Anda di halaman 1dari 16

Sejarah Etika

Sejarah etika adalah perjalanan yang kompleks dan


beragam yang berlangsung selama ribuan tahun dan
mencakup berbagai tradisi filosofis dan konteks
budaya. Etika, juga dikenal sebagai filsafat moral,
berupaya mengeksplorasi dan memahami
pertanyaan tentang apa yang benar dan salah,
bagaimana manusia harus berperilaku, dan prinsip
apa yang harus memandu tindakan kita. Berikut ini
gambaran singkat tentang sejarah etika:.

by Vivianti Novita
Definisi Etika
Etika dapat dipahami dalam beberapa arti, hal ini
tidak berbeda dengan penjelasan K. Bertens, yaitu:
1) dipakai dalam arti nilai-nilai dan norma-norma
moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau
suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya
(system nilai), 2) kumpulan asas atau nilai moral
(kode etik), dan 3) ilmu tentang yang baik atau
buruk (filsafat moral). .
Etika Klasik
Pemikiran etis dapat ditelusuri kembali ke peradaban kuno di
Mesopotamia, Mesir, India, dan Tiongkok. Sistem etika awal ini sering
kali terkait dengan keyakinan agama dan budaya.Di Yunani kuno, filsuf
seperti Socrates, Plato, dan Aristoteles memberikan kontribusi yang
signifikan terhadap etika.
"Republik" karya Plato dan "Etika Nicomachean" karya Aristoteles
adalah teks dasar pemikiran etika Barat.Socrates dikenal dengan metode
bertanya dan dialog Socrates, yang bertujuan untuk merangsang
pemikiran kritis dan pemeriksaan diri tentang masalah moral..
Sistem Etika dalam Filsafat Timur
Di India, pemikiran etis dikembangkan dalam berbagai aliran filsafat dan
agama, termasuk Hinduisme, Budha, dan Jainisme. Konsep seperti karma
dan dharma memainkan peran penting dalam membentuk etika India.
Di Tiongkok, Konfusius dan Mencius menekankan pentingnya kebajikan
moral, keharmonisan sosial, dan perilaku etis dalam ajaran mereka.
Konfusianisme tetap berpengaruh dalam pemikiran etika Tiongkok dan
Asia Timur.
Etika Keagamaan
Agama-agama besar dunia, termasuk Kristen, Islam, Yudaisme,
dan lain-lain, telah mengembangkan kerangka etika mereka
berdasarkan teks suci dan ajaran agama.Etika Kristen, misalnya,
dipengaruhi oleh ajaran Yesus Kristus dan prinsip-prinsip moral
yang digariskan dalam Alkitab..
Etika Modern

Selama masa Pencerahan di Eropa (abad 17-


18), filsuf seperti Immanuel Kant dan Jeremy
Bentham meletakkan dasar bagi teori etika
modern.Etika deontologis Kant menekankan
pentingnya kewajiban moral dan keharusan
kategoris, sedangkan utilitarianisme Bentham
berfokus pada prinsip memaksimalkan
kebahagiaan atau kesenangan.
Teori Etika Kontemporer

Pada abad ke-20, berbagai teori dan gerakan etika


bermunculan, antara lain etika kebajikan, etika
feminis, etika lingkungan, dan etika hewan.Filsuf
seperti John Rawls dan Robert Nozick berkontribusi
pada pengembangan etika politik dan sosial,
khususnya dalam konteks keadilan dan hak-hak
individu..
Etika Terapan

Diskusi etika kontemporer sering kali berkisar pada


isu-isu praktis, seperti etika medis, etika bisnis,
bioetika, dan etika global. Bidang-bidang ini
mengeksplorasi dilema etika dalam bidang
kehidupan tertentu.
Etika Lintas Budaya dan
Global
Ketika dunia semakin saling terhubung, terdapat peningkatan
minat terhadap etika lintas budaya dan global, yang berupaya
menemukan prinsip-prinsip etika umum yang dapat
memandu umat manusia di dunia yang semakin beragam.

Sejarah etika kaya akan penyelidikan filosofis, keragaman


budaya, dan perspektif moralitas yang terus berkembang. Hal
ini terus berkembang ketika masyarakat menghadapi
tantangan etika baru dan beradaptasi dengan perubahan
lanskap moral.

Teori dan perspektif etika yang berbeda hidup berdampingan,


memberikan kerangka kerja bagi individu dan masyarakat
untuk terlibat dalam pertimbangan etis dan pengambilan
keputusan.
Pengaruh Sejarah Etika dalam
Kehidupan Sehari-hari

Etika memainkan peran mendasar dalam


membentuk tindakan dan keputusan kita dalam
kehidupan sehari-hari. Mereka memberikan
kerangka kerja untuk mengevaluasi apa yang benar
atau salah, membimbing perilaku kita, dan
mempengaruhi pilihan kita dalam berbagai situasi.
Berikut pengaruh etika terhadap tindakan dan
keputusan kita dalam kehidupan sehari-hari:
1. Bimbingan Moral
Etika memberikan seperangkat prinsip dan
nilai moral yang membantu individu
menentukan apa yang dapat diterima dan
tidak dapat diterima secara moral. Prinsip-
prinsip ini berfungsi sebagai pedoman moral,
yang memandu tindakan kita selaras dengan
keyakinan kita tentang benar dan salah.
2. Pengambilan Keputusan
Pertimbangan etis sering kali berperan ketika
mengambil keputusan. Orang-orang
mempertimbangkan konsekuensi potensial dari
tindakan mereka dan mengevaluasi apakah tindakan
tersebut sejalan dengan nilai-nilai etika
mereka.Misalnya, ketika memutuskan apakah akan
berbohong atau mengatakan kebenaran dalam
situasi sulit, individu mungkin mempertimbangkan
prinsip etika mereka, seperti kejujuran dan
integritas, dan bagaimana keputusan tersebut selaras
dengan nilai-nilai tersebut.
3. Integritas Pribadi
Etika berkontribusi pada integritas pribadi,
menumbuhkan rasa harga diri dan konsistensi dalam
tindakan dan nilai-nilai seseorang. Ketika individu
bertindak sesuai dengan prinsip etikanya, mereka
menjaga integritasnya dan merasakan harga diri
moral.
4. Kohesi Sosial
Etika juga memainkan peran penting dalam menjaga
kohesi dan harmoni sosial. Nilai dan norma etika
bersama membantu masyarakat membangun
landasan bersama dalam berperilaku dan
berinteraksi.Ketika individu mematuhi prinsip-
prinsip etika, hal ini akan meningkatkan
kepercayaan, kerja sama, dan rasa saling
menghormati dalam komunitas dan masyarakat
secara keseluruhan.
5. Resolusi konflik
Penalaran etis dapat membantu menyelesaikan
konflik dengan memberikan dasar untuk negosiasi
dan kompromi. Prinsip-prinsip etika dapat memandu
diskusi dan membantu para pihak menemukan titik
temu dalam mengatasi perbedaan.
5. Akuntabilitas
Etika membuat individu bertanggung jawab atas
tindakan mereka. Ketika seseorang bertindak tidak
etis dan melanggar norma-norma sosial atau nilai-
nilai pribadi, mereka mungkin menghadapi
konsekuensi, baik secara hukum maupun
sosial.Akuntabilitas berfungsi sebagai pencegah
perilaku tidak etis dan mendorong individu untuk
membuat pilihan etis.
6. Etika professional
Dalam berbagai profesi dan bidang, terdapat kode etik khusus
yang diharapkan dipatuhi oleh para profesional. Kode-kode
ini memberikan pedoman perilaku etis dalam domainnya
masing-masing.Misalnya, tenaga medis menaati etika
kedokteran, pengacara mengikuti etika hukum, dan jurnalis
menaati etika jurnalistik dalam menjalankan pekerjaannya.

7. Dilema Etis
Dalam situasi yang kompleks, individu sering menghadapi
dilema etika dimana nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang
bertentangan harus dipertimbangkan. Dilema-dilema ini
memerlukan pertimbangan yang cermat dan penalaran etis
untuk mengambil keputusan yang sejalan dengan nilai-nilai
inti seseorang.
8. Pengaruh Budaya dan Agama
Latar belakang budaya dan agama dapat sangat
mempengaruhi kerangka etika seseorang. Orang
sering kali memanfaatkan ajaran budaya dan agama
untuk membuat keputusan etis dan mengatasi
tantangan moral.

Singkatnya, etika berfungsi sebagai landasan


penting untuk pengambilan keputusan moral dan
memandu tindakan kita dalam kehidupan sehari-
hari. Mereka membantu kita menavigasi
kompleksitas interaksi pribadi, profesional, dan
sosial kita, membina masyarakat yang lebih adil dan
harmonis sekaligus meningkatkan integritas pribadi
dan tanggung jawab moral.

Anda mungkin juga menyukai