
>> Etika dalam Keuangan
>> Etika Kecerdasan Buatan (AI)
>> Etika Kesehatan dan Medis
>> Etika dalam Teknologi Informasi
>> Pertimbangan Etis dalam Pendidikan
>> Etika dalam Jurnalisme
>> Etika dalam Bisnis dan Perusahaan
>> Etika dalam Kepemimpinan dan Politik
Pendekatan filsafat etis dalam teori manajemen sumber daya manusia (SDM)
bertujuan untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih adil, etis, dan
berkelanjutan. Dalam konteks manajemen SDM, pendekatan ini dapat
diterapkan dalam beberapa aspek kunci:

1. Pengambilan Keputusan Etis dalam SDM


2. Penghormatan Terhadap Hak dan Kebutuhan Karyawan
3. Keadilan dalam Penggajian dan Kebijakan Karyawan
4. Pengembangan Karakter dan Kepemimpinan Etis
5. Pelatihan dan Pendidikan Etika
6. Diversitas dan Inkusivitas
7. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR)
8. Penghargaan terhadap Kontribusi Positif
9. Penanganan Konflik dan Keluhan
10. Evaluasi dan Pembaruan Kebijakan
Pendekatan filsafat etis dalam konteks perilaku individu dan
kelompok dalam pergaulan sosial bertujuan untuk membentuk
perilaku yang lebih etis dan berkelanjutan. Berikut adalah
beberapa cara di mana pendekatan filsafat etis memengaruhi
perilaku individu dan kelompok dalam pergaulan sosial:

>> Kepemimpinan Berlandaskan Etika


>> Pengambilan Keputusan Etis
>> Penghargaan Terhadap Hak Asasi Manusia
>> Pertimbangan Keadilan Sosial
>> Etika dalam Komunikasi
>> Empati dan Kepedulian Terhadap Orang Lain
>> Menghindari Diskriminasi dan Prasangka
>> Komitmen Terhadap Kebenaran dan Integritas
>> Kepedulian terhadap Kesejahteraan Bersama
>> Resolusi Konflik dengan Keadilan
Pengaruh etika bisnis dan profesi dalam konteks pendekatan filsafat etis sebagai prinsip
pergaulan sosial sangat penting. Etika bisnis dan profesi memainkan peran kunci dalam
membentuk perilaku individu dan organisasi dalam masyarakat. Berikut adalah beberapa
pengaruh penting etika bisnis dan profesi dalam pergaulan sosial:

1. Integritas dan Kepercayaan


2. Perlindungan Konsumen dan Kepentingan Publik
3. Keadilan dalam Bisnis dan Profesi
4. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
5. Penghindaran Korupsi dan Praktek Korup
6. Etika dalam Kepemimpinan dan Manajemen
7. Pertanggungjawaban dalam Keputusan Bisnis dan Profesional
8. Etika dalam Penelitian dan Inovasi
9. Pemberian Kepedulian terhadap Karyawan dan Lingkungan Kerja
10. Komitmen terhadap Praktik Berkelanjutan
Penyimpangan etika dan norma dalam konteks karyawan dan perusahaan merupakan masalah serius
dalam pergaulan sosial. Penggunaan pedekatan filsafat etis sebagai prinsip dalam menghadapi
penyimpangan etika dan norma dapat membantu mengidentifikasi, mengatasi, dan mencegah masalah
tersebut. Berikut adalah cara pendekatan filsafat etis dapat digunakan untuk menangani penyimpangan
etika dalam konteks karyawan dan perusahaan:

1. Identifikasi Penyimpangan Etika


2. Penegakan Norma Etika
3. Pengembangan Kebijakan Etika yang Kuat
4. Pendidikan dan Pelatihan Etika
5. Mekanisme Pengaduan dan Kepatuhan
6. Penyelidikan yang Adil dan Transparan
7. Konsekuensi yang Sesuai
8. Perbaikan dan Restorasi
9. Pencegahan Penyimpangan Etika
10. Pengaruh Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR)
Kesimpulan !
Dalam konteks etika, meskipun ada berbagai prinsip, tujuannya tetap sama, yaitu
mencapai tindakan bermoral. Meskipun masing-masing prinsip memiliki sudut
pandang yang berbeda, semua prinsip tersebut merupakan upaya manusia untuk
mencari panduan dalam bertindak secara moral. Etika sebagai salah satu cabang
dari filsafat yang
mempelajari tingkah laku manusia untuk menentukan nilai
perbuatan baik atau buruk, maka ukuran untuk menentukan nilai
itu adalah akal pikiran. Atau dengan kata lain, dengan akallah
orang dapat menentukan baik buruknya perbuatan manusia.
Baik karena akal menentukannya baik atau buruk karena akal
memutuskannya buruk
Thanks!

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including


icons by Flaticon, infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai